TINJAUAN PUSTAKA
tujuan organisasi tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Semakin besar
suatu organisasi semakin penting pula arti dari pengendalian internal dalam
organisasi tersebut.
adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan
personal lain dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan
yang wajar (reasonable assurance) tentang pencapaian tujuan yang akan tercapai
12
13
namun suatu rangkaian tindakan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dalam
bagi organisasi dalam hal ini instansi pemerintah, untuk dapat mendorong dan
organisasi untuk memberikan keyakinan yang memadai bukan hanya terdiri dari
pedoman kebijakan namun dijalankan oleh dari setiap jenjang organisasi, yang
mencakup komisaris, manajemen, dan personel lain yang saling berkaitan dengan
untuk fokus pada aspek pengendalian internal yang berbeda. Tujuan pengendalian
standards for the profesional practice of internal auditing, the institute of internal
auditor (IIA) seperti dikutip oleh Hiro Tugiman (2006: 44) yaitu:
menganalisa ketelitian data akuntansi, tetapi juga meliputi semua metode dan
perusahaan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Resthoe Jeb, 2013).
Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi perlu memahami dengan jelas tujuan
1. Tepat waktu
2. Cukup hemat
3. Dapat dipertanggungjawabkan
4. Dapat ditempatkan
5. Fleksibel
pengendalian internal yang mewakili apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan-
tujuan itu, serta struktur organisasi entitas pada setiap tingkatan (divisi, unit
operasi, fungsi, dan lainnya). Ketiga kategori tujuan tersebut (operasi, pelaporan,
berikut:
Dari uraian di atas dapat jelaskan bahwa, pengendalian internal yang harus ada di
komponen pengendalian internal ini saling berkaitan antara satu dengan yang
1. Lingkungan Pengendalian
sebagai berikut:
pengendalian internal.
tujuan.
keadaan, seperti :
prosedur, selain dari empat komponen yang lain, yang dibuat manajemen
organisasi.
berikut :
kenyataannya hal ini sulit untuk dicapai, karena dalam pelaksanaannya struktur
ini tidaklah ada perbedaan mendasar dengan prinsip sebelumnya, seperti halnya
sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dari kemampuan kerja (Randy
Nur, 2012). Kata kinerja merupakan terjemahan dari performance, hal ini
Kinerja Pegawai secara definitif merupakan hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang ingin dicapai oleh seorang pegawai dalam melakukan tugasnya
“Perfomance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan tanggungjawab
masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika.”
28
organisasi/instansi, dimana suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang
tepat atau tidak melampaui batas waktu yang disediakan sehingga tujuannya akan
tiga faktor penting yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan
penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran serta tingkat motivasi
pekerja. Apabila kinerja tiap individu atau karyawan baik, maka diharapkan
Dari beberapa faktor di atas bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh banyak
faktor, yang dimana faktor tersebut hendaknya perlu diperhatian oleh pemimpin
atau kepala Dinas agar kinerja pegawai dapat optimal. Pegawai juga perlu
merupakan :
“Standar kinerja adalah target, sasaran, tujuan upaya kerja karyawan dalam
kurun waktu tertentu. Dalam melaksanakan pekerjaannya, karyawan harus
mengarahkan semua tenaga, ketrampilan, pengetahuan dan waktu kerjanya
untuk mencapai apa yang ditentukan oleh standar kinerja.”
Menurut Dale Timpe (1999: 247), berpendapat bahwa standar kerja adalah:
Standar merupakan titik yang perlu dicapai, standar yang diperlukan di sini
mengenai standar kinerja pegawai. Semakin jelas standar kinerjanya, makin akurat
dinilai dari tiga hal, meliputi : penilaian harus mempunyai hubungan dengan
30
dipahami sebagaimana standar kinerja pegawai sebagai acuan agar kinerja yang di
hasilkan sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditentukan oleh organisai.
organisasi adalah:
organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang
lebih baik atau sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.
Manfaat penilaian kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Dessler (2007) adalah
sebagai berikut:
(Ulumuddin, 2014).
motivasi pegawai sehingga akan menghasilkan kinerja yang baik, karena kinerja
apabila ada komitmen di antara pihak-pihak yang terkait dalam organisasi, baik
sebagai individu maupun kelompok (Dettie Adhama, 2014). Hal ini dimaksudkan
32
agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik, seperti yang dikemukakan oleh
mencapai tujuan tersebut, hal ini sejalan dengan pernyataan COSO yang
dilihat dari peran pengendalian internal itu sendiri yang tercemin dari definisi,
organisasi untuk fokus pada aspek pengendalian internal yang berbeda, yang
Sudah terlihat suatu hubungan antara pengendalian internal dengan suatu kinerja,
yang dilakukan oleh Pilipus Ramandei (2009) yang berjudul pengaruh karateristik
dibawah ini :
34
Gambar 2.2
Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kinerja Pegawai