Anda di halaman 1dari 21

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Hari, tanggal : Rabu, 03 Oktober 2018

Acara : Batuan Sedimen Klastik & Sedimen Non Klastik

No. Urut :1
No. Peraga :7
Jenis Batuan : Sedimen Non Klastik
Warna
- Segar : Putih kecoklatan
- Lapuk : Hijau
Tekstur
- Ukuran : 0-2 mm
Komposisi Mineral : CaCo3
Struktur : Fossil
Porositas : Baik
Permeabilitas : Buruk
Nama Batuan : Batu Gamping
Keterangan :

Batuan dengan nomor urut 1 alat peraga 7 merupakan jenis batuan

sedimen non klastik, dengan warna segar putih kecoklatan dan warna lapuk

hijau. Tekstur dari batuan ini memiliki ukuran 0-2 mm , komposisi mineral

CaCo3 dengan struktur fossil.tingkat porositas baikdan tingkat permeabilitas

buruk. Berdasarkan deskripsi diatas nama batuan ini adalah batu gamping

Batu gamping adalah merupakan salah satu mineral industri yang

banyak digunakan oleh sector industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara

lain untuk bahan bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan raya,

pengapuran untuk pertanian, bahan keramik, industri kaca, industri semen,

pembuatan karbit, untuk peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih

dalam industri kertas pulp dan karet, untk proses pengendapan bijih logam dan

industri gula. Batugamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara

organic, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batugamping di

alam terjadi secara organic. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang atau

rumah kerang dan siput. Foraminifera atau ganggang. Atau berasal dari

kerangka binatang koral/kerang Untuk batugamping yang terjadi secara

mekanik, sebetulnya bahannya tidak jauh berbeda dengan jenis batugamping

yang terjadi secara organic. Yang membedakannya adalah terjadinya

perombakan dari bahan batu kapur tersebut yang kemudian terbawa oleh arus

dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Sedangkan yang

terjadi secara kimia adalah jenis batugamping yang terjadi dalam kondisi iklim

dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar.
Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan

batugamping. Jenis batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam

yang melarutkan lapisan batugamping dibawah permukaan, yang kemudian

diendapkan kembali dipermukaan bumi. Magnesium, lempung dan pasir

merupakan unsure pengotor yang mengendap bersama-sama pada saat proses

pengendapan. Keberadaan pengotor batugamping memberikan klasifikasi

jenis batugamping. Apabila pengotornya magnesium, maka batugamping

tersebut diklasifikasikan sebagai batu gamping dolomitan. Begitu juga apabila

pengotornya lempung, maka batu kapur tersebut diklasifikasikan sebagai

batugamping lempungan, dan batugamping pasiran apabila pengotornya pasir.

Persentase unsure-unsur pengotor sangat berpengaruh terhadap warna batu

kapur tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua,

coklat, bahkan hitam. Warna kemerah-merahan misalnya, biasanya

disebabkan oleh adanya unsure mangan, sedangkan kehitam-hitaman

disebabkan oleh adanya unsur organik. Batugamping dapat bersifat keras dan

padat, tetapi dapat pula kebalikannya. Selain yang pejal dijumpai pula yang

porous.

Makassar, Oktober 2018

Asisten Praktikan

Adibah Triaryanti Safari Rezky Nur Fajrialita


NIM : D1114005 NIM : 1615141002
Hari, tanggal : Rabu, 03 Oktober 2018

Acara : Batuan Sedimen Klastik & Sedimen Non Klastik

No. Urut :2
No. Peraga :9
Jenis Batuan : Sedimen Klastik
Warna
- Segar : Abu-abu
- Lapuk : Coklat
Tekstur
- Ukuran : 256 mm
- Bentuk : Rounded
- Sortasi : Buruk
- Kemas : Terbuka
Komposisi Kimia : CaCo3
Komposisi Mineral :

Komposisi Bentuk Ukuran Batuan Asal Jumlah

Fragmen Rounded 256 Batuan beku


Matriks Angular
Semen

Struktur : Tidak berlapis


Porositas : Baik
Permeabilitas : Baik
Nama Batuan : Konglomerat
Keterangan:

Batuan dengan nomor urut 2 alat peraga 9 ini merupakan jenis batuan

klastik yang memiliki warna segar abu-abu dan warna lapuk coklat. Tekstur

dengan ukuran 256 mm, bentuk rounded, sortasi buruk, dan kemas terbuka.

Komposisi kimia mengandung CaCo3 sedangkan komposisi mineral yang

terdiri dari fragmen dengan bentuk rounded dan matriks angular. Struktur

dari batuan ini tidak berlapis dengan porositas dan permeabilitas baik. Dari

deskripsi tersebut dapat diketahui nama batuan ini adalah batu konglomerat.

Batu konglomerat adalah salah satu dari jenis batuan sedimen. Oleh

karena itu, proses pembentukan batu konglomerat, memanfaatkan tenaga

yang membuat terjadinya proses sedimentasi. Hanya saja, batu konglomerat,

memiliki ukuran yang besar, disebabkan partikel yang menyusunnya juga

berukuran besar. Sehingga tenaga untuk proses ini, membutuhkan tenaga

yang kuat. Tenaga yang bisa membentuk batuan konglomerat adalah air yang

deras atau ombak yang besar. Oleh karena itu, batu konglomerat mudah

ditemukan di sepanjang sungai yang memiliki air yang deras, dan di

sepanjang pantai yang memiliki ombak yang kuat. Bentuk dari batu

konglomerat ini, tergantung dari kekuatan air yang membawa materi

sedimen. Semakin kuat dan deras airnya, maka batu konglomerat akan

berbentuk semakin bulat. Sedangkan jika airnya tidak begitu kuat, batu

konglomerat akan berbetuk tidak bulat, dan memiliki sisi runcing di beberapa

bagiannya. Pada proses pembuatan batu konglomerat, diawali oleh proses

sedimentasi yang di lakukan oleh air atau ombak


. Tenaga sedimen ini membawa pasir dan kerikil lalu menumpuknya,

dan mengendapkannya. Lalu pasir dan tanah liat yang ada di sekitar endapan

tersebut, masuk dan mengisi ruangan yang ada di sekiar endapan yang akan

mengeras itu. Terakhir, sedimen kimawi mengikat batuan tersebut, sehingga

menciptakan batu utuh, yaitu batu konglomerat.Konglomerat adalah salah

satu batuan yang tidak memiliki banyak manfaat bagi manusia. Karena

batuan konglomerat bukanlah batuan yang kuat, batu konglomerat tidak

dapat di pakai sebagai fondasi atau struktur penting dari sebuah bangunan.

Hanya saja, saat batu konglomerat di hancurkan, serpihan batu konglomerat

bisa dipakai sebagai pendukung bangunan, tetapi tidak begitu kuat. Akan

tetapi, beberapa batu konglomerat memiliki butiran berlian yang berharga.

Karena dalam pembentukan batu konglomerat, mineral dari batu yang

terlapuk ikut terbawa dan terikat. Akan tetapi, hal itu sangat jarang terjadi.

beberapa batu konglomerat memiliki warna. Dan terkadang bisa dijadikan

sebagai hiasan rumah atau dekoras

Makassar, Oktober 2018

Asisten Praktikan

Adibah Triaryanti Safari Rezky Nur Fajrialita


NIM : D1114005 NIM : 1615141002
Hari, tanggal : Rabu, 03 Oktober 2018

Acara : Batuan Sedimen Klastik & Sedimen Non Klastik

No. Urut :3
No. Peraga : 55
Jenis Batuan : Sedimen Non Klastik
Warna
- Segar : Coklat kemerahan
- Lapuk : Coklat tua
Tekstur
- Ukuran :
Komposisi Mineral : Radiolaria
Struktur : Berlapis
Nama Batuan : Batu Rijang
Keterangan:

Batuan dengan nomor urut 3 alat peraga 55 merupakan jenis batuan

sedimen non klastik yang memiliki warna segar coklat kemerahan dan warna

lapuk coklat tua. Komposisi mineralnya yaitu radiolarian dengan struktur

berlapis. Dari deskripsi diatas dapat diketahui batuan ini adalah baturijang.

Rijang merupakan batuan sedimen yang di endapkan di laut dalam

(zona abyssal),yang berdasarkan kandungan fosil renik radiolaria menunjukan

bahwa batuan ini berumur kapur atas, sedangkan batu gamping merah adalah

endapan plankton gampingan yang mungkin terkumpul pada bagian-bagian

meninggi. Perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika

seperti diatom dan Radiolaria. Endapan tersebut dihasilkan dari hasil

pemadatan dan rekristalisasi dari lumpur silika organik yang terakumulasi

pada lautan yang dalam. Saat organisme tersebt mati cangkang mereka di

endapkan perlahan di dasar laut dalam yang kemudian mengalami akumulasi

yang masih saling lepas. Beberapa perlapisan rijang belum tentu berasal dari

bahan organik, Bisa saja berasal dari Prasipitasi silika yang berasal dari dapur

magma yang sama pada basaltik bawah laut (lava bantal) yang mengalami

presipitasi bersama dengan perlapisan rijang. Lumpur tersebut bersama-sama

terkumpul di bawah zona-zona plangktonik radiolaria dan diatom saat hidup

di permukaan air laut dengan suhu yang hangat. Material-material tersebut

diendapkan jauh dari busur daratan hingga area dasar samudra, saat suplai

sedimen terrigenius rendah, dan pada bagan terdalam dari dataran abissal

terdapat batas ini dinamakan Carbonate


Compensation Depth (CCD), dimana akumulasi material-material carcareous

tidak dapat terbentuk Hal ini dikarenakan salah satu sifat air adalah air

dingin akan mengikat lebih banyak Co2 dibanding dengan air hangat. Di laut,

terdapat satu batas yang jelas dimana kandungan Co2 di bawah lebih tinggi.

Dibawah batas tersebut, kandungan Co2 sangat tinggi akibatnya organisme

yang mengandung karbonat akan larut di CCD sehingga tidak akan

mengendapkarena tidak akan pernah ke dasar laut. Carbonate Compensation

Depth ini teletah sekitar kedalaman 2500 meter atau 2,5 kilometer di bawah

permukaan laut. Diatas Carbonate Compensation Depht, sekitar 2000 meter,

terdapat suatu daerah yang di sebut lysoclyne. Disini, sebagian karbonat

sudah mulai larut sebagian. Beberapa perlapisan rijang belum tentu berasal

dari bahan organik. Bisa saja berasal dari presipita silika yang berasal dari

dapur magma pada basaltik bawah laut (lava bantal) yang mengalami

presipitasi bersamaan dengan perlapisan rijang. Rijang banyak di gunakan

untuk membuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata anak

panah,pisau,kapak, dan lain-lain. Tetapi yang paling populer rijang

digunakan untuk ornamen-ornamen dan batu permata

Makassar, Oktober 2018

Asisten Praktikan

Adibah Triaryanti Safari Rezky Nur Fajrialita


NIM : D1114005 NIM : 1615141002
Hari, tanggal : Rabu, 03 Oktober 2018

Acara : Batuan Sedimen Klastik & Sedimen Non Klastik

No. Urut :4
No. Peraga :8
Jenis Batuan : Sedimen Non Klastik
Warna
- Segar : Hitam
- Lapuk : Coklat
Tekstur
- Ukuran : 1/16 – 1/256
Komposisi Mineral : Karbonat
Struktur : Berlapis
Nama Batuan : Batu Bara
Keterangan

Batuan dengan nomor urut 4 alat peraga 8 merupakan jenis batuan

sedimen non klastik yang memiliki warna segar hitam dan warna lapuk

coklat. Tekstur yang berukuran 1/16-1/256 dengan komposisi mineral yaitu

karbonat. Struktur batuan ini berlapis. Dari deskripsi diatas dapat diketahui

bahwa nama batuan ini adalah batu bara.

Gambut adalah batuan sedimen organik yang dapat terbakar berasal

dari tumpukan dan hancuran bagian dari tumbuhan yang terhumifikasi dan

dalam keadaan tertutup udara (dibawah air) tidak padat, kandungan air >

75% dan kandungan mineral < 50% (dalam persen berat). Tahap diagenesa

gambut merupakan tahap awal pembentukan batubara, yaitu mencakup

perubahan oleh mikroba dan proses kimia. Dimulai dari pembusukan

tumbuhan sampai terbentuk gambut (peat). Pada tahap ini dicirikan oleh

aktivitas bakteri aerob (membutuhkan oksigen) dan anaerob (tidak

membutuhkan oksigen). Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan

lumut yaitu evolusi tumbuhan, iklim, paleografi dan tektonik. Gambut

adalah proses awal dari pembentukan batubara. Dalam pembentukan ini

diperlukan waktu yang sangat lama. Dari proses gambut untuk mencapai

batubara memerlukan waktu yang sangat lama. Sehingga dalam

penggunaannya harus seefisien mungkin. Karena untuk proses pembentukan

gambut, dan dari gambut ke batubara memerlukan waktu yang lama. Dan

untuk saat ini batubara sangat membantu proses kerja dalam berbagai

bidang industri.
Batubara tertua yang berumur Hurorian Tengah dari Michigan berasal

dari alga dan fungi. Sedangkan pada jaman Devon Bawah dan Atas, batubara

kebanyakan berasal dari Psilophites (spt: Taeniocrada decheniana (lower

devon)). Kebanyakan batubara dari jaman ini memiliki rata-rata lapisan yang

tipis(3-4m) dan tidak punya nilai ekonomis.

Pada Carbon Atas, tumbuhan mulai tinggi-tinggi hingga mencapai

ketinggian lebih dari 30m namun belum seberagam sekarang. Pada jaman ini

didominasi oleh: Lepidodendron, Sigillaria, Leginopteris oldhamia, Calamitea.

Jaman Upper Carboniferous dikenal sebagai perioda bituminous coalLapisan

penting batubara berumur Perm terdapat di USSR, dominan terbentuk dari

Gymnosperm cordaites. Pada jaman Mesozoic terutama Jura dan Cretaceous

Bawah, Gymnosperm(Ginkcophyta, Cycadophyta dan Cornifers) merupakan

tumbuhan penting pembentuk batubara, terutama di Siberia dan Asia Tengah.

Pada rawa-rawa berumur Cretaceous Atas dan Tersier tumbuhan Angiosperm

tumbuh dengan pesat di N. America, Europe, Japan dan Australia. Jika

dibandingkan dengan tumbuhan pada masa Carbon, tumbuhan pada jaman

Mesozoic terutama jaman Tersier lebih beragam dan spesifik serta menghasilkan

deposit peat yang tebal dan beraga dalam tipe fasiesnya. Perkembangan dan

evolusi flora akan berpengaruh pada keragaman jenis dan tipe batubara yang

dihasilkan. Ragam tumbuh – tumbuhan seperti yang dikenal pada saat ini telah

mengalami proses evolusi yang sangat panjang mulai dari zaman Devon.

Perkembangan jenis tumbuhan untuk setiap waktu geologi mulai dari satu jenis

tumbuhan (alga/ganggang) pada zaman sebelum Devon menjadi sekian banyak


pada waktu – waktu berikutnya. Perkembangan ini perlu diketahui karena ada

beberapa tumbuhan yang hanya tumbuh pada zaman tertentu saja sehingga

dengan mengenal perkembangan ini akan memudahkan untuk

mengintrepentasikan genesanya. Sisa tumbuhan pembentuk batubara kadang

– kadang mudah dikenal dibawah mikroskop.

Makassar, Oktober 2018

Asisten Praktikan

Adibah Triaryanti Safari Rezky Nur Fajrialita


NIM : D1114005 NIM : 1615141002
Hari, tanggal : Rabu, 03 Oktober 2018

Acara : Batuan Sedimen Klastik & Sedimen Non Klastik

No. Urut :5
No. Peraga : 39
Jenis Batuan : Sedimen Klastik
Warna
- Segar : Abu-abu terang
- Lapuk : Coklat
Tekstur
- Ukuran : 1/256
- Bentuk : Well rounded
- Sortasi : Baik
- Kemas : Tertutup
Komposisi Kimia : CaCo3
Komposisi Mineral :

Komposisi Bentuk Ukuran Batuan Asal Jumlah

Fragmen
Matriks 100%
Semen Lempung (1/16- 1/256)

Struktur : Tidak berlapis


Porositas : Baik
Permeabilitas : Baik
Nama Batuan : Batu Lempung
Keterangan:

Batuan dengan nomor urut 5 alat peraga 39 merupakan jenis batuan

sedimen klastik yang memiliki warna segar abu-abu terang dan warna lapuk

coklat. Tekstur dari batuan ini yaitu ukuran 1/256,bentuk well rounded, sortasi

baik, dan kemas tertutup. Adapun komposisi kimia terdiri dari CaCo3 dan

komposisi mineral yaitu semen lempung 1/16-1/256 sebanyak 100%. Struktur

tidak berlapis dengan porositas dan permeabilitas baik. Berdasarkan deskripsi

dapat diketahui bahwa nama batuan ini adalah batu lempung.

Batu lempung dapat tersusun oleh agregat atau mineral seperti pirit

yang berukuran lempung ( < 4µm ), dan dapat juga sebagian komponen

penyusun batu lempung ini berupa mineral lempung. Berarti mineral lempung

ini adalah mineral yang berukuran lempung. Namun, mineral ini merupakan

mineral silikat hidros yang sangat melimpah di permukaan bumi. Khususnya,

terkonsentrasi pada kondisi geologi dimana interaksi air dan batuan cukup

aktif. Lingkungan yang biasanya mineral ini dapat dijumpai meliputi: tanah,

lapukan batuan, sistem geotermal, seri diagenesis terpendam, dll. Yang pasti,

apapun asal-muasalnya, mineral yang melimpah di permukaan bumi ini selalu

berukuran halus (<4 μm). Partikel pada mineral lempung selalu kecil karena

sifat-sifat kristalokimianya (ketersedian ruang antar lapis yang tidak sempurna,

hidrasi yang heterogen, dll), sehingga secara genetik akan cacat jika

membentuk kristal yang berukuran lebih besar. Lempung terbentuk akibat

proses pelapukan dari mineral mineral penyusun batuan yang dipengaruhi oleh

iklim ,jenis batuan ,relief muka bumi ,tumbuh tumbuhan yang berada diatas
batu tersebut.Faktor utama yang menyebabkan terbentuknya mineral

lempung dalam proses ini adalah komposisi mineral batuan ,komposisi kimia

dan daya larut air tanah. Pembentukan mineral lempung oleh pelapukan

adalah akinat reaksi ion ion hydrogen yang terdapat dalam air tanah dengan

mineral silikat. H+ umumnya berasal dari asam karbonat yang terbentuk

sebagai akibat pembusukan ole bakteri terhadap zat organik dalam tanah

Lempung kualitas yang baik digunakan terutama di tembikar, tetapi

juga ditambahkan ke lempung lain untuk meningkatkan plastisitas mereka.

Lempung bola tidak biasa seperti varietas lempung lainnya. Sepertiga dari

lempung bola digunakan setiap tahun digunakan untuk membuat ubin lantai

dan dinding. Hal ini juga digunakan untuk membuat sanitary ware, keramik

dan penggunaan lainnya Bentonit terbentuk dari abu vulkanik perubahan.

Bentonite digunakan dalam kandang hewan peliharaan untuk menyerap

cairan. Hal ini digunakan sebagai lumpur di dalam pengeboran juga

digunakan dalam industri lainnya seperti "pelletizing" bijih besi Lempung

yang umum digunakan untuk membuat bahan bangunan seperti batu bata,

semen, dan agregat ringan.

Makassar, Oktober 2018

Asisten Praktikan

Adibah Triaryanti Safari Rezky Nur Fajrialita


NIM : D1114005 NIM : 1615141002
Hari, tanggal : Rabu, 03 Oktober 2018

Acara : Batuan Sedimen Klastik & Sedimen Non Klastik

No. Urut :6
No. Peraga : 41
Jenis Batuan : Sedimen klastik
Warna
- Segar : Abu-abu
- Lapuk : Coklat
Tekstur
- Ukuran : 1- 1/2
- Bentuk : Sub rounded
- Sortasi : Baik
- Kemas : Terbuka
Komposisi Kimia :
Komposisi Mineral :

Komposisi Bentuk Ukuran Batuan Asal Jumlah

Fragmen Sub rounded 1-2 35%


Matriks Rounded ½- 1 40%

Semen 1/8- 1/4 25%

Struktur : Berlapis
Porositas : Baik
Permeabilitas : Buruk
Nama Batuan : Batu Pasir Kuarsa
Keterangan:

Batuan dengan nomor urut 6 alat peraga 41 merupakan jenis batuan

sedimen klastik dengan warna terang abu-abu dan warna lapuk coklat.

Kemudian tekstur dengan ukuran 1-1/2, bentuk sub rounded, sortasi baik, dan

kemas terbuka. Komposisi mineral banyak terdapat kuarsa dengan

komposisi fragmen berbentuk sub rounded dengan ukuran 1-2 yang

jumlahnya 35%, matriks berbentuk rounded dengan ukuran ½- 1 yang

jumlahnya 40%, dan semen dengan ukuran 1/8- ¼ yang jumlahnya 25%.

Struktur batuan ini berlapis dengan porositas baik dan permeabilitas buruk.

Dari deskripsi diatas dapat diketahui nama batuan ini adalah batupasir kuarsa.

Komposisi dominan dari batu ini adalah siliceous grain hingga 90%

dari total tiga komponen penyusun utama. Umumnya, butiran-butiran pada

batu ini berasal dari fragmen kuarsa, rijang, dan batu quartzose. Warna dari

batu ini terkadang kemerahan, pink, kuning, atau coklat. Secara khas,

berasosiasi dengan batuan yang diendapkan pada lingkungan kraton stabil

seperti Aeolian, beach, shelf. Genesa dari batu ini adalah Quartz Arenite

terbentuk dari hasil batuan beku yang telah terombak / tertransport dengan

batuan asal berupa batuan yang berasal dari magma asam yaitu rhyolite dan

granit yang batu tersebut memiliki kelimpahan kuarsa yang cukup banyak.

Kegunaan batupasir kuarsa yaitu sand blasting (teknik membersihkan

kerak/karat pada mesin/logam dengan semprotan pasir silika tekanan tinggi.

biasanya ukuran mesh 8×30 yang dipakai di sana. ada beberapa industri yang

rutin membutuhkan pasir silica). Untuk cor atau kontruksi bangunan.


Ukuran yang dipakai biasanya 14×20. Untuk bahan genteng metal/logam

agar meredam suara hujan. Sebagai bahan baku semen/mortar /ready mix,

bahan baku pabrik keramik.

Makassar, Oktober 2018

Asisten Praktikan

Adibah Triaryanti Safari Rezky Nur Fajrialita


NIM : D1114005 NIM : 1615141002

Anda mungkin juga menyukai