Anda di halaman 1dari 5

FLEXIBLE MANUFACTURING SYSTEMS (FMS)

Dimulai dengan terjadinya perubahan focus perusahaan, dimana dahulu biaya


adalah hal yang utama dan kualitas merupakan hal yang terakir untuk dipikirkan.
Seiring dengan perkembangan zaman, kualitaslah dianggap faktor yang penting
dalam persaingan pasar. Oleh karena itu sebuah strategi baru dirumuskan:
Customizability, yaitu perusahaan harus beradaptasi untuk menjadi lebih
fleksibel pada operasi dan upaya mereka untuk memenuhi kemauan konsumen.
Karena itu, produk yang baik adalah produk yang harganya kompetitif, punya
kualitas yang bagus, serta memenuhi aspek ketepatan waktu (speed of delivery
menjadi sesuatu yang dibutuhkan konsumen)
Dengan demikian inovasi dari FMS menjadi upaya yang masuk akal untuk
mendapatkan keungulan kompetitif. FMS adalah teknologi manufaktur yang
digunakan perusahaan untuk menjadi yang tercepat ke pasar, beroperasi
dengan biaya total terendah dan memiliki kemampuan terbesar untuk
"menyenangkan" pelanggannya. System ini terkomputerisasi dan terintegrasi
yang didesain untuk memproduksi berbagai macam produk dalam skala volume
yang rendah atau sedang.

Today flexibility means to produce reasonably priced customized


products of high quality that can be quickly delivered to customers.

Ada beberapa alasan kenapa perusahaan mengadopsi FMS, yaitu :


1. Cost Reason
Karena sistem ini menggunakan program yang terintegrasi,
sehingga terjadi penurunan siklus kerja, contohnya adalah tidak
adanya biaya work in process karena bahan mentah langsung diolah
menjadi bahan jadi. Selain itu biaya tenaga kerja juga berkurang karena
telah adanya penggunaaan mesin dan itu meminimalisir penggunaan
tenaga kerja.
2. Time Reason
Flexible Manufacturing System dapat mengefisiensikan waktu dalam
siklus produksi, lebih tepatnya sistem ini mengurangi cycle time
dari suatu produk.
Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan suatu produk dimulai dari saat
produk tersebut didesain sampai saat produk tersebut sampai ke tangan
konsumen.
Mesin-mesin yang digunakan dalam Flexible Manufacturing System
merupakan multi-tasking equipment yang mampu melaksanakan
berbagai fungsi. Sehingga dengan pengadopsian sistem ini diharapkan
akan bisa menghemat waktu dikarenakan dihilangkan satu atau beberapa
proses produksi karena penggunaan teknologi.

3. Marketing Reason
Flexible Manufacturing System membantu dalam
pendistribusian produk ke tangan pelanggan dengan lebih
cepat. Selain itu, Flexible Manufacturing System bisa mengelola proses
produksi dalam volume kecil dengan baik. Karena tingkat fleksibilitas
sistem ini yang cukup tinggi mengakibatkan proses produksi mampu
untuk membuat perubahan yang sangat cepat dalam segi produk dan
volumenya untuk mengakomodasikan perubahan pasar.

4. Quality Reason
Seperti yang telah dijelaskan pada pendahuluan sebelumnya, Flexible
Manufacturing System mampu menghasilkan produk dengan
kualitas tinggi dan dapat mempertahankan tingkat konsistensi
yang tinggi antara bagian yang di proses.
Sistem terintegrasi dapat memudahkan perusahaan dalam memonitor
informasi, sehingga dapat meningkatkan keakuratan dari informasi yang
kita kumpulkan. Karena itu, kecil kemungkinan adanya produk cacat atau
produk rusak yang dihasilkan.

5. Technology Reason
Perusahaan yang memanfaatkan perkembangan teknologi
dianggap sebagai perusahaan yang memiliki competitive
advantages, sehingga hal ini dapat menguntungkan perusahaan dalam
hal mempertahankan posisinya dalam persaingan bisnis
FMS menggeser focus yang semula pada produksi masal dengan produk
standar, menjadi produksi berdasarkan pesanan. Dengan menggunakan
mesin yang serba otomatis, produk yang dihasilkan memiliki kualitas
dan keandalan yang tinggi dengan lama waktu produksi yang pendek.
Pengurangan lama waktu produksi akan menurunkan tingkat
persediaan dan menurunkan biaya.

IMPLIKASI COST MANAGEMENT DAN COST ACCOUNTING DALAM FLEXIBLE


MANUFACTURING SYSTEM

 Perubahan dalam komponen biaya langsung


Kita mengenal ada dua jenis biaya yaitu biaya langsung dan biaya tidak
langsung. Biaya langsung merupakan biaya yang jelas dapat dibebankan
secara langsung ke departemen atau bagian yang bersangkutan. Contoh
dari biaya langsung tersebut adalah biaya tenaga kerja langsung (direct
labor). Dengan menggunakan sistem FMS, biaya tenaga kerja
dianggap sebagai biaya tidak langsung dikarenakan adanya
penyederhanaan atau eliminasi.
Penggunaan sistem manufaktur yang terintegrasi mengakibatkan
perusahaan tidak merekrut banyak karyawan dalam memproduksi suatu
barang. Tenaga kerja yang digunakan merupakan tenaga kerja yang
berkeahlian khusus untuk mengontrol dan mengawasi mesin saja, bukan
untuk mengoperasikan mesin. Sehingga dilakukan penghapusan atau
pengeleminasian komponen tenaga kerja langsung, yang merupakan
bagian dari biaya tenaga kerja, dari beban manufaktur.
Sementara itu mesin yang dianggap sebagai pengganti tenaga
kerja langsung diakui sebagai biaya langsung (direct cost),
karena mesin terlibat langsung dalam proses produksi barang.
 Perubahan dalam alokasi biaya tidak langsung
Dalam proses produksi dengan sistem manufaktur biasa, biaya tidak
langsung biasanya dialokasikan dengan menggunaka direct labor hours.
Namun pada flexible manufacturing system, biaya tidak
langsung dialokasikan dengan menggunakan machine hours.

Penerapan FMS mengakibatkan pergeseran dari perhitungan harga pokok


pesanan ke perhitungan harga pokok proses. Hal ini dikarenakan
sering terjadinya perpindahan tenaga kerja dan peralatan kerja dari satu
pesanan ke pesanan lain agar proses menjadi lancar. Seringnya
perpindahan ini mengakibatkan sulitnya penelusuran biaya tenaga kerja
dan BOP ke masing-masing pesanan. Dengan penerapan FMS banyak
pesanan diproduksi melalui proses yang sama. Hasilnya perusahaan
dapat menghasilkan beragam produk standar dengan biaya
yang rendah (produk yang dihasilkan standar, konsumsi biaya
produksi relative sama)

Biaya tidak langsung pada Traditional Product Costing System


menggunakan direct labor, machine hours atau material dollars sebagai
dasar pembebanannya. Sistem akuntansi biaya ini cocok untuk sistem
yang memproduksi produk tunggal dalam jumlah atau volume yang besar.
Flexible Manufacturing System memproduksi barang dalam mid-volume
range dan biaya Tenaga Kerja bukanlah vaktor utama karna adanya
automasi. Sistem ini memproduksi beberapa jenis produk tapi pada
volume yang rendah, sehingga penggunaan sistem pembiayaan tersebut
akan menyebabkan sangat terdistorsinya biaya produk (produk cost).
Untuk menghindari penyimpangan dalam product costing tersebut,
perusahaan perlu menggantinya dengan Activity Based Costing
System (ABC). Sistem ini berfokus pada aktivitas, bukan pada volume
produk yang dihasilkan. Sistem ini menggunakan dasar pembebanan
berbeda yang disebut dengan secondary bases untuk pengalokasian biaya
tidak langsung, yang terdiri dari setup hours, number of setups, material
handling hours, dll.

Anda mungkin juga menyukai