Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

FAKTOR-FAKTOR SUMBER HAZARD K3

OLEH:

KELOMPOK 5

1. Indri Nofira (1600075)

2. Lidya Silvyana (1600080)

3. Nurva Rahim (1600087)

4. Suchia Rahayu (1600094)

5. Widya windi (1600097)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

PEKANBARU

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana

atas berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya, kami selaku penulis dapat

menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun

tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah K3

pada semester 5, di tahun ajaran 2018 dengan judul “FAKTOR-FAKTOR

SUMBER HAZARD K3”.

Kami mengucapkan terimakasih semua pihak yang telah berperan serta

dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

sempurna baik dari segi penyajian maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak sangat kami perlukan, demi

kesempurnaan makalah ini.

Penysun

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3

A. Pengertian ............................................................................................................... 3

B. Ruang Lingkup Keselamatan Kerja ........................................................................ 3

C. Hazard dan Pengendalian ........................................................................................ 5

D. Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja ............................................................... 7

1. Bahaya kimia ...................................................................................................... 7

2. Bahaya Biologi.................................................................................................... 8

3. Bahaya Fisik...................................................................................................... 10

4. Bahaya Psikologi .............................................................................................. 11

5. Bahaya Fisiologi ............................................................................................... 12

6. Bahaya Ergonomi ............................................................................................. 13

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga

kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk

menuju masyarakat adil dan makmur.

Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap

faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan

hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak

dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas

(K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki

ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai

pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam

lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat

seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu

keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu

dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat

kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat

jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin

keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah

kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan

masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang

1
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat,

antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi

faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial yang mempengaruhi

pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaannya.

Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk

mengenal, mengevaluasi dalam mengendalikan semua faktor-faktor dan stres

lingkungan di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan,

kesejahteraan, kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan masyarakat.

Tujuan utama dari kesehatan lingkungan kerja adalah melindungi pekerja

dan masyarakat sekitar suatu RS atau perusahaan dari bahaya-bahaya yang

mungkin timbul. Untuk dapat mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan

bahaya lingkungan kerja yang diperkirakan dapat menimbulkan penyakit akibat

kerja, utamanya terhadap pekerja, ditempuh tiga langkah utama yaitu: pengenalan,

penilaian dan pengendalian dari berbagai bahaya dan resiko kerja.

B. Ruang Lingkup Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja termasuk dalam perlindungan teknis, yaitu perlindungan

terhadap pekerja/buruh agar selamat dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alat

kerja atau bahan yang dikerjakan. Keselamatan kerja tidak hanya memberikan

perlindungan kepada pekerja/buruh, tetapi juga kepada pengusaha dan

pemerintah:

3
1) Bagi pekerja/buruh, adanya jaminan perlindungan keselamatan kerja

akan menimbulkan suasana kerja yang tenteram sehingga pekerja/buruh akan

dapat memusatkan perhatiannya pada pekerjaannya semaksimal mungkin tanpa

khawatir sewaktu-waktu akan tertimpa kecelakaan kerja.

2) Bagi pengusaha, adanya pengaturan keselamatan kerja di

perusahaannya akan dpat mengurangi terjadinya kecelakaan yang dapat

mengakibatkan pengusaha harus memberikan jaminan social.

3) Bagi pemerintah (dan masyarakat), dengan adanya dan ditaatinya

peraturan keselamatan kerja, maka apa yang direncanakan pemerintah untuk

menyejahterakan masyarakat akan tercapai dengan meningkatnya produksi

perusahaan baik kualitas maupun kuantitasnya.

Untuk mewujudkan perlindungan keselamatan kerja, maka pemerintah

telah melakukan upaya pembinaan norma di bidang ketenagakerjaan. Dalam

pengertian pembinaan norma ini sudah mencakup pengertian pembentukan,

penerapan dan pengawasan norma itu sendiri.

Ditinjau dari segi keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan

sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah

kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan

kesehatan kerja harus diterapkan dan dilaksanakan di setiap tempat kerja.

(perusahaan). Tempat kerja adalah setiap tempat yang di dalamnya terdapat 3

(tiga) unsur, yaitu :

1) Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun

social.

2) Adanya sumber bahaya.

4
3) Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus

menerus maupun hanya sewaktu-waktu.

C. Hazard dan Pengendalian

1. Pengertian hazard

Bahaya atau Hazard merupakan segala hal atau sesuatu yang mempunyai

kemungkinan mengakibatkan kerugian baik pada harta benda, linkungan,

maupun manusia.

Menurut suardi (2005), bahaya adalah sesuatu yang berpotensi menjadi


penyebab kerusakan. Ini mencakup substansi, proses kerja dan atau aspek lainnya
dari lingkunagn kerja.

Dalam terminology keselamatan dan kesehatan kerja (K3), bahaya


diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Bahaya keselamatan kerja (safety hazard)


Merupakan jenis bahaya yang berdamak pada timbulnya kecelakaan yang
dapat menyebabkan luka (injury) hingga kematian, serta
kerusakan property perusahaan. Dampaknya bersifat akut. Jenis bahaya
keselamatan antara lain :
a. Bahaya mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik
seperti tersayat, terjatuh, tertindih dan terpeleset.
b. Bahaya elektrik, disebabkan peralatan yang mengandung arus listrik.
c. Bahaya kebakaran, disebabkan oleh substansi kimia yang
bersifat flammable (mudah terbakar)
d. Bahaya peledakan, disebabkan oleh substansi kimia yang
sifatnya explosive.
2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard)
Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada kesehatan, menyebabkan
gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja.Dampaknya bersifat kronis.jenis
bahaya ksehatan antara lain :

5
a. Bahaya fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non-
pengion, suhu dan pencahayaan.
b. Bahaya kimia, antara lain dengan materian atau bahan seperti
antiseptik, aerosol, insektisida, dust, mist, fumes, gas, vapor.
c. Bahaya Ergonomi, antara lain repetitive movement, static posture,
manual handling dan postur jaggal.
d. Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup
yang berada di lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa dan
fungi (jamur) yang bersifat pathogen.
e. Bahaya psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat,
hubungan dan kondisi kerja yang tidak nyaman.

2. Komponen bahaya

 Karakteristik material

 Bentuk material

 Hubungan pemajanan dan efek

 Jalannya pemajanan dari proses individu

 Kondisi dan frekuensi penggunaan

 Tingkah laku pekerja

3. Pengendalian bahaya

 Eliminasi/penghilangan

 Substansi/mengganti material yang lebih aman

 Meminimaliasi/pengurangan jumlah material yang digunakan

 Engineering/desain/baik pada sumber, pemajanan, pemisahan

jarak, waktu pemisahan, lokasi pekerja dengan pekerjaan.

 Administrasi: perubahan proses, lokasi kerja

 Pelatihan

6
 Pemberian alat pelindung diri (APD)

D. Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja

Bahaya di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala kondisi

yang dapat memberi pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan atau

kesejahteraan orang yang bekerja. Faktor bahaya di lingkungan kerja meliputi

faktor Kimia, Biologi, Fisika, Fisiologi dan Psikologi.

1. Bahaya kimia

Hazard kimia adalah kecederaan akibat sentuhan dan terhirup bahan kimia.

Contoh-contoh bahan kimia seperti acid, alkali, gas, pelarut, getah sintetik,

pelekat antiseptic, aerosol, insektisida dan lain-lain.

Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh: Pernapasan (inhalation), Kulit

(skin absorption), Tertelan (ingestion). Racun dapat menyebabkan efek yang

bersifat akut,kronis atau kedua-duanya.

 Korosi : Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada

permukaan tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan

adalah bagain tubuh yang paling umum terkena. Contoh : konsentrat asam dan

basa , fosfor.

 Iritasi : iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak.

Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada

alat-alat pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan

dan oedema (bengkak). Contoh : Kulit : asam, basa,pelarut, minyak. Dan

7
pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene,

chlorine ,bromine, ozone.

 Kanker : Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah

terbukti pada manusia. Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan

kimia yang secara jelas sudah terbukti menyebabkan kanker pada hewan .

Contoh:

 Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia);

vinylchloride ( liver angiosarcoma); 2-naphthylamine, benzidine

(kanker kandung kemih ); asbestos (kanker paru-paru , mesothelioma);

 Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde, carbon

tetrachloride, dichromates, beryllium.

 Racun Sistemik : Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka

pada organ atau sistem tubuh. Contoh :

 Otak : pelarut, lead,mercury, manganese

 Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide

 Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers

 Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons

 Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara (pneumoconiosis).

2. Bahaya Biologi

Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari

sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari

binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang

terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan

8
infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi

menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.

 Organisme viable dan racun biogenic

Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan mycotoxins;

Racun biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri. Perkembangan

produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media dimana

mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo bahan pangan, pekerja

pada sewage & sludge treatment, dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”,

Legionnaire’s disease.

 Alergi Bionik

Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.

Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari

bulu dan protein dari urine dan feaces binatang. Bahan-bahan alergen pada

industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat, bakery, kertas, proses

pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi ( enzim, vaksin dan kultur

jaringan). Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala

alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau asma. Contoh : Occupational asthma :

wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.

 Bahaya Infeksi

Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja

yang potensial mengalaminya yaitu pekerja di rumah sakit, laboratorium,

jurumasak, penjaga binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B, tuberculosis,

anthrax, brucella, tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci.

9
3. Bahaya Fisik

Bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-

gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar

kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan

kurang memadai, getaran, radiasi.

 Kebisingan

Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki

yang dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan

seseorang maupun suatu populasi. Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara

lain : jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan lama pajanan. Kebisingan

dapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya konsentrasi,

yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja. Pajanan

kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapat

menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis. Tuli permanen adalah

penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim . Contoh : Pengolahan kayu,

tekstil, metal, dll.

 Getaran

Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti:

frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau

intermitten. Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam

memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan “powered

tool” berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai

”Raynaud’s phenomenon” atau ”vibration-induced white fingers” (VWF).

10
Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem

saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan

sakit tulang belakang. Contoh : Loaders, forklift truck, pneumatic tools, chain

saws.

 Pencahayaan

1. Tujuan pencahayaan : Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam

melaksanakan pekerjaan dan memberi lingkungan kerja yang aman.

2. Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala,

berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan.

3. Keuntungan pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja,

produktivitas, mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping,

kenyamanan lingkungan kerja, mengurangi kecelakaan kerja.

4. Bahaya Psikologi

Bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek

psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian

seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat,

kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan

klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja

dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang

diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi

dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress

akibat kerja.

11
 Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap

setiap tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan,

maka hal ini dinamakan stress.

 Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan

kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.

 Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah

tinggi, gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma

bronkial, penyakit kulit seperti eksim,dll.

5. Bahaya Fisiologi

Potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan

ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang

berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan

cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang

tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia

dan mesin.

Pembebanan Kerja Fisik

 Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim,

sosial ekonomi dan derajat kesehatan.

 Pembebanan tidak melebihi 30 – 40% dari kemampuan kerja maksimum

tenaga kerja dalam jangka waktu 8 jam sehari.

 Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia

adalah 40 kg. Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari

sekali maka beban maksimum tersebut harus disesuaikan.

12
 Oleh karena penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit,

parameter praktis yang digunakan adalah pengukuran denyut nadi yang

diusahakan tidak melebihi 30-40 permenit di atas denyut nadi sebelum

bekerja.

6. Bahaya Ergonomi

Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia

dengan pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-

alat dan perkakas yang digunakan, serta lingkungan kerjanya.

Yang termassuk di dalam kategori ni antara lain desain tempat kerja yang

tidak sesuai, postur tubuh yang salah saat melakukan aktifitas, desain

pekerjaan yang dilakukan, pergerakan yang berulang-ulang.

13
BAB III

PENUTUP

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan

perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental

maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.

Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik

pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang

penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai

peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan

dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai

kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang

mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya

kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi

standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan

kerja.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 2005. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Ardana, I Komang, dkk. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Budiono, M. Sugeng. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja.

Semarang: UNDIP.

Dainur. 1993. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Widya Medika.

Hadiningrum, Kunlestiowati. 2003. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Bandung: Politeknik Negeri Bandung.

Mangkunegara, Anwar P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: Remaja Rsodakarya.

Mathis, R.L dan Jackson, J.H, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta: Salemba Empat.

Moekijat. 2004. Manajemen Lingkungan Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Suma’mur, P.K. 1992. Higine Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta:

Haji Mas Agung.

Sutrisno dan Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan &

Kesehatan Kerja. Sukabumi: Yudhistira.

Widodo, Suparmo. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Jakarta: Pustaka pelajar.

15

Anda mungkin juga menyukai