Anda di halaman 1dari 2

Tugas untuk kelas XII Bahasa

Mata Pelajaran : Bahasa Indoenesia


Hari/tanggal : Rabu, 24 September 2014
Jam ke- :1–2

 Mencatat materi “Penalaran Induktif”

Penalaran Induktif

A. Pengertian Penalaran Induktif


Penalaran induktif adalah adalah cara menarik kesimpulan yang dimulai dari
menyebutkan peristiwa atau data yang bersifat khusus kemudian ditarik kesimpulan yang
bersifat umum.

B. Jenis-Jenis Penalaran Induktif


Ada 3 jenis penalaran induksi, yaitu :
1. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penarikan kesimpulan dengan menyebutkan data
yang banyak dan sejenis kemudian ditarik kesimpulan secara umum.
Contoh :
Besi bila dipanaskan akan memuai. Tembaga bila dipanaskan akan memuai. Emas,
alumunium, platina bila dipanaskan juga akan memuai. Semua benda tersebut adalah jenis
logam. Jadi, logam bila dipanaskan akan memuai.

2. Analogi
Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan
kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Kesimpulan yang diambil dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan
beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.
 Tujuan analogi adalah:
a. Meramalkan kesamaan
b. Menyingkap kekeliruan
c. Menyusun sebuah klasifikasi
Contoh :
Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi
kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir
seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga
ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi.
Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.

3. Sebab-Akibat (Kausal)
Kausal adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang
menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
 Tujuan Kausal
Tujuan kausal terdapat dalam hubungan kausal dapat berlangsung dalam tiga pola :
a. Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai akibat.
Contoh:
Yanti seorang anak yang rajin dan tekun. Ia rajin mengikuti pelajaran di
sekolah. Setiap diadakan diskusi sekolah, ia sering dimintai tampil sebagai
pembicara. Rata-rata empat jam sehari ia belajar sendiri di rumah. Bahkan ia tidak
segan-segan bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang belum dimengerti atau
belum jelas. Oleh karena itu, tidak heran adapbila Yanti meraih juara satu di
sekolahnya.

b. Akibat ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah
menimbulkan akibat.
Contoh:
Hari ini Erna tidak masuk sekolah. Sudah beberapa hari ini ia harus menunggui
ibunya yang sedang sakit keras. Adiknya yang masih kecil-kecil tidak ada yang
menjaga. Ayahnya yang dinanti-nantikan kedatangannya dari perantauan belum juga
datang.

c. Sebab- Akibat1 ke akibat 2, dst.


Dari peristiwa yang menjadi sebab, menimbulkan serangkaian akibat. Akibat
pertama akan menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua, dst.
Contoh:
Pemerintah menaikkan harga BBM. Dengan naiknya harga BBM, tarif angkutan
juga ikut naik. Jika tarif angkutan naik, para pedagang juga akan menaikkan harga
barang dagangannya. Hal ini akan berpengaruh pada harga-harga kebutuhan pokok.
Jika harga kebutuhan pokok naik, maka yang paling merasakan dampaknya adalah
masyarakat menengah kebawah karena tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai