Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TERSTRUKTUR

DASAR AGRONOMI

BUDIDAYA TANAMAN

Disusun oleh :

Naufal Muhammad S. (A0B017047)

Bella Febiana K. ( A0B017048)

Vinda Cindy K. (A0B017049)

Untari Werdhiningsih (A0B017050)

Daffa Ariq Fastian (A0B017051)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

D3 PERENCANAAN SUMBERDAYA LAHAN

PUWOKERTO

2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budidaya tanaman merupakan kegiatan pemeliharaan sumber daya hayati yang

dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat maupun hasil panennya,

misalnya budidaya tanaman kangkung. Tanaman kangkung tergolong jenis sayuran

yang populer dalam masyarakat. Tanaman kangkung yang umum dibudidayakan

adalah kangkung darat (Ipomoea reptanapoir).

Pemberian pupuk pada tanaman dapat berupa pupuk organik maupun pupuk

anorganik. Penggunaan pupuk anorganik mampu bereaksi cepat terhadap tanaman

dan memiliki kadar unsur hara tinggi, namun apabila digunakan secara terus menerus

dapat membuat tanah menjadi padat dan keras. Penggunaan pupuk organik

mengandung unsur hara rendah dan mampu menjadi solusi dalam memperbaiki sifat

kimia, fisika, dan biologi tanah. Sifat pupuk anorganik yang tidak memiliki senyawa

organik kompleks seperti yang dimiliki pupuk organik yaitu asam humid.

Selama proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman membutuhkan unsur-

unsur hara. Unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman antara lain fosfor (P),

kalium (K), dan nitrogen (N) yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan akar

dan meningkatkan perkembangan suatu tanaman. Berdasarkan hasil penelitian

Waryanti, dkk. (2013), pengaruh penambahan air rendaman sabut kelapa terhadap
kandungan unsur hara makro yang paling efektif dengan penambahan sabut kelapa

sebanyak 100 ml, pada fermentasi hari ke 14 kandungan kadar C-organik sebesar

11,69%, Ntotal 2,251%, Fosfor 0,71% dan Kalium sebesar 0,029% , kandungan unsur

hara pada hari ke 28 yaitu C-organik sebesar 11,28%, Ntotal 2,366%, Fosfor 0,70 dan

Kalium sebesar 0,041% , kandungan unsur hara makro CNPK sebelum dan sesudah

fermentasi mengalami kenaikan pada unsur NK akan tetapi tidak begitu signifikan,

pada penelitian ini kandungan C-organik dan Fosfor mengalami penurunan setelah

dilakukan proses fermentasi.

B. Tujuan

1. Mengetahui cara penanaman tanaman jagung.

2. Mengetahui sistem pengolahan tanaman jagung.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan

tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan

generatif.

Susunan morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga,

dan buah (Wirawan dan Wahab, 2007).

Perakaran tanaman jagung terdiri dari 4 macam akar, yaitu akar utama,

akar cabang, akar lateral, dan akar rambut. Sistem perakaran tersebut

berfungsi

sebagai alat untuk mengisap air serta garam-garam mineral yang terdapat

dalam tanah, mengeluarkan zat organik serta senyawa yang tidak

diperlukan dan alat

pernapasan. Akar jagung termasuk dalam akar serabut yang dapat

mencapai

kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada

tanaman

yang cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian

bawah

yang membantu menyangga tegaknya tanaman (Suprapto, 1999).

Tanaman jagung merupakan komoditas pangan terpenting kedua setelah

padi.
Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ternak.

Jagung mengandung senyawa karbohidrat, lemak, protein, mineral, air,

dan

vitamin. Fungsi zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat memberi

energi,

membentuk jaringan, pengatur fungsi, dan reaksi biokimia di dalam tubuh.

Semua bagian tanaman jagung dapat dimanfaatkan. Batang dan daun

jagung yang

masih muda sangat bermanfaat untuk pakan ternak dan pupuk hijau.

Klobot (kulit

jagung) dan tongkol jagung dapat digunakan sebagai pakan ternak, serta

dapat

digunakan sebagai bahan bakar. Rambut jagung dapat digunakan sebagai

obat

kencing manis dan obat darah tinggi (Retno, 2008).

Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap jenis

tanah, baik

tanah lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6‒ 8.

Temperatur untuk pertumbuhan optimal jagung antara 24‒ 30° C (Dinas

Pertanian

Provinsi Lampung, 2010).


Penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis Guen.) merupakan hama

utama

pada tanaman jagung yang menyerang daun dan menggerek batang

jagung.

Gejala serangan larva pada batang ditandai dengan adanya kotoran serbuk

yang

keluar dari liang gerekan. Serangan yang berat menyebabkan batang

patah

sehingga aliran makanan terhambat. Penurunan produksi jagung akibat

serangan

hama penggerek batang jagung berkisar antara 20–80%. Serangan hama

penggerek batang jagung mulai muncul pada tanaman jagung sejak

tanaman

bermur 3-4 minggu sampai masaknya tongkol (Saenong dan Sudjad,

2005).
III. METODE PRAKTIKUM
IV.PEMBAHASAN

Budidaya penanaman jagung menurut Bapak Solihin adalah sebagai

berikut:

1. Cara penanaman tanaman jagung

Penanaman ada 4 cara yang dilakukan adalah tumpang sari, tumpang gilir, tanaman

bersisipan dan tanaman campuran. Tergantung dengan keinginan bisa melakukan

penanaman yang mana untuk mempercepat pertumbuhan jagung.

Luas lahan yang digunakan untuk penanaman jagung kurang dari 1 hektar.

Penanaman dilakukan dengan jarak 75 x 25 cm dengan kedalaman 3-5 cm.

penanaman dilakukan pada awal musim hujan, karena di saat itu sangat baik untuk

pertumbuhan jagung. Sebelum benih di masukan sebaiknya masukan dahulu pupuk

dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang agar tanaman cepet tumbuh. Dan

benam tanah sekitar jagung.

2. Pemeliharaan tanaman jagung

Pemeliharaan tanaman jagung dapat dilakukan 6 cara yaitu penjarangan atau

penyulaman, penyiangan, pembubunan, pemupukan, penyiraman dan penyemprotan.

Penjarangan dilakukan saat ada benih yang satu lubang ada dua jagung maka

dilakukan penjarangan, dan penyulaman dilakukan penyisipan tanaman yang mati

dan mengantikan tanaman baru. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan


tanaman yang menganggu di sekitar tanaman jagung. Pembubunan dilakukan secara

bersamaan dengan penyiangan yang bertujuan untuk memperkuat atau mempercepat

pertumbuhan tanaman.

Pemupukan dilakukan 3-4 minggu setelah tanam menggunakan pupuk urea, kcl, tsp

sesua dengan dosis yang sudah di tentukan. Penyiraman dilakukan scukupnya 2 kali

dalam sehari. Sedangkan penyemrotan dilakukan pada saat tanaman sudah terkena

hama dan penyakit yang bertujuan untuk mengendalikan penyakit tanaman.

3. Hama tanaman jagung

Hama dan penyakit pada tanaman jagung biasanya yang menyerang adalaha lalat

bibit, ulat pemotong sedangkan penyakit yang biasanya menyerang tanaman jagung

adalah penyakit bulai, penyakit bercak daun, penyakit karat, penyakit gosong ben,

dan penyakit busuk biji. Pengendalian hama di atas biasanya menggunakan kimiawi

yaitu isnektisida, sedangkan untuk pengandalian penyakit dilakukan dengan cara

kimiawi yaitu penyemprotan fungisida.

4. Pemanenan tanaman jagung

Tanaman jagung dapat di panen dilakukan ketika jagung sudah tampak tua, tanaman

ini dapat di panen pada saat berumur 86-96 hari setelah tanam. Jagung yag sudah

dapat di panen yaitu biji kering, keras dan mengkilat. Pemanen dilakukan dengan cara

memetik atau memutarnya agar mematahkan tangkai buah jagung.


5. Kendala dalam budidaya tanaman jagung

Petani mengalami beberapa kendala dalam menanam jagung antara lagi

membutuhkan biaya besar dalam pembayaran tenaga kerja, bibit nya yang

mahal dan sulit untuk didapat, dalam pembelian pupuk petani harus

melakukan penitipan uang terlebih dahulu kepada pihak Bank sebelum

mendapatkan pupuk sehingga hal tersebut dianggap mempersulit petani untuk

mendapatkan pupuk.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penanaman ada 4 cara yang dilakukan adalah tumpang sari, tumpang

gilir, tanaman bersisipan dan tanaman campuran.

2. Pemeliharaan tanaman jagung dapat dilakukan 6 cara yaitu penjarangan

atau penyulaman, penyiangan, pembubunan, pemupukan, penyiraman

dan penyemprotan.

B. Saran

Sebaiknya dalam system pembelian pupuk lebih dipermudah sehingga

petani dapat memaksimalkan produksi tanaman jagung dan bisa

mendapatkan penghasilan yang cukup.


DAFTAR PUSTAKA

Wirawan, G.N. dan M.I. Wahab. 2007. Teknologi Budidaya Jagung.

http://www.pustakadeptan.go.id. Diakses Tanggal 6 April 2018 pukul 14.48

Suprapto. 1999. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.

Waryanti, A., Sudarno, Endro, s. 2013. Studi Pengaruh Penambahan Sabut

Kelapa Pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Air Cucian Ikan Terhadap

Kualitas Unsur Hara Makro(CNPK) . Jurnal Teknologi: 8 (3). Hal 3-7

Anda mungkin juga menyukai