OLEH
NAJWAN ALGHIFARI
NIM. 1307045009
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2017
i
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-Nya yang mengalir setiap hari sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada waktu yang
ditentukan. Laporan PKL ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi di Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA), Universitas Mulawarman.
Dengan melaksanakan kerja praktek di Pusat Pengendalian Pembangunan
Ekoregion Kalimantan (P3EK), mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan
ilmu yang diperoleh melalui bangku kuliah dengan menerapkannya di dunia kerja,
serta dapat menambah wawasan dunia kerja yang dituangkan dalam benetuk
tulisan. Dalam Praktek Kerja Lapangan ini penulis telah banyak mendapat bantuan
dan petunjuk dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung dari
awal hingga terselesaikannya laporan ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya Ir. Zailan Effendy dan Nida Syarofa, S.Pd yang telah
membimbing dan membesarkan saya dengan sepenuh hati dan kasih sayang.
2. Bapak Dr. Eng. Idris Mandang, M.Si, selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan alam, Universitas Mulawarman.
3. Bapak Suhadi Muliyono, M.Si, selaku Ketua Program Studi Fisika FMIPA,
Universitas Mulawarman.
4. Bapak Kadek Subagiada, M.Si, selaku pembimbing PKL yang telah
memberikan banyak masukan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
laporan PKL.
5. Bapak Drs. Tri Bangun Laksana, selaku kepala Pusat Pengendalian
Pembangunan Ekoregion Kalimantan yang telah memberikan kesempatan
penulis untuk melaksanakan kegiatan PKL di P3EK.
6. Bapak Dr. Ir. Ivan Yusfi Noor, M.Si, Selaku Kepala Bidang 1 Inventarisasi
Daya Dukung dan Daya Tampung (DDDT) Sumber Daya Alam dan
Lingkungan P3EK.
iii
7. Kasubid-kasubid serta staf pada bidang 1 Bapak Ruhyat, Bapak Agung,
Mbak Arianty, Mbak Maria, Mbak Belinda, dan Bapak Reza yang telah
banyak membantu penulis selama masa PKL.
8. Seluruh staf Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan.
9. Teman-teman Fisika 2013 dan teman-teman seperjuangan yang melaksanakan
PKL di Balikpapan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini mungkin masih ada kekurangan, oleh
karena itu saran dan krtik yang membangun sangat diharapkan oleh penulis guna
perbaikan laporan PKL ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................. v
Daftar Gambar .................................................................................................... vii
Daftar Grafik ...................................................................................................... viii
Daftar Tabel ....................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah......................................................................... 2
1.3 Tujuan PKL ................................................................................ 2
1.4 Manfaat PKL .............................................................................. 2
1.5 Tempat dan Topik PKL.............................................................. 2
1.5.1 Tempat PKL ................................................................. 2
1.5.2 Topik PKL .................................................................... 3
v
2.2.7 Analisis Harmonik........................................................ 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................ 17
4.2 Saran ........................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR GRAFIK
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
Bidang Inventarisasi Daya Dukung dan Daya Tampung Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi daya dukung
dan daya tampung sumber daya alam dan lingkungan hidup di wilayah ekoregion.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud sebelumnya, Bidang
Inventarisasi Daya Dukung dan Daya Tampung Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan inventarisasi dan perhitungan daya dukung dan daya tampung
hutan dan hasil hutan di wilayah ekoregion;
6
Bidang Inventarisasi Daya Dukung dan Daya Tampung Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup terdiri atas:
1. Subbidang Hutan dan Hasil Hutan;
2. Subbidang Pertambangan, Energi, Pertanian dan Kelautan; dan
3. Subbidang Manufaktur, Prasarana, Jasa dan Transportasi.
(1) Subbidang Hutan dan Hasil Hutan mempunyai tugas melakukan pengumpulan
dan pengolahan bahan penyiapan pelaksanaan inventarisasi dan perhitungan daya
dukung dan daya tampung sumber daya hutan dan hasil hutan.
(2) Subbidang Pertambangan, Energi, Pertanian dan Kelauatan mempunyai tugas
melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan pelaksanaan
inventarisasi dan perhitungan daya dukung dan daya tampung sumber daya
pertambangan, energi, pertanian dan kelautan.
(3) Subbidang Manufaktur, Prasarana, Jasa, dan Transportasi mempunyai tugas
melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan pelaksanaan
inventarisasi dan perhitungan daya dukung dan daya tampung sumebr daya
manufaktur, prasarana, jasa dan transportasi.
setelah itu kemudian turun sampai kepada suatu ketinggian minimum yang disebut
pasang rendah (low water). Dari sini permukaan air akan mulai bergerak naik lagi.
Perbedaan ketinggian permukaan antara pasang tinggi dan pasang rendah dikenal
sebagai tinggi pasang (tidal range). Pasang yang mempunyai tinggi maksimum
dikenal sebagai spring tide, sedangkan yang mempunyai tinggi minimum disebut
neap tide. Biasanya terjadi dua siklus lengkap settiap bulan yang berhubungan
dengan fase bulan. Spring tide terjadi pada waktu bulan baru (new moon)
(Hutabarat, 1985).
Gambar 2.1 Ilustrasi pasang purnama dan perbani serta hubungannya dengan fase
bulan. Dan juga nilai rata-rata muka air tinggi (MHW) dan nilai rata-
rata muka air rendah (MLW).
(Sumber :http://you.stonybrook.edu/weather/forecasts/moon-phase/)
Menurut Poerbondono (2005) pasut laut (ocean tide) adalah fenomena naik
dan turunnya permukaan air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh
gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari. Pengaruh gravitasi
benda-benda langit terhadap bumi tidak hanya menyebabkan pasut laut, tetapi juga
mengakibatkan perubahan bentuk bumi (bodily tides) dan atmosfir (atmospheric
tides). Pasut laut sendiri merupakan gerak naik turun muka laut dengan periode rata-
rata sekitar 12,4 jam atau 24,8 jam. Fenomena lain yang berhubungan dengan psaut
adalah arus pasut, yaitu gerak badan air menuju dan meninggalkan pantai saat air
pasang dan surut.
Tinggi pasang surut adalah jarak vertikal antara air tertinggi (puncak air
pasang) dan air terendah (lebah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut
8
adalah waktu yang diperlukan dari posisi muka air pada muka air rerata ke posisi
yang sama berikutnya. Periode pasang surut bisa 12 jam 25 menit atau 24 jam 50
menit, yang tergantung pada tipe pasang surut. Periode pada mana muka air naik
disebut pasang, sedangkan pada saat air turun disebut surut. Variasi muka air
menimbulkan arus yang disebut dengan arus pasang surut. Arus pasang terjadi pada
waktu periode pasang, sedangkan arus surut terjadi pada periode air surut. Titik
balik (slack) adalah saat dimana arus berbalik antara arus pasang dan arus surut.
Titik balik ini bisa terjadi pada saat muka air tertinggi dan muka air terendah, pada
saat tersebut kecepatan arus adalah nol.
2.2.2 Tipe Pasang Surut
Bentuk pasang surut di berbagai tempat tidak sama. Di suatu daerah dalam
satu hari dapat terjadi satu kali atau dua kali pasang surut. Secara umum pasang
surut diberbagai daerah dapat dibedakan dalam empat tipe, yaitu :
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi
yang hampir sama dan pasang surut terjad secara berurutan secara teratur.
Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
Setelah didapatkan nilai bilangan Formzahl dari persamaan 2.1 kemudian untuk
menentukan tipe pasang surutnya dapat dilihat pada tabel 2.1.
Pasang surut didefinisikan sebagai proses naik turunnya permukaan air secara
periodik selama interval waktu tertentu yang diakibatkan oleh gaya gravitasi benda-
benda angkasa, terutama bulan dan matahari. Oleh karena besar massa matahari,
bumi, dan bulan diketahui, maka besarnya gaya pembangkit asang surut dapat
dihitung dengan menguraikan tenaga pembangkit pasang surut ke dalam sejumlah
konstanta harmonik pasang surut.
∑1 ∑ 𝑡𝑖 ℎ ∑ 𝑦𝑖
[ ] 𝑥 [ 0] = [ ] (2.14)
∑ 𝑡𝑖 ∑ 𝑡𝑖2 ℎ1 ∑ 𝑦𝑖 𝑡1
Ini merupakan sistem persamaan linier yang berbentuk :
𝐴ℎ = 𝑏 (2.15)
∑1 ∑ 𝑡𝑖 ℎ0 ∑ 𝑦𝑖
Dengan 𝐴 = [ 2 ], ℎ = [ℎ ], dan 𝑏 = [∑ ]
∑ 𝑡𝑖 ∑ 𝑡𝑖 1 𝑦𝑖 𝑡1
Persamaan ini dapat diselesaikan dengan metode penyelesaian sistem
persamaan linier seperti metode eliminasi gauss.
Dengan memanfaatkan sifat perkalian matriks, maka matriks A dan b dapat
dinyatakan sebagai berikut :
1 𝑡1
𝐴 = 𝑋’𝑋, dan 𝑏 = 𝑋’𝑌, dengan 𝑋 = [ 1 𝑡2 ], 𝑌 = [𝑦1 𝑦2 − 𝑦𝑛 ] (2.16)
1 𝑡𝑛
𝜕𝑆𝑟2 𝜕𝑆 2
= 0 dan 𝜕𝐵𝑟 = 0 (2.21)
𝜕𝐴𝑘 𝑘
(Supriyono, 2015)
BAB III
PELAKSANAAN PKL DAN PEMBAHASAN
. . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
Dari keluaran yang didapat berikut grafik pasang surut pada bulan Januari
hingga Maret 2016 serta tabel dari konstanta harmonik pasang surut pada Teluk
Balikpapan
16
-1
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
-1
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
-0.5
-0.5
0.5
1.5
2.5
-0.5
0
1
2
3
-1
1-Mar-16 1-Feb-16 1-Jan-16
MSL: 1.40
MSL: 1.40
2-Feb-16 2-Jan-16
MSL: 1.40
2-Mar-16
3-Mar-16 3-Feb-16 3-Jan-16
4-Mar-16 4-Feb-16 4-Jan-16
5-Mar-16 5-Feb-16 5-Jan-16
6-Mar-16 6-Feb-16 6-Jan-16
7-Mar-16 7-Jan-16
7-Feb-16
8-Mar-16 8-Jan-16
8-Feb-16
9-Mar-16 9-Jan-16
9-Feb-16
10-Mar-16 10-Jan-16
10-Feb-16 11-Jan-16
11-Mar-16
11-Feb-16 12-Jan-16
12-Mar-16
12-Feb-16 13-Jan-16
13-Mar-16
13-Feb-16 14-Jan-16
14-Mar-16
15-Mar-16 14-Feb-16 15-Jan-16
16-Mar-16 15-Feb-16 16-Jan-16
17-Mar-16 16-Feb-16 17-Jan-16
18-Mar-16 17-Feb-16 18-Jan-16
19-Mar-16 18-Feb-16 19-Jan-16
20-Mar-16 19-Feb-16 20-Jan-16
21-Mar-16 21-Jan-16
20-Feb-16
22-Mar-16 22-Jan-16
21-Feb-16
23-Jan-16
23-Mar-16 22-Feb-16
24-Jan-16
24-Mar-16 23-Feb-16 25-Jan-16
25-Mar-16 24-Feb-16 26-Jan-16
26-Mar-16 25-Feb-16 27-Jan-16
27-Mar-16
26-Feb-16 28-Jan-16
28-Mar-16
Gambar 3.1c Grafik Pasang Surut di Teluk Balikpapan bulan Maret 2016
27-Feb-16 29-Jan-16
Gambar 3.1a Grafik Pasang Surut di Teluk Balikpapan bulan Januari 2016
29-Mar-16
Gambar 3.1b Grafik Pasang Surut di Teluk Balikpapan bulan Februari 2016
28-Feb-16 30-Jan-16
30-Mar-16
29-Feb-16 31-Jan-16
31-Mar-16
1-Mar-16 1-Feb-16
1-Apr-16
17
18
Lalu nilai dari fase tersebut diubah ke satuan radian/jam. Selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Amplitudo Dan Fase Konstanta Harmonik Pasang Surut
Parameter Amplitudo Fase Fase
No Konstanta
Z0 A B (meter) (der/jam) (rad/jam)
0 Z0 1,4021 1,4021
1 M2 0,3739 0,5106 0,6329 53,7848 0,9387
2 S2 -0,3686 0,2765 0,4608 143,1282 2,4981
3 N2 -0,0081 -0,0736 0,0741 263,7437 4,6032
4 K2 0,0728 -0,0421 0,0841 329,9624 5,7589
5 K1 0,0107 0,2300 0,2302 87,3320 1,5242
6 O1 0,0762 -0,1043 0,1292 306,1426 5,3432
7 P1 0,0196 0,0880 0,0901 77,4309 1,3514
8 M4 0,0212 -0,0041 0,0216 349,1714 6,0942
9 MS4 0,0015 0,0438 0,0438 88,1005 1,5376
Berikut adalah hasil perhitungan dari nilai konstanta harmonik pasang surut di
perairan Teluk Balikpapan selama bulan Januari hingga Maret 2016
Dimana :
Z0 = Nilai rata-rata permukaan air laut K1 = Deklinasi bulan dan matahari
M2 = Gravitasi bulan O1 = Deklinasi bulan
S2 = Gravitasi Matahari P1 = Deklinasi matahari
N2 = Perubahan jarak bulan ke bumi M4 = 2x kecepatan sudut M2
K2 = Perubahan jarak matahari ke bumi MS4 = Interaksi M2 dan S2 di
perairan dangkal
22
Dimana :
F = Bilangan Formzahl
HHWL = Muka air tinggi tertinggi
MHWL = Rata-rata muka air tinggi
LLWL = Muka air rendah terendah
MLWL = Rata-rata muka air rendah
Contoh perhitungan :
𝐾 +𝑂
𝐹 = 𝑀1 +𝑆1
2 2
0.2469+0.1309
𝐹 = 0.6336+0.4635
𝐹 = 0.35
3.4 Pembahasan
Dilihat dari hasil perhitungan konstanta harmonik pasang surut secara manual
maupun program terdapat selisih perbedaan yang cukup kecil, hal ini membuktikan
bahwa hasil yang mendekati nilai yang sebenarnya.
Dari bulan Januari hingga Maret 2016 amplitudo yang didapatkan pada semua
nilai konstanta harmonik tidak terdapat perubahan yang signifikan, seperti contoh
konstanta harmonik semi-diurnal M2 didapatkan nilai sebesar 0.6306, 0.6336,
0.6334, dan pada nilai konstanta harmonik diurnal seperti K1 didapatkan angka
sebesar 0.2469, 0.2198, dan 0.2394.
Dari data pasang surut selama tiga bulan (Januari hingga Maret 2016)
didapatkan bilangan formzahl 0.31, 0.31, dan 0.34 yang berarti tipe pasang surut
yang terdapat diperairan Teluk Balikpapan adalah tipe campuran condong ke
harian ganda, dimana dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
tetapi dengan tinggi yang berbeda. Pada bulan Januari hingga Maret didapatkan
rata-rata permukaan air laut (MSL) yang sama yaitu 1.4 m
Pada bulan Januari terdapat pasang tertinggi 3.1892 m dengan nilai rata-rata
pasang disekitar 2.8819 m, sedangkan pada saat surut muka air terendah adalah -
0.2899 m dengan rata-rata surut 0.6941 m. Sehingga didapatkan tunggang pasut
sebesar 3.4791 m. Pasang tertinggi dan surut terendah terjadi pada saat purnama
yaitu sekitar tanggal 11-13 dan 25-27 Januari.
Pada bulan Februari purnama puncak terjadi pada tanggal 9-11 dan 22-24
sehingga terjadi pasang tertinggi dan surut terendah pada tanggal tersebut, dengan
tunggang pasut sebesar 3.4382 m dengan pasang tertinggi sebesar 3.1715 m dan
surut terendah sebesar -0.2667 m, sedangkan rata-rata muka air pada saat pasang
sekitar 2.8792 m dan rata-rata muka air surut sebesar 0.6605 m.
Sedangkan bulan Maret memiliki rata-rata muka air pasang sebesar 2.8749 m
dan rata-rata muka air pada saat surut sebesar 0.6967 m. dengan muka air saat
pasang tertinggi sebesar 3.1813 m dan muka air pada saat surut terendah sebesar -
0.2890 m didapatkan tunggang pasut sebesar 3.4703 m. Tunggang pasut yang
dihitung menggunakan chart datum berkisar di angka 3.4 m, sedangkan bila
24
dihitung dari data observasi maka tunggang pasang surut yang didapatkan berkisar
antara 2.4 m.
Hasil yang didapatkan ini bisa digunakan untuk berbagai macam bidang seperti:
a. Pembuatan jaring apung (keramba), data tunggang pasut dapat digunakan
untuk mengetahui panjang toleransi tali yang dibutuhkan untuk keramba
pada saat pasang dan surut.
b. Transportasi, dapat digunakan sebagai acuan untuk kapal saat ingin
bersandar ke dermaga sehingga tidak karam.
c. Infrastruktur, dapat digunakan sebagai acuan untuk pembuatan pelabuhan
serta bangunan pinggir pantai (pesisir) lainnya.
d. Batas wilayah, Teluk Balikpapan berbatasan langusng dengan kota
Balikpapan di bagian utara dan Penajam di bagian selatan, data pasang
surut tersebut bisa digunakan untuk pembuatan peta batas wilayah pada
kedua daerah tersebut.
e. Pembuatan peta co-range pasang surut, peta co-range pasang surut adalah
sebuah peta yang menggambarkan sebuag garis imajiner elevasi pasang
surut yang sama pada suatu daerah.
f. Penelitian lebih lanjut, jika digabungkan dengan data yang lain seperti
angin, batimetri, arus, kualitas air, sedimen, kecerahan, salinitas, dan yang
lain, maka dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Teluk Balikpapan
untuk berbagai macam keperluan dan bidang.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Terdapat 9 konstanta harmonik yang terurai dari data yang pasang surut bulan
Januari hingga Maret yaitu MSL (Z0), kemudian komponen semi diurnal (M2, S2,
N2, dan K2), lalu komponen diurnal (K1, 01, dan P1), dan yang terakhir komponen
quaterly (M4 dan MS4). Tidak terdapat perubahanyang signifikan pada nilai-nilai
kosntanta harmonik yang didapat selama tiga bulan tersebut. Pasang surut yang
terjadi di Teluk Balikpapan merupakan pasang surut campuran condong ke harian
ganda dimana pada satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan
elevasi yang berbeda antara pasang surut pertama dan kedua dengan nilai MSL
sebesar 1.4 m. Tunggang pasut (jarak antara surut terendah dan pasang tertinggi)
jika menggunakan data observasi maka didapatkan nilai sebesar 2.4 m, sedangkan
jika menggunakan chart datum didapatkan nilai sebesar 3.4 m. Hasil yang
didapatkan dapat diolah dengan data lain yang berguna untuk keperluan berbagai
bidang dan keperluan yang beraktifitas di perairan Teluk Balikpapan.
4.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal sebaiknya data pasang surut
yang digunakan lebih panjang.
25
DAFTAR PUSTAKA
Poerbondono, Nat. & Eka Djunarsjah. 2005. Survei Hidrografi. Bandung : PT.
Refika Aditama.
Pratama, Aditya Dendi., Elis Indrayanti., & Gentur Handoyo. 2015. Peramalan
Pasang Surut di Perairan Pelabuhan Kuala Stabas, Krui, Lampung
Barat. Jurnal Oseanografi. Volume 4, Nomor 2.
Rampengan, Royke M. 2013. Amplitudo Konstanta Pasang Surut M2, S2, K1, dan
O1 Di Perairan Sekitar Kota Bitung Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah
Platax. Volume 1, Nomor 3
Rizkiyah., Denny Nugroho S., & Purwanto. 2016. Studi Pola Sebaran Panas PT.
Pertamina UP V Balikpapan di Perairan Kampung Baru, Teluk
Balikpapan. Buletin Oseanografi Marina. Volume 5, Nomor 1.