Anda di halaman 1dari 10

KELAINAN PADA JANTUNG

Urai Fanny Andrini


102016001
uraifannyanrini@gmail.com
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, RT.5/RW.2, Duri Kepa, Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 11510, Indonesia

Abstrak

Sistem Kardiovaskuler merupakan system transportasi dalam tubuh yang berfungsi menghantarkan
berbagai nutrisi,oksigen , air dan elektrolit menuju jaringan tubuh dan membawa berbagai sisa
metabolism jaringan ke alat eksresi . Selanjutnya juga mengangkut panas sebagai hasil proses
metabolism sel ke seluruh tubuh serta membawa berbagai hormone dari kelenjar endokrin ke organ
sasaran . Komponen utama dari system Kardiovaskuler adalah Jantung yang berfungsi sebagai pompa,
Pembuluh darah yang berperan sebagai saluran dan darah yang menjadi media transportnya . Tekanan
darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke
seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah di atrium maupun ventrikel berbeda . Begitu juga
dengan tekanan di aorta maupun vena-vena .

Kata kunci :

Abstract

Cardiovascular system is the body's transportation system that serves to deliver a variety of nutrients,
oxygen, water and electrolytes to the body tissues and bring the rest of the metabolic network to the
device excretion. Furthermore the heat transport as well as the process of cell metabolism throughout
the body and carry a variety of hormones from endocrine glands to target organs. The main
components of the Cardiovascular system is functioning heart as a pump, the blood vessels that act as
channels and blood into transport media. Blood pressure is the pressure experienced by the blood in
the arteries when the heart pumps blood to all members of the human body. Blood pressure in the
atrium and ventricle is different. So is the pressure in the aorta and the veins.

Keyword :

Pendahuluan

Jantung adalah suatu organ yang merupakan bagian dari suatu sistem dalam tubuh manusia
yang ikut berperan dalam mekanisme untuk mempertahankan homeostasis. Sistem yang
dimaksud adalah system kardiovaskular. Sistem kardiovaskular dikenal juga sebagai sistem
jantung-pembuluh darah. Fungsi utama jantung adalah mendorong darah agar dapat mengalir
dengan lancar di dalam pembuluh pada sistem sirkulasi ke seluruh tubuh. Sesuai dengan
skenario, memiliki kelainan gagal jantung diduga karena adanya gangguan di bagian jantung.

1
Karena itu, struktur dari jantung sendiri perlu diperhatikan, baik secara makroskopis maupun
mikroskopis. Selain berhubungan dengan struktur makro maupun mikro, untuk mengetahui
hubungan sakit tersebut dengan jantung maka penulis akan juga menjelaskan tentang
mekanisme kerja jantung.

Topografi Jantung

Jantung merupakan organ berongga, berotot, dan berbentuk kerucut. Terletak di


antara paru-paru kiri dan kanan, di daerah yang disebut mediastinum, di sebelah depan,
jantung dibatasi oleh sternum, di sebelah belakang oleh susunan tulang belakang atau
kolumna vertebralis.1

Secara anatomi batas atas cor mencapai setinggi cartilago costalis 3 di sisi kanan
kanan sternum dan spatium intercostale 2 disisi kiri sternum. Batas kanan cor membentang
dari cartilago costalis 3 kanan sampai di dekat cartilgo costalis 6 kanan. Batas kiri cor turun
ke lateral dari spatium intercostale 2 sampai apex yang terletak di dekat linea midclavicula di
spatium intercostale 5. Batas bawah cor membentang dari ujung sternalis cartilago costalis 6
kanan sampai di apex pada spatium intercostale 5, dekat linea midclavicula.2

Gambar 1. Batas-batas Jantung

Jantung merupakan organ yang mempunyai rongga di dalamnya. Rongga di dalam


jantung ini terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 ruang atrium di sebelah atas yang berfungsi menerima
darah yang kembali ke jantung dan 2 ruang ventrikel di sebelah bawah yang berfungsi
memompa dari jantung. Ukuran jantung kira-kira sebesar tinju individu pemiliknya. Ukuran
jantung pada orang dewasa adalah panjang kira-kira 12 cm, lebar di bagian yang paling lebar
kira-kira 6 cm, dan berat kira-kira 300 gram. Di dalam rongga dada, jantung terletak dalam
2
posisi seperti kerucut terbalik dengan ujung mengarah ke bawah dan bagian dasar yang
melebar mengarah ke atas. Ujung jantung disebut apeks. Apeks jantung terbentuk dari
ventrikel kiri. Sedangkan, bagian dasarnya yang mengarah ke atas disebut basis jantung; yang
terbentuk dari atrium, terutama atrium kiri. Jantung bagian kanan dan kiri masing-masing
terdiri pula atas dua ruang pompa yang berdenyut, yaitu atrium dan ventrikel.3

Jantung terbungkus oleh kantung pericardium yang berfungsi untuk melindungi


jantung. Perikardium memiliki struktur sedemikian rupa sehingga memungkinkan jantung
tetap bertahan di tempatnya, yaitu di mediastinum. Perikardium terdiri atas dua bagian, yaitu
lapisan luar (pericardium fibrosa/saccus externa) dan lapisan dalam lapisan dalam
(pericardium serosa/saccus interna). Perikardium fibrosa merupakan lapisan paling luar,
terbentuk dari jaringan penyambung fibrosa yang kaku, tidak elastis yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya peregangan jantung secara berlebihan (overstretching) dan juga
berfungsi untuk melindungi jantung dan “menambatkan” jantung di mediastinum agar tetap
berada di tempatnya. Perikardium serosa merupakan lapisan perikardium paling dalam.
Lapisan ini lebih tipis dari pericardium fibrosa. Pericardium serosa mengalami invaginasi
pada permukaan jantung. Oleh sebab itu, lapisan ini dibagi menjadi dua. Lapisan luarnya
disebut lapisan parietal, menyatu dengan pericardium fibrosa. Lapisan dalamnya disebut
lapisan visceral yang menjadi bagian terluar dinding jantung sehingga disebut juga
epikardium. Lapisan ini melekat erat dengan otot jantung atau miokardium. Pada keadaan
normal kedua lapisan ini saling menempel dan diantara kedua lapisan ini terdapat ruangan
yang disebut rongga pericardial yang didalamnya berisi suatu lapisan tipis cairan serosa
(cairan encer) yang dikenal dengan nama cairan pericardial. Cairan ini berfungsi untuk
mencegah terjadinya friksi atau gesekan antara kedua lapisan tersebut sewaktu terjadi
gerakan dinding jantung akibat kontraksi miokardium.4

Dua sinus yang penting terletak diantara lapisan parietalis dan viseralis, yaitu:5
1. Sinus transversus: terletak antara vena cava superior dan atrium kiri di posterior serta
trunkus pulmonalis dan aorta di anterior.
2. Sinus obliquus: di belakang atrium, sinus dibatasi oleh vena cava inferior dan Vv.
pulmonalis.

3
Pasokan darah perikardium dari cabang-cabang pericardiacophrenicus dan a. thoracalis
interna. Pericardium fibrosa dan lapisan parietalis dari perikardium serosa dipersarafi oleh N.
phrenicus.5

Dinding jantung, dibentuk oleh tiga lapisan jaringan dengan urutan dari luar ke dalam
secara berturut-turut adalah epikardium, miokardium, dan endokardium. Epikardium
merupakan lapisan paling atas dari dinding jantng, tersusun dari epitrl selapis gepeng(lapisan
perikardium viseral) dan terdiri dari mesotelium dan jaringan penyambung jarang yang halus
dan licin. Lapisan kedua adalah miokardium yaitu lapisan yang terdiri atas jaringan otot, dan
merupakan bagian terbesar di dinding jantung. Miokardium berfungsi memompa darah
dengan cara berkontraksi dan berelaksasi berganti-ganti secara otomatis. Endokardium adalah
lapisan tipis yang terdiri atas selapis tipis endothelium ( lapisan sel yang menutupi bagian
dalam jantung dan pembuluh darah). Di bawah lapisan endothelium dan melekat erat pada
lapisan ini adalah selapis tipis jaringan penyambung. Lapisan dinding jantung yang paling
dalam ini halus dan licin, dan juga meliputi valvula ( lipatan membran di bagian dalam
saluran yang berfungsi mencegah aliran balik). Lapisan endokardium di pangkal pembuluh
darah besar yang keluar dari dan masuk ke jantung menyatu dengan lapisan endotalium
pembuluh darah tersebut.5

Ruang jantung, terdiri atas empat ruang jantung (atrium dan ventrikel). Setiap atrium
mempunyai ruang tambahan disebut aurikula. Dengan adanya aurikula, volume atrium
menjadi lebih besar. Di antara atrium dan ventrikel terdapat jaringan penyambung yang
membatasi otot atrium dan otot ventrikel. Di sebelah luar, batas antara atrium dan ventrikel
adalah suatu cekungan yang disebut sulkus koronarius. Di dalam sulkus koronarius berjalan
arteri koronaria yang mendarahi jantung. Di antara ventrikel kanan dan kiri juga terdapat
sulkus interventrikularis anterior dan sulkus interventrikularis posterior. Pembatas atrium
kanan dan kiri yang terdiri dari jaringan penyambung di sebut septum interatrial dan
pembatas ventrikel kanan dan kiri adalah septum interventrikular. Pada septum interatrial,
terdapat cekungan yang disebut fossa ovalis. Sewaktu kehidupan fetus, fossa ovalis berbentuk
lubang yang disebut foramen ovale yang menutup segera setelah lahir. Permukaan dalam
ventrikel tidak beraturan karena adanya gerigi dan lipatan-lipatan miokardium dilapisi oleh
endokardium. Gerigi dan lipatan-lipatan ini disebut trabekulae karneae. Atrium berdinding
tipis karena fungsinya hanya untuk memompakan darah ke dalam ventrikel. Beban kerja
jantung bagian kiri jauh lebih berat dibandingkan beban jantung bagian kanan. Ventrikel kiri
harus memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh sehingga sirkulasi yang melibatkan

4
ventrikel kiri disebut sirkulasi sistemik. Sementara, ventrikel kanan hanya memompakan
darah ke paru-paru sehingga sirkulasinya disebut sirkulasi pulmonal. Atrium Dextra terletak
di bagian ventrosuperior, terdiri dari atrium propia dan atricula dextra. Atrium propia
merupakan ruang diantara dua vena cava dan ostium atrioventricularis. Sedangkan auricula
dextra merupakan kantung diantara v.cava superior dan ventriculus dextra. Bangunan ini
terdiri atas bagian dalam dan luar atrium. Ventriculus Dextra menempati sebagian besar dari
facies ventralis (sternocostalis). Batas dextra yaitu sulcus coronarius, batas sinistra yaitu
sulcus longitudinalis anterior, batas superior yaitu conus anteriosus dengan truncus
pulmonalis dan inferiornya membentuk margo acutus. Pada ventriculus dextra terdapat dua
lubang yaitu: ostium atrioventricularis dextra dan ostium truncus pulmonalis. Atrium
Sinistra terletak disebelah dorsal superior antara atrium dextrum dan sinistra tidak jelas.
Atrium sinistra mempunyai dua bagian yaitu atrum propia yang terdapat muara 4
vv.pulmonales. Sedangkan, auricula sinistra berbentuk panjang, sempit dan lebih melengkung
dibangdingkan dengan dextra. Di dalam permukaannya terdapat rigi muscular yang disebut
mm.pectinati.Ventriculus Sinistra terletak pada sebagian kecil facies sternocostalis, pada
permukaan ventriculus sinistra terdapat dua lubang yaitu: ostium atrioventricularis sinistra
dan ostium aorticum.

Katup Jantung ng dilengkapi dengan katup (valvula) yang terdiri atas jaringan
penyambung padat dilapisi endokardium. Pembukaan dan penutupan katup-katup jantung
terjadi akibat perbedaan tekanan di dalam ruang-ruang jantung sewaktu kontraksi dan
relaksasi atrium dan ventrikel. Ada dua kelompok katup jantung, yaitu : Katup
Atrioventrikular (katup A-V). Katup atrioventrikular terdiri dari berfungsi untuk mencegah
darah kembali ke atrium atau ventrikel sewaktu kontraksi, jantukatup trikuspidalis dan katup
mitralis. Daun-daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang
terletak antara atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup. Katup mitralis
yang memisahkan atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah
daun katup. Daun katup dari kedua katup ini tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan
fibrosa yang disebut korda tendinae. Korda tendinae akan meluas menjadi otot papilaris, yaitu
tonjolan otot pada dinding ventrikel. Korda tendinae menyokong katup pada waktu kontraksi
ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium. Apabila korda tendinae
atau otot papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia), darah akan mengalir kembali ke
dalam atrium jantung sewaktu ventrikel berkontraksi. Pencegahan pembalikan katup AV,
pembalikan katup AV dicegah oleh ketegangan pada daun katup yang timbulkan oleh korda

5
tendinae sewaktu otot papilaris berkontraksi.1,2 Katup Semilunaris. Kedua katup semilunaris
sama bentuknya; katup ini terdiri dari 3 daun katup simetris yang menyerupai corong yang
tertambat kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta,
sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup
semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam
ventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat di atas daun aorta, terdapat
kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva.
Muara arteri koronaria terletak di dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini
melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada waktu katup
aorta terbuka.4,5

Mikroskopis Jantung

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokardium, miokardium dan


epikardium. Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium
homolog dengan tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endotelium
dan lapisan subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel selapis pipih
dimana terdapattight/occluding junctiondan gap junction. lapisan subendokardial terdiri dari
jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat vena, saraf, dan sel purkinje.
Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan
pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada atrium dapat menghasilkan atriopeptin, ANF
(Atria l Natriuretic Factor), kardiodilatin dan kardionatrin yang berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Miokardium terdiri dari 2 jenis serat
otot yaitu serat kondukdi dan serat kontraksi.2

Serat konduksi pada jantung merupakan modifikasi dari serat otot jantung dan
menghasilkan impuls. Serat konduksi terdiri dari 2 nodus di dinding atrium yaitu nodus SA
dan AV, bundle of His dan serat purkinje. Serat purkinje merupakan percabangan dari nodus
AV dan terletak di subendokardial. Sel purkinje mengandung sitoplasma yang besar, sedikit
miofibril, kaya akan mitokondria dan glikogen serta mempunyai 1 atau 2 nukleus yang
terletak di sentral.

Serat kontraksi merupakan serat silindris yang panjang dan bercabang. Setiap serat
terdiri hanya 1 atau 2 nukleus di sentral. Serat kontraksi mirip dengan otot lurik karena
memiliki striae. Sarkoplasmanya mengandung banyak mengandung mitokondria yang besar.

6
Ikatan antara dua serat otot adalah melalui fascia adherens, macula adherens (desmosom),
dan gap junctions.

Epikardium terdiri dari 3 lapisan yaitu perikardium viseral, lapisan subepikardial dan
perikardium parietal. Perikardium viseral terdiri dari mesothelium ( epitel selapis pipih).
Lapisan subepikardial terdiri dari jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah koroner, saraf
serta ganglia. Perikardium parietal terdiri dari mesotelium dan jaringan ikat.6

Persyarafan Jantung

Cabang-cabang dari system parasympathicum dan sympathicum berkontraksi


membentuk plexus cardiacus. Plexus ini terdiri dari pars superficialis, inferior dari arcus
aortae dan diantara arcus aortae dan truncus truncus pulmonalis, dan pars profundus, diantara
arcus aortae dan bifurcatio trachea.
Dari plexus cardiacus, cabang-cabag kecil yang merupakan saraf campuran yang
berisi baik serabut-serabut symphaticum dan parasymphaticum menyuplai cor. Cabang-
cabang ini mempengaruhi jaringan nodus dan jaringan lain sistem konduksi jantung, vasa
coronaria dan musculature atria dan ventriculi.
Stimulasi sistem parasympathicum yaitu menurunkan detak jantung, menurunkan
kekuatan kontraksi dan mengkontraksi ateria coronariae.
Serabut-serabut parasympathicum preganglioneres mencapai cor sebagai rami
cardiaci dari nervus vagus dextra dan sinistra. Rami cardiaci memasuki plexus cardiacus dan
bersinaps di ganglia yang berlokasi di dalam plexus atau di dinding atria.
Stimulasi sistem symphaticum yaitu meningkatkan detak jantung dan meningkatkan
kekuatan kontraksi.
Serabut-serabut symphaticum mencapai plexus cardiacus melalui nervi cardiaci dari
truncus symphaticus. Serabut-serabut symphaticum preganglionares dari empat atau lima
medula spinalis segmentalis atas masuk dan pindah melalui truncus symphaticus. Serabut
symphaticum ini bersinaps di ganglia symphaticum cervicalis dan thoracica atas, dan serabut-
serabut postganglionares berlanjut sebagai rami bilateral dari truncus symphaticus yang
menuju ke plexus cardiacus.7

Vaskularisasi Jantung

Jantung mendapat perdarahan dari arteri coronaria cordis yang merupakan cabang dari
aorta ascendens. Arteri coronaria cordis terdiri dari 2 macam yaitu: arteri coronaria dextra

7
danarteri coronaria sinistra. Arteri coronaria dextra muncul dari sinus aorticus anterior, mula-
mula berjalan kedepan kemudian kekanan untuk muncul diantara truncus pulmonalis dan
auricula kanan, kemudian berjalan turun dan ke kanan pada bagian kanan sulcus
atrioventricularis menuju pertemuan margo dextra dan inferior cordis. Untuk kemudian
berputar kekiri sepanjang bagian belakang jantung sampai sulcus interventri cularis posterior,
dimana ia beranastomose dengan arteri coronaria sinsitra. Cabang–cabangnya adalah ramus
interventricularis posterior dan ramus marginalis. Arteri koronaria sinistra muncul dari sinus
aorticus posterior sinistra, berjalan kedepan diantara truncus pulmonalis dan auricula sinistra
kemudian membelok kekiri menuju sulcus atrioventricularis, kemudian berjalan kebelakang
mengelilingi margo sinistra untuk berjalan bersama sinus koronarius sampai sejauh sulcus
interventricularis dimana ia akan beranastomose dengan arteri coronaria dextra. Cabang-
cabang arteri koronaria sinistra adalah arteri interventricularis anterior dan arteri sirkumflexa.
Vena dari jantung akan bermuara kedalam sinus koronarius. Sinus ini terletak dibagian
posterior sulcus koronarius dan tertutup oleh stratum musculare atrium kiri. Sinus koronarius
berakhir di atrium kanan, diantara muara vena kava inferior dan ostium
atrioventrikularis.Vena-vena yang bermuara ke sinus koronarius yaitu: vena kordis magna,
vena kordis parva, vena kordis media, vena ventrikuli sinistra posterior dan vena obliqua
sinistra marshall.8,9

Biomarker Jantung

Enzim kardiovaskular dibagi kepada dua yaitu enzim fungsional dan non fungsional.
Ciri-ciri enzim fungsional adalah dibuat didalam hati umumnya, terdapat dalam sirkulasi
darah, substratnya juga dalam sirkulasi, kontinu/ intermiten, kadarnya lebih banyak dalam
jaringan. Contoh : Lipoprotein, pseudocholinesterase, proenzim pembekuan darah dan
pemecahan pembekuan darah. Ciri-ciri enzim non-fungsional adalah tak berfungsi dalam
darah, substrat tidak ada dalam darah, kadarnya sedikit dibanding di jaringan, kehadiran di
plasma dengan kadar lebih banyak dapat merupakan indikasi kenaikan kecepatan kerusakan
jaringan. Contoh : transaminase (SGOT), SGPT (glutamic pyruvate transaminase), LDH
(lactic dihydrogenase).

SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang
banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler.
Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada
umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim

8
hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya. Kondisi yang meningkatkan
kadar SGPT/ALT adalah :

 Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis


hati (toksisitas obat atau kimia).
 Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif,
sumbatan empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard
(SGOT>SGPT).
 Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis
Laennec, sirosis biliaris.

SGOT atau juga dinamakan AST (Aspartat aminotransferase) merupakan enzim yang
dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang dijumpai pada otot
rangka, ginjal dan pankreas. Konsentrasi rendah dijumpai dalam darah, kecuali jika terjadi
cedera seluler, kemudian dalam jumlah banyak dilepaskan ke dalam sirkulasi. Pada infark
jantung, SGOT/AST akan meningkat setelah 10 jam dan mencapai puncaknya 24-48 jam
setelah terjadinya infark. SGOT/AST akan normal kembali setelah 4-6 hari jika tidak terjadi
infark tambahan. Kadar SGOT/AST biasanya dibandingkan dengan kadar enzim jantung
lainnya, seperti CK (creatin kinase), LDH (lactat dehydrogenase). Pada penyakit hati,
kadarnya akan meningkat 10 kali lebih dan akan tetap demikian dalam waktu yang lama.
Kondisi yang meningkatkan kadar SGOT/AST :

 Peningkatan tinggi ( > 5 kali nilai normal) : kerusakan hepatoseluler akut,


infark miokard, kolaps sirkulasi, pankreatitis akut, mononukleosis
infeksiosa.
 Peningkatan sedang ( 3-5 kali nilai normal ) : obstruksi saluran empedu,
aritmia jantung, gagal jantung kongestif, tumor hati (metastasis atau
primer), distrophia muscularis.
 Peningkatan ringan ( sampai 3 kali normal ) : perikarditis, sirosis, infark
paru, delirium tremeus, cerebrovascular accident (CVA).10,11

Kesimpulan

Gagal jantung didifiniskan sebagai kegagalan jantung untuk memompa darah dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Penurunan kemampuan pompa jantung

9
menyebabkan sirkulasi darah di tubuh menjadi terganggu, yang dapat menyebabkan 2 efek
utama yakni penurunan curah jantung dan pembendungan darah di vena yang menimbulkan
kenaikan tekanan vena, hal inilah yang menimbulkan gejala klinis pada pasien yang
menderita gagal jantung yang terdeteksi dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
sesuai. Gagal jantung merupakan kelainan multisitem dimana terjadi gangguan pada jantung,
otot skelet dan fungsi ginjal, stimulasi sistem saraf simpatis serta perubahan neurohormonal
yang kompleks yang menyebabkan edema paru.

Daftar Pustaka

1. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.
2. Richard L Drake; Wayne Vog1; Adam W Mitchell. 2014. Gray’s Anatomy; Anatomy
of the Human Body. Elsevier; 2014
3. Herman RB. Buku ajar fisiologi jantung. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009: h.9
4. Drake RL. Basic Anatomi. Singapore: Elsevier; 2012.h.93-114
5. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.h.14-5.
6. Eroschenko, Victor P.. 2010. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional
Edisi 11.EGC. Jakarta.
7. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2009: h.147-8.
8. Herman RB. Buku ajar fisiologi jantung. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009: h.9-
9. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006: h.102-12.
10. Ronny, Setiawan, Fattimah S. Fisiologi Kardiovaskuler: Berbasis masalah
keperawatan. Jakarta: EGC; 2009: h.4-7.
11. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik
histology. Jakarta: Universitas Trisakti; 2009: h.73-83.

10

Anda mungkin juga menyukai