Anda di halaman 1dari 7

A.

IDENTITAS KASUS
Nama Anak : By. Ny. N
No. Catatan Medik : 39.21.85
Tanggal lahir / Umur : 7 Juni 2014 / 6 Hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak : Keempat
B. ANAMNESIS
Berdasarkan aloanamnesis dari ibu penderita (hari kedua pertama, tanggal 13
November 2014, jam 14.00 wita) didapatkan:
Keluhan utama : Kuning
Kuning dialami sejak 3 hari sebelum di rawat di rumah sakit. Awalnya kuning pada
daerah wajah yang menyebar ke daerah badan sampai ke kaki. Saat berumur 1 hari bayi tidak
dapat langsung menyusui pada ibu karena air susu ibu tidak dapat di keluarkan.
Bayi demam sejak 3 hari yang lalu, demam terus meneus, menggigil (-), kejang (+)
pada seluruh tubuh, sesak (+), muntah (+) tiap kali minum. BAK normal warna kuning jernih,
BAB warna kuning pucat.
Riwayat kehamilan ibu

Selama hamil, ibu tidak pernah memeriksakan diri ke puskesmas, tidak mendapat tablet
tambah darah dan vitamin.
Riwayat kelahiran
Bayi lahir kurang bulan menurut ibu pasien 36 minggu di tolong oleh dukun, hari
pertama haid terakhir lupa. Ini merupakan kehamilan yang keempat. Saat hamil 7 bulan, ibu
bayi pernah mengalami demam yang berlangsung selama 3 hari, tidak disertai menggigil,
demam naik turun dengan pola yang tidak tentu, ibu bayi hanya meminum obat penurun
panas dari warung dan setelah tiga hari sembuh sendiri. Riwayat minum jamu-jamuan atau
obat-obatan yang dijual bebas selama hamil (-). Riwayat ketuban pecah dini (-), Ibu bayi
bergolongan darah A.
Riwayat pemberian makanan
Anak tidak mendapat ASI dan hanya di berikan susu formula.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak terdapat riwayat kuning dalam keluarga, penyakit jantung (-), tekanan darah
tinggi (-), ginjal (-), asma (-) serta penyakit kuning pada keluarga disangkal.

1
C. PEMERRIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit berat, sadar, gizi kurang (BB : 2350gr, PB : 41cm)
Nadi : 158 kali/menit
Pernapasan : 68 kali/ menit
0
Suhu : 38,8 C
Berat badan : 2350 gr
Panjang Badan : 40 cm
Pucat : (-)
Sianosis : (-)
Ikterus : (+)
Turgor : baik
Tonus : Normal
Busung/edema : (-)
Keadaan Spesifik
Kepala
Bentuk : Bulat, tidak simetris
Trauma lahir : caput suksedandum (-), hematom sefal (+)
UUB : Cembung
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah tercabut
Mata : mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (+)
Hidung : Sekret tidak ada
Bibir : Kering (-)
Telinga : Sekret tidak ada
Tenggorok : Dinding faring tidak hiperemis
Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis
Paru-paru
Inspeksi : Simetris kiri=kanan, retraksi tidak ada
Palpasi :Sela iga kiri=kanan
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Bronkovesikuler. Bunyi tambahan tidak ada

Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Thrill tidak teraba
2
Perkusi : Pekak pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Bunyi Janting I/II murni reguler
Abdomen
Inspeksi : Cembung (+), ikut gerak nafas
Auskultasi : Bising usus (+), kesan normal
Palpasi : Nyeri tekan (-) massa tumor (-)
Perkusi : Timpani(+) pekak hepar (+)
Limpa : Tidak teraba
Hati : Tidak teraba
Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran
Alat kelamin : Tidak ada kelainan
Anggota Gerak : Tidak ada kelainan, Kuning (+)
Kulit : Ikterus (+) pada seluruh tubuh dan ekstremitas namun tidak
sampai pada bagian distal (derajat kramer IV), pustula (-), ruam
(-), petechie (-)
Tasbeh : (-)
Col. Vertebralis : Spondilitis (-) skoliosis (-)
Refleks Patologis : Babynsky (-)
D. HASIL LABORATORIUM
(-)
E. ANJURAN PEMERIKSAN
1. Darah Rutin
2. Kimia darah : Bilirubin Direk, Bilirubin Indirek, dan Bilirubin Total
F. DIAGNOSA KERJA
Ikterus neonatorum
Infeksi neonatorum
Cephal Hematom
G. RINGKASAN
Bayi laki-laki 6 hari, masuk ke rumah sakit pada tanggal 13 juni 2014 dengan keluhan
utama kuning, kuning dialami sejak 3 hari sebelum di rawat di rumah sakit. Awalnya kuning
pada daerah wajah yang menyebar ke daerah badan sampai ke kaki. Saat berumur 1 hari bayi
tidak dapat langsung menyusui pada ibu karena air susu ibu tidak dapat di keluarkan.
Bayi demam sejak 3 hari yang lalu, demam terus menerus di sertai kejang pada
seluruh tubuh, sesak (+), muntah (+) tiap kali minum. BAK normal warna kuning jernih,
3
BAB warna kuning pucat. Selama hamil, ibu tidak pernah memeriksakan diri ke puskesmas,
tidak mendapat tablet tambah darah dan vitamin. Saat hamil 7 bulan, ibu bayi pernah
mengalami demam yang berlangsung selama 3 hari, tidak disertai menggigil, demam naik
turun dengan pola yang tidak tentu, ibu bayi hanya meminum obat penurun panas dari
warung dan setelah tiga hari sembuh sendiri. Ibu bayi bergolongan darah A. Bayi tidak
mendapat ASI dan hanya di berikan susu formula.
Pada pemerriksaan fisik di dapatka keadaan umum sakit berat, sadar, Nadi 158
kali/menit, Perrnapasan 68 kali/menit, suhu 38,8’C. Bayi tampak kuning, pada pemeriksaan
kepala di dapatkan kepala asimetris dan terdapat trauma lahir sefal hematom, mata sklera
ikterik. Pada pemeriksaan telinga, hidung, tenggorokan, dada, jantung, dan perut tidak di
temukan kelainan, Pemeriksaan kulit kuning pada seluruh tubuh dan ekstremitas namun tidak
sampai pada bagian distal (derajat kramer IV).
H. PENATALAKSANAAN
O2 ½ lpm
IVFD D5 ½ NS 8 tpm (mikro)
Inj. Ampicilin 2x70 mg/IV
Inj. Gentamicin 2x10 mg/IV
Fototerapi
NGT terbuka
I. FOLLOW UP
Tanggal S O A P
14/06/2014 Keluhan: -KU: Lemah - Ikterus O2 ½ lpm
Bayi lemas, pucat, -Tanda vital: neonatorum IVFD D5 ½ NS
demam terus N= 158X/ menit - Infeksi 8 tpm (mikro)
menerus , kejang P=42X/ menit neonatorum Inj. Cetirizine
(+) batuk kering S=39,00C -Cephal 2x125 mg/IV
(+), sesak (+), -Kepala : Sefal Hematom Inj. Gentamicin
malas minum. Hematom (+) -Hematemesis 2x10 mg/IV
Muntah (+) -Mata : Sklera -Melena Transfusi PRC
kehitaman, Kuning Ikterik 50 cc
seluruh badan (+), -Kulit : Kuning, Fototerapi
BAB warna Kramer Gr. V NGT terbuka
kehitaman dan Periksa DR, Bil.

4
encer I dan II

J. ANALISIS KASUS

Pada kasus di atas terdapat masalah yakni ikterus neonatorum. Ikterus neonatorum
merupakan keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan
sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis akan
mulai tampak pada bayi baru lahir apabila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dl. Pada bayi di atas ,
dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan ikterus pada seluruh tubuh dan ekstremitas namun
tidak sampai pada bagian distal ekstremitas (Derajat Kramer IV).
Bayi yang terlihat ikterus dapat dicurigai mengalami ikterus patologis apabila, ikterus
terjadi sebelum berumur 24 jam, setiap peningkatan kadar bilurubin serum yang memerlukan
fototerapi, peningkatan kadar bilirubin serum total > 0.5 mg/dL/jam, adanya tanda-tanda yang
mendasari pada setiap bayi (muntah, letargis, malas menetek, penurunan berat badan yang
cepat, apneu, takipneu, atau suhu yang tidak stabil), ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi
cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan. Kemungkinan penyebab ikterus
pada bayi usia 3-5 hari adalah fisiologis (KU baik, mau minum, berat badan naik, hepar dan
lien tidak teraba, kadar bilirubin total < 15 mg/dl, menghilang pada hari ke-10).
Penyebab hiperbilirubinemia pada bayi diantaranya inkompatibilitas golongan darah,
defisiensi G6PD, sefalhematom, sepsis, polisitemia, puasa atau keterlambatan minum, atresia
intestinal, gangguan metabolik, asfiksia, hipotermi, hipoglikemi serta obat-obatan.
Peningkatan kadar bilirubin pada kasus di atas dapat diduga karena masalah pada pemberian
minum, dimana bayi tersebut tidak lancar menyusui pada hari pertama lahir. Keterbatasan
intake cairan pada bayi baru lahir juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya
hiperbilirubinemia karena pada kondisi dehidrasi dapat terjadi peningkatan sirkulasi
enterohepatik yang menyebabkan reabsorbsi bilirubin meningkat. Pada kasus di atas juga
terdapat trauma lahir yaitu cephal hematoma hal ini juga dapat menjadi dasar
hiperbilirubinemia yang di akibatkan peningkatan penghancuran dari haemoglobin.
Hiperbilirubinemia yang mungkin saja timbul pada hari keempat antara lain adalah
karena prematuritas, infeksi, ikterus fisiologis, RDS, polisitemia, kongenital spherositosis,
sepsis, perdarahan ekstravaskular, defisiensi G6PD, dan breast feeding jaundice.
Breast milk jaundice lebih sering terjadi mulai awal 4-7 hari kehidupan, dan apabila
tidak ditemukan penyebab lain dari ikterus. Dari anamnesis didapatkan bahwa bayi hanya

5
diberikan susu formula dengan alasan ASI belum keluar sehingga kemungkinan breast milk
jaundice dapat disingkirkan.
Kemungkinan selanjutnya penyebab hiperbilirubinemia pada bayi ini adalah karena
infeksi dan bayi berat lahir rendah. Pada sepsis terjadi peningkatan produksi bilirubin indirek
sehingga berdampak ikterus pada neonatus. Pada anamnesis didapatkan riwayat prematuritas
yang berkaitan dengan kondisi berat lahir rendah, peningkatan bilirubin pada kondisi ini
dapat disebabkan eritrosit lebih cepat mengalami hemolisis dan usia eritrosit lebih pendek.
Penatalaksanaan pasien ini dengan pemberian IVFD D5 ½ NS 8 tpm mikro. Jumlah
cairan yang diberikan dihitung setiap hari berdasarkan berat badan dan umur. Susu tetap
diberikan melalui NGT. Sementara itu, pada pasien ini juga dilakukan fototerapi. Foto terapi
dilakukan untuk mencegah semakin meningkatnya bilirubin sehingga komplikasi kern ikterus
dapat dihindari. Cara kerja terapi sinar adalah dengan mengubah bilirubin menjadi bentuk
yang larut dalam air untuk dieksresikan melalui empedu atau urin. Ketika bilirubin
mengabsorbsi sinar, terjadi reaksi fotokimia yaitu isomerisasi (80%). Juga terdapat konversi
ireversibel menjadi isomer kimia lainnya yaitu lumirubin yang dengan cepat dibersihkan dari
plasma (tanpa konjugasi) melalui empedu. Lumirubin adalah produk terbanyak degradasi
bilirubin akibat terapi sinar pada manusia. Sejumlah kecil bilirubin plasma tak terkonjugasi
diubah oleh cahaya (foto oksidasi, 20%) menjadi dipyrole yang diekskresikan melalui urin.
Foto isomer bilirubin lebih polar dibandingkan bentuk asalnya dan secara langsung bisa
dieksreksikan melalui empedu. Hanya produk foto oksidan saja yang bisa diekskresikan lewat
urin.
Pasien diduga mengalami infeksi, sebab di dapatkan demam yang terus menerus.
Sehingga pasien ini diberikan antibiotika untuk tatalaksana infeksi. Antibiotik yang diberikan
berupa injeksi Ampicilin 2x70 mg dan injeksi Gentamicin 2x10 mg yang sudah diberikan
sejak hari pertama.
Foto terapi dilakukan bila kadar bilirubin total meningkat mendekati indikasi transfusi
tukar, biasanya 4 mg/dl di atas garis batas. Foto terapi dapat dihentikan jika kadar bilirubin
tidak meningkat lagi dan kadarnya separuh dari kadar indikasi untuk transfusi tukar, atau
kadar bilirubin total <13 mg/dl.

6
7

Anda mungkin juga menyukai