Disusun Oleh :
i
ii
iii
KARYA TULIS ILMIAH
iv
PENERAPAN STIMULASI KUTANEUS (SLOW STROKE BACK MASSAGE)
MENGGUNAKAN MINYAK ADAS TERHADAP PENURUNAN NYERI
DISMENOREA PADA REMAJA DI BPM DWI SUMARNI, AMD. KEB.
KARANGGAYAM KEBUMEN1
Fifi Kurnia Dewi2,Eti Sulastri, S. ST, M. Keb3
INTISARI
Latar Belakang: Banyak remaja yang mengalami dismenorea saat menstruasi. Hal
ini dapat di tangani dengan pengobatan non farmakologis. Stimulasi kutaneus
(slow stroke back massage) merupakan teknik yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri. Banyak dari remaja maupun keluarga yang belum mengetahui
cara penanganan dismenorea, maka dari itu penulis tertarik menerapkan Stimulasi
kutaneus (slow stroke back massage). Di Bidan Praktek Mandiri Dwi Sumarni, Amd.
Keb ada 3 partisipan yang mengalami dismenorea. Ketiga partisipan mengalami rasa
nyeri dengan skala berat terkontrol.
Tujuan: Melakukan asuhan kebidanan dengan penerapan stimulasi kutaneus (Slow
Stroke Back Massage) menggunakan minyak adas untuk menurunkan nyeri
dismenorea pada remaja.
Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus.
Sampel adalah remaja yang mengalami dismenorea. Pengumpulan data diperoleh dari
data primer melalui wawancara dan observasi, dan data sekunder diperoleh dari studi
kepustakaan dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 1 April -6 Mei
2017
Hasil: sebelum dilakukan intervensi skala nyeri pada ketiga partisipan berat terkontrol.
Partisipan pertama skala nyeri di angka 8, partisipan kedua skala nyeri di angka 7,
partisipan ketiga skala nyeri di angka 8, sedangkan setelah dilakukan intervensi skala
nyeri menurun yaitu pada skala ringan di angka antara 3 dan 2.
Kesimpulan: Setelah dilakukan Stimulasi kutaneus (slow stroke back massage)
dismenorea pada ketiga partisipan tersebut menurun. Dapat disimpulkan bahwa
penerapan Stimulasi kutaneus (slow stroke back massage) sangat efektif untuk
remaja yang mengalami dismenorea jika dilakukan sesuai dengan aturan.
v
SCIENTIFIC PAPER
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah salah satu tahap
tercapainya kemampuan untuk bereproduksi, dimana salah satu ciri dari tanda
(menarche). Menstruasi atau haid adalah perdarahan vagina secara berkala akibat
perut menjelang haid yang dapat berlangsung hingga 2-3 hari, dimulai sehari
sebelum mulai haid. Nyeri perut saat haid (dismenorea) yang dirasakan setiap
wanita berbeda- beda, ada yang sedikit terganggu namun ada pula yang sangat
didefinisikan sebagai nyeri uterus yang bersifat siklik yang terjadi sebelum
Angka kejadian nyeri haid di dunia cukup besar, rata-rata lebih dari
1
2
Hasil Sensus Badan Pusat Statistik Jawa Tengah Tahun 2010, 11,78%
urutan nomor 5 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai
bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2010
berpenduduk 32.548.687 jiwa dengan jumlah remaja putri usia 10-19 tahun
jawa tengah mencapai 1.518.867 jiwa (Badan Pusat Statistik Jawa Tengah,
2010).
dilakukan oleh Kumbhar et al di India dari 183 remaja usia 14-19 tahun
Indonesia kejadian nyeri haid tercatat 64,25% yang terdiri dari 54,89%
tidak terdeteksi ektopik pecah, kista pecah, perforasi rahim dari IUD dan
keadaan yang buruk setiap saat. Sedikit tidak merasa nyaman dengan cepat
menyertainya. Oleh karena itu pada usia remaja nyeri haid (dismenorea) harus
ditangani agar tidak terjadi dampak seperti hal- hal yang diatas (Endif, 2008).
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan pasal 12a yaitu Bidan dalam
keluarga berencana.
Beberapa cara yang dapat mengatasi nyeri haid yaitu dengan cara
mengkompres air hangat, hipnotis, relaksasi, aroma terapi dan pemijatan serta
obat anti nyeri misalnya ibuprofen, naproxen, dan asam mefenamat. Tetapi
yaitu dapat menimbulkan iritasi lambung, kolik usu, diare, dan serangan asma
untuk menurunkan nyeri. Salah satu jenis terapi non farmakologi untuk
menurunkan nyeri haid bisa dilakukan dengan stimulasi kutaneus (Potter &
Perry, 2006).
stres akibat penyakit yang dialami dan nyeri yang tak berkesudahan (Potter &
Perry, 2006).
merilekskan pasien dan meningkatkan sirkulasi. Cara kerja dari slow stroke
dan keluarga melakukan upaya dalam mengontrol nyeri (Potter & Perry,
2006). Hasil penelitian dari Zulaini, Mukhoirotin, dan pujiani yaitu setelah
nyeri haid (dismenorea) dengan nilai signifikan Pv=0,00 atau α < 0,05
fasilitas pelayanan medis atau pasien yang tidak ingin mengatasi nyeri dengan
biaya yang besar sehingga stimulus ini dapat diberikan kepada masyarakat
cenderung untuk kembali ke alam. Penggunaan bahan dari alam sebagai obat
ditimbulkan oleh ramuan obat dari tanaman hampir tidak ada dibandingkan
afrodisiak antara lain adas, tiram, kucai, ginseng, jahe, terung ungu, pare,
ketumbar, pasak bumi, bawang putih, cokelat, biji selasih, seledri, ginko
Tanaman adas sering digunakan sebagai bumbu masak, selain itu juga
mempunyai banyak kegunaan mulai dari daun, akar, buah dan bijinya. Buah
dan bijinya diketahui secara umum sebagai obat perangsang (stimulant). Buah
remaja.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pada remaja.
7
C. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
2. Manfaat Teoritis
Bantain dan chong, Charles et.al, simon, foster, jhonson (2004). Adas Sebagai
Bahan Obat Alami. Jakarta: Jurnal litbang pertanian. Diakses pada hari
Sabtu 24 September 2016 pukul 10.45 WIB
Kusmiran, Eny. (2011). Buku Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:
Salemba Medika.
Pottern P.A & Perry A.G. (2006). Buku Fundamental Keperawatan, Konsep,
proses, dan praktis edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC.
Wijayakusuma, Hembing. (2006). Atasi Asam Urat & Rematik Ala Hembing.
Jakarta: Puspa Swara, Anggota Ikapi.
LAMPIRAN
SOP STIMULASI KUTANEUS (SLOW STROKE BACK MASSAGE)
PENGERTIAN Metode usapan secara perlahan
TUJUAN Untuk menurunkan nyeri Dismenorea
KEBIJAKAN Remaja
PETUGAS Bidan
PERLENGKAPAN Minyak Adas
Selimut
Kain/Handuk bersih
PROSEDUR A. Tahap pra Interaksi
PELAKSANAAN 1. Menyambut pasien, memberi salam, dan
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Menanyakan kesiapan pasieb
5. Memposisikan pasien dengan nyaman
6. Menjaga privasi pasien
7. Mengawali dengan tasmiah dan mengakhiri
dengan tahmid
B. Tahap Kerja
1. Buka punggung klien, bahu, lengan atas, dan
bokong. Tutup sisanya dengan selimut.
Letakkan handuk memanjang sepanjang
punggung klien.
2. Cuci tangan dalam air hangat. hangatkan
minyak adas di telapak tangan atau tempatkan
botol minyak adas kedalam air hangat. Tuang
sedikit minyak di tangan.
3. Jelaskan pada klien bahwa minyak akan terasa
dingin dan basah.
4. Letakkan tangan pertama-tama pada bokong,
massase dalam gerakan melingkar. Usapkan
ke atas dari bokong ke bahu. Massase diatas
scapula dengan gerakan lembut dan tegas.
Lanjutkan dalam satu usapan lembut kelengan
atas dan secara lateral sepanjang sisi
punggung dan kembali ke bawah ke puncak.
Jangan biarkan tangan kita terangkat dari kulit
klien. Lanjutkan pola massase selama 3 menit.
5. Remas kulit dengan mengambil jaringan
diantara ibu jari dan jari tangan kita. Remas
keatas sepanjang satu sisi spina dari bokong
ke bahu dan sekitar bawah leher. Remas atau
usap kea rah bawah sacrum. Ulangi sepanjang
sisi yang lain.
6. Akhiri massase dengan gerakan memanjang
dan beritahu klien bahwa tindakan massase
akan diakhiri.
7. Jika berbaring miring, minta klien untuk
berputar kesisi lain, dan masase pinggul yang
lain.
8. Bersihkan lubrikan dari bokong klien dengan
handuk. Bantu klien untuk memakai baju.
Bantu klien untuk posisi yang nyaman.
9. Buang handuk yang kotor dan cuci tangan.
10. Tanyakan klien tentang kenyamanan. Catat
setisp daerah yang nyeri atau tegang.
11. Kaji kembali denyut nadi dan tekanan darah.
12. Catat respon terhadap massase dan kondisi
kulit