Disusun Oleh
Anggita Lusy Hartono (20171261B)
Maria Ero Banin (20171262B)
Meliyana (20171263B
Ollan Prasetyo (20171264B)
Chorlenia N A (20171265B)
Dian Ayu J P (20171266B)
Struktur Organisasi
Visi dan Misi Apotek
Visi
Menjadikan apotek yang menyediakan obat-obatan yang lengkap, terpercaya,
bermutu,berkualitas serta melayani semua masyarakat dengan setulus hati
dengan menjadikan pelopor Indonesia sehat pada tahun 2019.
Misi
1. menyediakan obat,alat kesehatan dan perbekalan farmasi
2. Melakukan pelayanan cepat,tepat dan ramah serta informatif.
3. Menyediakan fasilitas apotek yang memadai.
4. Melakukan serta melayani Home care dan menyediakan member card.
Adapun alur pengadaan obat dan alkes di apotek Kimia Farma No.53 adalah :
1. BPBA
Apabila memesan pareto A dan B, maka apotek membuat BPBA (bon permintaan
barang apotek) yang telah disetujui oleh Asisten Apoteker. BPBA ini berfungsi sebagai
surat pesanan (SP) dari apotek pemesan yang di kirim ke BM (Bisnis Managemen).
BPBA tersebut di kirim ke gudang administrator BM, sedangkan bisnis managemen di
kota Malang adalah KIMIA FARMA NO. 36 Ijen. Alur pengadaan barang ini juga dapat di
kirim melalui fax. Setelah barang di pesan dan datang ke gudang KIMIA FARMA NO.36
Ijen maka barang akan dikirim melalui distributor- distributor Kimia Farma dan
penyerahannya disertai tanda bukti berupa cetakan dari komputer.
2. PBF
Apabila pemesanan bersifat mandadak pada obat golongan pareto C maka Kimia
Farma no.53 dapat melakukan pemesanan langsung ke PBF, tapi apotek pemesan
harus tetap menggunakan nama apotek administrasi dan tagihannya pun juga di
alamatkan ke apotek administrasi.
Cara pemilihan PBF yang baik adalah :
Karena bersifat mendadak maka PBF yang di butuhkan adalah PBF yang
mengirim pesanan dengan waktu yang relatif singkat.
PBF harus memiliki kualitas pelayanan yang berkualitas.
PBF yang memberi diskon yang cukup besar.
Barang pesanan dapat dibayar secara kredit.
PENGADAAN PSIKOTROPIKA
Pengadaan obat psikotropika termasuk surat pesanan (SP) di buat rangkap dua.
Surat pesanan tersebut dikirim ke Pedagang Besar Farmasi apabila sudah mendapat
persetujuan dari apoteker. Aturan pemesanan psikotropika sama dengan pemesanan
obat lain yaitu dalam setiap satu Surat Pesanan boleh memesan beberapa macam obat
psikotropika.
PENGADAAN NARKOTIKA
Berbeda halnya dengan psikotropika, narkotika memiliki surat pemesanan khusus yaitu
surat pesanan (SP) di buat rangkap empat. Apabila sudah di tandatangani oleh
apoteker maka SP dikirim ke Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma sebagai alat
distributor resmi untuk pemesanan sediaan obat narkotika. Surat pesanan pada lembar
ke I dan lembar ke II dikirim ke Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma, pada lembar ke
III diberikan ke administrator, sedangkan pada lembar ke IV digunakan untuk arsip
apotek pemesan. Dalam hal ini satu surat pesanan hanya boleh di tulis satu pesanan
jenis obat narkotika.
5
Obat yang datang dengan pareto A dan B itu berupa dropping bersama barang-
barang yang diterima oleh asisten apoteker beserta pemberian tandatangan oleh
asisten apoteker, kemudian di entry pada penerimaan obat di Apotek.
Setelah obat di kirim kemudian di lakukan pemeriksaan oleh apotek pemesan
meliputi nama obat, bentuk sediaan, jumlah obat dan tanggal kadaluarsa. Kemudian
faktur di tandatangani oleh Asisten Apoteker penerima. Faktur asli di kembalikan ke
gudang administrator untuk digunakan sebagai arsip gudangsedangkan salinan faktur
digunakan sebagai arsip di apotek penerima.
Penyimpanan bertujuan agar obat tidak mudah rusak dan agar mudah di pantau
pengeluarannya. Penyimpanan obat di Kimia Farma No.53 disusun berdasarkan huruf
alfabetis, hal tersebut disesuaikan dengan bentuk sediaan misalnya :
Penyimpanan obat diatas sering disebut penataan obat secara etikal. Selain itu
ada pula produk obat yang sengaja untuk dipajang atau didisplay penyimpanannya.
Layout ini di upayakan harus indah, nyaman serta memudahkan pelanggan untuk
mendapatkan barang yang dicari. Metode penyimpanan yang di lakukan oleh swalayan
adalah :
Pengelompokan dan klasifikasi barang disusun berdasarkan bentuk sediaan dan
khasiat obat
Menonjolkan barang yang kuat di pasaran
Barang-barang yang frekuensinya lumayan tinggi di letakkan pada tempat yang
paling mudah di lihat pelanggan
Selalu memperhatikan barang yang bersifat impulse buying (percepatan balik
modal)
Lima langkah prosedur pelayanan resep yang wajib ditaati dalam menjalankan
pelayanan resep di Apotek Kimia Farma No.53 yaitu :
Langkah I : Penerimaan Resep
Dilakukan pengecekan keabsahan resep terlebih dahulu meliputi :
Nama, alamat, nomor, SIP dokter, paraf atau tanda tangan dokter.
Tanggal penulisan resep
Nama obat, dosis, aturan pakai dan jumlah
Pemberian nomer resep dan penetapan harga serta pemeriksaan ketersediaan
obat
Pelayanan obat tanpa resep dokter merupakan salah satu pelayanan yang penting di
apotek sehubungan dengan perkembangan pelayanan kefarmasian yang berorientasi
pada asuhan kefarmasian dan aspek terkait dengan kepuasan pelanggan. Faktor
penting dalam swamedikasi ini adalah pelanggan/pembeli mengemukakan keluhan atau
gejala penyakit, kemudian Apoteker / Asisten Apoteker menginterprestasikan
penyakitnya dan memilihkan alternatif obatnya atau menyerahkan ke pelayanan
kesehatan lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menunjang swamedikasi ini adalah
kemampuan apoteker untuk melakukan komunikasi kepada pelanggan/pembeli obat
serta kemampuan memberikan informasi dan edukasi. Selain itu pemahaman terhadap
peraturan perundangan terkait dengan batasan pemberian OWA kepada
pelanggan/pembeli juga perlu diperhatikan. Penjualan obat bebas (tanpa resep) ini
meliputi obat-obat bebas, obat bebas terbatas , obat wajib apotek, kosmetika, alat
kesehatan, dan barang-barang lain yang dijual apotek. Menurut peraturan Menteri
Kesehatan No. 919/Menkes/Per/X/1993 Pasal 2 tentang kriteria obat yang dapat
diserahkan tanpa resep dokter :
Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak-anak
dibawah usia 2 tahun dan orang tua diatas usia 65 tahun
Pengobatan sendiri dengan obat yang dimaksud tidak memberikan resiko pada
kelanjutan penyakit
Penggunaannya tidak menggunakan cara dan alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan
Penggunaanya diperoleh untuk penyakit yang frekuensinya tinggi di Indonesia
Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggung
jawabkan.
8
Kriteria diatas didasarkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menolong dirinya sendiri secara tepat, aman, dan rasional guna mengatasi masalah
kesehatan. Obat-obat bebas disimpan di etalase dan disusun berdasarkan farmakologis
dan alfabetis. Penjualan obat bebas dan obat bebas terbata disertai dengan
memberikan informasi yang diperlukan dengan bahasa yang jelas dan mudah
dipahami.
BAB 4
DOKUMENTASI DI APOTEK
4.1 Laporan Narkotika dan Psiokotropika
Narkotika dan psikotropika yang berada dalam penguasaan importir, exportir, pabrik
obat, PBF, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit,
puskesmas, balai pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu pengetahuan wajib membuat,
menyampaikan dan penyimpan laporan berkala, pemasukan dan atau pengeluaran
obat narkotika dan psikotropika.
Untuk pencatatan obat golongan narkotika dan psikotropika dibuat lebih rinci yaitu pada
saat menerima resep harus ditanyakan nama dan alamat pasien yang selanjutnya
digunakan untuk pembuatan Laporan Penggunaan Narkotika dan Psikotropika .
10
a. Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan atau
tidak dapat digunakan dalam proses produksi
b. Sudah kadaluarsa
c. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan
d. Berkaitan dengan tindak pidana
Pemusnahan obat narkotika dan psikotropika dilaksanakan oleh orang atau badan yang
bertanggung jawab atas produksi dan peredaran obat yang disaksikan oleh pejabat
yang berwenang dan
membuat Berita Acara Pemusnahan yang memuat antara lain :