DYSPNEA
Di susun Oleh :
TAHUN 2018
A. Konsep Pemenuhan Kebutuhan
1. Definisi
Dispnea adalah gejala pertama yang dirasakan pasien akibat
terganggunya pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam alveoli
yang berisi cairan. Dispnea akan semakin parah apabila melakukan
aktivitas yang berat seperti naik tangga dan mengangkat beban yang
berat. (Bradero et al, 2008).
Sedangkan pengertian dispnea menurut Djojodibroto (2009)
dispnea adalah gejala subjektif berupa keinginan penderita untuk
meningkatkan upaya untuk mendapatkan udara pernapasan. Karena
dispnea sifatnya subjektif sehingga dispnea tidak dapat diukur.
2. Klasifikasi
Dyspnea biasanya ditentukan dengan klasifikasi Hugh-Jones
dalam Sudoyo dkk. (2009) yang dapat dibagi menjadi:
Derajat pertama: kerja tampak sama dengan mereka yang
memiliki usia sama, berjalan, naik tangga mungkin seperti
orang sehat lainnya.
Derajat dua: walaupun obstruksi tidak didapatkan, pasien
tidak dapat untuk berjalan seperti orang lainnya yang
berusia sama.
Derajat tiga: walaupun tidak dapat berjalan seperti orang
sehat pada level biasa, pasiennya masih dapat berjalan satu
kilometer atau lebih dengan langkahnya sendiri.
Derajat empat: orang berjalan 50 m atau lebih
membutuhkan istirahat atau tidak dapat melanjutkannya.
Derajat lima: sesak napas terjadi ketika ganti baju atau
istirahat; dan orang tersebut biasanya tidak dapat
meninggalkan rumah.
3. Etiologi
Penyebab dispnea menurut Djojodibroto (2009) adalah :
a. Sistem kardiovaskuler : gagal jantung
b. Sistem pernapasan : PPOK, Penyakit parenkim paru, hipertensi
pulmonal, faktor mekanik di luar paru (asites, obesitas, efusi
pleura)
c. Psikologis (kecemasan)
d. Hematologi (anemia kronik)
e. Otot pernafasan yang abnormal (penyakit otot, kelumpuhan
otot)
4. Manifestasi Klinik
Tanda gejala sesak nafas antara lain:
1. Peningkatan jumlah frekuensi napas:
Dewasa >20x/menit,
Anak >30x/menit,
Bayi >40x/menit.
2. Sianosis atau kebiruan pada sekitar bibir dan ujung-ujung jari,
3. Adanya suara napas tambahan seperti ngorok, serak, grok-
grok, mengi.
4. Pasien mendeskripsikan dyspnea dengan berbagai cara yaitu,
sesak napas yang tidak menyenangkan, merasa sulit untuk
menggerakkan otot dada, merasa tercekik, atau rasa kejang di
otot dada. (Muttaqin,2008)
PATHWAY (Muttaqin,2008)
load serta
kontraktilitas
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Hipoventilasi/ Terganggunya
Hiperventilasi pertukaran O2 &
CO2 di alveolus
Takipneu/Bradipneu Gangguan
pertukaran gas
a. Pneumothoraks
b. Atelektasis
e. Status asthmaticus
7. Pemeriksaan Diagnostik
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
c. Keluhan Utama
c. Pola eliminasi
Di isi dengan aktivitas rutin yang di lakukan klien sebelum sakit sampai
saat sakit mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Pola aktivitas
dan latihan meliputi makan,minum,toileting,berpakaian,mobilitas di
tempat tidur,berpindah , dan ambulasi / ROM.
Di isi dengan kualitas dan kuantitas istirahat dan tidur klien dalam 24
jam. Meliputi jumlah jam tidur siang dan malam penggunaan alat tidur.
Meliputi :
- Gambaran diri
- Ideal diri
- Harga diri
- Peran diri
Sikap dan perilaku ,nilai serta tujuan yang di harapkan dan seseorang
berdasarkan posisi di masyarakat
- Identitas diri
Kesadaran akan diri sendiri yang yang bersumber dari observasi dan
penilian sebagai kesatuan yang utuh.
j. Pola Mekanisme
3. PEMERIKSAAN FISIK
4) Muka
d) Telinga: kebersihan,sekresi,pendengaran
Perkusi : redup,pekak
Auskultasi : wheezing,ronchi
Paru- paru :
7) Abdomen
9) Rektum
10) Ekstremitas : Kanan & Kiri atas : ada tidaknya oedem / lesi
- Foto Rontgen
- Pulse Oximetry
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
6. INTERVENSI KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perfusi paru yang tidak cukup
mendapat ventilasi
Intervensi :
7. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
8. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan.
Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan
proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan
evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)
DAFTAR PUSTAKA