Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENELITIAN TENTANG OBJEK LAWANG SEWU

KELAS X SMA YASIHA GUBUG


DI SEMARANG JAWA TENGAH

Disusun Oleh :
1. IDA SORAYA (09)
2. IKE LESTARI (10)
3. ISTIQOMAH (13)

KELAS X IPS 3

YAYASAN HASAN ANWAR

SMA YASIHA GUBUG


Jl. KH. Hasan Anwar No. 9 Gubug Kabupaten Grobogan Jawa Tengah

i
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini telah disetujui oleh Guru Mata Pelajaran Geografi dan disahkan
oleh Kepala Sekolah sebagai syarat untuk mengikuti Tes Semester Gasal.

Pada tanggal : Oktober 2018

Mengesahkan
Kepala SMA Yasiha Gubug Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Syafi’i Nonih Teti Nurhidayah, S.Pd

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas taufik
hidayah-Nya sehingga kami bias menyusun karya tulis ini dengan baik. Karya tulis
ini kami lengkapi dengan gambar-gambar dan informasi objek-objek penelitian yang
telah kami kunjungi.
Laporan karya ilmiah ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Yang terhormat Bapak Drs. H. Syafi’i selaku Kepala SMA Yasiha Gubug
2. Yang terhormat Bapak Dian Pracoyo selaku Wali Kelas X IPS 3
3. Yang terhormat Ibu Nonih Teti Nurhidayah, S.Pd selaku Guru Pembimbing
4. Yang tercinta rekan-rekan kelas X yang turut berpartisipasi dalam kunjungan
ini.
Karya tulis yang kami susun ini jauh dari kesempurnaan, kami mohon maaf jika
ada kesalahan dalam penyususnan karya tulis ini. Untuk itu kami mohon kritik dan
saran demi kesempurnaan karya tulis ini
Semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Wisata Lawang Sewu ......................................................................... 3
B. Sejarah Lawang Sewu ........................................................................ 3
C. Letak Wisata Lawang Sewu ............................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 6
B. Saran ............................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 7
LAMPIRAN .......................................................................................................... 8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lawang Sewu adalah gedung bersejarah di Indonesia yang berlokasi di
Kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini, dahulu yang merupakan kantor dari
Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun
1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu
disebut Wilhelminaplein.
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan
tersebut memiliki pintu yang sangat banyak, meskipun kenyataannya, jumlah
pintunya tidak mencapai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang
tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu
(lawang).
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai
sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang
PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan
Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah
(Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung
ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa
Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua
ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan
Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang.
Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali
Kota Nomor. 650/50/1992, memasukkan Lawang Sewu sebagai salah satu dari
102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Setelah cukup lama Lawang Sewu seperti tak terurus, kondisi bangunan
Lawang Sewu, terdapat 3 gedung dari total keseluruhan gedung terdapat
kerusakan dimana kerusakan tersebut dapat memicu rayap untuk masuk dan
menyerang ke dalam gedung, Lawang Sewu dilakukan pemugaran yang
memakan waktu cukup lama, akhirnya selesai pada akhir Juni 2011 dan kembali
dibuka untuk umum setelah pada tanggal 5 Juli 2011 diresmikan oleh Ibu Negara
Ani Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan dengan event Pameran Kriya
Unggulan Nusantara yang menampilkan produk - produk tradisional dari seluruh
Nusantara.
Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap konservasi dan
revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan bersejarah

1
PT Kereta Api Persero. Pelestarian Benda dan Bangunan PT KAI, Ella Ubaidi
berkata bahwa Gedung Lawang Sewu bukan sekedar warisan sejarah (historical
heritage) tapi harus mampu menjadi sumber daya budaya (cultural resource)
sebagaimana layaknya sumber daya yang lain, seperti sumber daya alam,
manusia, dan sosial. Berbagai kegiatan diharapkan mampu menjadi kekuatan
yang menghasilkan manfaat yang lebih luas. Lawang Sewu pada saatnya akan
mampu menghidupi dirinya sendiri untuk pembiayaan konservasinya, bahkan
menghidupi lingkungannya.
Dengan kata lain akan mampu menjadi pusat kegiatan usaha baru guna
mengusung Pendayagunaan Cagar Budaya Lawang Sewu sebagai Pusat Kriya
Nusantara untuk Kebanggan Bangsa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat
dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa itu Wisata Lawang Sewu Semarang Jawa Tengah?
2. Bagaimana Sejarah Lawang Sewu?
3. Dimana letak Wisata Lawang Sewu?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan
penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu:
1. Menjelaskan tentang Wisata Lawang Sewu
2. Menjelaskan tentang sejarah Wisata Lawang Sewu
3. Menjelaskan letak Wisata Lawang Sewu

D. Manfaat Penelitian
1. Siswa dapat mengetahui apa itu Wisata Lawang Sewu
2. Siswa dapat mengetahui tentang sejarah Lawang Sewu
3. Siswa dapat mengetahui letak Wisata Lawang Sewu

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Wisata Lawang Sewu


Lawang Sewu (bahasa Indonesia: seribu pintu) adalah gedung gedung
bersejarah di Indonesia yang berlokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung
ini, dahulu yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg
Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907.
Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.
Bangunan Lawang Sewu dibangun pada 27 Februari 1904 dengan nama
lain Het hoofdkantor van de Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij
(Kantor Pusat NIS). Awalnya kegiatan administrasi perkantoran dilakukan di
Stasiun Semarang Gudang (Samarang NIS), namun dengan berkembangnya jalur
jaringan kereta yang sangat pesat, mengakibatkan bertambahnya personil teknis
dan tenaga administrasi yang tidak sedikit seiring berkembangnya administrasi
perkantoran.
Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut
memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai
seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga
masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu.
Menurut guide lawang sewu, jumlah lubang pintunya terhitung sebanyak
429 buah, dengan daun pintu lebih dari 1.200 (sebagian pintu dengan 2 daun
pintu, dan sebagian dengan menggunakan 4 daun pintu, yang terdiri dari 2 daun
pintu jenis ayun [dengan engsel], ditambah 2 daun pintu lagi jenis sliding
door/pintu geser).

B. Sejarah Lawang Sewu


Sejarah gedung ini tak lepas dari sejarah perkeretaapian di indonesia
karena dibangun sebagai Het Hoofdkantoor Van de Nederlandsch – Indische
Spoorweg Maatscappij (NIS) yaitu kantor pusat NIS, perusahaan kereta api
swasta di masa pemerintahan Hindia belanda yang pertama kali membangun
jalur kereta api di Indonesia menghubungkan Semarang dengan “Vorstenlanden”
(Surakarta dan Yogyakarta) dengan jalur pertamanya Jalur Semarang
Temanggung 1867.
Awalnya administrasi NIS diselenggarakan di Stasiun Semarang NIS.
Pertumbuhan jaringan yang pesat diikuti bertambahnya kebutuhan ruang kerja

3
sehingga diputuskan membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh
pada lahan di pinggir kota dekat kediaman Residen Hindia Belanda, di ujung
selatan Bodjongweg Semarang. Direksi NOS menyerahkan perencanaan gedung
ini kepada Prof Jacob F Klinkhamer dan B.J Ouendag, arsitek dari Amsterdam
Belanda.
Pelaksanaan pambangunan dimulai 27 Februari 1904 dan selesai 1907.
Kondisi tanah di jalan harus mengalami perbaikan terlebih dahulu dengan
penggalian sedalam 4 meter dan diganti dengan lapisan vulkanis. Bangunan
pertama yang dikerjakan adalah rumah penjaga dan bangunan percetakan,
dilanjutkan dengan bangunan utama. Setelah dipergunakan beberapa tahun,
perluasan kantor dilaksanakan dengan membuat bangunan tambahan pada tahun
1916 – 1918.
Pada tahun 1873 rel kereta api pertama di Hindia Belanda selesai
dibangun. Jalan itu dibangun oleh Nederlandsch Indische Spoorweg
maatschappij (NIS), suatu perusahaan swasta yang mendapat konsesi dari
pemerintah kolonial untuk menghubungkan daerah pertanian yang subur di Jawa
Tengah dengan kota pelabuhan Semarang (Durrant, 1972). Stasiun di Semarang
yang berada di tambaksari tidak jauh dari pelabuhan.
Pada peralihan abad ke-20 NIS membangun stasiun stasiun baru yang
besar. Pada tahun 1914 stasiun Tambaksari digantikan oleh Stasiun Tawang.
Sebelumnya pada tahun 1908 selesai dibangun pula kantor pusat NIS yang baru,
bangunan itu berada di ujung jalan Bodjong, di Wilhelmina Plein berseberangan
dengan kediaman gubernur.
Kantor pusat NIS yang baru itu adalah bangunan besar 2 lantai berbentuk
“L” yang dirancang oleh J.F Klinkhamer dan Ouendag dalam gaya Renaissance
Revival (Sudrajat,1991). Menurut Sudrajat pembangunan kantor pusat NIS di
Semarang adalah tipikal 2 dasawarsa awal abad 20 ketika diperkenalkan politik
etis, ketika itu “… Muncul kebutuhan yang cukup besar untuk mendirikan
bangunan bangunan publik dan perumahan, akibat perluasan daerah jajahan,
desentralisasi administrasi kolonial dan pertumbuhan usaha swasta”.
Penduduk Semarang memberinya nama “Lawang Sewu” (pintu seribu),
mengacu pada pintu pintunya yang sangat banyak, yan gmerupakan usaha para
arsiteknya untuk membangun gedung kantor modern yang sesuai dengan iklim
tropis Semarang. Semua bahan bangunan didatangkan dari Eropa kecuali batu
bata, batu alam dan kayu jati.
Pada saat yang bersamaan Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) berusaha
mengambil alih kereta api, pertempuran pecah antara pemuda dan tentara Jepang,

4
belasan pemuda terbunuh di gedung ini, 5 diantara mereka dimakamkan di
halaman (tetapi pada tahun 1975 jenazah mereka dipindah ke Taman Makam
Pahlawan). Di depan Lawang Sewu berdiri monumen untuk memperingati
mereka yang gugur di Pertempuran Lima Hari.
Sesaat setelah kemerdekaan Lawang Sewu digunakan Kantor Perusahaan
Kereta Api, kemudian militer mengambil alih gedung ini, tetapi sekarang telah
kembali ke tangan PT KAI.

C. Letak Lawang Sewu Semarang


Bangunan Lawang Sewu terletak di area Tugu Muda, gedung ini dirancang
oleh arsitek Belanda C.Citroen dari Firma J.F. Klinkhamer dan B.J. Quendag
pada tahun 1903 dan selesai pada 1 Juli 1907. Nama Lawang Sewu sendiri
berarti ‘Pintu Seribu‘ dimana di dalam bangunan tersebut banyak terdapat pintu.
Alamat Lawang Sewu Semarang adalah di Komplek Tugu Muda, Jalan Pemuda,
Jawa Tengah, Indonesia Phone: +62 24 3542015

5
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lawang Sewu (bahasa Indonesia: seribu pintu) adalah gedung gedung
bersejarah di Indonesia yang berlokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung
ini, dahulu yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg
Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907.
Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.
Bangunan Lawang Sewu dibangun pada 27 Februari 1904 dengan nama
lain Het hoofdkantor van de Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij
(Kantor Pusat NIS).
Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut
memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai
seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga
masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu.

B. Saran
Cagar budaya perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya
pelestarian dalam rangka memajukan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan,
dan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat sekitar, pengunjung ataupun
wisatawan sebaiknya lebih memperhatikan kegiatan yang mereka lakukan agar
tidak mencederai keutuhan warisan budaya bangsa. Pemerintah dalam
menentukan kebijakan mengenai cagar budaya perlu dipertimbangkan secara
matang agar hasil akhirnya tidak mengecewakan, baik untuk pemerintah sendiri
maupun masyarakat. Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat
mengenai upaya pelestarian cagar budaya lawang sewu.

6
DAFTAR PUSTAKA

Herimanto. Sejarah Lawang Sewu. Semarang : Bumi Aksara, 2013.


http://alindaintanazalicha.blogspot.com/2017/01/lawang-sewu.html
http://hanifahfitri20.blogspot.com/2016/04/contoh-karya-ilmiah-pesona-lawang-
sewu.html

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai