Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Lapang
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Waktu Pelaksanaan
Hari : Jumat s.d Sabtu
Tanggal : 20 – 21 April 2018
Berangkat : Jumat, 20 April 2018 pukul 13.00 WITA
(Tempat : Jurusan Geografi Parangtambung)
Kembali : Minggu, 21 April 2018 pukul 12.00 WITA
b. Tempat Pelaksanaan
Kuliah Lapang dilakukan di tiga titik yaitu :
 Pasar Takalala
 Taman Kota Soppeng
 Permandian Air Panas Lejja, Soppeng
c. Alasan Pemilihan Lokasi
Berbagai alasan dalam pemilihan lokasi Praktek Lapang/Kuliah Lapang di
daerah Sulawesi Selatan ini, terkhusus di titik seperti pasar Takalala, taman Kota
Soppeng, dan permandian air panas Lejja yang masing-masing terletak di
Kabupaten Soppeng.pemilihan titik tersebut dikarenakan beberapa hal. Untuk
penelitian manajemen proyek daerah pasar takalala, taman kota soppeng, dan
permandian air panas lejja berada di lokasi yang lumayan strategis, dan juga
permodalan/penataan bagian-bagian dari setiap wilayah sangat menarik.
d. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan data/sampel
selama kuliah lapang :
1. Alat tulis menulis
2. Daftar Kuesioner
3. Buku catatan
4. Kamera
e. Susunan Kegiatan di Lapangan
1) Persiapan
 Pembentukan kelompok Kuliah Lapang.
 Penentuan lokasi dan waktu Kuliah Lapang.
2) Kegiatan inti
1. Survey dan wawancara Penduduk di sekitaran Pasar Takalala.
2. Survey Taman Kota Soppeng
3. Survey dan wawancara penduduk atau penunjung di Permandian Air
Panas Lejja.
3) Kegiatan Pasca Kuliah Lapang
Setelah melakukan kegiatan kuliah lapang, maka para mahasiswa
ditugaskan untuk membuat laporan hasil penelitian setelah melakukan
praktek lapang/kuliah lapang dan dikumpul sebelum tanggal yang telah
ditetapkan.

B. Sumber Data
1. Kuesioner, dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian
dicatat.
2. Wawancara, pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan
sumber datanya. Jawaban kemudian di catat oleh penanya kemudian merangkumnya.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Pasar Takalala
Merupakan pasar tradisional terbesar di Kabupaten Soppeng dan juga
merupakan pasar tradsional terbesar di Sulawesi Selatan. Terletak di koordinat
4°27'29"S dan 119°56'59"E. Aktivitas pasar berlangsung tiap hari Selasa dan
Sabtu, mulai buka sejak pukul 5 am pagi hingga pukul 2 pm namun pada hari
pasar yang paling ramai, misalnya menjelang hari raya Islam (Idul Fitri dan Idul
Adha) hari pasar bisa lebih lama hingga pukul 3 pm atau 4 pm. Besarnya pasar
ini disebabkan karena merupakan pasar tempat jual beli hasil pertanian.
Pengunjungnya juga berasal dari beberapa kabupaten lain selain warga
Kabupaten Soppeng sendiri, seperti dari Kabupaten Wajo, Bone dan Barru. pasar
Takalala, yang telah dinyatakan rampung pembangunanya sejak Tahun 2007
silam, namun yang menggelitik dan menuai kritik dan petanyaan masyarakat,
kenapa pasar tersebut sampai berita ini diturunkan belum ada peresmian dari
pemerintah daerah kabupaten Soppeng, siapa gerangan yang bertangungjawab
dibelakangnya, atas pengelolaan pasar tersebut. Pembangunan pasar tersebut
mendapat kucuran dana tahap awal tahun 2014 sebesar kurang lebih empat belas
miliar, dan tahap kedua tahun 2007 kurang lebih 12 Miliar. Namun ironisnya,
pembangunan tahap kedua itu dilakukan dengan penunjukan langsung khusus
atas persetujuan DPRD, Kab. Soppeng dan Pemda, ini menurutnya melabrak UU
& PERPRES No 54 Thn 2010.

2. Taman Kota Soppeng


Kabupaten Soppeng kini memunculkan inovasi baru dengan mendirikan
sebuah taman di tengah kota. Taman tersebut dinamakan Taman Kalong yang
diresmikan langsung oleh Bupati Soppeng pada 13 Januari 2018. Soppeng
memang dikenal sebagai Kota Kalong (kelelawar) karena banyaknya kelelawar
yang bergelantungan di pohon sepanjang kota Soppeng. Namun, saat berkunjung
ke Soppeng, tempat yang paling familiar untuk mengambil gambar yaitu di
pelataran Mes Tinggi. Di tempat itu, selain sebuah patung Kelelawar yang pada
bagian depan bertuliskan “Tamang Kalong” juga terdapat air mancur. Pada
malam hari, air mancur tersebut akan dioperasikan, kemudian diperindah dengan
hiasan lampu yang menyinari air mancur. Di dalam taman, ada banyak tempat
duduk serta bangku taman yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk melepas
lelah. Selain itu, ada pula tiga gazebo yang juga bisa diakses secara gratis. Jika
pengunjung merasa haus dan lapar, di sekeliling taman ada pedagang kaki lima
yang menyediakan berbagai macam jajanan. Mulai dari camilan, minuman
hingga makanan yang mengenyangkan. Meski taman ini dibuka untuk umum,
demi kenyamanan dan penjagaan fasilitas, pihak penjaga taman mengaku masih
membatasi beberapa aktivitas di taman.
Soppeng merupakan salah satu daerah bugis yang berpenduduk kurang
lebih 250.000 jiwa memiliki beberapa keunikan, salah satu diantaranya yaitu
banyaknya Kalong atau Kelelawar yang bergelantungan di pohon. Dulunya,
menurut sejarah Bugis, Soppeng merupakan tempat dari sebuah kerajaan yang
megah dan sejahtera.
1. Asal Mula dan Sejarah Soppeng, Sejarah Soppeng diawali dengan
munculnya "Tomanurung" dalam istilah bahasa Indonesia dikenal sebagai
orang yang muncul seketika. Saat itu, masyarakat Soppeng tengah dilanda
kegetiran dan kemiskinan ditambah dengan penderitaan rakyat, maka
berkumpullah tokoh-tokoh masyarakat "tudang sipulung" untuk membahas
masalah ini, di tengah pembicaraan mereka, seekor burung kakak tua
(dalam bahasa Bugis dikenal sebagai "cakkelle").
Cakkelle ini terbang tepat di atas perkumpulan itu, sehingga para
tokoh yang melihatnya merasa ada sesuatu yang lain dari cakkelle ini.
Akhirnya pimpinan tudang sipulung menyuruh salah seorang toko
masyarakat bersama dengan rekannya yang lain untuk mengikuti cakkelle
tersebut. Burung Kakak Tua tersebut akhirnya sampai di Sekkanyili dan
ditempat inilah ditemukan seorang berpakaian indah sementara duduk
diatas batu dan pada akhirnya diangkat menjadi Raja Soppeng yang
pertama dan diberi gelar "Latemmamala Manurung'e Ri Sekkanyilik".
2. Kota Kerajaan Masa Lampau, Menurut catatan sejarah, Kota Soppeng
merupakan bekas Kota Kerajaan masa lampau yang memiliki wilayah
kekuasaan dan pengaruh yang cukup luas yang dipimpin oleh Raja
Pertama Soppeng "Latemmamala Manurung'e Ri Sekkanyilik". Di kota ini
terdapat komplek Istana Raja (Datu) Soppeng yang dibangun pada tahun
1261 M.
Di komplek ini terdapat sejumlah bangunan, diantaranya : Rumah
Kuning (Bola Ridie), yang merupakan tempat penyimpanan benda-benda
atribut Kerajaan Soppeng; SalassaE, yaitu bekas Istana Datu Soppeng; dan
Menhir Latammapole, yaitu tempat melaksanakan hukuman bagi
pelanggar adat. Di dalam Komplek ini juga terdapat komplek makam Jera
LompoE yang di dalamnya terdapat makam Raja-raja (Datu) Soppeng,
Luwu, dan Sidrap pada abad XVII, serta komplek makam KalokoE Watu
KalokoE Watu yang di dalamnya terdapat makam We Tenri Sui, ibu
kandung Arung Palakka.
3. Panorama Alam Kelelawar di Kota Watan Soppeng, Kota Watan Soppeng
memiliki keunikan yang sangat khas, yaitu banyaknya Kelelawar yang
terdapat di Kota ini. Sejak dahulu kelelawar dalam jumlah banyak telah
menghuni kota Watansoppeng dan uniknya mereka hanya mau berdiam /
bergelantungan pada pepohonan yang ada di pusat kota. Menjelang malam
hari kelelawar-kelelawar ini akan berterbangan mencari makanan di
pegunungan dan kembali pada pagi harinya. Konon menurut legenda
setempat apabila kelelawar-kelelawar tersebut telah meninggalkan kota
Watansoppeng merupakan pertanda akan datangnya musibah. Kota
Watansoppeng merupakan ibu kota Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan,
yang terletak 150 km di sebelah utara Kota Makassar.
4. Mitos Bila Dijatuhi Kotoran Kelelawar, Menurut beberapa warga setempat
beranggapan bahwa jikalau orang dari luar daerah yang berkunjung ke
Soppeng dan kemudian dijatuhi kotoran kelelawar maka dia akan
mendapat jodoh orang asli Soppeng. Dan jikalau dia dikencingi maka
orang tersebut akan meninggal di Kota Soppeng. Jadi jangan salah jika
Kab. Soppeng berpenduduk banyak, anggap saja kalau tiap wisatawan
yang berkunjung dijatuhi kotoran kelelawar menikah dengan cowok atau
cewek Soppeng dan kemudian beranak pinak penduduknya akan
bertambah tiap harinya.
5. Pemandian Alam Air Panas Lejja, Suhu air di pemandian ini bisa mencapai
60 derajat celcius sehingga sering dipercayai dapat menyembuhkan
penyakit gatal-gatal dan rematik. Pemandian ini berada di daerah
pegunungan, memiliki panorama alam yang indah, sejuk dan sangat
menarik untuk dikunjungi untuk berrekreasi. Terletak di Desa Bulu,
Kecamatan Marioriwa sekitar 44 Km dari kota Watansoppeng. Beberapa
masyarakat Soppeng yang masih percaya pada mitos, kerap kali
berkunjung ke Lejja hanya untuk menjadikan pepohonan yang berada di
sekitar permandian sebagai tempat untuk melakukan niat, seperti :
meminta jodoh, dimana mereka menggantung plastik atau kaleng di
pepohonan untuk dijadikan simbol pengharapan agar niatnya terkabul dan
jika memang niatnya tersebut tercapai maka mereka akan kembali untuk
melepaskan plastik atau kaleng tadi. Mitos ini sampai sekarang masih
berlaku bahkan aktifitas ini semakin mendarahdaging pada warga
setempat.
6. Permandian Alam Ompo, Permandian alam ompo merupakan salah satu
obyek wisata andalan yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik.
Kolam ini memiliki air yang sangat jernih, dingin dan merupakan sumber
air bersih bagi masyarakat kota serta diolah menjadi air minum mineral
kemasan oleh salah satu perusahaan nasional. Terletak di Kelurahan
Ompo, Kecamatan Lalabata sekitar 3 Km sebelah utara kota Watassopeng.
7. Permandian Alam Citta, Pemandian Alam Citta yang terletak di Desa Citta
Kecamatan Citta. Tempat wisata ini berjarak sekitar 35 kilometer sebelah
timur kota Watansoppeng. Di Citta, ada pemandangan berupa beberapa air
terjun yang menghiasi dinding tebing. Mengalir tenang, menimbulkan
simfoni alam yang damai. Selain dijadikan sebagai tempat permandian
juga dijadikan tempat untuk menikmati aktifitas masyarakat setempat
dalam mengolah tembakau secara tradisional.
8. Sumber Mata Air Asin, Selain dari permandian-permandian di atas ada
juga yang ditemukan objek wisata yang paling menarik yang ditemukan di
Soppeng khususnya di desa Appejengnge yaitu Sumber Mata Air Asin.
Yang kita ketahui bersama bahwa Kab. Soppeng dalam peta tidak memiliki
objek wisata laut, akan tetapi dalam hal ini sumber air asin yang
ditemukan di desa tersebut dapat membuktikan lagi bahwa Kab. Soppeng
selalu kaya akan segalanya. Sumber mata air asin ini dipercayai warga
setempat bahwa sumber mata air asin yang diberi nama Ladidda ini
dulunya sepasang suami istri yang hilang dan kemudian dikutuk menjadi
batu dengan alasan satu dari sumber mata air tersebut menyerupai alat vital
pria dan yang satunya menyerupai alat vital perempuan. Bahkan menurut
mereka pengunjung yang datang ke tempat itu memiliki pantangan,
dilarang meludah atau membuang kentut di kawasan tersebut karena akan
mendapat celaka nantinya. Sumber mata air ini banyak digunakan sebagai
air minum untuk ternak dan ada beberapa warga yang mengambil air
tersebut untuk dijemur dan dijadikan garam.
9. Gua Coddong Cita, Merupakan salah satu fenomena alam yang terbentuk
di kawasan batu gamping karst sekitar jutaan tahun yang lalu. Dahulu gua
ini digunakan oleh manusia purba sebagai pemukiman, tempat berlindung
dari cuaca buruk dan serangan binatang buas. Di dalam gua ini juga
ditemukan tengkorak manusia dari spesies etnis bugis. Terletak di desa
Citta kecamatan Liliriaja sekitar 53 Km sebelah timur kota Watansoppeng.
10. Villa Yuliana, Tak lupa dengan Villa Yuliana, sebuah villa peninggalan
Belanda di Kab. Soppeng yang merupakan villa kembaran dari Nederland,
villa ini merupakan wujud kecintaan terhadap ratu Yuliana. Selain rumah
adat Sao Mario, Villa Yuliana juga mendapat kepercayaan mitos dari warga
Kab. Soppeng bahwa orang yang berkunjung ke villa tersebut akan
kesasar, orang yang berkunjung ke lantai satu akan ke sasar ke lantai dua
atau malah sebaliknya.

3. Pemandian Air Panas Lejja


Kabupaten Soppeng yang berjarak 200 km di utara kota Makassar
menyimpan obyek wisata yang tak kalah menariknya dengan obyek wisata
lainnya di sekitar kota Makassar. Kabupaten Soppeng ini mendapat julukan Kota
Kalong karena di ditempat ini banyak terdapat kelelawar di setiap pohon yang
ada di sepanjang kota ini. Di Kota Kalong ini terdapat wisata air panas dengan
nama Pemandian Alam Air Panas Lejja. Pemandian Alam Air Panas Lejja berada
di kawasan hutan lindung berbukit dengan panorama yang indah di Desa Bulu,
Kecamatan Marioriawa, 44 km utara Kota Watansopeng yang merupakan
ibukota Kabupaten Soppeng. Di tempat ini memiliki sumber air panas dengan
suhu mencapai 60°C yang dipercaya bisa menyembuhkan gatal-gatal dan
rematik. Pemandian ini merupakan obyek wisata andalan yang banyak
dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Fasilitas di
Pemandian Alam Air Panas Lejja ini cukup memadai dengan adanya kolam
pemandian umum dan private, toilet, ruang bilas, tempat ganti pakaian, pondok
peristirahatan, lapangan tenis dan baruga wisata sebagai tempat pertemuan yang
bisa menampung 300 orang. Untuk kolam pemandian private disediakan dengan
rumah panggung kecil yang memiliki kolam di belakangnya dengan lebar 3
meter. Sedangkan untuk kolam pemandian umumnya terdapat 5 kolam dengan
fungsi yang berbeda :
 Kolam I: airnya sangat panas, harus berhati-hati jika berada di tempat ini
karena telur yang dicelupkan di kolam ini bisa menjadi setengah matang.
 Kolam II: kolam dangkal dengan air suam-suam kuku yang bisa dipakai
untuk anak-anak kecil atau bagi anda yang tidak bisa berenang bisa juga
memakai kolam ini.
 Kolam III: kolam dengan kedalaman sebatas leher dan air suam-suam
kuku untuk orang dewasa. Ada pelampung yang disewakan jika anda takut
berenang di kolam ini.
 Kolam IV: air di kolam ini sudah normal, tidak terlalu panas ataupun
terlalu dingin dan kolam ini khusus orang dewasa saja.
 Kolam V: kolam yang berada di sebelah timur ini dilengkapi dengan
papan loncatan.
Anda juga bisa melihat sumber air panasnya. Ada jalan setapak di sebelah
kolam pemandian menuju bukit. Di sana akan ada sungai kecil dengan air panas
dan bebatuan yang dialiri air panas dan mengeluarkan asap. Sampai di ujung
jalan anda bisa menemui pohon yang dibawah akarnya terdapat lubang dengan
diameter sekitar 50 cm. Disitulah sumber air panas Pemandian Air Panas Lejja
berasal Jangan heran kalau di sekitar pohon tersebut banyak terdapat kaleng dan
botol yang diikat karena menurut informasi hal itu merupakan simbol
pengharapan bagi yang menggantunggkan botol atau kaleng tersebut, dimana
ketika harapan tersebut sudah terwujud maka orang tersebut akan datang lagi ke
Lejja untuk melepas ikatan botol atau kalengnya dan juga sebagai simbol
pengikatan hubungan pasangan sejoli yang datang ke tempat ini.
Untuk mencapai tempat ini anda harus melalui jalanan yang berliku dan
terjal. Sebaiknya anda menggunakan kendaraan bermotor untuk menuju tempat
ini agar bisa menikmati keindahan alam sepanjang perjalanan menuju
Pemandian Air Panas Lejja. Sesampainya di pintu gerbang pemandian ini anda
bisa memilih salah satu dari 2 pilihan jalan masuknya: melalui jalan dengan
kendaraan yang bisa langsung sampai di dekat kolam pemandian atau melalui
jalan dengan menyusuri tangga dengan panorama alam sekitar yang indah. Tiket
untuk masuk ke pemandian ini seharga Rp. 5.000,-/orang untuk orang dewasa
dan Rp. 2.500,-/orang untuk anak-anak.
B. Pembahasan
Pasar Takalala merupakan salah stu pasar tradisional yang ada di kabupaten
Soppeng. Pasar ini terletak dekat dengan jalan raya. Pasar tradisional Takalala adalah
pasar tradisional namun dalam hal kebersihan, pasar ini tidak diragukan lagi. Para
penjual besar maupun pedagang kaki lima yang ada di pasar membayar uang pajak
sebesar Rp. 10.000,00,- dengan kebersihan yang diperoleh dan keuntungan lainnya.
Pasar Takalala yang berdiri di kabupaten Soppeng sejak 2016 sampai saat ini, dan
masih beroperasi dengan sangat baik. Pasar Takalala tidak setiap harinya ada, karena
ada jadwal tertetu untuk hari-hari pasar. Pasar Takalal hanya ada pada hari selasa dan
sabtu untuk hari-hari lainnya pasar Takalala tutup. Pada hari pasar, pasar Takalala
beroperasi dari pukul 04.00 dini hari sampai pukul 14.00 WITA.
Kepuasan pembeli terhadap pelayanan pedagang sangat bagus, namun pada hari-
hari pasar saja. Sedangkan pada hari-hari dimna pasar tutup para pembeli hanya akan
membeli belanjaan di ruko-ruko kecil yang berada di luar pasar Takalala. Pasar
Takalala berdiri diatas milik tanah pemerintah setempat. Diketahui dari hasil
wawancara bahwa di pasar Takalala selalu tentram dalam arti tidak pernah terjadi
kekacauan dalam aktivitas jual beli antara penjual dan pembeli.
Pasar Takalala masih dalam proses prencanaan untuk dilakukannya pembenahan.
Seperti perencanaan untuk perluasan area pasar, lahan parker, dan lainnya. Kemudian
menurut pedagang dijadwalkan bahwa pembenahan akan selesai dalam waktu 10-20
tahun kedepan. Lalu, proyek tersebut dikendalikan sesuai dengan biaya, waktu dan
mutu serta keselamatan kerja. Dalam proses pengendalian yang dilakukan yaitu seperti
pengawasan, pemeriksaan dan juga koreksi yang dilakukan selama proses pembenahan
pasar Takalala. Proses-proses tersebut atau proyek-poyek yang sedang
diimplementasikan di pasar Takalala merupakan proses manajemen proyek. Dimana
inpt yang diinginkan yaitu interelasi atau hubungan antara pasar dan tempat parkir,
interaksiatau saling mempengaruhi antara penjual dan pembeli, serta interdependensi
atau saling ketergantungan antara pasar, penjual dan pembeli.
Manajemen Proyek yang menangani proyek secara menyeluruh, dimulai dari
pengembangan idea tau gagasan awal, perencanaan pembiayaan proyek, serta
perencanaan kualitas proyek untuk menandatangani kepuasan bagi para pemakai dari
hasil proyek tersebut. Berdasarkan informasi akan ada penambahan lahan parkir dan
perluasan ruko-ruko tempat berjualan di Pasar Takalala. Jika dilihat dari model pasar
Takalal yang sekarang masih terdapat kekurangan, yaitu tidak adanya lahan parkir.
Karena, selama ini lahan parker pasar hanya menumpang di lahan parker milik
terminal yang berada di samping pasar Takalala. Seharusnya ruko-ruko yang terletak
disamping pasar ditiadakan saja dan dialihfungsikan menjadi lahan parker. Dan ruko-
ruko yang berada didepan pasar dimanage lebih baik, misalnya seperti dibuat
bertingkat. Karena ruko-ruko tersebut berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang
dan juga tempat warga belanja jika bukan pada hari-hari pasar.
Untuk model menajemen proyek Taman Kota Soppeng, model input yang
diharapka yaitu interaksi atau hubungan antara Taman Kota Soppeng dan lahan parkir,
interelsi atau saling mempengaruhi antara pedagang kaki lima dn pengunjung di
Taman Kota Soppeng, serta interelasi atau saling ketergantungan antara pengunjung,
lahan atau tempat parkir, dan para pedagang kaki lima. Manajemen taman Kota
Soppeng, jika dilihat dari keadaan sekarang yang kurang adalah tempat khusus parkir
untuk kendaraan pengunjung. Kemudian seharusnya ada tempat khusus untuk para
pedagang kaki lima, sehingga pengunjung lebih puas dalam berbelanja sambil
menikmati pemandangan Taman Kota Soppeng. Setelah lahan parkir dan tempat untuk
pedagang kaki lima sudah diatur dengan baik, amak dapat dilakukan bayar tarif masuk
ke Taman Kota Soppeng khusus lahan parkir agar dapat menambah perkembangan
ekonomi Kota Soppeng sendiri.

Anda mungkin juga menyukai