Anda di halaman 1dari 12

Cara membaca RSI cukup sangat mudah, yaitu kita bagi wilayah RSI menjadi bagian overbought (

jenuh beli ), bagian tengah dan bagian oversold ( jenuh jual ).

· Bagian overbought berada di atas level 70,

· Bagian oversold berada di bawah level 30,

· Berarti antara level 30 sampai 70 adalah bagian tengah.

Level 30 dan 70 tidaklah baku, ada juga yg menganti level tsb menjadi 20 dan 80, itu tergantung
"kenyamanan" masing-masing pemain saham.

Bagaimana cara membacanya..?

Perhatikan gambar di bawah ini.


Garis RSI ialah garis MERAH di bawah indikator MACD.

RSI sekarang berada di angka 71,5892 dan mengarah ke bawah.

Artinya bahwa saham SMCB telah berada di area overbought / Jenuh Beli

( ibarat mendaki gunung, udah hampir sampai puncaknya, nggak kuat lg utk naik ).

Kondisi RSI sekarang ialah kondisi normal dimana bila kita perhatikan bahwa harga bergerak naik,
sesuai dgn arah garis RSI yang juga naik.

Bagaimana untuk kondisi tidak normal ( divergence )..?

Divergence negatif ialah harga bergerak naik, justru garis RSI mengarah ke bawah.

Dapat dilihat pada gambar di atas yang saya gambar dengan trend line merah, akhirnya harga akan
turun ( kotak merah ).

Kalau ada divergence negatif, tentu ada divergence positif, pengertiannya aja dibalik. Mudah, bukan?

Kapan saat tepat utk buy menurut RSI ?

Jika kondisi normal, BUY saat RSI mulai mengarah ke atas dan berada di bawah level 50

( akan lbh baik bila berada di daerah oversold ).

Jangan pernah BUY di daerah overbought atau dekat overbought ( level 50 sampai 70 ),

walaupun garis RSI mengarah ke atas.

Kenapa …?

Karena bila terlalu dekat daerah overbought, bila harga turun , kita tidak punya "ruang" yg cukup
untuk break event ( dekat overbought berarti modal tinggi, bila harga turun maka rugi deh).

Setelah BUY, kapan waktu-nya SELL menurut Indikator RSI...?

SELL saat garis RSI mulai mengarah ke bawah dan akan lebih bagus jika mulai keluar daerah
overbought / jenuh beli.
Seperti contoh saham SMCB di atas dimana RSI telah berada di daerah overbought dan mulai
mencoba turun ke bawah level 70.

http://forexstarmoon.com/artikel/forex-2/pengertian-overbought-dan-oversold
https://justforex.com/blog/id/forex-indikator-ketetapan-fungsi/
http://belajarforex.com/indikator-teknikal/relative-strength-index.html

Pasar modal adalah industri yang sangat dinamis, atraktif, selalu berubahdan mempunyai
interdepedensi yang sedemikian tinggi dengan sektor jasakeuangan lainnya di tingkat domestik,
regional maupun global. Karakteristik tersebut membawa konsekuensi terhadap perlunya
regulator yang independen serta siap menghadapi dinamika dari perubahan tersebut.

Oscillator adalah alat analisis teknis yang banded antara dua nilai-
nilai ekstrim dan dibangun dengan hasil dari indikator tren untuk menemukan secara
cepat kondisi overbought atau kondisi oversold. Apabila
nilai osilator mendekati nilai ekstrem atas, modal dianggap menjadi overbought, dan saat nilai
oscillator mendekati nilai ekstrim yang lebih rendah, modal dianggap menjadi oversold.

Oscillators paling bermanfaat saat suatu tren yang tidak dapat terlihat jelas di saham
perusahaan, seperti ketika saham itu diperdagangkan secara horisontal atau menyamping .
dan osilator yang paling banyak dijumpai adalah stochastic oscillator, RSI, ROC dan MFI.

Osilator biasa digunakan bersama dengan indikator analisis teknis lainnya untuk membuat
keputusan perdagangan.

Tujuan dari osilator adalah untuk mengukur skala persentase mulai dari 0 hingga 100. dimana harga
penutupan berbanding relatif dengan rentang harga untuk jumlah tertentu dari batang/balok pada
grafik batang yang diberikan. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai teknik manipulasi dan perataan
dari sejumlah pergerakan rata-rata. Ketika pasar melakukan perdagangan dalam sebuah rentang,
osilator akan mengikuti fluktuasi harga dan mengindikasikan kondisi overbought. Ketika itu telah
melampaui 70 hingga 80 persen dari total rentang harga tertentu, yang menunjukkan peluang untuk
“menjual”. Kondisi oversold terjadi ketika osilator jatuh di bawah 30 hingga 20 persen, menunjukkan
peluang untuk “ membeli”.

RSI memiliki nilai dari 0 (nol) hingga 100 (seratus). RSI bisa membantu Anda untuk
memperkirakan keadaan overbought dan oversold. Pasar dianggap overbought jika
RSI berada di bawah 30 dan dianggap overbought bila RSI berada di atas 70.
RSI

Pada umumnya RSI digunakan untuk mencari sinyal buy dan sell, seperti halnya
indikator yang lain. Sinyal sell dicari ketika RSI sudah memasuki area overbought,
sebaliknya sinyal buy dicari ketika RSI sudah memasuki area oversold.

Konfirmasi sinyal sell adalah ketika RSI turun dari area overbought dan berada di
bawah 70, sedangkan konfirmasi buy adalah ketika RSI naik dari area oversold dan
berada di atas 30.
RSI SIGNAL

RSI tidak seagresif stochastic. RSI termasuk indikator yang jarang memunculkan
sinyal buy atau sell. Oleh sebab itu RSI mungkin tidak cocok bagi trader yang
agresif, yaitu trader yang ingin melakukan transaksi sebanyak dan sesering
mungkin.

Namun karena RSI jarang memunculkan sinyal, biasanya kemunculan sinyal diikuti
oleh pergerakan yang cukup panjang. Oleh karena itulah RSI cocok bagi trader yang
cenderung kalem, yang sangat sabar menanti sinyal RSI untuk melakukan transaksi.

Ada beberapa tips yang bisa Anda gunakan dalam menggunakan RSI untuk
mengantisipasi munculnya fake signal. Kita sebut saja sebagai “jurus enam langkah
RSI”.
Aturan untuk buy:
1. RSI harus berada di area oversold (di bawah 30).
2. Tunggu sampai RSI lepas dari area oversold (naik ke atas 30).
3. Sebagai penguat, pastikan ada candlestick bullish ketika RSI lepas dari area oversold.
4. Tunggu sampai candlestick tersebut selesai (close).
5. Entry (buy) pada pembukaan candlestick berikutnya.
6. Tempatkan stop loss sedikit di bawah swing low yang terakhir.

Ilustrasi langkah-langkah di atas adalah sebagai berikut:


Langkah 1 – 3:
Langkah 4 – 6:
Dan kejadian selanjutnya ternyata:
Tips: jangan tempatkan stop loss persis di swing low terakhir. Sebagai antisipasi, jauhkan
sedikit di bawah swing low tersebut.

Seiring pengalaman dan banyaknya latihan, Anda nanti akan lebih mengenal
karakteristik pasar sehingga bisa memperkirakan di mana sebaiknya stop loss Anda
tempatkan.

Aturan untuk sell:


1. RSI harus berada di area overbought (di atas 70).
2. Tunggu sampai RSI lepas dari area overbought (turun ke bawah 70).
3. Sebagai penguat, pastikan ada candlestick bearish ketika RSI lepas dari area
overbought.
4. Tunggu sampai candlestick tersebut selesai (close).
5. Entry (sell) pada pembukaan candelstick berikutnya.
6. Tempatkan stop loss sedikit di atas swing high yang terakhir.

Praktek dari jurus-jurus di atas adalah sebagai berikut:

Langkah 1 – 3:

Langkah 4 – 6:
Dan… voila!
Divergence dengan RSI, why not?

RSI juga bisa mengenali saat terjadi divergence. Caranya sama dengan mengenali
divergence pada indikator lain semisal stochatic dan CCI.

Contoh bullish divergence dengan menggunakan RSI:


RSI bullish divergence

Yang berikut ini adalah contoh bearish divergence dengan RSI:

RSI bearish divergence

Diperkenalkan pertama kali oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978 pada bukunya New
Concepts in Technical Trading Systems. Nilai dari Rsi berada pada kisaran 0-100 (itulah
sebabnya mengapa digolongkan sebaga indikator oscillator. Oscillate = berkisar). RSI sendiri
merupakan indikator yang membandingkan momentum harga yakni antara nilai pada saat ini
terhadap daya tarik losses yang terjadi.

Secara matematis RSI dituliskan sebagai berikut:

dengan RS adalah :

RS = Relative Strength, merupakan ratio antara dua buah XMA yang dihaluskan
AG = Average price gain pada periode yang ditentukan. Diperoleh dari total gain dibagi
periode yang dipakai.
AL = Average price loss pada periode yang ditentukan. Diperoleh dari total loss dibagi
periode yang dipakai.
http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2014/04/23/lump-sum-vs-market-timing-studi-kasus-relative-
strength-index/

Anda mungkin juga menyukai