Keselamatan merupakan hal utama yang wajib menjadi prioritas dalam
berkendara. Selain itu, selalu mentaati peraturan, sopan dan tertib di jalan merupakan cara untuk keselamatan dalam berkendara. Hal ini dikarenakan kecelakaan terjadi diawali oleh adanya pelanggaran lalulintas. Salah satu faktor utama pendukung ketertiban dan keselamatan berkendara di jalan raya ditentukan oleh rambu lalu lintas, maka itu wajib dipatuhi setiap pengendara. Tapi ironisnya, kenyataan di lapangan justru sebaliknya, pelanggaran jadi pemandangan umum sehari-hari.
Gambar 1. Pelanggaran Lalu Lintas di Jalan.
Penjabaran tentang rambu lalu lintas diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 13 Tahun 2014 Tentang Lalu Lintas. Dalam Bab 1 Pasal 1 dijelaskan “ Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk, bagi pengguna jalan ”.
Mempelajari rambu lalu lintas biasanya dilakukan masyarakat sebelum
mengikuti ujian pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM). Padahal waktu paling tepat dalam belajar tentang pentingnya serta bagaimana dan apa itu rambu lalu lintas adalah sejak anak usia dini. Pengenalan rambu lalu lintas sejak dini merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk dilakukan dalam upaya memperbaiki budaya berlalulintas yang ada di indonesia. Budaya berlalu lintas di Indonesia timbul karena kesadaran yang kurang, sehingga kelalaian dalam hal kepatuhan terhadap rambu-rambu lalu lintas menurun. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan angka kecelakaan dan begitu pula dengan angka kematian yang semakin meroket. Salah satu upaya untuk menangglangi hal tersebut adalah dengan melakukan pengenalan rambu-rambu lalulintas pada anak sejak usia dini.
Metode Pelaksanaan Program
Metode merupakan cara dan langkah yang ditempuh dalam melaksanakan
suatu program. Metode dalam program pengenalan rambu-rambu lalu lintas pada anak ini adalah dengan 2 cara, yaitu metode bimbingan dan permainan puzzle.
Metode petama yaitu dengan bimbingan, metode bimbingan dilaksanakan
dengan cara memberikan materi khusus kepada anak secara person to person, materi yang diberikan adalah tentang simbol dari rambu lalu lintas, warna dan arti dari setiap simbol. Materi yang sudah diberikan menjadi gambaran dasar kepada anak agar lebih paham dan taat atruran terhahap rambu lalu lintas agar budaya berlalulinyas yang baik dapat terbentuk.
Metode kedua adalah dengan metode permainan puzzle, metode ini
dilakukan dengan mengajak anak-anak bermain puzzle. Pengetahuan anak mengenai simbols-simbol lalu lintas dapat diasah dan diukur tingkat pemabahamnnya dengan media puzzle ini. Cara ini bisa dilakukan secara kelompok dengan tujuan memeberikan motovasi kepada salah satu anak yang belom bisa untuk terpacu bisa. Ketika satu anak belum bisa menyelesaikan puzzle dan melihat temannya bisa, hal itu akan memicu motivasi anak itu untuk menyamai temannya dan pastinya akan berusaha menyelesaikan puzzle tersebut.