Secara administratif Kota Manado terbagi atas sembilan kecamatan dan delapan puluh tujuh
kelurahan / desa sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1988 luas Kota
Manado adalah 15.726 Ha.
Tabel
Luas Wilayah Kota Manado Per Kecamatan
Luas
No Keadaan Tanah Kemiringan
HA %
1. Dataran Landai 0–8% 7.110,79 38
2. Berombak 8 – 15 % 8,233,54 44
3. Berombak Berbukit 15 – 40 % 935,63 5
4. Bergunung > 40 % 2.432,64 13
Jumlah 18.712,60 100
Sumber : Kota Manado Dalam Angka Tahun 2009
c. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di wilayah Kota Manado berkembang secara tidak merata dimana pada
beberapa kawasan wilayah kota terjadi kepadatan yang tinggi sedangkan dilain sisi wilayah
kota kepadatannya sangat rendah. Kondisi yang demikian menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan dalam pembangunan khususnya fasilitas perkotaan yang secara hirarki
berkembang karena tuntutan kebutuhan akan fasilitas tersebut yang dikbangun dan
dikembangkan berdasarkan jumlah penduduk di suatu wilayah/kawasan kota.
Tabel 2.7
Banyaknya Rumah Tangga dan Penduduk Per Rumah Tangga
Penggunaan Kecamatan
Jumlah
Tanah
Malalayang Sario Wanea Wenang Tikala Mapanget Singkil Tuminting Bunaken (Ha)
(Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Luas Wilayah 3.023,70 183,70 1.318,20 293,00 1.836,60 6.168,30 386,40 403,50 5.099,20 15.726,00
Permukiman 103,75 112,80 427,35 122,65 567,15 312,30 188,60 230,10 171,65 2.236,35
Pekuburan 1,50 0,50 3,50 3,50 11,25 18,50 4,25 5,75 5,75 54,50
Lapangan
1,00 4,55 1,45 0,45 3,40 84,35 0,80 0,75 1,10 97,85
Olah-Raga
Jasa 7,10 24,30 55,55 49,60 43,25 182,75 7,60 11,90 9,00 391,05
Usaha 5,75 15,85 25,80 75,30 24,05 21,90 5,55 6,65 38,25 219,10
Industri 0,15 0,25 0,45 0,25 0,90 1,00 0,40 0,95 - 4,35
Tkp 0,25 - 0,25 5,00 14,25 - 0,25 - 20,00
Perkebunan 106,50 - 1,92 1,50 667,20 3.941,45 130,00 103,00 2.478,20 7.531,77
Ktl 10,00 - 27,00 1,50 101,25 46,50 - - 324,00 510,25
Hutan Jenis-
- - - - - - - - 114,00 114,00
Bakau
Hutan - - - - - - - - 234,00 234,00
Jalan 14,00 16,70 39,50 26,60 56,10 85,65 22,35 27,85 23,60 312,35
Sungai 0,50 0,30 3,55 5,60 16,25 58,00 0,70 0,80 5,00 90,70
Alang-Alang 5,00 - 2,50 - 5,00 29,80 3,50 - 38,25 84,05
Kolam Ikan - - - - - 36,25 - - - 36,25
Sawah/Tambak - - 6,35 - 1,75 - - - 15,50 23,60
Lain-Lain 2.068,2 8,45 623,03 1,05 324,80 349,85 22,65 15,50 640,90 4.054,43
Jumlah (Ha) 3.023,70 183,70 1.318,20 293,00 1.836,60 6.168,30 386,40 403,50 5.099,20 15.726,00
Sumber: Kota Manado Dalam Angka Tahun 2009 & Hasil Analisis
Gambar 2.12
Peta Penggunaan Lahan di Kota Manado
Kawasan rawan banjir
Daerah-daerah cekungan yang rawan banjir, di antaranya: Kompleks Gereja Elim – Malalayang,
Kompleks Lembah Sari - Winangun II, Kompleks Stadion Klabat – Ranotana, Ranotana Weru, Kompleks
Perumahan Kejaksaan Tingkulu – Banjer- Tikala Baru- Bumi Nyiur, Kampung Loyang – Teling Bawah,
Taas, Wawonasa, Tumumpa dan Tuminting.
Untuk kawasan yang sistem drainasenya tersumbat/kurang memadai, di antaranya: Jalan P. Tendean
(Boulevard) depan Hotel Ritzy sampai Mega Mas, Ranotana, Kompleks Sario, Pusat Kota, Kawasan Jalan
Sam Ratulangi, Kompleks SD Don Bosco, Kawasan Tikala Kumaraka, Kawasan Patung Walanda Maramis,
Kompleks Teling Atas dan Kawasan Tingkulu.
Berdasarkan peta Indeks Resiko Banjir di Provinsi Sulawesi Utara (BNPB, 2010), Kota Manado
termasuk dalam tingkat resiko “tinggi” terhadap ancaman banjir.
Tabel 5.6
Lokasi Rawan Longsor di Kota Manado
Kota Manado tergolong daerah dengan tingkat ancaman “tinggi” terhadap gempabumi (Peta
Indeks Ancaman Gempabumi di Indonesia, BNPB, 2010).
Berdasarkan Peta Indeks Risiko Bencana Tsunami di Provinsi Sulawesi Utara (BNPB, 2010),
Kota Manado termasuk dalam tingkat Risiko “Tinggi” terhadap tsunami.
5.2 Rencana Kawasan Budidaya
5.2.1 Kawasan Perumahan dan Permukiman
Ketersediaan perumahan dan permukiman sebagai dampak dari adanya pertumbuhan dan
peningkatan jumlah penduduk di tiap-tiap kecamatan, akan berpengaruh terhadap angka
kepadatan bangunan secara umum pada masing-masing kecamatan tersebut. Dengan
demikian, faktor potensi dan ketersediaan lahan untuk pengembangan perumahan dan
permukiman menjadi faktor yang vital dalam menghasilkan konsep-konsep rencana
pemanfaatan dan pengelolaan ruang (khususnya untuk perumahan dan permukiman).
Dari hasil kajian sebelumnya mengenai pertambahan jumlah penduduk dan distribusinya
berdasarkan ketersediaan lahan efektif yang ada di wilayah Kota Manado, maka diperoleh fakta
bahwa terdapat beberapa wilayah kecamatan yang sudah tidak memiliki lahan efektif lagi dan
dengan demikian kemampuan untuk menampung pembangunan dan pengembangan jumlah
rumah baru sudah tidak memungkinkan lagi. Kecamatan yang tidak memiliki ketersediaan lahan
efektif berdasarkan hasil kajian adalah wilayah Kecamatan Wenang dan Sario.
Tabel 5.7
Daya Tampung Penduduk dan Jumlah Rumah di Wilayah Kota Manado
Berdasarkan Ketersediaan Lahan Efektif