Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perpindahan panas merupakan suatu bagian penting di dalam proses
industri. Perpindahan panas dapat terjadi pada berbagai peralatan industri, seperti
cooling tower, heat exchanger, reaktor, dan lain sebagainya. Secara teoritis,
perpindahan panas dapat terjadi melalui tiga peristiwa, yaitu konduksi, konveksi,
dan radiasi (Supu dkk, 2016). Proses perpindahan panas dapat terjadi jika terdapat
perbedaan suhu ataupun gradien temperatur antara bagian yang satu dengan
bagian lainnya. Peristiwa perpindahan panas secara sederhana dapat terjadi di
dalam sistem heat exchanger yang melibatkan fluida panas dan fluida dingin.
Perpindahan panas pada suatu heat exchanger terjadi secara konduksi
dan konveksi. Perpindahan panas secara konveksi pada heat exchanger terjadi bila
fluida mengalir pada suatu benda padat atau mengalir di dalam suatu saluran
sedangkan temperatur fluida dan permukaan benda padat berbeda, maka akan
terjadi perpindahan panas antara fluida dan permukaan benda padat, sebagai
akibat dari gesekan fluida relatif terhadap permukaan. Proses perpindahan panas
dapat terjadi pada sistem radial dan sistem linier. Arah dari suatu perpindahan
panas ini akan mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi di dalam suatu
sistem. Proses perpindahan panas dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang
akan mempengaruhi laju perpindahan panas diantaranya, konduktivitas termal
bahan, luas permukaan bahan, gradien temperatur, dan perbedaan jarak (dx).
Konduktivitas termal bahan menjadi salah satu faktor penting dalam
proses perpindahan panas. Konduktivitas termal yang tinggi akan menyebabkan
suatu proses perpindahan panas menjadi lebih efisien. Konduktivitas termal akan
mempengaruhi fluks perpindahan panas. Konduktivitas termal bahan berbeda-
beda sesuai dengan sifat fisik dari bahan yang digunakan. Luas permukaan bahan
juga menjadi hal yang harus diperhatikan di dalam proses perpindahan panas.
Luas penampang akan mempengaruhi nilai kalor (Q) pada proses perpindahan
panas. Luas penampang akan memperbesar heat load dari suatu material atau
peralatan dalam proses perpindahan panas yang akan meningkatkan nilai kalor.

1
2

Permasalahan-permasalahan yang timbul pada proses perpindahan panas


tidak terlepas dari faktor-faktor yang terlibat pada proses perpindahan panas itu
sendiri. Untuk itu, perlu dilakukan suatu percobaan terhadap berbagai macam
faktor perpindahan panas, diantaranya adalah konduktivitas termal dan luas suatu
pemukaan material yang berbeda untuk mengetahui pengaruhnya terhadap fluks
atau kecepatan perpindahan panas. Melalui pengetahuan mengenai konduktivitas
termal serta luas permukaan suatu bahan terhadap laju perpindahan panas dapat
membantu di dalam proses desain alat perpindahan panas, salah satu contohnya
adalah heat exchanger. Selain itu, dengan melalui percobaan terhadap beberapa
faktor yang mempengaruhi suatu proses perpindahan panas dapat meningkatkan
efisiensi pada suatu sistem perpindahan panas. Proses percobaan mengenai faktor
perpindahan panas dapat dilakukan dengan percobaan heat conductivity.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana proses terjadinya perpindahan panas?
2) Bagaimana pengaruh konduktivitas termal bahan terhadap nilai kalor
pada perpindahan panas?
3) Bagaimana pengaruh luas permukaan bahan terhadap nilai kalor pada
perpindahan panas?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui proses terjadinya perpindahan panas.
2) Untuk mengetahui pengaruh konduktivitas termal bahan terhadap nilai
kalor pada perpindahan panas.
3) Untuk mengetahui pengaruh luas permukaan bahan terhadap nilai kalor
pada perpindahan panas.

1.4. Manfaat
1) Dapat mengetahui proses terjadinya perpindahan panas.
2) Dapat mengetahui pengaruh konduktivitas termal bahan terhadap nilai
kalor pada perpindahan panas.
3) Dapat mengetahui pengaruh luas permukaan bahan terhadap nilai kalor
pada perpindahan panas.
3

Anda mungkin juga menyukai