Anda di halaman 1dari 6

550 mL yang di dalamnya terdapat pipet 10 ml yang di letakan pada suatu penutup gelas.

Jika
pipet ditaruh dalam silinder, ujung bawahnya berada 20cm dibawah permukaan suspensi.

Analisis tersebut dilakukan dengan cara berikut ini. Suspensi 1% atau 2% partikel-partikel
dalam suatu medium yang mengandung zat pendeflokulasi yang sesuai dimasukan kedalam
bejana tersebut sampai mencapai tanda 550mL. Bejana tertutup tersebut dikocok untuk
mendistribusikan partikel-partikel secara merata keseluruh suspensi, dan alat tersebut, dengan
pipet berada ditempatnya, dijepit dengan kuat dalam suatu penangas bersuhu konstan. Pada
berbagai interfal waktu, diambil 10 mL sampel dan dikeluarkan melalui penutupnya. Sampel
tersebut diuapkan dan ditimbang dan dianalisis dengan cara yang sesuai lainya, untuk
mengoreksi zat pendeflokulasi yang telah ditambahkan.

Diameter partikel yang sesuai dengan berbagai periode waktu dihitung berdasarkan hukum
strokes, dengan h dalam persamaan (19-6) adalah tinggi cairan diatas ujung bawah pipet pada
saat masing-masing sampel dikeluarkan. Residu atau sampel kering yang diperoleh pada waktu
tertentu adalah fraksi berat yang mempunyai ukuran partikel lebih kecil dari ukuran yang
diperoleh dari perhitungan hukum stokes untuk periode waktu pengendpan tersebut. Oleh
sebab itu, berat tiap residu sampel disebut dibawah ukuran berat, dan jumlah berat berturut-
turut dukenal sebagai dibawa ukuran berat kumulatifyang kedunya dapat dinyatakan secara
langsung dalam satuan berat atau presentase berat total sedimen (endapan) akhir. Data ini dplot
pada gambar 19-2 sampai 19-4. Presentase kumulatif dibawah, ukuran berat kemudian dapat
diplot pada skala probabilitas terhadap diameter partikel pada suatu skala log seperti pada
gambar 19-5 dan diameter statistikdiperoleh sebagaimana telah diterangkan sebelumnya.

The mikromerities Instrument Co menawarkan sedigraph 1115120 untuk analisis ukuran


partikel berdasarkan prinsip sedimentasi. Karena partikel-partikel biasanya tidak mempunyai
bentuk yang seragam, ukuran partikel dinyatakan sebagai diameter sferis ekuivalen atau
diameter stokes.

Suatu berkas sinar-X berenergi rendah dilewatkan melalui suspensi dan dikumpulkan pada
detektor. Pulsa sinar-X yang mencapai detektor ditetunkan oleh distribusi partikel yang
mengendap dalam sel, dan dari jumlah pulsa sinar-X distribusi ukuran partikel dan masa
partikel untuk setiap diameter partikel diturunkan pengerjaan ini sepenhnya otomatis, peralatan
ini dikendalikan oleh suhu dan datanya dianalisis pada pengendalian perangkat lunak komputer
diameter partikel diukur dari 0,1 samapi 300µm pada suhu 10°C sampai 40°C. Mikromeritich
Co juga membuat peralatan untuk mengukur densitas serbuk, luas permukaan, adsorbsi dan
desorbsi, volume pori, ukuran pori, dan distribusi ukuran pori.

MATECH Applied Sciences telah mengembangkan sistem pengukuran ukuran partikel untuk
partikel submikron pada kisaran 0,015 sampai 1,1 µm. Partikel dalam suspensi dibuat untuk
melewati melalui pipa kapiler, patrikel yang lebih besar mencapai kecepatan rerata yang lebih
besar dari pada partikel yang lebih kecil. Alat ini menerapkan prinsip tersebut untuk
menentukan ukuran partikel rerata dan didistribusi ukuran berdasarkan jumlah atau volume
partikel. Pengerjaan ini mulai dari penyuntikan sampel sampai dihasilkan grafik, membutuhkan
waktu maksimum 8 menit. Medium cairan terdiri atas 1mL air yang mengandung surfaktan
dan partikel tersuspensi pada konsentrasi padatan 2% sampai 4%. Partikel yang akan dianalisis
dilakukan penyaringan pendahuluan melalui saringan berukuran pori 5-µm atau lebih kecil.
Terminal dan program komputer, printer, dan plotter tersedia untuk menghitung dan
menampilkan ukuran dan data distribusi ukuran.

Gambar 19-9

Gambar 19-9: Diagram skematis


perhitungan coulter yang
digunakan untuk menentukan
volume partikel
PENGUKURAN VOLUME PARTIKEL

Suatu alat yang sangat dikenal berfungsi untuk mengukur volume partikel adalah penghitung
Coulter (gambar 19-9). Alat ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa saat suatu partikel yang
tersuspensi dalaam suatu cairan penghantar lewat melalui suatu lubang kecil, yang pada kedua
sisinya adalah elektroda, akan terjadi perubahan tahanan listrik. Pada praktiknya, suspensi
encer yang telah diketahui volumenya dipompakan melalui lubang tersebut. Jika suspensi
tersebut cukup encer, partikel-partikel akan dapat melewati lubang tersebut satu-persatu. Untuk
menghasilkan arus listrik, pada elektroda-elektroda digunakan tegangan yang konstan. Ketika
partikel melalui lubang tersebut partikel itu akan memindahkan volume elektrolitnya sendiri,
dan hal ini mengakibatkan peningkatan tahanan diantara kedua elektroda tersebut. Perubahan
pada tahanan, yang terkait dengan volume partikel, menyebabkan pulsa tegangan yang diperkut
dan dimasukkan kedalam sebuah analiser tinggi pulsa terkalibrasi dalam bentuk ukuran
partikel. Alat tersebut mencatat secara elektronik semua partikel-partikel yang menghasilkan
pulsa yang berada dalam dua nilai ambang analiser tersebut. Dengan memvariasikan nilai
ambang secara sistematis dan menghitung jumlah partikel dalam suatu ukuran sampel yang
konstan, maka akan memungkinkan untuk memperoleh distribusi ukuran partikel. Alat tersebut
sanggup menghitung jumlah partikel dengan laju kira-kira 4000/detik, sehingga jumlah kotor
maupun distribusi ukuran partikel diperoleh dalam periode waktu yang relatif singkat. Data
tersebut dapat dengan mudah diubah dari suatu distribusi volume menjadi distribusi berat.

Penghitung coulter telah membarikan manfaat dalam ilmu kefarmasian pada studi mengenai
pertumbuhan dan disolusi partikel20-21dan pengaruh zat antibakteri terhadap pertumbuhan
mikroorganisme 22.

Penggunaan analiser ukuran partikel coulter bersama-sama dengan komputer digital oleh
23
beaubiendan Vanderwielen dilaporkan untuk perhitungan otomatis partikel obat yang
digiling dan dimikronisasi (dipecah menjadi partikel yang sangat halus). Sampel
spektonomisin hidroklorida dan steroid mikronisasi diukur bersama-sama dengan sfer
polistiren berdiameter 2,0 sampai 80,0 µm, yang digunakan untuk mengkalibrasi alat tersebut.
Serbuk tersebut menunjukan distribusi log-normal dan dicirikan dengan diameter rerata
volume dan simpangan baku geometris. Ukuran partikel yang akurat diperoleh pada diameter
antara 2 dan 80 µm dan ketelitian sekitar 0.5 µm. Penulis menyimpulkan bahwa penghitung
coulter otomatis cukup memuaskan dalam pengawasan mutu serbuk farmasetik. Penghitung
partikel coulter digunakan oleh ismail dan tawashi24 untuk mendapatkan distribusi ukuran
bagian mineral batu ginjal manusia (saluran kemih) dan menentukan apakah ada kisaran ukuran
kritis untuk pembentuk batu. Studi ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai
proses pengumpulan dan penyusunan komponen mineral batu ginjal.

Batas partikulat yang diijinkan dalam sediaan parenteral bervolume kecil diberikan dalam U.S
pharmacopeia24a. Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan menggunakan peralatan
penghambatan cahaya HIAC/royco. Groves dkk. Membuat suatu studi banding antara
perhitungan coulter dan alat HIAC untuk mengukur kontaminasi partikulat dalam larutan
parenteral.kedua metode ini mengukur parameter yang berbeda alat coulter mengukur diameter
SFIR dengan volume yang ekuivalen dengan partikel tersebut. Pengukuran ini tidak banyak
dipengaruhi oleh bentuk dan orientasi partikel.

Peralatan HIAC atau roiko untuk analisis ukuran partikel dan kontaminasi partikel
dirancang berdasarkan pada prinsip penghambatan cahaya. Partikel memotog berkas cahaya
dan menurunkan jumlah cahaya yang mencapai foto detektor. Penurunan transmisi cahaya ini
mengghasilkan pulsa tegangan yang sebanding dengan luas yang diproyeksikan masing-
masing partikel. Hasilnya sangat berkolerasi dengan partikel pembanding National Bureau Of
Standards. Ukuran partikel dapat diukur dalam cairan air atau bukan air yang kental dan dapat
dianalisis pada sampel gas atau atmosfer dalam alat HIAC/royco. Cham dan teman – teman
menghitung mikrosfer dalam 20 larutan uji parenteral dengan menggunakan 2 analiser partikel
coulter dengan 2 analiser partikel HIAC/royco. Studi banding yang sebelumnya
memperlihatkan bahwa penghitung coulter menghasilkan jumlah partikel yang lebih tinggi
dalam larutan parenteral dibandingkan dengan yang dihasilkan perlatan HIAC. Ketaksesuaian
ini terkait dengan bentuk partikel dan indeks bias pertikel serta indeks bias medium partikel
tersebut disuspensikan.

PENGHANTARAN OBAT

Mikrosfer Lateks yang berukuran dan berbentuk seragam dengan diameter 5,9 µm dipilih
oleh Chan dkk. Untuk mempelajari pengaruh- pengaruh ini. Dua penghitung coulter dan dua
penghitung HIAC digunakan untuk menentukan variabelitas jenis peralatan tertentu dan
perbedaan yang mungkin antara kedua jenis penghitung ini, perhitungan coulter didasarkan
pada prinsip tahanan listrik, sedangkan penghitung HIAC didasarkan pada penghambatan
cahaya. Chan dkk. Mendapatkan bahwa dalam 20 suspensi mikrosfer diperoleh hitungan yang
lebih rendah menggunakan analiser HIAC/royco. Menurut penulis, penghitung coulter dalam
studi ini tampaknya cukup dapat dipercaya untuk mendapatkan hitungan absolute bahan
partikula dalam larutan paranteral bervolume besar dan untuk membandingkan hasil dari
berbagai laboratorium. Beckman Coulter juga membuat alat pengukuran partikel submikron
Bekcman Coluter Model N5 untuk menganalisis partikel pada kisaran ukuran 0,0033- 0,3µm.
Dengan menggunakan spektroskopi korelasi foton, alat ini mendeteksi gerakan Brown pada
partikel dalam suspensi. Semakin kecil partikel, semakin cepat partikel tersebut bergerak
menurut gerak Brown. Seberkas sinar laser lewat melalui sampel dan suatu sensor melewati
cahaya dan suatu sensor mendeteksi cahaya yang dihamburkan oleh partikel yang mengalami
gerakan Brown. Alat Beckman Coulte Model N5 memberikan tidak hanya data ukuran partikel
dan distribusi ukuran, tetapi juga berat molekul dan koefisien difusi. Penentuan ukuran
submikron penting dibidang farmasi untuk analisis mikro emulsi pigmen dan zat warna, koloit,
misel dan sistem tersolubilisasi, liposong, dan mikro partiekel.

Suatu peneyelidikan mengenai kontaminan bahan partikulat dalam larutan parenteral


yang memenuhi syarat menurut standar yang ditetapkan dalam Pharmacopoeia Italia 1986.
Dilakukan oleh siknorettik dan dkk. Mereka mempelajari jumlah dan sifat partikulat dalam 36
larutan injeksi bervolume besar menggunakan analisis mikroskopi elektron pemindaian (SSM)
= Scaning Electron Microscopik) dan analisis sinar X sekitar 1/5 sampel memperlihatkan
sejumlah besar partikel berdiameter lebih besar dari 20µ. Partikel tersebut diidentifikasi
sebagai serat tekstil, selulosa, bahan plastik, dan kontaminan dari proses pembuatan dan
pengemasan, seperti helaian karet dan kepingan logam karena jumlah, ukuran, bentuk, sifat
permukaan, dan sifat kimianya. Kontaminan – kontaminan tersebut dapat menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah dan reaksi peradangan neuplasti, dan alergi. Embolisme dapat
terjadi pada partikel berukuran lebih besar dari 5µm.

Menurut standar pharmocopeia italia untuk larutan parenteral bervolume lebih besar
dari 110, tidak boleh terdapat lebih dari 100 partikel berdiameter 5 µm dan lebih, dan tidak
boleh lebih dari 4 partikel berdiameter 20 µm dan lebih beradah dalam setiap mL larutan. Para
peneliti ini menemukan bahwa sejumlah tertentu pabrik gagal memproduksi sediaan parenteral
dalm batas pharmocopeia, dalam banyak kasus, kontaminannya berasal dari filter pakaian, dan
segala wadah.
Dalam penyiapan pelek indometasi lepas terkendali, Li dkk, menggunakan analiser
ukuran partikel microtrach (Leeds and Northtrup Instrument) untuk menentukan ukuran
partikel indometasi yang diperoleh dari pabrik dan dua jenis serbuk termikronisasi, serbuk
dipriksa juga dibawah mikroskop dengan pembesaran 400 kali, dan fitomikrograf diambil
dengan kamera polaroid SX-70. Pelet (disebut pelet IS) yang mrngandung indometasin dan
eudragit S-100 dibuat dengan menggunakan granulator fluid bet atau peralatan kolom wurster
eudragit (rhom pharma) adalah suatu polimer akrili untuk tablet salut enterik, kapsul,dan pelet
sifat permukaan dan struktur kimia eudragit sebagai polimer salut film diulas oleh davies dkk.
Analisis pengayakan dengan ayakan standar U.S No.12,14,16,18,20,25,dan 35 digunakan
untuk menentukan distribusi ukuran partikel pelet I.S. hasil pelet I.S. sangat tergantung pada
ukuran partikel serbuk indometasin. BETS yang menggunakan dua serbuk termikronisasi
(diameter rerata masing-masing 3,3 dan 6,4µm) menghasilkan pelet I.S. yang lebih tinggih dari
pada yang dihasilkan serbuk indometasi awal (40,6µm) yang diperoleh secara langsung dari
pembuatan obat. Davies dkk. Menyimpulkan bahwa diameter partikel rerata dan distribusi
ukuran partikel serbuk indometasin harus dipertimbangkan untuk mendapatkan hasil pelet
lepas terkendali yang maksimum.

Carli dan Motta meneliti penggunaan porosimeter merkuri secara mikrokomputer untuk
mendapatkan ukuran partikel dan distribusi luas permukaan serbuk farmasetis. Porosimeter
merkuri memberikan volume pori-pori serbuk, yang dipenetrasi oleh merkuri pada setiap
tekanan berikutnya; volume pori-pori diubah menjadi distribusi ukuran pori-pori. Luas
permukaan total dan ukuran partikel serbuk dapat juga diperoleh dari data porosimeter merkuli.

Anda mungkin juga menyukai