OBSKRUKTIF PERINEAL
A. Pengkajian
Waktu : 28/12/2012
Ruang : Nusa Indah
No. Register : 34597
Tgl/Jam MRS : 26/12/2012
Tgl/Jam Pengkajian :
Diagnosa Medis : obskruktif intestinal
1. Identitas pasien
Nama : Nn. Y
Umur : 15 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMP
Alamat :Desa Silihwangi Kab. Majalengka
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 26/12/2012
Diagnosa Medis : obskruktif intestinal
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. “B”
Umur :30 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Hub. dg px : ayah
Alamat : Desa Silihwangi Kab. Majalengka
B. Riwayat keperawatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri perut
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Nn. Y dirawat di RSUD Majalengka sejak 2 hari yang lalu, klien langsung dibawa ke UGD RSUD
Majalengka dengan keluhan mendadak nyeri perut, tidak bisa buang air besar dan flatus. Pada saat
dikaji klien masih mengalami nyeri perut, nyeri berat dengan skala 7 (1-10), nyeri melilit dari perut
sekitar pusar (supra umbilikus) menyebar ke bagian atas, disertai dengan muntah 2 kali, tidak bisa
buang air besar (BAB) dan flatus, nyeri timbul setiap 3-5 menit, nyeribertambah jika tidur
terlentang atau dalam posisi miring, dan nyeri berkurangdalam posisi setengah duduk (semi
fowler).
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat operasi dan sakit pada saluran pencernaan sebelumnya.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Kakek dari ibu menderita penyakit hipertensi, tidak ada anggota yang menderita penyakit
keturunan (herediter) lainya, dan tidak ada anggota keluarg ayang mempunyai penyakit/kelainan
bawaan lahir (congenital).
3. pola eliminasi
a.BAB
Sebelum sakit : pasien mengtakan bab 1x sehari ,dengan kosistensi lembek , pasien
mengatakan tidak ada keluhan dalam bab
Selama sakit : pasien mengatakan bab 1x sehari , dngan kosistensi lunak , pasien
mengatakan tidak ada keluhan dalam bab
b.BAK
sebelum sakit : pasien mengatakan bak 4-5kali sehari dengan warna kuning , pasien
mengatakan tidak ada keluhan dalam bak
selama sakit : pasien mengatakan bak 5-6 kali sehari dengan warna kuning jernih , pasien
mengatakan tidak ada keluhan dalam bak
. 1. Kepala
Wajah : Wajah px simetris, tidak ada lesi, bentuk oval
Rambut : Rambut hitam pendek, tidak ada lesi dan kotoran.
Mata : Posisi simetris kanan dan kiri, pupiol isokhor, fungsi penglihatan baik.
Hidung : Simetris kanan dan kiri, tidak ada sekret dan lesi, fungsi penciuman
baik.
Telinga : Simetris kanan dan kiri, tidak ada serumen.
Mulut : Simetris, mukosa bibir kering.
2. Leher
Fungsi menelan normal, tidak ada pembesaran tyroid dan vena jugularis.
. 3. Dada Thorax
Inspeksi : normal, simetris, tidak ada lesi.
Palpasi : normal, tidak ada benjolan.
Perkusi : paru-paru kanan dan kiri sonor.
Auskultasi : S1S2 tunggal (jantung).
Tidak ada wheezing, ronchi (paru-paru).
4. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris.
Auskultasi : terdapat bising usus 10 x/m
Palpasi : nyeri tekan di epigastrium.
Perkusi : tympani.
5. Ekstremitas
Atas : Tangan kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, akral hangat, sendi bisa
digerakkan normal.
Bawah : Kaki kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, akral hangat, sendi bisa
digerakkan normal.
6. Genetalia
Bersih ,tidak nampak terpasang kateter
7. Rektum
Bersih ,tidak ada hemoroid
8. Sistem Muskuloskeletal
a) Ekstremitas Atas
Kedua tangan dapat digerakkan, reflek bisep dan trisep positif pada kedua tangan. ROM (range of
motion) pada kedua tanganmaksimal, tidak ada atrofi otot kedua tangan, terpasang infuse
padatangan kiri.
b) Ekstremitas Bawah
Kedua kaki dapat digerakkan, tidak ada lesi, reflek patella positif,reflek babinski negative, tidak
ada varises, tidak ada edema.
9. Sistem Reproduksi
Pertumbuhan payudara (+), tidak ada lesi, tidak ada benjolan pada payudara. Klien mengalami
haid pertama pada usia 12 tahun (kelas 6SD), siklus haid 28 hari, kadang-kadang nyeri haid
(dismenorhoe).
4. Diagnostic test
a. Laboratorium
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Analisa
27/12/2012 HB 12,4 12-18 Normal
Leukosit 7800 4000-10.000 Normal
LED 40 0-20 Tinggi
SGOT 20 s/d 29 Normal
SGPT 18 s/d 29 Normal
Natrium 137 135-145 Normal
Kalium 4,2 3,5-5,5 Normal
b. Radiologi
Foto Polos Abdomen Tanggal 27/12/2012
c. Terapi
No Nama Obat Dosis Jam Catra Pemberian Sediaan
1. IVFD: Asering 30 tts/menit 12-24 Intravena Flabot
2. Cefotksin 2x1 gr 12-24 Intravena Flakon
3. Ranitidin 2x1 12-24 Intravena Ampul
4. Ketorolac 2x1 12-24 Intravena Ampul
5. Alinamin 2x1 12-24 Intravena Ampul
6. Metronidazol 3x500 mg 12-20-04 Intravena Botol
7. Dulcolac sup 2x1 12-24 Per rectal Tablet supp
5. Analisa data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Nyeri Akut
Obstruksi usus
Klien mengeluh nyeri pada
bagian abdomen
Peristaltik usus menurun
DO :
Klien tampak kesakitan
Ekspresi wajah meringis Akumulasi cairan dan gas
Skala nyeri 7 (1-10)
Distensi abdomen Distensi abdomen
Peristaltik usus 3 kali/menit
Rangsangan nyeri
ditangkap oleh reseptor
nyeri
Melalui traktus
spinotalamikus
anterolateralis
Thalamus
Cortex cerebri
Nyeri abdomen
dipersepsikan
Konstipasi
Resiko kekurangan volume
Obstruksi usus
DO : cairan dan elektrolit
Klien mengeluh badan
Peristaltik usus menurun
lemas dan muntah 2 kali
DO :
Klien tampak lemah Peningkatan ekskresi
Distensi abdomen cairan kedalam lumen usus
Cairan NGT hijau jumlah ±
400 cc Penimbunan cairan
intralumen
Distensi abdomen
B. Diagnosa Keperawatan
Pre porasi
1. Nyeri abdomen berhubungan dengan distensi abdomen
2. Ganguan pola eliminasi : Konstipasi berhubungan dengan disfungsi motilitas usus
3. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan akumulasi cairan dalam
lumen usus dan ketidakefektifan penyerapan usus halus
4. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absobsi
nutrisi
Post oprasi
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan post op
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan efeksamping terkait terapi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Pre oprasi
DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA RASIONAL
HASIL YANG TINDAKAN
DIHARAPKAN
Nyeri abdomen Setelah dilakukan
1. Observasi TTV
1. Nyeri hebat yang dirasakanpasien akiba
berhubungan tindakan tiap shif menyebabkanpeningkatan hasil TTV.
dengan distensi keperawatan selama
2. Kaji keluhan
2. Mengetahui kekuatan nyeriyang dirasakan pasien
abdomen, yang 2 X 24 jam pasien nyeri, guna mengatasinyeri.
ditandai dengan : tidak mengalami karakteristik dan
3. Posisi yang nyaman dapatmengurangi rasa nyeri ya
DS : nyeri, dengan kriteria skala nyeri yang
4. Relaksasi dapat mengurangirasa nyeri
Klien mengeluh hasil : dirasakanpesien5. Analgetik dapat mengurangirasa nyeri
nyeri pada bagian Klien sehubungan
abdomen mengungkapkan denganadanya
DO : secara verbal rasa distensi abdomen
Klien tampak nyeri hilang. 3. Berikan posisi
kesakitan Skala nyeri 0 (1-10) yang
Ekspresi
wajah Klien dapat rileks. nyaman:posisi
sudah 3 hari tidak BU normal : 6-12 distensi abdomen
bisa BAB dan flatus x/menit 5. Berikan
DO : tidak ada distensi penjelasan
Distensi abdomen abdomen. kepada pasien
Peristaltik usus 3 dan keluarga
kali/menit penyebab
terjadinya
gangguan dalam
BAB
6. Kolaborasi
dalam
pemberianterapi
pencahar
(Laxatif)
Resiko kekurangan Setelah dilakukan
1. Kaji kebutuhan
1. Mengetahui kebutuhan cairanpasien.
volume cairandan tindakan perawatan cairan pasien 2. Perubahan yang drastis padatanda-tanda vital meru
elektrolit luka selama 2 x24
2. Observasi tanda-
3. kekurangan cairan dan elektrolit dapat mempengaru
berhubungan jam klien tidak tanda vital syok.
dengan akumulasi mengalami 3. Observasi
4. Menilai fungsi usus1
cairan dalam lumen kekurangan volume tingkat kesadaran
5. Menilai keseimbangan cairan
usus dan cairan dan elektrolit, dantanda-tanda 6. Menilai keseimbangan cairandan elektrolit
ketidakefektifan dengan kriteria hasil : syok 7. Meningkatkan pengetahuanpasien dan keluarga
penyerapan
usus 4. Observasi bising keluarga.
TTV dalam batas
halus, yang ditandai normal usus pasien tiap
8. Memenuhi kebutuhan cairandan elektrolit pasien
dengan : Intake dan output 1-2 jam
DO : cairan seimbang 5. Monitor intake
3x/menit diindikasikan
Distensi abdomen
Post oprasi
DIAGNOSA TUJUAN DAN HASIL RENCANA RASIONAL
YANG DIHARAPKAN TINDAKAN
kerusakan Setelah di lakukan
1. Batasi natrium 1. Meminimalkan
integritas kulit tindakan keperawatan : seperti yang pembentukan edema.
berhubungan tissue integrity : skin and diresepkan. 2. Jaringan dan kulit
dengan proses mucous membranes 2. Berikan perhatian yang edematus
insisi post opasi hemodialis akses dan perawatan mengganggu suplai
DS : pasien terlihat dalam waktu 2X 24 jam yang cermat pada nutrien dan sangat
meringis kesakitan di harapkan pasien kulit. rentan terhadap
DO : kerusakan menunjukan proses3. Balik dan ubah tekanan serta
lapisan kulit penyembuhan luka yang posisi pasien trauma.
baik dengan kriteria hasil dengan sering. 3. Meminimalkan
: 4. Timbang berat tekanan yang lama