Anda di halaman 1dari 21

Saluran Kemih pada manusia

Filian tuhumury
102016036
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna utara No.6, Jakarta Barat 11470

Abstrak
Sehari-hari manusia selalau butuh air dan makanan sebagai pemenuhan kebutuhan tubuh manusia.
Terutama kebtuhan untuk minum, dikarenakan manusia akan melaukan ekskresi dan sekresi yang di
lakukan organ-organ tubuh manusia. Ketika manusia meminum air, air tersebut akan melewati ginjal
yang akan di lakukan beberapa proses yaitu reabsorpsi, filtrasi dan augmentasi. Kemudian akan
menuju ke dalam vesica urinari melalui ureter, dan akan keluar dari tubuh manusia menjadi urin.
Organ-organ tersebut termasuk menjadi satu golongan yaitu aliran saluran kemih yang berfungsi untuk
mengeluarkan air yang telah digunakan didalam tubuh manusia.
Kata kunci: Saluran kemih, vesica urinaria, ginjal

Abstract
Everyday people always need water and food as a fulfillment of the needs of the
human body. Especially the need to drink, because humans will do excretions and
secretions which are carried out by the organs of the human body. When humans
drink water, the water will pass through the kidneys which will be carried out by
several processes, namely reabsorption, filtration and augmentation. Then it will go
into the urinary vesica through the ureter, and will come out of the human body into
urine. These organs include being a group, namely the flow of the urinary tract which
functions to remove water that has been used in the human body.

Keywords: Urinary tract, vesica urinaria, kidney


Pendahuluan
Ginjal merupakan organ tubuh manusia yang berfungsi untuk menyaring sisa zat
metabolisme yang tidak di butuhkan lagi yang dikeluarkan tubuh berupa urin. Organ
ini merupakan salah satu organ yang mempunyai peranan vital dalam tubuh manusia.
Manusia sebagai makhluk hidup selain membutuhkan makanan juga membutuhkan
air minum senagai cairan tubuh. Sesuai dengan skenario, seorang laki-laki 35 tahun
dengan keluhan sakit pinggang sebelah kanan yang menjalar ke perut kanan bawah,
buang air kecil berwarna merah dokter mendiagnosis laki-laki tersebut menedita
ureterolitiasis. Uretrolitiasis dextra adalah kalkulus atau batu di dalam ureter. Batu
ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter
mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih.
Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi
batu kandung kemih yang besar. Hal ini terjadi bisa saja karena batu dari ginjal yang
turun ke ureter sehingga menyumbat oleh karena itu penulis akan membahas struktur
makroskopis dan mikroskopis ginjal,mekanisme dan fungsi ginjal dalam
mempertahankan asam basa, makroskopis dan mikroskopis dari sistem urinaria, serta
komposisi dari urin.

Pembahasan
Makroskopis Saluran Kemih
1. Ginjal

Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-
masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal
kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini
disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri
adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi
bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus
transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah
ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat
bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.1-4

Bagian-bagian Ginjal
 Korteks adalah bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus
renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsula Bowman), tubulus kontortus
proksimal dan tubulus kontortus distalis.
 Medula terdiri dari 9-14 massa-massa triangular yang disebut pyiramid. Di
dalamnya terdiri dari tubulus rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul
(ductus colligent).
 Columna renalis adalah bagian korteks di antara pyramid ginjal
 Processus renalis adalah bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah
korteks
 Hilus renalis adalah suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf
atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
 Papilla renalis adalah bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul
dan calix minor.
 Kaliks minor merupakan percabangan dari calix major.
 Kaliks major merupakan percabangan dari pelvis renalis.
 Pelvis renalis adalah bagian yang menghubungkan antara calix major dan
ureter.
 Ureter adalah saluran yang membawa urin menuju vesika urinaria.

Ginjal, kolumna yang saling berdekatan. Dan jaringan korteks yang melapisinya.
Unit fungsional ginjal disebut nefron. Satu ginjal mengandung satu sampai
empat juta nefron yang merupakan unit pembentuk urin. Setiap nefron memiliki satu
komponen vaskular (kapilar) dan satu komponen tubular.1,3
Struktur nefron terdiri dari:2
1. Glomerulus adalah gulungan kapilar yang dikelilingi kapsula epitel
berdinding ganda yang disebut kapsula Bowman. Glomerulus dan kapsula
Bowman bersama-sama membentuk korpuskel ginjal.
a) Lapisan viseral kapsula Bowman adalah lapisan internal epitelium.
Sel-sel lapisan viseral dimodifikasi menjadi podosit (“sel seperti
kaki”), yaitu sel-sel epitel khusus disekitar kapiler glomerular.
b) Lapisan parietal kapsula Bowman membentuk tepi terluar korpuskel
ginjal. Pada kutub vaskular korpuskel ginjal, arteriol eferen keluar dari
glomerulus. Sedangkan pada kutub urinarius korpuskel ginjal,
glomerulus memfiltrasi aliran yang masuk ke tubulus kontortus
proksimal.
2. Tubulus kontortus proksimal panjangnya mencapai 15mm dan sangat berliku.
Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitelia
kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area
permukaan lumen.
3. Ansa henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa
henle yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang
tajam(lekukan), dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa
henle.
a) Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks. Nefron ini memiliki
lekukan pendek yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula.
b) Nefron jugstamedular terletak di dekat medula. Nefron ini memiliki
lekukan panjang yang menjulur ke dalam piramida medula.
4. Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5mm dan
membentuk segmen terakhir nefron.
a) Disepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol
aferen. Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung
sel-sel termodifikasi yang disebut makula densa. Makula densa
berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan
ion natrium.
b) Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan makula densa
mengandung sel-sel otot polos termodifikasi yang disebut sel
jukstaglomerular. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah
yang memproduksi renin.
c) Makula densa, sel jukstaglomerular dan sel mesangium saling bekerja
sama untuk membentuk aparatus jukstaglomerular yang penting dalam
pengaturan tekanan darah.
5. Tubulus dan duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul
berdesenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah
tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul
besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang
mengalirkan urin ke dalam kaliks minor, kaliks minor bermuara ke dalam
pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urin dialirkan ke ureter
yang mengarah ke kandung kemih.
Fungsi Ginjal
Ginjal melakukan fungsi-fungsi spesifik berikut, yang sebagian besar membantu
mempertahankan stabilitas lingkungan cairan interstisial.5,7,10
1. Mempertahankan keseimbangan H2O di tubuh.
2. Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai, terutama melalui
regulasi keseimbangan H2O. Fungsi ini pentung untuk mencegah fluks-fluks
osmotik masuk atau keluar sel, yang masing-masing dapat menyebabkan
pembengkakan atau penciutan sel yang merugikan.
3. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion cairan ekstraseluler,
termasuk natrium (Na+), klorida (Cl-), kalium (K+), kalsium (Ca2+), ion
hidrogen (H+), bikarbonat (HCO3-), fosfat (PO43-), sulfat (SO42-), dan
magnesium (Mg2+). Bahkan fluktuasi kecil konsentrasi sebagian elektrolit ini
dalam cairan ekstraseluler dapat berpengaruh besar,
4. Mempertahankan volume plasma yang tepat, yang penting dalam pengaturan
jangka panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui peran
regulatorik ginjal dalam keseimbangan garam dan H2O.
5. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh yang tepat
dengan menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3- di urin.
6. Mengeluarkan produk-produk akhir metabolisme tubuh, misalnya urea, asam
urat, dan kreatinin. Jika dibiarkan menumpuk maka bahan-bahan sisa ini
menjadi racunm terutama bagi otak.
7. Mengeluarkan banyak senyawa asing, misalnya obat aditif makanan,
pestisida, dan bahan eksogen non-nutritif lain yang masuk ke tubuh.
8. Menghasilkan eritropoetrinm suatu hormon yang merangsang produksi sel
darah merah.
9. Menghasilkan renin, suatu hormon enzim yang memicu suatu reaksi berantai
yang penting dalam penghematan garam oleh ginjal.
10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
Mekanisme Kerja Ginjal

Darah yang masuk dari arteri renalis akan masuk ke ginjal melalui pevis
ginjal. Di ginjal sejumlah volume darah akan melewati proses filtrasi, absorbsi, dan
sekresi yang akhirnya menjadi urine yang merupakan bagian dari plasma darah yang
tidak digunakan oleh tubuh. Ginjal sebagai organ penting, bekerja dengan tiga fungsi
utama. Pertama, ginjal berperan dalam ekskresi zat-zat sisa metabolisme protein
seperti ureum, kreatinin, dan asam urat. Kedua, ginjal mengatur keseimbangan air,
elektrolit dan PH darah. Ketiga, ginjal memproduksi zat dan hormon tertentu.Dari
sekitar 1200 ml plasma darah yang difiltrasi melalui kedua ginjal tubuh
manusia,terbentuk 120-125ml filtrat per menitnya. Setelah terkumpul total filtrat 150-
180 liter perharinya, hanya 1% atau sekitar 1,5 L yang akan dikeluarkan ke
lingkungan eksternal tubuh sebagai urine. Terdapat tiga proses dasar yang berperan
dalam pembentukan urine, yaitu filtrasi glomerulus, reabsorbsi tubulus, dan sekresi
tubulus. Pada saat darah mengalir melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas
protein menembus kapiler glomerulus ke dalam kapsula Bowmann, proses ini disebut
sebagai filtrasi. Pada saat filtrate mengalir melalu tubulus, zat-zat yang bermanfaat
bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan zat-zat yang
bersifat selektif dari lumen tubulus ke darah disebut sebagai reabsorpsi. Sedangkan
sekresi pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus ke lumen
tubulus. Ekskresi mengacu pada eliminasi zat-zat dari tubuh urine. Hanya sekitar
20% dari plasma yang mengalir melalui kapiler glomerulus dan disaring ke kapsula
bowman, sedangkan 80% sisanya terus mengalir ke arteriol eferen ke dalam kapiler
pertubulus.

Berikut adalah tiga proses dasar dalam ginjal terutama dalam membentuk urine,
yaitu :1, 2
1. Filtrasi glomerulus,
merupakanlangkah pertamadalam pembentukan urinedimana darah mengalir
melalui glomerulus. Plasma darah bebas protein akan tersaring melalui kapiler
glomerulus ke dalam kapsula bowman. Dalam keadaan normal, 20% plasma
yang masuk ke glomerulus tersaring. Setiap menit filtrate glomerulus
terbentuk secara kolektif sebanyak 125 ml atau sama dengan 180 liter setiap
hari sebanyak 65 kali sehari yang difiltrasi keluar sebagai urine.
Bahan yang difiltrasi Berat molekul Kemampuan filtrasi

Air 18 100%

Natrium 23 100%

Glukosa 180 100%

Inulin 5.500 100%

Myoglobin 17.000 75%

Albumin 69.000 5%

Kemampuan filtrasi 100% berarti zat difiltrasi secara bebas


Gaya yang mempengaruhi tekanan filtrasi, yaitu :
a. Tekanan darah kapiler glomerulus, merupakan tekanan cairan atau
hidrostatik yang ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomerulus.
Tekanan ini bergantung pada kontraksi jantung dan resistensi terhadap
aliran darah yang ditimbulkan oleh arteriol aferen dan eferen. Tekanan ini
mendorong filtrasi.
b. Tekanan osmotik koloid plasma, ditimbulkan oleh distribusi tidak
seimbangnya protein-protein plasma di kedua sisi membran glomerulus.
Tekanan ini melawan filtrasi.
c. Tekanan hidrostatik kapsula bowman, tekanan ini ditimbulkan oleh
cairan dibagian awal tubulus, yang cenderung mendorong cairan keluar
dari kapsula bowman, dan melawan filtrasi cairan dari glomerulus menuju
kapsula bowman.
Gaya-gaya dalam Filtrasi Glomerulus Efek

Tekanan darah kapiler glomerulus Mendorong Filtrasi

Tekanan osmotik koloid plasma Melawan Filtrasi

Tekanan hidrostatik kapsula bowman Melawan Filtrasi

2. Reabsorpsi tubulus,
sewaktu filtrate mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat bagi
tubuh akan dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan selektif
bahan-bahan dari bagian lumen tubulus ke dalam darah inilah yang disebut
reabsorpsi tubulus. Dimana bahan-bahan yang direabsorpsi tidak keluar dari
tubuh melalui urine tetapi dibawa oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan
kemudian ke jantung untuk disirkulasi. Pada tubulus proksimal, terjadi
reabsorpsi secara obligat, dan pada tubulus distal, terjadi reabsorpsi secara
fakultatif.
Bahan yang di reabsorpsi Kemampuan reabsorpsi

Air 99%

Natrium 99.5%

Kalium 100%

Glukosa 100%
Urea 50%

Phenol 0%

3. Sekresi tubulus,
merupakan rute kedua bagi masuknya bahan ke tubulus bersama dengan
filtrasi glomerulus. Sekresi ini melibatkan transport transepitel. Dimana
proses ini merupakan perpindahan selektif bahan-bahan yang tidak terfiltrate
dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Bahan-bahan yang
disekresikan, yaitu ion hydrogen, ion kalium, serta anion dan kation organik
yang diantaranya termasuk ion asing bagi tubuh.

2. Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil
penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju
vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal,
masing-masing satu untuk setiap ginjal.2,4,5

gambar : ureter

Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan
m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis.
Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu
melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya
katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung
kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan
yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke
dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk
batu/kalkulus.

Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis,


a.iliaca communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan
persarafan ureter melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis,
pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior dan inferior.

3. Vesica Urinaria

Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan
tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk
selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui
mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic
floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi,
bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.2-5

Gambar : vesica urinaria

Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas
tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga
permukaan (superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi
(anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria
terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat
trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum
vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari
orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat
dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun
pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.
Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan
parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor,
n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan
parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai
sensorik dan motorik.

4. Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria
menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan
wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi
sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan
uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua
otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor
dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa,
bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa
(distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars
membranosa dan pars spongiosa. 2-5
 Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae
dan aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot
m. sphincter urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar
prostat. Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis.
 Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus
kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar
dibanding bagian lainnya.
 Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan
tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus
penis melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di
luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah
kendali volunter (somatis).
 Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang,
membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar
penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya

Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra pada
pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya
di antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethra yang
bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra
pada wanita tidak memiliki fungsi reproduktif.
Gambar urethra pada pria dan wanita

Struktur Mikroskopis

Gambar 5. Ginjal
Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medulla ginjal. Di
dalam korteks terdapat berjuta-juta nefron, dimana setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta
nefron. sedangkan di dalam medulla banyak terdapat duktuli ginjal. Nefron adalah
unit fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri atas, tubulus kontortus proksimalis,
korpuskulus renal, tubulus kontortus distalis, segmen tipis dan tebal ansa Henle, dan
tubulus kolegens. Darah yang membawa sisa-sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi
di dalam glomeruli kemudian ditubuli ginjal, beberapa zat yang masih diperlukan
tubuh mengalami reabsorbsi dan zat-zat hasil sisa metabolisme mengalami sekresi
bersama air membentuk urine. Setiap hari tidak kurang 180 liter cairan tubuh
difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan urine 1-2 liter. Urin yang terbentuk di
dalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelvikalises ginjal untuk
kemudian disalurkan ke dalam ureter.3

Gambar 6. Glomerulus.

Glomerulus
Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler, yang merupakan
cabang dari arteriol aferen. Setelah memasuki badan ginjal (korpus ginjal) korpuskula
renalis, arteriol aferen biasanya bercabang menjadi 2-5 cabang utama yang masing-
masing bercabang lagi menjadi jala jala kapiler. Tekanan hidrostatik darah arteri yang
terdapat dalam kapiler-kapiler ini. glomelurus diatur oleh arteriol eferen.3

Gambar 7. Korteks Ginjal

Kapsula Bowman
Berkas kapiler glomelurus dikelilingi oleh kapsula Bowman. Glomerulus
berfungsi sebagai penyaring darah. Kapsula Bowman merupakan epitel berdinding
ganda. Lapisan luar kapsula Bowman terdiri atas epitel selapis gepeng, dan lapisan
dalam tersusun atas sel-sel khusus yang disebut podosit (sel kaki) yang letaknya
meliputi kapiler glomerulus. Antara kedua lapisan tersebut terbentuk rongga kapsul
Bowman. Sel-sel podosit, membrana basalis, dan sel-sel endotel kapiler membentuk
lapisan (membran) filtrasi yang berlubang-lubang yang memisahkan darah yang
terdapat dalam kapiler dengan ruang kapsuler. Selsel endotel kapiler glomerulus
mempunyai pori-pori sel lebih besar dan lebih banyak daripada kapiler-kapiler pada
organ lain. Hasil filtrasi cairan darah disebut cairan ultrafiltrat (urin primer)
selanjutnya ditampung pada rongga kapsul.3

Korpuskulum renal
Korpuskulum renal adalah segmen awal setiap nefron. Di sini, darah disaring
melalui kapiler-kapiler glomerulus dan filtratnya ditampung didalam rongga kapsular
yang terletak di antara lapisan parietal dan visceral kapsul bowman. Setiap
korpuskulum renal mempunyai kutub vascular yamg merupakan tempat keluar
masuknya pembuluh darah dari glomerulus.Ukuran diameter korpuskel ginjal
bervariasi dari 150 sampai 250 μm. Lapisan parietal kapsula bowman tersusun dari
epitel selapis gepeng dengan inti agak menonjol ke rongga kapsula. Organel
sitoplasma kurang berkembang.3

Aparatus jukstaglomerulus
Pada tunika media terdapat sel-sel otot polos. Sel ini berdekatan dengan
endotel dan berhubungan erat dengan makula densa. Makula densa tidak mempunyai
lamina basal. Berhubungan dengan sel yang bergranula terdapat sel berwarna pucat
disebut sel lasic atau sel mesangial ekstraglomerular.3
Tubulus Kontortus Prokimalis
Struktur ini merupakan segmen berkelok-kelok, yang bagian awal dari tubulus
ini panjangnya dapat mencapai 14 mm dengan diameter 57-60 m. Tubulus
konvulatus proksimalis biasanya ditemukan pada potongan melintang kortek yang
dibatasi oleh epithel selapis kubis atau silindris rendah, dengan banyak dijumpai
mikrovilli yang panjangnya bisa mencapai 1,2 m dengan jarak satu sama dengan
yang lainnya 0,03 m. Karakteristik dari tubulus ini ditemukan apa yang disebut Brush
Border, dengan lumen yang lebar dan sitoplasmanya epitel yang jernih.3
Ansa Henle
Ansa henle banyak dijumpai di daerah medula dengan diameter bisa mencapai
15 mm. Ansa henle berbentuk seperti huruf “U” yang mempunyai segmen tebal dan
diikuti oleh segmen tipis (kelanjutan dart tubulus kontorus proksimal). Pada bagian
desenden (berjalan turun)mempunyai lumen yang kecil dengan diameter
12m panjang 1-2 mm, sedangkan bagian asenden (berjalan ke atas) mempunyai
lumen yang agak besar dengan panjang 9 mm dengan diameter 30 m.3
Epitel dari Ansa Henle merupakan peralihan dari epithel silindris rendah /
kubus sampai squomus, biasanya pergantian ini terdapat di daerah sub kortikal pada
medula, tapi bisa juga terjadi di daerah atas dari Ansa Henle.
Tubulus Kontortus Distalis
Perbedaan struktur histologi dengan tubulus kontortus proksimalis antara lain
: sel epitelnya besar, mempunyai brush border, lebih asidofil, potongan melintang
pada tempat yang sama mempunyai epitel lebih sedikit, sedangkan Tubulus
Konvulatus distalis : sel epitel lebih kecil dan rendah, tidak mempunyai brush border,
kurang asidofil, lebih banyak epitel pada potongan melintang.3
Sepanjang perjalanan pada kortek, tubulus ini mengadakan hubungan dengan
katup vaskuler badan ginjal dari nefronnya sendiri yakni dekat dengan anteriole
aferent dan eferent. Pada tempat hubungan ini, tubulus distalis mengadakan
modifikasi bersama dengan arteriola aferens. Segmen yang mengadakan modifikasi
bersama dengan arteriola aferens. Segmen yang mengadakan modifikasi ini pada
mikroskop cahaya tampak lebih gelap ini disebabkan dekatnya dengan inti disebut
Makula densa.3
Fungsi makula dense belum begitu jelas akan tetapi beberapa ahli
mengatakan, fungsinya adalah sebagai penghantar data osmolaritas cairan dalam
tubulus distal ke glomerulus. Pada makula dense yang dekat dengan arteriola aferent
mengandung sel juksta glomerulus yaitu sel yang mempunyai bentuk epiteloid dan
bukan sel otot polos dan ini mungkin merupakan modifikasi dari otot polos. Sel ini
menghasilkan enzim renin. Hormon ini mengubah hipertensinogen menjadi
hipertensin (angiotensin). Angiotensin mempengaruhi tunika media dari arteriola
untuk berkontraksi, yang mengakibatkan tekanan darah menjadi naik.3
Tubulus kolektivus (Tubulus Koligens)
Merupakan lanjutan dari nefron bagian tubulus kontortus distalis dan mengisi
sebagian besar daerah medula. Tubulus kolektivus bagian depan mempunyai lumen
yang kecil berdiameter sekitar 40 m dengan panjang 20-22 mm. Lumennya dilapisi
epitel kubis selapis, sedangkan tubulus kolektivus bagian belakangnya sudah berubah
menjadi bentuk silindris dengan diameter 200 m, panjangnya mencapai 30-38 mm.3
Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika
urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
 Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
 Lapisan tengah lapisan otot polos
 Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong
urin masuk ke dalam kandung kemih.
Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah
pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika
urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
 Lapisan sebelah luar (peritoneum)
 Tunika muskularis (lapisan berotot)
 Tunika submukosa
 Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)
Urethra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi
menyalurkan air kemih ke luar.

Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari :


 Urethra pars Prostatica
 Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
 Urethra pars spongiosa
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan
urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
 Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria.
Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar
urethra tetap tertutup.
 Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
 Lapisan mukosa

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine 10


 Hormon ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga
dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk
oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH
dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.
 Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar
adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya
perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin.
 Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi
merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan
pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan
dalam mengatur sirkulasi ginjal
 Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat
sehingga terjadi retensi natrium

Komposisi Urin2,5

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa


sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan
materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi
urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi
tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul
pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan
berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang
keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui
urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang
baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat
pembentukankompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi
melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang
tidakakan ditemukan dalam urin orang yang sehat.

Urin normal mengandung sekitar 95% air. Komposisi lain dalam urin normal
adalah bagian padat yang terkandung didalam air. Ini dapat dibedakan
beradasarkan ukuran ataupun kelektrolitanya, diantaranya adalah :
1. Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran yang
reativ besar, didalam urin terkandung : Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin,
Asam Urat C5H4N4O3, Dan subtansi lainya seperti hormone.
2. Ion : Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+,
Calcium (Ca2+). Dalam Jumlah Kecil : Ammonium (NH4+), Sulphates (SO42-),
Phosphates (H2PO4-, HPO42-, PO43-),
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning
jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna
kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh.
Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar
antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak
protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran.
Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen
(ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan
buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K,
Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia
asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb)
Kesimpulan
Dalam kasus seorang laki-laki 35 tahun di diagnosis menderita ureterolitiasis dextra
karena adanya batu dari ginjal yang turun ke ureter sehingga terjadi gangguan aliran
kemih, gangguan metabolisme , serta infeksi saluran kemih.

Daftar Pustaka

1. Kamus saku kedokteran dorlan. Edisi ke-28. Jakarta: EGC; 2011. Pitting,
edema, ascites; h. 845, 363, 110.
2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;
2011.h.553-80.
3. Silverthorn DU, Johnso BR, Ober WC, Garrison CW, Silverthorn AC. Human
physiology. Fifth Edition. San Fransisco: Pearson; 2010.p.631-4.
4. Tortora GJ, editor. Dasar anatomi dan fisiologi: sistem organisasi, sistem
penunjang dan gerak, dan sistem kontrol. Edisi ke-13. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2016
5. Sherwood L, editor. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-8.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2014
6. Agur AMR, Dalley AF. Grant’s atlas of anatomy. 13th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2013. p.48-9,52-3,56-73.
7. Moore Keith L., Dalley Arthur F., Agur Anne M.R. Clinically Oriented
Anatomy. 7th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. 2014
8. Herring H. Anatomy Ch.23 [internet]. Dipublis 17 Maret 2013. Diunduh
dari https://www.studyblue.com/#flashcard/view/5956681, 15 Mei 2015.

9. Barret KE, Barman SM, Boitano S, Brooks H. Ganong’s Review of


Medical Physiology Ed 24. United States: Mc Graw Hill Professional
;2012.
10. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia.2009.

Anda mungkin juga menyukai