MATERI
PENGERINGAN DAN PERENDAMAN
DISUSUN OLEH:
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengolahan dan karakteristik manisan kering dari
berbagai jenis buah.
2. Untuk mengetahui pengaruh perendaman dalam larutan kapur (CaOH2)
terhadap manisan kering yang dihasilkan.
3. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis blanching terhadap manisan
kering yang dihasilkan.
4. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan pengeringan terhadap manisan
kering yang dihasilkan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Buah
Ditimbang 150 gr
Penirisan
Sirup
Pengeringan
Gula
Uji Organoleptik
3.2.2 Fungsi Perlakuan
Mangga dicuci dan dibersihkan bertujuan untuk menghilangkan kotoran
yang masih menempel pada kulit. Kupas kulit mangga sehingga didapatkan
daging buah. Selanjutnya dipotong kecil-kecil sesuai bentuk dengan tujuan untuk
memperkecil ukuran bahan dan memperluas permukaan yang kontak dengan
pelarut sehingga lebih mudah mendekradasi rasa asam yang terkandung dalam
bahan, kemudian timbang mangga sekitar 150 gram. Tusuk mangga yang telah
dipotong kecil-kecil menggunakan garpu/tusuk gigi dengan tujuan untuk
mempercepat penyerapan air pada saat blanching. Blanching dilakukan selama 1
menit untuk melunakkan tekstur mangga dan mendekradasi rasa asam, kemudian
tambahkan gula sebanyak 1:1 dari berat bahan dengan untuk memberi rasa manis
pada mangga serta mempercepat laju osmosis kadar air bahan. Lakukan
pemeraman selama 1-2 hari untuk mempercepat pematangan/ laju respirasi
sehingga air yang terkandung dalam bahan akan keluar. Pisahkan air dan manisan
mangga, kemudian keringkan manisan menggunakan oven 60 oC selama 2-3 hari
dan cahaya matahari selama 2-3 hari. Penggunaan 2 jenis perlakuan bertujuan
untuk membandingkan manisan mangga yang dihasilkan dari perbedaan jenis
pengeringan. Proses yang terakhir adalah uji organoleptik untuk mengetahui
warna, tekstur, aroma, dan keseluruhan bahan dari jenis perlakuan yang berbeda.
BAB 4. TABEL HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Sampel
No Penalis
324 754 139 931
1. Septian Dwi Cahyo 3 4 3 3
2. Yan Bhagaskara 2 2 2 4
3. Gusti Ayu Putu Agung B.S. 2 4 4 2
4. Novitariyani Hasanah 3 3 3 3
5. Feby Rianti Mayasari 2 3 2 3
6. Restika Siahaan 3 4 3 3
7. Akhmad Taufikul Hakim 3 3 3 2
8. Ahmad Saiful Anam 3 4 4 4
9. Maya Lestari Banjar Nahor 2 3 2 3
10. Mita Lutfifatima Puspitawati 3 3 4 3
11. Aghita Ryan Setyawan 2 4 4 2
12. Yeyen Retno Maulida 2 2 4 3
13. Fatikha Ivrayani 3 4 2 5
14. Maylatul Yessita 2 3 2 3
15. M. Muhaimin 3 4 2 2
Jumlah 38 50 44 45
Rata-Rata 2.53 3.33 2.93 3.00
3. Tekstur
Sampel
No Penalis
324 754 139 931
1. Septian Dwi Cahyo 3 3 4 3
2. Yan Bhagaskara 2 4 2 4
3. Gusti Ayu Putu Agung B.S. 4 4 4 4
4. Novitariyani Hasanah 2 2 4 2
5. Feby Rianti Mayasari 2 2 4 2
6. Restika Siahaan 3 4 3 3
7. Akhmad Taufikul Hakim 1 4 2 4
8. Ahmad Saiful Anam 5 3 5 3
9. Maya Lestari Banjar Nahor 2 2 4 2
10. Mita Lutfifatima Puspitawati 3 4 4 4
11. Aghita Ryan Setyawan 3 2 3 3
12. Yeyen Retno Maulida 2 1 5 2
13. Fatikha Ivrayani 4 2 4 3
14. Maylatul Yessita 3 2 4 2
15. M. Muhaimin 2 2 4 2
Jumlah 41 41 56 43
Rata-Rata 2.73 2.73 3.73 2.86
4. Keseluruhan
Sampel
No Penalis
324 754 139 931
1. Septian Dwi Cahyo 4 4 4 3
2. Yan Bhagaskara 3 3 3 4
3. Gusti Ayu Putu Agung B.S. 3 2 3 5
4. Novitariyani Hasanah 3 3 3 3
5. Feby Rianti Mayasari 2 2 2 4
6. Restika Siahaan 3 3 3 3
7. Akhmad Taufikul Hakim 2 5 3 4
8. Ahmad Saiful Anam 3 4 5 4
9. Maya Lestari Banjar Nahor 2 2 3 4
10. Mita Lutfifatima Puspitawati 3 4 5 5
11. Aghita Ryan Setyawan 3 3 3 3
12. Yeyen Retno Maulida 2 2 4 3
13. Fatikha Ivrayani 4 4 1 3
14. Maylatul Yessita 3 3 3 3
15. M. Muhaimin 3 3 3 2
Jumlah 43 47 48 53
Rata-Rata 2.86 3.13 3.20 3.53
Keterangan :
4.2.1 Rendemen
1. Warna
Kode Sampel 324 754 139 931
Rata-rata 3.06 3.80 2.67 3.20
2. Aroma
Kode Sampel 324 754 139 931
Rata-rata 2.53 3.33 2.93 3.00
3.
Kode Sampel 324 754 139 931
Rata-rata 2.73 2.73 3.73 2.86
4.
Kode Sampel 324 754 139 931
Rata-rata 2.86 3.13 3.20 3.53
Keterangan :
WARNA
4
3.5
2.5
Rata-rata
1.5
0.5
0
324 754 139 931
kode sampel
Hasil ketertarikan warna tertinggi pada sampel 754 (manisan mangga
tanpa perendaman m enggunakan pengeringan oven 60 oC), warna sampel sangat
kusam dengan peroleh nilai (3,8). Sedangkan pada sampel 324 (manisan mangga
tanpa perendaman menggunakan pengeringan cahaya matahari), warna sampel
sedikit kusam diperoleh nilai (3,06). Pada warna sampel manisan mangga tanpa
perendaman terlihah kusam dan kusut karena pengaruh tidak direndamnya buah
mangga dengan air karena sifat kapur yang termasuk elektrolit kuat dan pengaruh
pebedaan pengeringan yang dilakukan.
Pada sampel 139 (mangga dengan perendaman larutan kapur, dan dengan
pengeringan cahaya matahari), warna manisan terlihat masih nampak seperti buah
aslinya dan sedikit mengkerut disebabkan karena pengaruh air kapur yang
digunakan, sehingga buah setelah dikeringkan tidak mengalami pencoklatan
sempurna. Namun pada sampel ini para penilai banyak yang tidak menyukainya
dengan perolehan nilai (2,6). Sedangkan pada sampel 931 (manisan mangga
dengan perendaman larutan kapur menggunakan pengeringan oven 60 oC) nilai
yang diberikan oleh panelis senilai (3,2).
5.1.2 Aroma
AROMA
3.5
2.5
Rata-rata
1.5
0.5
0
324 754 139 931
kode sampel
Hasil ketertarikan aroma tertinggi pada sampel 754 (manisan mangga
tanpa perendaman menggunakan pengeringan oven 60 oC), aroma sampel sangat
segar seperti buah pada aslinya dengan diperoleh nilai (3,3). Sedangkan pada
sampel 324 (manisan mangga tanpa perendaman menggunakan pengeringan
cahaya matahari), aroma sampel tidak segar dengan diperoleh nilai (2,5). Pada
aroma sampel manisan mangga tanpa perendaman terlihah segar dan tidak segar
karena pengaruh tidak direndamnya buah mangga dengan air karena sifat kapur
yang termasuk elektrolit kuat dan pengaruh pebedaan pengeringan yang
dilakukan. Pada sampel 139 (mangga dengan perendaman larutan kapur, dan
dengan pengeringan cahaya matahari), aroma manisan terasa segar disebabkan
karena pengaruh air kapur yang digunakan dengan diperoleh nilai (2,9).
Sedangkan pada sampel 931 (manisan mangga dengan perendaman larutan kapur
menggunakan pengeringan oven 60 oC) dengan diperoleh nilai (3,0).
5.1.3 Tekstur
TEKSTUR
4
3.5
2.5
Rata-rata
1.5
0.5
0
324 754 139 931
kode sampel
Hasil ketertarikan tekstur tertinggi pada sampel 139 (mangga dengan
perendaman larutan kapur, dan dengan pengeringan cahaya matahari), tekstur
manisan terasa kenyal karena pengaruh air kapur yang digunakan, sehingga
diperoleh nilai (3,7). Sedangkan pada sampel 931 (manisan mangga dengan
perendaman larutan kapur menggunakan pengeringan oven 60 oC) nilai yang
diberikan oleh panelis senilai (2,86).
Pada sampel 754 (manisan mangga tanpa perendaman menggunakan
pengeringan oven 60 oC), tekstur sampel sangat keras dengan peroleh nilai (2,7).
Sedangkan pada sampel 324 (manisan mangga tanpa perendaman menggunakan
pengeringan cahaya matahari), tekstur sangat keras dengan diperoleh nilai (2,7).
Pada sampel manisan mangga tanpa perendaman tekstur terasa keras karena
pengaruh tidak direndamnya buah mangga dengan air karena sifat kapur yang
termasuk elektrolit kuat.
5.1.4 Keseluruhan
KESELURUHAN
4
3.5
2.5
Rata-rata
1.5
0.5
0
324 754 139 931
kode sampel
Rendemen
45
40
35
persen (100%)
30
25
20
15
10
5
0
324 754 139 931
kode sampel
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan pada praktikum ini diperoleh:
1. Pada praktikum ini penulis dapat mengetahui pengolahan dan
karakteristik manisan dari janis mangga. Misalnya dalam perlakuan
blanching selama 1 menit, penambahan gula, perendaman dalam larutan
kapur dan perbedaan jenis pengeringan menggunakan cahaya matahari
dan oven 60 oC.
2. Terjadi perberbedaan karakteristik menggunakan perlakuan pemanasan
oeven dan cahaya matahri dengan penambahan CaOH2 dan tanpa
penambahan. Karena larutan bersifat elektrolit kuat, sehingga
berpengaruh terhadap rendemen yang dihasilkan.
3. Terdapat pengruh pada perbedaan perendaman dengan dilakukannya
proses blanching selama 1 menit terhadap manisan kering yang
dihasilkan.
4. Penulis dapat mengetahui pengaruh perbedaan pengeringa menggunakan
cahaya matahari dan oven 60 oC terhadap manisan kering yang dihasilkan,
sehingga berpengaruh terhadap rendemen yang dihasilkan
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis menyarankan dalam pembuatan
manisan mangga pada perlakuan perendaman dengan larutan kapur menggunakan
pengeringan oven 60 oC merupakan produk pengolahan yang sangat disukai oleh
panelis karena karakteristiknya yang baik.
Buckle, K.A, Edward, R.A, Fleet, G.Hand Wooten, M., 1985. Food Science.
Waston Ferguson and Co Brisbane.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan.
Terjemahan Purnomo dan Adiono. Jakarta: UI-Press.
DSN-SNI No. 1718. 1996. Syarat Mutu Manisan. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional.
Fatah, A. dan Bachtiar, Y. 2004. Membuat Aneka Manisan Buah. Jakarta: PT.
Agromedia Pustaka.
Fenemma, O.R., 1976. Principle of Food Science Part I, Food Chemistry. New
York: Marcel Dekker Inc.
Hartono A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Sediaoetama, MSc. Prof. Dr. Amad Djaeni. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian
Rakyat.
Sularjo. 2010. Pengaruh Perbandingan Gula Pasir Dan Daging Buah Terhadap
Kualitas Permen Pepaya. Klaten: Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Widya Dharma.
𝟓𝟑,𝟎𝟎
= x 100%
𝟏𝟓𝟖
= 33,54%
𝟔𝟏,𝟖𝟎
= x 100%
𝟏𝟓𝟖
= 39,10%
𝟔𝟓,𝟑𝟎
= x 100%
𝟏𝟓𝟎
= 42,53%
𝟔𝟎,𝟗𝟎
= x 100%
𝟏𝟓𝟎
= 40,60%