PENDAHULUAN
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa salah satu penopang pendapatan nasional
yaitu berasal dari penerimaan pajak yang menyumbang sekitar 70% dari seluruh
penerimaan negara. Pajak memiliki peran yang sangat vital dalam sebuah negara,
tanpa pajak kehidupan negara tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir
pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
maksimal dan untuk menjawab persoalan tersebut dapat kita kaitkan dengan
masyarakat atau wajib pajak sudah tergolong taat dalam membayar pajak.
1
2
kesadaran masyarakat atau wajib pajak dalam membayar pajak, itu didasarkan
bahwa pengetahuan masyarakat akan pajak masih sempit sehingga mereka masih
enggan untuk membayar pajak. Timbul juga opini di masyarakat bahwa pajak itu
adalah sesuatu yang negatif yang hanya akan menambah beban hidupnya, itu
karena mereka belum paham alokasi pajak yang mereka bayar untuk apa.
(Mohammad Iqbal)
Berikut ini adalah tabel kepatuhan wajib pajak dan persentase kepatuhan
TABEL 1.1
Perkembangan Kepatuhan Wajib Pajak dan Persentase Kepatuhan
Uraian 2012 2011 2010 2009 2008
Wajib Pajak
Terdaftar 17.659.278 17.694.317 14.101.933 9.996.620 6.341.828
Wajib SPT
SPT
Tahunan
PPh 9.482.480 9.332.626 8.202.309 5.413.114 2.097.849
Rasio
Kepatuhan 53,70% 52,74% 58,16% 54,15% 33,08%
Sumber : Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Pajak tahun 2012
Tabel 1.1 menunjukkan masih banyak Wajib Pajak yang belum patuh
Pajak terdaftar terus meningkat, namun tetap masih terdapat Wajib Pajak yang
PPh tidak sesuai dengan jumlah Wajib Pajak terdaftar wajib SPT. Pada tahun
3
2012 Wajib Pajak Terdaftar Wajib SPT berjumlah 17.659.278, tetapi yang patuh
untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh hanya 9.482.480 atau 53,70% dari
jumlah Wajib Pajak yang terdaftar. Bahkan di tahun 2011 rasio kepatuhan
cenderung menurun 5,42% menjadi 52,74% dari tahun 2010 sebesar 58,16%
dibandingkan dengan perkembangan rasio dari tahun 2008 hingga 2010 yang
selalu meningkat. Hal ini sangat tidak diinginkan, mengingat negara sangat
compliance behaviour of taxpayers” (Devos, K.,2007; vol. 10, no. 2). Tanpa
adanya kepatuhan dari pembayar pajak, maka optimalisasi penerimaan pajak tidak
TABEL 1.2
Perkembangan Jumlah Wajib Pajak dan Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak di KPP Pratama Bandung Tegallega
Persentase WP
Jumlah WP WP yang WP yang tidak
yang
Tahun yang menyampaikan menyampaikan
Menyampaikan
terdaftar SPT SPT
SPT
2009 35.276 32.885 2.391 93,22%
2010 37.042 31.546 5.496 85,16%
2011 41.996 32.560 9.436 77,53%
2012 47.697 34.720 12.977 72,79%
2013 53.270 34.714 18.556 65,17%
2014 54.972 33.869 21.103 61,61%
Rata-Rata 75,91%
Berdasarkan tabel 1.2 tiap tahun terjadi peningkatan jumlah wajib pajak
bahwa semua pegawai kantor atau perusahaan harus memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP). Namun dengan adanya peraturan tersebut masih banyak
wajib pajak yang tidak patuh dapat dilihat di tabel 1.2 di kolom WP yang tidak
menyampaikan SPT setiap tahun semakin bertambah. Dari tabel 1.2 dapat dilihat
bahwa rata-rata persentase penyampaian SPT dari tahun 2009 sampai dengan
2014 sebesar 75,91%. Penyampaian SPT diatas rata-rata terjadi pada tahun 2009
sedangkan dari tahun 2012 sampai dengan 2014 terjadi penurunan penyampaian
65,17%, dan 61,61%. Berdasarkan Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa
semua lini operasi organisasi secara rasional. Adapun latar belakang dilakukannya
ditingkatkan.
5
ditingkatkan.
ditingkatkan
berdasar keunggulan fiskus di wilayah Wajib Pajak atau mapping dan pembuatan
profil Wajib Pajak merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh Kantor
Account Representative yang dituntut untuk lebih dekat, lebih mengenal, dan lebih
melayani dan mengawasi kepatuhan beberapa Wajib Pajak, serta sebagai jembatan
Representative (AR) adalah pegawai yang diangkat pada setiap Seksi Pengawasan
Organisasi Modern.
pelayanan dan perantara Direktorat Jendral Pajak dengan wajib pajak yang
mengemban tugas melayani setiap wajib pajak. Dengan kata lain Account
Representative (AR) mempunyai peran yang besar dalam proses pelayanan dan
Berdasarkan data diatas yang ditunjukkan dalam tabel 1.1 dan tabel 1.2
bahwa umumnya kinerja DJP dan khususnya kinerja KPP Pratama Bandung
Tegallega dalam mendorong kepatuhan wajib pajak belum optimal, hal ini
yang harus dibarengi oleh fungsi edukatif penyuluhan dari pihak fiskus. Oleh
karena itu sudah menjadi tugas Account Representative (AR) harus mampu
melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal terhadap wajib pajak yang
”Dalam Kantor Pelayanan Pajak modern, tidak ada lagi pembagian seksi
berdasarkan jenis pajak, melainkan berdasarkan fungsi. Setiap wajib pajak
ditangani oleh petugas pajak yang disebut Account Representative. Dalam
rangka memberikan kemudahan bagi para pembayar pajak untuk
melaksanakan ketentuan Pemerintah di bidang perpajakan, Direktorat
Jenderal Pajak menjalankan sejumlah kebijakan strategis di dalam
pemungutan pajak”. (Amilin dan Nina., 2008; vol. 7, no. 2.)
Menteri Keuangan sejak tahun 2006 pada Kantor Pelayanan Pajak Modern, serta
Tegalega
Bandung Tegallega.
sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Wajib Pajak.
9
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan bahan evaluasi bagi
pihak fiskus secara umum dan khususnya bagi KPP Pratama Tegalega
dan untuk lebih meningkatkan kesadaran membayar pajak bagi para wajib
pajak yang telah memenuhi syarat dan membantu wajib pajak dalam
membayar pajak.
No. 216, Bandung pada bulan Juli 2015 sampai dengan Agustus 2015.