Anda di halaman 1dari 3

III.

CARA MEMBANGUN REALITA KEWIRAUSAHAAN

3.1 DREAM (Mimpi)

Seorang wirausaha harus memiliki mimpi yang kuat yang ditanamkan sejak

lama agar niatannya menjadi wirausaha dapat terwujud. Mimpi merupakan visi masa

depan dan membuat keputusan dengan tepat. Khadafi (2010) mengatakan bahwa untuk

memulai menjadi seorang wirausaha, setiap orang harus memiliki impian yang kokoh

yang dibangun tidak dalam waktu singkat. Urgensi impian ini semakin penting

mengingat resiko dari wirausaha ini tidaklah kecil, bila orang tersebut tidak memiliki

impian yang kokoh maka sangat mungkin baginya untuk cepat menyerah.

Nasution (2009) menyatakan bahwa kebanyakan lulusan pendidikan menjadi

pengangguran adalah akibat mereka tidak memiliki impian dan tidak bersungguh-

sungguh untuk meraihnya. Zimmerer (2008) menambahkan bahwa visi dan misi

merupakan realitas yang menjadikan suatu organisasi atau kelompok mampu

menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas yang memenuhi kebutuhan.

3.2 DECIVENESS (Ketegasan)

Ketegasan merupakan tindakan tidak menangguhkan waktu dan membuat

keputusan dengan tepat. Dwi (2012), ketegasan seseorang wirausaha disebut juga sikap

assertive adalah perasaan dan pikiran yang dapat diungkapkan seseorang secara

langsung melalui ekspresi verbal yang jujur dan merupakan proses penegakan hak diri

sendiri. Khadafi (2010) mengatakan bahwa tegas bukan hanya dalam hal bersikap baik

atau tidaknya kita kepada orang lain. Dalam merencanakan suatu proses pengolahan

bahan baku atau pengolahan produksi pun diperlukan adanya suatu ketegasan, karena
ketegasan seorang wirausaha akan menentukan kemampuan dirinya untuk mencapai

cita-citanya secara smart.

Otok (2011) mengatakan bahwa seorang pemimpin perusahaan atau pengusaha

yang baik memiliki ciri-ciri ingin menjadi pemimpin perusahaan, memiliki ketegasan,

bersikap positif terhadap otoritas, senang bersaing atau berkompetisi, ingin memiliki

kekuasaan dan bertanggung jawab. Arie (2012) menambahkan bahwa ketegasan yang

dimaksud tentu didukung oleh berbagai data dan kerangka berfikir yang logis. Sehingga

pada akhirnya para wirausahawan mulai memperhatkan bisnisnya terus berjalan dan

bersikap tegas yang menunjukan pengaruh mereka dalam setiap bisnis yang dijalankan.

3.4 DOERS (Pelaku)

Pelaku wirausaha adalah orang yang pandai memanfaatkan peluang. Peluang

diciptakan dan dibangun dengan menggunakan ide-ide serta kreativitas kewirausahaan.

Ide-ide yang ada berinteraksi dengan dunia nyata serta kreativitas kewirausahaan pada

suatu titik waktu. Hasil dari interaksi ini adalah sebuah peluang dimana perusahaan baru

dapat didirikan. Suparyanto (2012), hanya seorang yang memiliki jiwa wirausahawan

yang mampu memiliki kredibilitas, kreativitas, serta berani memanfaatkan peluang-

peluang yang ada. Sedangkan menurut Tubagus (2010) yang dimaksud dengan pelaku

usaha yaitu seseorang atau badan usaha yang meakukan kegiatan usahanya baik sendiri

maupun bersama-sama

Menurut Frinces (2010) seorang pelaku usaha berperan baik secara internal

maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi

tingkat ketergantungan terhadap orang lain, Secara eksternal, seorang wirausaha

berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan
terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang

wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang. Daryanto (2012)

berpendapat bahwa pada dasarnya terdapat tiga pelaku bisnis, yaitu:

a. Pedagang : orang yang memelakukan usaha

b. Pembisnis atau pengusaha : orang yang melakukan bisnis.

c. Entrepreneur : orang yang melakukan wirausaha

Anda mungkin juga menyukai