PENDAHULUAN
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varisela-
zoster yang bersifat terlokalisir, terutama menyerang orang dewasa dengan ciri
berupa nyeri radikuler, unilateral, dan gerombolan vesikel yang tersebar sesuai
chickenpox. Sebanyak 15-30% orang yang pernah terinfeksi oleh virus varicella
zoster akan mengalami reaktivasi dan mengalami penyakit herpes zoster yang
biasanya muncul berupa bintil-bintil kemerahan dengan rasa nyeri dan gatal pada
lebih dari 50 tahun dan lebih sering terjadi pada orang-orang dengan penurunan
sistem imun dan pada anak-anak dengan riwayat infeksi varicella intrauterine
atau riwayat infeksi varicella yang terjadi pada tahun pertama kehidupannya
sehingga meningkatkan resiko untuk terkena herpes zoster pada usia yang lebih
muda.3
tahun 1993 menjadi 4,4/1000 orang pada tahun 2006. Peningkatan tertinggi pada
kelompok usia lebih dari 65 tahun, yakni hingga 3 kali lipat selama periode
tersebut. Peningkatan insidens herpes zoster juga dilaporkan di Australia dari rata-
rata 4,7/1000 orang pada periode April 2000 hingga September 2006 menjadi
1
5,6/1000 orang pada periode Oktober 2006-Maret 2013. Berdasarkan kelompok
usia, insidens tertinggi terdapat pada kelompok usia lebih dari 80 tahun, diikuti
Faktor risiko terjadinya herpes zoster adalah usia tua dan disfungsi
imunitas seluler. Pasien dengan supresi imun memiliki risiko 20-100 kali lebih
berhubungan dengan risiko terjadinya herpes zoster adalah infeksi HIV (Human
Faktor lain yang dilaporkan sebagai salah satu faktor risiko terjadinya herpes
zoster adalah jenis kelamin perempuan, adanya trauma fisik pada dermatom yang
terkena pembedahan.2
zoster sembuh, atau lebih dari 120 hari sejak pertama kali munculnya lesi herpes
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
varicella zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan
reaktivasi virus varicella zoster yang masuk melalui saraf kutan selama
episode awal cacar air, kemudian menetap pada ganglion spinalis posterior.3
B. EPIDEMIOLOGI
muncul sepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh musim. Tidak ada
perbedaan dalam morbiditas antara pria dan wanita. Berdasarkan studi, ada
lebih dari 1 juta kasus herpes zoster di Amerika Serikat setiap tahun, dengan
namun masih hidup sampai usia 85 tahun memiliki risiko 50% terkena herpes
3
per 1.000 penduduk pada orang dewasa berusia 50-59 tahun hingga 11 kasus
per 1.000 penduduk pada orang berusia ≥80 tahun. Lebih dari setengah
jumlah keseluruhan kasus dilaporkan terjadi pada usia lebih dari 60 tahun dan
komplikasi terjadi hampir 50% di usia tua. Jarang dijumpai pada usia dini
Tidak terdapat predileksi gender. Penyakit ini bersifat menular namun daya
C. ETIOPATOGENESIS
Herpes zoster disebabkan oleh virus herpes yang sama dengan virus
penyebab varisela. Virus V-Z, kelompok virus herpes termasuk virus sedang
2.1). Virus mengkode kurang lebih 70-80 protein, salah satunya ensim
menginfeksi sel Human diploid, sel limfosit T teraktivasi, sel epitel dan sel
epidermal in vivo untuk replikasi produktif, serta sel neuron. Virus varicella
dapat membentuk sel sinsitia dan menyebar secara langsung dari sel ke sel.5
4
(Gambar 2.1 : Morfologi dan struktur VZV Varicella Zoster Virus 5)
partikel virus dapat tetap tinggal di dalam ganglion sensoris saraf spinalis,
kranialis atau otonom selama tahunan. Pada saat respons imunitas selular dan
karena umur atau penyakit imunosuresif) sampai tidak lagi efektif mencegah
dalam satu dermatom. Faktor lain seperti radiasi, trauma fisis, obat-obat
tertentu, infeksi lain, atau stres dapat dianggap sebagai pencetus walaupun
belum pasti.1
5
(Gambar 2.2 : varicella dan herpes Zoster. A. infeksi primer virus herpes
zoster, virus yang menginfeksi ganglion sensoris. B. VZV (Varicella zoster
virus) yang ada namun berada pada fase laten. C. dengan sistem imun yang
rendah, reaktivasi VZV di ganglion sensoris dan mengikuti saraf sensoris,
dan bereplikasi di kulit.)
epitel dan limfosit di orofaring dan saluran nafas atas atau pada konjungtiva,
kemudian masuk ke kulit melalui sel endotel pembuluh darah dan menyebar
melalui kontak lesi di kulit. Lesi vesikular akan berubah menjadi pustular
setelah infiltrasi sel radang. Selanjutnya lesi akan terbuka dan kering
membentuk krusta, umumnya sembuh tanpa bekas. Waktu dari pertama kali
kontak dengan VZV sampai muncul gejala klinis adalah 10- 21 hari, rata-rata
14 hari. Setelah infeksi primer, virus akan menginfeksi secara laten neuron
6
berusia lanjut. Virus varisela yang dorman diaktifkan dan timbul vesikel-
disertai nyeri hebat dan atau rasa terbakar. Meskipun setiap saraf dapat
terkena, tetapi saraf torakal, lumbal atau kranial paling sering terserang.
Herpes zoster dapat berlangsung selama kurang lebih tiga minggu. Nyeri
yang sudah lanjut usia. Herpes zoster yang menyebar ke seluruh tubuh, paru-
paru dan otak dapat menjadi fatal. Penyebaran seperti ini biasanya tampak
pada pasien limfoma atau leukemia. Dengan demikian setiap pasien yang
tempat dari lesi kulit dan permukaan mukosa ke ujung saraf sensorik dan
sensoris. Pada ganglion dorsal terjadi infeksi laten. Virus tersebut tidak lagi
sesuai dengan lokasi ruam varisela yang terpadat. Aktivasi VZV laten diduga
7
imunitas selular merupakan faktor penting untuk pertahanan pejamu terhadap
infeksi endogen.5
D. GAMBARAN KLINIS
rata 14-17 hari) dan pada anak yang imunokompromais biasanya lebih
singkat yaitu kurang darl 14 hari. VZV masuk ke dalam tubuh manusia
kontak langsung dengan lesi kulit. Droplet Infection dapat terjadi 2 hari
1. Gejala Prodromal
daerah dermatom yang akan timbul lesi dan dapat berlangsung dalam
bervariasi dari rasa gatal, kesemutan, panas, pedih, nyeri tekan, hiperestesi
atau sendawa. Gejala konstitusi berupa malaise, sefalgia, other flu like
symptoms yang biasanya terjadi 1-3 minggu sebelum erupsi kulit timbul.
2. Erupsi kulit
daerah yang dipersarafi oleh satu ganglion sensorik. Erupsi dapat terjadi
8
Lesi dimulai dengan makula eritroskuamosa, kemudian terbentuk
papul-papul dan dalam waktu 12-24 jam lesi berkembang menjadi vesikel.
Pada hari ketiga berubah menjadi pustul yang akan mengering menjadi
krusta dalam 7-10 hari. Krusta dapat bertahan sampai 2-3 minggu
menghilang. Lesi baru dapat terus muncul sampai hari ketiga dan kadang-
kadang sampai hari ketujuh. Erupsi kulit yang berat dapat meninggalkan
3. Variasi klinis5
1. Zoster sine herpete : Pada beberapa kasus nyeri segmental tidak diikuti
erupsi kulit.
9
3. Sindrom Ramsay-Hunt : HZ di liang telinga luar atau membrana
gangguan pengecap 2/3 bagian depan lidah, tinitus, vertigo, dan tuli.
nervus auditorius.
hati, dan otak. Gejala prodromal lebih hebat, erupsi kulit lebih berat
terjadi.
sangat jarang. Risiko infeksi pada janin dan neonatus dari ibu hamil
terapi antiviral.
10
E. DIAGNOSIS
jelas, deteksi antigen atau nucleic acid varicella zoster virus, isolasi virus dari
diagnostik yang paling sensitif dan spesifik (dapat mendeteksi DNA virus
diwarnai dengan toulidiene blue serta giemsa IMJS dapat menunjukkan giant
Assay (FDA).5
virus herpes labil dan sulit recover dari cairan vesikel. Pemeriksaan direct
yang lebih tinggi daripada kultus dan dipakai sebagai tes diagnostik alternatif
F. DIAGNOSIS BANDING
11
genitalia mirip dengan herpes simpleks, sedangkan herpes zoster diseminata
G. PENATALAKSANAAN
1. Sistemik :
b. Kortikosteroid
12
sedikit manfaat dalam memperbaiki nyeri dan tidak bermanfaat untuk
c. Analgetik
2. Topikal
a. Analgetik Topikal
b. Kompres
13
dilakukan 4-6 kali/hari selama 30-60 menit. Kompres dingin atau cold
nyeri akut. Aspirin dalam etil eter atau kloroform dilaporkan aman
dari plasebo.1
d. Anastetik Lokal
saraf yang terlibat dalam herpes zoster telah banyak dilakukan untuk
blok saraf perifer, ruang paravetebral atau epidural, dan blok simpatik
menimbulkan resiko.1
14
e. Kortikosteroid
lesi akut herpes zoster dan juga tidak dapat mengurangi terjadinya
NPH.1
H. KOMPLIKASI
sebagai nyeri yang menetap lebih dari 30 hari setelah penyembuhan kutan)
oftalmik.
15
I. PROGNOSIS
infeksi kulit, berlangsung 2-4 minggu. Gejala CNS muncul 4-8 hari setelah
J. PENCEGAHAN
16
BAB III
LAPORAN KASUS
A. RESUME
RSKD Dadi Makassar dengan keluhan bintik-bintik merah berair pada daerah
perut bagian kiri dan perut bagian depan. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang
lalu. Bintik-bintik merah berair mulai muncul pertama kali pada daerah perut
merasakan ada nyeri seperti tertusuk-tusuk pada bintik berair. Tidak terdapat
demam, mual dan muntah. Pasien mengeluhkan rasa mudah lelah. Bintik
berair tidak mengganggu aktivitas pasien (-). Riwayat cacar air waktu kecil
(+). Riwayat keluarga yang menderita cacar air (+). riwayat pengobatan
B. PEMERIKSAAN FISIK
Ditemukan lesi kulit berupa vesikel dan bulla dengan dasar eritema
tersusun herpetiformis.
C. STATUS PRESENS
D. STATUS DEMATOLOGI
17
E. DIAGNOSIS BANDING
1. Herpes simpleks
2. Dermatitis venenata
3. Varicella
F. PENATALAKSAAN
Bonam
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesis didapatkan pasien sudah berusia 54 tahun, hal ini
tergantung usia, terutama pada usia lebih dari 50 tahun. Pasien mengeluhkan
yang berisi cairan, terasa gatal dan perih terutama saat gelembung tersebut pecah,
disertai rasa nyeri dan rasa terbakar seperti tertusuk-tusuk pada perut bagian kanan
yang menjalar ke lengan atas dan dada sebelah kanan. Pasien mengatakan bahwa
pasien mengalami rasa mudah lelah saat beraktivitas, pasien tidak mengalami
demam. Pasien mengatakan ada riwayat menderita cacar air pada saat kecil.
anamnesis didapatkan pasien mengeluh nyeri dan rasa terbakar serta rasa tertusuk-
cairan yang juga terasa gatal. Keluhan ini memberi tanda bahwa adanya proses
19
a. Awalnya terjadi nyeri pada daerah predileksi. Nyeri lokal pada
b. Timbul vesikel disertai rasa nyeri dan panas. Pada kasus ini pasien
c. Pasien mengalami gejala prodromal yaitu demam dan rasa mudah lelah.
Asiklovir yang berguna untuk menekan sintesa DNA virus sehingga dapat
NSAID yang sesuai dengan teori yaitu dapat mengobati rasa nyeri pada pasien
serta diberikan Cefadroxyl untuk mengobati infeksi pada kulit. Pasien juga
herpes zoster.
20
BAB V
KESIMPULAN
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varisela-
zoster yang bersifat terlokalisir, terutama menyerang orang dewasa dengan ciri
berupa nyeri radikuler, unilateral, dan gerombolan vesikel yang tersebar sesuai
lebih dari 50 tahun dan lebih sering terjadi pada orang-orang dengan penurunan
sistem imun.
zoster (varisela), partikel virus dapat tetap tinggal di dalam ganglion sensoris saraf
spinalis, kranialis atau otonom selama tahunan. Virus tersebut tidak lagi menular
menjadi infeksius.
21
Edukasi untuk pasien herpes zoster sendiri adalah sebagai berikut:
4. Makan-makanan bergizi
22
Daftar Pustaka
3. Shendy M. Terapi Pada Pasien Usia Lanjut dengan Herpes Zoster. Fakultas
Penerbit FKUI.
23
Society of Transplantation and The American Society of Transplant Surgeons
Vol. 2. Edisi 6 : Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006; hal. 1447.
11. Wolff K, Johnson RA. Herpes Zoster. In: Color Atlas & Synopsis of Clinical
24
LAMPIRAN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. J
Umur : 54 tahun
B. Anamnesis
RSKD Dadi Makassar dengan keluhan bintik-bintik merah berair pada daerah
perut bagian kiri dan perut bagian depan. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang
lalu. Bintik-bintik merah berair mulai muncul pertama kali pada daerah perut
merasakan ada nyeri seperti tertusuk-tusuk pada bintik berair. Tidak terdapat
demam, mual dan muntah. Pasien mengeluhkan rasa mudah lelah. Bintik
berair tidak mengganggu aktivitas pasien (-). Riwayat cacar air waktu kecil
(+). Riwayat keluarga yang menderita cacar air (+). riwayat pengobatan
C. Pemeriksaan Fisis
1. Status presens
- Keadaan umum :
Sakit : Sedang
25
Gizi : cukup
Hygiene : sedang
- Tanda vital :
Tensi : DBN
Pernafasan : DBN
Nadi : DBN
Suhu : DBN
- Kepala :
- Jantung : DBN
- Abdomen : DBN
- Ekstremitas : DBN
2. Status dermatologi
26