Anda di halaman 1dari 12

Amallia Dyah Ariza

Ayniisa Yessy Fatmalasari


Dimas Mahendra Setiawan
Fandi Rahmadani
Indah Bit Tari
Putri Perbowo Mukti
Serly Oksaini
Wildan Aulia Ahmad
LANJUT USIA?
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah
mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia
juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan
sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada
umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65
tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami
proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu
telah disebut lansia.
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998
tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).

Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang
berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).

Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari (Azwar, 2006).
Klasifikasi
pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-
59 tahun, lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 70
tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan

lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan


pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan
barang/jasa

lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari


nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang
lain.
Karakteristik
Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:
berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan
pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan),
kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari
rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan
biopsikososial sampai spiritual, serta dari
kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif,
lingkungan tempat tinggal bervariasi
Tipe-Tipe Lansia
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi
undangan, dan menjadi panutan.

2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan,
bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.

3. Tipe tidak puas.


Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar,
mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.

4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan
apa saja.

5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak
acuh
Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe
konstruktif, tipe independen (ketergantungan), tipe
defensife (bertahan), tipe militan dan serius, tipe
pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam
melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri
sendiri)
Mitos Lansia
 Mitos kedamaian dan ketenangan
Usia lanjut dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih
payahnya di masa muda dan dewasanya. Badai dan
goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati.
Kenyataannya: sering ditemui stress karena kemiskinan dan
berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit depresi,
kekuatiran, paranoid, dan masalah psikotik.

 Mitos konservatisme dan kemunduran.


Memandang bahwa usia lanjut pada umumnya konservatif,
tidak kreatif, menolak inovasi, berorientasi ke masa silam,
merindukan masa lalu, kembali ke masa anak-anak, susah
berubah, keras kepala, dan cerewet. Kenyataannya: tidak
semua usia lanjut bersikap dan berpikir demikian
 Mitos berpenyakitan
Usia lanjut dipandang sebagai masa degenerasi biologis
yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit
yang menyertai proses menua. Kenyataannya: memang proses
penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan
metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit, tetapi banyak
penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.

 Mitos senilitis
Usia lanjut dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan
oleh kerusakan bagian otak. Kenyataannya: banyak usia lanjut yang
masih tetap terlihat sehat dan segar.
 Mitos tidak jatuh cinta
Usia lanjut tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan
jenis tidak ada. Kenyataannya: perasaan dan emosi setiap orang
berubah sepanjang masa. Perasaan cinta tidak berhenti hanya karena
menjadi usia lanjut.
 Mitos aseksualitas
Pandangan bahwa usia lanjut dalam berhubungan
seks mengalami penurunan, minat, dorongan,
gairah, kebutuhan dan daya seks berkurang.
Kenyataannya: kehidupan seks pada usia lanjut
normal saja. Memang dalam hal frekwensi dan
kekuatan menurun.
 Mitos ketidakproduktifan
Usia lanjut dipandang sebagai usia tidak produktif.
Kenyataannya: banyak usia lanjut yang mencapai
kematangan, kemantapan, dan produktifitas mental
dan material.
Stereotype Lansia
 Stereotipe yang positif
hangat, bersahabat, bijaksana, mempunyai waktu
luang dan bebas dari tanggung jawab.
 Stereotipe yang negatif
tidak efisien, tidak aktif, tidak mampu
menyesuaikan diri pada situasi yang baru, tidak
mampu menjelaskan keinginan mereka sendiri,
minat kurang, kesehatan buruk, kesepian, kurang
energi dan ketrampilan untuk mengatasi situasi-
situasi saat ini, jahat dan bengis terutama wanita,
tidak menarik, lebih cenderung bodoh daripada
bijak.
TERIMA KASIH
MATUR SUWUN
THANK YOU
GRAZIE
ARIGATO
DANKE
GOMAWO
HATUR NUHUN
TERIMO KASIH

Anda mungkin juga menyukai