REFLEKSI KASUS I Condyloma Acuminata
REFLEKSI KASUS I Condyloma Acuminata
CONDYLOMA ACUMINATA
Diajukan Kepada :
Disusun oleh :
20110310142
2016
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Bpk. J
Usia : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Alamat : Ketanggungan, Yogyakarta
RM : 686266
B. RANGKUMAN KASUS
Seorang laki-laki berusia 53 tahun dating ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD
Yogyakarta dengan keluhan utama terdapat kutil di kelamin. Keluhan tersebut ± sejak 1
tahun yang lalu. Kutil awalnya kecil dan makin membesar hingga sekarang. Tidak terasa
gatal, sakit dan panas pada kutil tersebut tetapi pasien merasa tidak nyaman sehingga
mengganggu aktivitas seksualnya. Keluhan lain seperti demam dan sakit saat buang air
kecil tidak ada. Pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelum ini ± 1 tahun yang lalu
sebelum kambuh. Pada saat itu pasien berobat ke RS lain dan dilakukan pengambilan
kutil pada alat genitalnya dengan cara dibakar. Selain itu pasien diberi salep untuk
dioleskan pada alat genitalnya tetapi pasien lupa nama salepnya.
Pasien menyangkal pernah berhubungan intim dengan orang lain selain istri dan
menyangkal jika istri punya keluhan yang sama.
RPD :
RPK :
Pasien adalah seorang PNS yang mempunyai 1 orang istri dan 3 orang anak.
Pasien berhubungan baik dengan masyarakat dilingkungannya, selalu olahraga teratur 2-
3x/minggu, makan teratur 3x/hari, selalu menjaga kebersihan badan dengan mandi
2x/hari dan mengganti baju termasuk pakaian dalam 2x/hari. Riwayat merokok (+) tapi
sudah berhenti ± 1 tahun terakhir, alcohol (-), penggunaan obat-obatan terlarang (-),
penggunaan jarum suntik bergantian (-), transfusi darah (-), dan sirkumsisi (+).
C. PEMERIKSAAN FISIK
E. ANALISIS KASUS
Gejala klinis Condyloma Acuminata
Condyloma akuminata merupakan salah satu penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh HPV (Human Papilloma Virus) tipe tertentu, bertangkai, dan
permukaannya berjonjot.
HPV adalah virus DNA yang tergolong dalam keluarga virus Papova. Sampai saat
ini telah dikenal sekitar 70 tipe HPV, namun tidak seluruhnya dapat menyebabkan
kondiloma akuminata. Tipe yang pernah ditemui pada kondiloma akuminata adalah tipe
6,11, 16, 18, 30, 31, 33, 35, 39, 41, 42, 44, 51, 52, dan 56. Beberapa tipe HPV tertentu
mempunyai potensi onkogenik yang tinggi yaitu tipe 16 dan 18. Tipe ini merupan jenis
virus yang paling sering dijumpai pada kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih
sering dijumpai pada kondiloma akuminata dan neoplasia intraepithelial serviks derajat
ringan.
Masa inkubasi kondiloma akuminata berlangsung anata 1-8 bulan (rata-rata 2-3
bulan). HPV masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit, sehingga kondiloma
akuminata sering timbul pada daerah yang mudah mengalami trauma pada saat
melalukan hubungan seksual.
Penyakit ini terutama terdapat di daerah lipatan yang lembab, misalnya di daerah
genitalia eksterna. Pada pria tempat predileksinya di perineum dan sekitar anus, sulkus
koronarius, glans penis, muara uretra eksterna, korpus penis, dan pangkal penis. Pada
wanita di daerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina dan kadang-kadang pada porsio
uteri.
Kelainan kulit berupa vegetasi yang bertangkai dan berwarna kemerahan kalau
masih baru, jika telah lama agak kehitaman. Permukaannya berjonjot (papilomatosa).
Jika timbul infeksi sekunder warna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan
berbau tidak enak.
Penatalaksanaan Condyloma Acuminata
Farmakologi :
1. Kemoterapi
a. Podofilin
b. Asam trikolrasetat
Digunakan larutan dengan konsentrasi 50%, dioleskan setiap minggu.
Pemberiannya harus hati-hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam.
Dapat diberikan pada wanita hamil.
c. 5-Fluorourasil
Konsentrasinya 1-5% dalam krim, dipakai terutama pada lesi di
meatus uretra. Pemberiannya setiap hati sampai lesi hilang. Sebaiknya
penderita tidak miksi selama 2 jam setelah pengobatan.
2. Tindakan bedah
a. Bedah scalpel
b. Bedah listrik
c. Bedah beku (N2, N2O cair)
d. Bedah laser (CO2 laser)
3. Interferon
Pemberiannya dalam bentuk suntikan (i.m. atau intralesi), bentuk krim
(topical) dan dapat diberikan bersama pengobatan lain. Interferon alfa
diberikan dengan dosis 2x 106 unit i.m. selama 10 hari berturut-turut.
4. Imunoterapi
Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan
dapat diberikan pengobatan bersama dengan imunostimulator.
F. EDUKASI
Edukasi dan konseling berperan penting untuk mencegah rekurensi, atapun
penyebaran virus, yaitu dengan menganjurkan penderita agar :
- Menghindari hubungan seksual yang bebas dan berganti-ganti
- Melakukan hubungan seksual yang aman dan bersih, menghindari hubungan
seksual secara urogenital dan atau anogenital
- Setailah pada satu pasangan dan pastikan pasangan kita juga setia kepada kita
- Mengunakan kondom yang terbuat dari lateks untuk pemberian perlindungan
terhadap infeksi
- Jaga agar daerah lipatan kelamin tetap kering, karena kondisi lembab dapat
mempercepat pertumbuhan HPV
- Bersihkan/basuh alat kelamin dengan air bersih setelah BAK/BAB
- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara penularannya
- Menerangkan kemungkinan kambuh lagi ada
- Menjelaskan istri juga harus dibawa berobat karena penularan melalui
hubungan seksual
- Menerangkan bahwa setelah pembedahan akan diberikab salep untuk luka
(untuk mencegah infeksi sekunder) dan luka tidak boleh terkena air dulu
-
G. DAFTAR PUSTAKA
1) http://emedicine.medscape.com/article/781735-overview#a5
2) http://en.m.wikipedia.org/wiki/Genital-wart