“ MYOMA UTERI “
Oleh :
Ririn Handayani
17710113
Pembimbing:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT karena atas berkat , rahmat
dan karunia Nya lah penulis mampu menyelesaikan tugas referat yang berjudul “
MYOMA UTERI “ dengan tepat waktu . Referat ini di ajukan untuk memenuhi tugas
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik serta saran untuk membangun guna kemajuan karya
penulis dimasa depan yang akan datang . Semoga referat ini bermanfaat untuk dokter
Kandungan RSUD Kediri serta pembaca umum. Akhir kata penulis mengucapkan
Terima Kasih.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR
ISI………............................................................................................................i
BAB I.
Pendahuluan.............................................................................................................1
1.1. Latar
Belakang.....................................................................................................1
2.1
Anatomi..............................................................................................................3
2.2
Fisiologi...............................................................................................................4
2.3
Etiologi...............................................................................................................6
2.4
Patofisiologi.......................................................................................................6
2.5
Prognosis...........................................................................................................10
2.6 Gambaran
klinis...............................................................................................12
2.7 Pemeriksaan
Penunjang....................................................................................15
2.8
Penatalaksanaan...............................................................................................17
BAB III
Kesimpulan...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu hal penting untuk mencapai derajat kesehatan adalah dengan
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan tidak adanya penyakit
atau kelemahan dalam segalah hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan
fungsinya serta proses-prosesnya. Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh
dan bukan tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segalah hal yang
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial
yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
uteri di Indonesia ditemukan 2.39% - 11.7% pada semua penderita ginekologi yang
dirawat di rumah sakit, penyakit mioma uteri sering ditemukan pada wanita nullipara
(belum pernah melahirkan) ataupun pada wanita kurang subur. Mioma uteri
diperkirakan antara 20% sampai 25% terjadi pada wanita berusia diatas 35 tahun
(Aspiani, 2017). Faktor-faktor terjadinya mioma uteri ada empat diantaranya usia
reproduksi sebanyak 65,0%, paritas multipara sebanyak 47,5%, dengan usia menarhe
normal sebanyak 95%, dan status haid tidak teratur sebanyak 52,5%. Mioma uteri
Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progresif dibawah pengaruh hormon
estrogen terhadap sel-sel yang ada di otot rahim. Mioma menimbulkan gejala berupa
perdarahan abnormal, rasa nyeri dan rasa adanya tekanan didaerah sekitar panggul
yang dapat menciptakan rasa sakit hingga menjalar ke punggung (Manuaba, 2009).
Perdarahan abnormal merupakan gejala yang paling sering di alami oleh wanita
pelebaran pembuluh darah dan gangguan ginjal karena akibat pembesaran dan
penekanan mioma uteri terhadap saluran kemih. Mioma uteri dapat mengakibatkan
Perdarahan mioma uteri dapat berdampak pada ibu hamil dan penderita mioma
uteri itu sendiri. Ibu hamil akan mengalami dampak berupa abortus spontan,
persalinan prematur, dan malpresentasi. Pada penderita mioma uteri akan mengalami
perdarahan yang banyak dan dapat mengakibatkan anemia. Pendarahan juga dapat
terjadi pada pencernaan karena perluasan dan pembesaran mioma uteri sehingga
pasien mioma uteri tidak hanya dilakukan operasi pada alat kelamin tetapi juga dapat
dilakukan operasi pencernaan (colostomy). Pada kasus ini pasien mioma uteri
mengalami komplikasih yang berat dan dapat memperburuk kesehatan dan tidak
jarang pasien tersebut mengalami penurunan kesehatan karena terjadi gangguan pada
nutrisi dan tubuh mengalami kelemahan hingga menjadi syok dan pada akhirnya
menimbulkan kematian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang
berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri,
leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak
yang sering ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama wanita sesudah
produktif (menopouse). Mioma uteri jarang ditemukan pada wanita usia produktif
tetapi kerusakan reproduksi dapat berdampak karena mioma uteri pada usia produktif
2.2 Etiologi
1) Umur Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif dan
sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri jarang ditemukan
jaringan mioma uteri lebih tinggi dari pada jaringan miometrium normal.
3) Riwayat keluarga Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama
dengan penderita mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita
mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri.
matang (red meat), dan daging babi meningkatkan insiden mioma uteri, namun
kadar estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini
mungkin berhubungan dengan respon dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti
6) Paritas Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multipara dibandingkan
dengan wanita yang mempunyai riwayat melahirkan 1 (satu) kali atau 2 (2) kali.
tumor yang cepat selama kehamilan terjadi dan dilakukan terapi estrogen eksogen.
Mioma uteri akan mengecil pada saat menopouse dan oleh pengangkatan ovarium.
Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita
estrogen kuat) menjadi estrogen (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang
pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih
menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas
biologik serupa, yaitu HPL, terlihat pada periode ini dan memberi kesan bahwa
pertumbuhan yang cepat dari leimioma selama kehamilan mungkin merupakan hasil
tumbuh.
1) Lapisan Uterus Mioma uteri terdapat pada daerah korpus. Sesuai dengan
ditemukan. Sebagian besar tumbuh diantara lapisan uterus yang paling tebal dan
dan terbentuk sampai mengelilingi tumor sehingga akan membentuk tonjolan dengan
konsistensi padat. Mioma yaang terletak pada dinding depan uterus dalam
b. Mioma Uteri Subserosa Mioma uteri ini tumbuh keluar dari lapisan uterus
yang paling luar yaitu serosa dan tumbuh ke arah peritonium. Jenis mioma ini
bertangkai atau memiliki dasar lebar. Apa bila mioma tumbuh keluar dinding uterus
sehingga menonjol kepermukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma serosa dapat
ligamentum atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut
c. Mioma Uteri Submukosa Mioma ini terletak di dinding uterus yang paling
dalam sehingga menonjol ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat bertangkai atau
melalui saluran seviks yang disebut mioma geburt. Mioma jenis lain meskipun besar
walaupun kecil sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Tumor jenis ini
Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium dan
mungkin terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya banyak. Bila ada satu
mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak bundar
dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus mioma dapat menonjol
kedepan sehingga menekan dan mendorong kandung kemih keatas sehingga sering
Secara makroskopis, tumor ini biasanya berupa massa abu-abu putih, padat,
yang khas. Tumor mungkin hanya satu, tetapi umumnya jamak dan tersebar di dalam
uterus, dengan ukuran berkisar dari benih kecil hingga neoplasma masif yang jauh
lebih besar dari pada ukuran uterusnya. Sebagian terbenam didalam miometrium,
sementara yang lain terletak tepat di bawah endometrium (submukosa) atau tepat
ke organ disekitarnya, dari mana tumor tersebut mendapat pasokan darah dan
daerah perdarahan dan perlunakan kistik, dan setelah menopause tumor menjadi
2.5 Patogenesis
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri saat ini belum diketahui. Mioma
uteri banyak ditemukan pada usia reproduktif dan angka kejadiannya rendah pada
usia menopause, dan belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche. Diduga
estrogen.Pukka menemukan bahwa reseptor estrogen pada mioma uteri lebih banyak
mengemukakan patogenesis mioma uteri dengan teori cell nest dan genitoblast.
sekali mediator didalam mioma uteri, seperti estrogen growth factor, insulin growth
sel-sel miometrium. Mutasi ini mencakupi rentetan perubahan pada kromosom, baik
secara parsial maupun secara keseluruhan. Aberasi kromosom ditemukan pada 23-
50% dari mioma uteri yang diperiksa, dan yang terbanyak (36,6%) ditemukan pada
dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks,
terjadi.
adenokarsinoma endometrium
Rasa nyeri. Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena
gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat
Gejala dan tanda penekanan. Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat
Infertilitas dan abortus, dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau
Kehamilan sendiri dapat menimbulkan perubahan pada mioma uteri, antara lain :
Meskipun jarang, mioma uteri bertangkai dapat juga mengalami torsi dengan
gejala dan tanda abdomen akut.
2.7 Diagnosis Mioma Uteri
uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan
perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-
a. Ultrasonografi
bermanfaat pada uterus yang kecil. Uterus atau massa yang paling besar baik
b. Hiteroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika
tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap
berbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat
% dari seluruh mioma serta merupakan 50–75% dari semua sarkoma uterus.
telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat
terjadi pada semua bentuk mioma tetapi yang paling sering adalah jenis
bawah atau panggul ialah mioma subserosum dan kehamilan. Mioma submukosum
a. Konservatif
Penderita dengan mioma yang kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan
pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar
dari kehamilan 10 – 12 minggu, tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi pada