Anda di halaman 1dari 5

MINI CLINICAL EXAMINATION

CUTANEUS LARVA MIGRANS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat


Kepaniteraan Klinik di Bagian Kulit Dan Kelamin
Rumah Sakit Jogja

Diajukan Kepada :

Dr. H. Rikyanto, Sp. KK, M.Kes

Disusun oleh :

Dyah Nova Ranti Ayuningtyas

20110310142

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AB
Usia : 1 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Dusun MArparan, Yogyakarta
Tanggal periksa : 5 Agustus 2016

B. RANGKUMAN KASUS
1. Keluhan Utama
Luka yang panjang dan berkelok-kelok
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Yogyakarta tanggal 5 Agustus
2016 diantar oleh ibunya. Ibu pasien mengatakan membawa anaknya dengan keluhan
utama terdapat luka yang panjang dan berkelok-kelok dibetis kaki kiri pasien.
Keluhan tersebut sejak ± 1 minggu yang lalu. Awalnya keluhan tersebut berupa bintik
merah pada betis kaki kiri pasien lalu semakin lama semakin menjalar. Ibu pasien
juga mengatakan bahwa pasien sering menggaruk lukanya saat tidur pada malam hari.
Sebelumnya pasien sudah dibawa ke puskesmas dan mendapat salep tetapi ibu pasien
lupa nama salepnya, selain itu ibu pasien juga member obat-obatan tradisional yang
dioleskan pada luka tersebut oleh ibunya tetapi keluhan tidak membaik.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :

- Keluhan serupa sebelumnya disangkal

- Penyakit DM, hipertensi, jantung, ginjal, asma, dan alergi disangkal

- Penyakit kulit lainnya disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

- Keluhan serupa sebelumnya disangkal

- Penyakit DM, hipertensi, jantung, ginjal, asma, dan alergi disangkal

- Penyakit kulit lainnya disangkal

5. Riwayat Personal Sosial :

Pasien adalah seorang anak pertama dari ayah yang berusia 25 tahun dan ibu 24
tahun. Pasien berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Di
rumah, pasien sering main tanah tanpa alas kaki dengan baju minim (kaos dalam dan
celana dalam). Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai anak seusianya, riwayat
imunisasi dasar lengkap. Di rumah pasien memiliki beberapa ekor kucing.
C. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

BB : 9 kg

TB : 71 cm

Status dermatologis

UKK : tampak papul eritematosa berbentuk berkelok-kelok, berbatas tegas, penyebaran


serpiginosa, menimbul dengan lebar ± 3 mm dan panjang ± 10 cm, permukaan ditutupi
skuama halus. Dan tampak sebagian ulkus.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

E. DIAGNOSIS BANDING
- Cutaneus Larva Migrans
- Skabies
- Dermatofitosis
- Dermatitis Insect bite
F. DIAGNOSIS KERJA
Cutaneus Larva Migrans

G. PENATALAKSANAAN
Farmakologi
1. Oral :
- Albendazole 400 mg-800 mg, dosis tunggal, selama 3-5 hari
- Albendazole untuk anak < 2 tahun : 200 mg.hari selama 3 hari
- Tiabendazole untuk dewasa : 25-50 mg/kgBB/hari, 2 kali perhari, selama 2-5 hari
- Tiabendazole untuk anak-anak : 25-50 mhg/kgBB/hari, 2 kali perhari, maksimal 3
gram sehari.
2. Topikal
- Tiabendazole topical 10-15%, diaplikasikan 4 kali sehari selama 1 minggu. Obat ini
perlu diaplikasikan disepanjang lesi dan pada kulit normal disekitar lesi.
- Tiabendazole topical ditambah kortikosteroid topical digunakan secara oklusi dalam
24-48 jam.
- Dry ice (CO2 snow) : dilakukan dengan penekanan selama 45 detik sampai 1 menit,
dilakukan selama 2 hari berturut-turut.
- Etil-klorida : terapi ini efektif apabila epidermis terkelupas bersama parasit. Seluruh
terowongan harus dibekukan karena parasit diperkirakan berada dalam terowongan.
Cara ini bersifat traumatic dan hasilnya kurang dapat dipercaya karena lokasi tempat
larva berada sulit ditemukan.

dr. Dyah Nova R.A. RSUD JOGJA

20110310142 Jl. Wirosaban No. 1

Yogyakarta, 10 Agustus 2016

R/ Albendazole 200 mg tab

Glukosa q.s.

m.f.l.a pulv dtd No. III

S I dd pulv I
R/ Thiabendazole cr 15% tube I

S 4 dd ue

Pro : An. AB

Usia : 1 tahun

H. EDUKASI
- Menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri
- Menggunakan alas kaki jika bepergian atau keluar rumah
- Menghindari kontak langsung bagian tubuh dengan tanah atau pasir
- Menghindari kontak dengan hewan yang merupakan karier cacing tambang seperti
kucing dan anjing
- Melakukan pengobatan teratur terhadap kucing dan anjing dengan antihelmintik
- Menutup lubang-lubang pasir dengan plastic dan mencegah binatang untuk defekasi
dilubang tersebut.

I. PROGNOSIS

Prognosis baik karena bersifat self-limiting disease. Pada akhirnya larva akan
mati di epidermis setelah beberapa minggu atau bulan. Hal ini disebabkan larva tidak
dapat menyelesaikan siklus hidupnya pada manusia. Lesi tanpa komplikasi yang tidak
diobati akan sembuh dalam 4-8 minggu, tetapi pengobatan farmakologi dapat
memperpendek perjalanan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai