Anda di halaman 1dari 109

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MENGENAI

KLIMAKTERIUM DENGAN SIKAP MENCEGAH


PENYAKIT DEGENERATIF PADA WANITA
USIA 40 - 65 TAHUN DI DESA KESESI
KECAMATAN KESESI KABUPATEN
PEKALONGAN
TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah

NUR KHAMIDAH
NIM: 07.0508.B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2010
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MENGENAI
KLIMAKTERIUM DENGAN SIKAP MENCEGAH
PENYAKIT DEGENERATIF PADA WANITA
USIA 40 - 65 TAHUN DI DESA KESESI
KECAMATAN KESESI KABUPATEN
PEKALONGAN
TAHUN 2010

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Kebidanan

NUR KHAMIDAH
NIM: 07.0508.B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2010
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Hubungan Antara Pengetahuan

Mengenai Klimakterium dengan Sikap Mencegah Penyakit Degeneratif Pada

Wanita Usia 40-65 Tahun di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten

Pekalongan Tahun 2010” disusun oleh Nur Khamidah, telah disetujui dan

diperiksa oleh Dosen Pembimbing KTI untuk dipertahankan di depan Dewan

Penguji KTI.

Pekajangan, 23 Juli 2010


Pembimbing I Pembimbing II

Iswatun Nadhofah, SST Dafid Arifiyanto, S.Kp.Ns


HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MENGENAI KLIMAKTERIUM


DENGAN SIKAP MENCEGAH PENYAKIT DEGENERATIF
PADA WANITA USIA 40-65 TAHUN DI DESA KESESI
KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN 2010

Disusun oleh:
Nur Khamidah
NIM :07.0508.B

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji


Pada tanggal 27 Juli 2010
Dewan Penguji

Penguji I Penguji II

Pujiati S, SSiT, M.Kes. Iswatun Nadhofah, SST

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini Telah Diterima sebagai Salah Satu Persyaratan untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

Pekajangan, Agustus 2010


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan
Ketua,

Mokhamad Arifin, S.Kp,M.Kep


HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa apa yang tertulis dalam karya tulis

ilmiah ini adalah benar adanya dan merupakan hasil karya saya sendiri. Segala

kutipan karya pihak lain telah saya tulis dengan menyebutkan sumbernya. Apabila

dikemudian hari ditemukan adanya plagiasi maka saya rela gelar keahlimadyaan

saya dicabut.

Pekajangan, Juli 2010

Peneliti

Nur Khamidah
NIM:07.0508.B
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

Judul Hubungan Antara Pengetahuan Mengenai Klimakterium dengan Sikap

Mencegah Penyakit Degeneratif Pada Wanita Usia 40-65 Tahun di Desa Kesesi

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun 2010

Terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Kepala BAPPEDA Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan ijin

diadakannya penelitian dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan data

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

3. Mokhamad Arifin, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah

Pekajangan Pekalongan.

4. Milatun Khanifah, S.ST, selaku Kepala Program Studi Diploma III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammdiyah Pekajangan Pekalongan.

5. Pujiati Setyaningsih. S.SiT,M.Kes, selaku penguji yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

6. Iswatun Nadhofah, S.ST, selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.


7. Dafid Arifiyanto, S.Kp.Ns selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

8. Staf tata usaha serta staf perpustakaan yang telah membantu dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Ibu, Bapak, dan Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan doa dan

dukungan moril serta materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

10. Teman-teman seperjuangan, Angkatan VII Program Studi Diploma III

Kebidanan STIKES Muhammadiyah Pekajangan yang telah mendukung

dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik

yang membangun dari semua pihak sehingga hasil dari penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi semua pihak.

Pekalongan, Juli 2010

Peneliti
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL ...................................................................................................... i

JUDUL........................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... v

PRAKATA ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

ABSTRAK .................................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pengetahuan………………………………….... 7

B. Konsep Dasar Sikap…………………………............................... 9

C. Klimakterium................................................................................. 12

D. Penyakit Degeneratif...................................................................... 30
BAB III. KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep .......................................................................... 42

B. Hipotesis ........................................................................................ 42

C. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 43

BAB IV. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .......................................................................... 45

B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 45

C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 47

D. Etika Penelitian ............................................................................. 48

E. Instrumen Pengumpulan Data........................................................ 50

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 51

G. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 52

H. Pengolahan Data dan Analisa Data ............................................... 54

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 58

B. Pembahasan.................................................................................... 62

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan ....................................................................................... 67

B. Saran............................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Definisi operasional ............................................................. 43

Tabel 4.1 : Jadwal dan Kegiatan penelitian ...................................... 47

Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan


Mengenai Klimakterium Pada Wanita Usia 40-65 Tahun di
Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan
tahun 2010…........................................................................

58

Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap


Wanita Usia 40-65 Tahun Mencegah Penyakit Degeneratif
di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan
Tahun2010…....................................................

59

Tabel 5.3 : Hubungan Antara Pengetahuan Mengenai Klimakterium


dengan Sikap Mencegah Penyakit Degeneratif Pada
Wanita Usia 40-65 Tahun di Desa Kesesi Kecamatan
Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun
2010…….............................................................................

61
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Kerangka konsep penelitian Hubungan Antara Pengetahuan

Mengenai Klimakterium dengan Sikap Mencegah Penyakit

Degeneratif Pada Wanita Usia 40-65 Tahun di Desa Kesesi

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun 2010


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kepala Program Studi


Diploma III Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan untuk Kepala BAPPEDA Kabupaten
Pekalongan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan

Lampiran II : Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian dari Kepala


BAPPEDA Kabupaten Pekalongan

Lampiran III : Surat Keterangan Penelitian dari Puskesmas Kesesi

Lampiran IV : Kisi-Kisi Kuesioner

Lampiran V : Penjelasan Penelitian

Lampiran VI : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran VII : Lembar kuesioner

Lampiran VIII : Hasil Skoring

Lampiran IX : Hasil Penelitian

Lampiran X : Hasil Uji Validitas

Lampiran XI : Tabel nilai r


HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MENGENAI KLIMAKTERIUM
DENGAN SIKAP MENCEGAH PENYAKIT DEGENERATIF
PADA WANITA USIA 40 - 65 TAHUN DI DESA KESESI
KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN 2010
Nur Khamidah, Iswatun Nadhofah, Dafid Arifiyanto

ABSTRAK

Seorang wanita mempunyai potensi yang lebih besar mengalami masalah


kesehatan dibanding dengan laki-laki, seperti penyakit jantung koroner,
osteoporosis, kegemukan, masalah urogenital dan lupa ingatan. Penyakit
degeneratif yang banyak dialami oleh wanita menopause adalah penyakit jantung
koroner, stroke dan osteoporosis. Penyakit degeneratif yang terjadi pada wanita
menopause merupakan salah satu akibat dari penurunan hormon yang ada di
dalam tubuh wanita yaitu hormon estrogren. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan wanita mengenai klimakterium dengan
sikap mencegah penyakit degeneratif. Diharapkan hasilnya bisa bermanfaat bagi
peneliti, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Desain penelitian ini menggunakan
metode deskriptif korelatif, dengan pendekatan cros sectional. Penelitian
menggunakan cluster sampling dengan jumlah populasi 965 orang, sample yang
digunakan adalah 169 responden. Analisis ini menggunakan uji spearman rank
antara variable pengetahuan wanita mengenai klimakterium dengan sikap
mencegah penyakit degeneratif yang diperoleh ρ value = 0,006 < 0,05, dengan
nilai r 0,211 berarti ada hubungan yang lemah antara pengetahuan wanita
mengenai klimakterium dengan sikap untuk mencegah penyakit degeneratif. Bagi
wanita pada masa klimakterium pada khususnya dan wanita usia reproduktif pada
umumnya hendaknya menambah pengetahuan tentang klimakterium dan cara
mencegah penyakit degeneratif, baik melalui media massa maupun forum
pembinaan atau penyuluhan. Sebagai tenaga kesehatan hendaknya memotivasi
wanita pada masa klimakterium agar periksa rutin ke posyandu lansia sehingga
dapat di deteksi secara dini mengenai kondisi wanita dan melakukan penanganan
lebih lanjut sesuai dengan kewenangan bidan.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Klimakterium,


Kepustakaan : 20 buku, 2 website
Jumlah halaman : xiii, 68 halaman, 4 Tabel,1 gambar,11 lampiran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid,

sering dianggap sebagai momok dalam kehidupan seorang wanita. Masa ini

umumnya terjadi pada usia 50 tahun. Menopause merupakan salah satu fase

yang harus dijalani oleh seorang wanita dalam kehidupannya, seperti halnya

fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa kanak-kanak dan masa reproduksi

(Kasdu 2002, h.1).

Disebut menopause jika seorang wanita tidak lagi mengalami

menstruasi selama 1 tahun. Pengaruh estrogen dan progesteron berbeda pada

satu wanita dengan yang lain. Sebagaimana kehamilan, pada menopause ada

sebagian wanita yang hanya mengalami gangguan ringan pada tubuh maupun

suasana hati, sementara wanita lain mengalami perubahan dan gangguan

sangat berat secara fisik maupun psikis. Masa ini mengingatkan dirinya yang

akan menjadi tua karena organ reproduksinya sudah tidak berfungsi lagi.

(Kasdu 2002, h.7)

Pangkal kekhawatiran atau keresahan yang sering muncul pada

wanita menjelang menopause, bukan karena wanita tidak haid lagi yang

berarti tidak punya anak lagi. Namun, lebih pada kekhawatiran terhadap hal-

hal lain yang muncul menyertai berakhirnya masa reproduksinya. Tidak semua

wanita menopause mengalami gejala-gejala menopause, dua pertiga dari


seluruh wanita menopause mengalami gejala-gejala menopause (Kasdu 2002,

h.7).

Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang muncul akibat proses

kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk.

Menurut Rebecca penyakit degeneratif pada wanita menopause yang salah

satunya disebabkan oleh penurunan hormon estrogen antara lain osteoporosis,

masalah urogenital, penyakit kardiovaskular, obesitas dan demensia. Penyakit

degeneratif yang banyak terjadi pada wanita menopause adalah penyakit

jantung koroner, stroke dan osteoporosis. Data dari American Heart

Association menunjukkan, 1 dari 9 orang berusia 45 sampai 60 tahun terkena

penyakit jantung koroner. Pada usia di atas 60 tahun,1 diantara 3 wanita

terkena penyakit jantung koroner. Laporan dari WHO tahun 2003

mengungkapkan bahwa 8,6 juta wanita di dunia meninggal karena penyakit

jantung dan stroke (http://bima.ipb.ac.id/~anita/menopause.html).

Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian utama pada

wanita. Kematian akibat penyakit kardiovaskuler melebihi kematian akibat

kanker ginekologi. Infark miokard jarang ditemukan pada wanita muda, tetapi

tajam setelah menopause. Kematian akibat infark pada wanita lebih sering

menyebabkan kematian dibanding laki-laki. Laporan WHO tahun 1999

terungkap bahwa penyakit jantung dan stroke menyebabkan kematian

sebanyak 25% dari seluruh kematian di Indonesia. Berdasarkan penelitian

epidemiologik terbukti bahwa kekurangan estrogen sangat berperan pada

terjadinya iskemik. (Baziad 2003 h.100)


Seiring bertambahnya usia keseimbangan tubuh jadi terganggu.

Tulang menipis sehingga bisa menyebabkan keropos tulang yang lebih dikenal

dengan osteoporosis. Yang lebih parah, tulang bahkan bisa patah. Sebanyak 40

persen wanita usia 50 - 70 tahun mengalami patah tulang, sedangkan di atas

usia 70 tahun yang mengalaminya sebanyak 50 persen. Penyakit jantung

koroner maupun osteoporosis terjadi secara diam-diam. Itu sebabnya, sekali

terkena serangan penyakit jantung koroner penderitanya bisa langsung mati

mendadak. Sementara osteoporosis biasanya baru diketahui setelah yang

bersangkutan mengalami patah tulang. Dari berbagai penelitian, spesialis

rehabilitasi medik RS Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr Cipto

Mangunkusumo di Jakarta dr Siti Annisa Nuhonni mendapati lebih dari 80%

wanita menopause mengalami osteoporosis.

(http://bima.ipb.ac.id/~anita/menopause.html).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan

Kecamatan Kesesi merupakan jumlah penduduk terbanyak dengan gangguan

kesehatan seperti tekanan darah tinggi, gangguan ginjal, berat badan lebih,

diabetes melitus dan mental emosional. Berdasarkan data di puskesmas Kesesi

I pada bulan Maret 2010 penduduk di kecamatan kesesi yang berusia lebih

dari 45 tahun, sebanyak 10,5 % mengalami gangguan kesehatan seperti diatas.

Berdasarkan data dari Puskesmas Kesesi I sepanjang Tahun 2009 ada

8 penduduk wanita di Desa Kesesi Kesesi yang meninggal dikarenakan

penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan stoke. Selain Desa Kesesi,

Desa Karangrejo ada 4 wanita yang meninggal, dan di Desa Sidosari juga ada
4 wanita yang meninggal dikarenakan penyakit jantung ini. Pada bulan

Januari 2010 di Desa Kesesi sudah pernah dilakukan penyuluhan kesehatan

mengenai menopause, sebagian besar wanita yang mengikuti penyuluhan di

Desa Kesesi yang berusia lebih dari 40 tahun sudah mengalami gejala

menopause.

Dari data diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul

“Hubungan Antara Pengetahuan Mengenai Klimakterium dengan Sikap

Mencegah Penyakit Degeneratif Pada Wanita Usia 40-65 Tahun di Desa

Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun 2010.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang sudah dijabarkan diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut “Apakah Ada Hubungan Antara Pengetahuan

Mengenai Klimakterium dengan Sikap Mencegah Penyakit Degeneratif Pada

Wanita Usia 40-65 Tahun di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten

Pekalongan Tahun 2010”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mengenai klimakterium

dengan sikap mencegah penyakit degeneratif pada wanita usia 40-65 tahun

di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun 2010.


2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mengenai klimakterium

pada wanita usia 40-65 tahun di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi

Kabupaten Pekalongan Tahun 2010.

b. Untuk mengetahui gambaran sikap wanita mencegah penyakit

degeneratif di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan

Tahun 2010.

c. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mengenai

klimakterium dengan sikap mencegah penyakit degeneratif pada

wanita usia 40-65 tahun di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten

Pekalongan Tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Peneliti

Penelitian ini menambah pengetahuan bagi peneliti tentang klimakterium

dan penyakit degeneratif.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Memberikan informasi yang berguna dan sebagai pengetahuan tentang

klimakterium dan pencegahan penyakit degeneratif, sehingga diharapkan

bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dapat meningkatkan mutu asuhan

kebidanan pada wanita menopause baik dimasa sekarang maupun yang

akan datang.
3. Bagi Masyarakat Desa Kesesi
Meningkatkan kesadaran wanita desa Kesesi dalam mencegah penyakit

degeneratif.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terjadi melalui panca indra manusia.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan tahap yang sangat penting dalam

bentuk tindakan seseorang atau over behaviour (Notoatmojdo 2003, h.

127). Notoatmodjo (2003, h.143) menyatakan bahwa pengetahuan-

pengetahuan akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya menyebabkan

orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

2. Tingkatan pengetahuan

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari.

b. Memahami(Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi(Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).


d. Analisis (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

suatu struktur orang tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penelitian terhadap suatu materi atau obyek. Pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket,

kuesioner tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian

atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau

kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan atas.

(Notoatmodjo, 2003:34).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan agar terjadi

perubahan perilaku positif yang meningkat. Semakin tinggi tingkat

pendidikan, maka akan mengakibatkan kesadaran dasar akan

pentingnya ilmu pengetahuan. Hal ini dapat memacu pengetahuan

seseorang untuk bersifat aktif dalam meningkatkan pengetahuan.


b. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak

akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas, melalui media

elektronika maupun media cetak.

c. Budaya

Tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi

kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

d. Sosial ekonomi

Tingkat seseorang yang memenuhi kebutuhan hidup semakin tinggi

tingkat sosial ekonomi akan mendapat tingkat pengetahuan dengan

semakin luasnya mendapatkan informasi.

4. Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan dapat dinilai dengan skor yang sering digunakan

untuk mempermudah dalam mengkategorikan jenjang atau peringkat dalam

penelitian yang biasanya dituliskan dalam prosentase yaitu pengetahuan

baik: 76 – 100 %, pengetahuan cukup: 56 – 75 % dan pengetahuan kurang:

< 56 % (Nursalam 2003, h. 133).

B. Sikap

1. Pengertian

Sikap merupakan reaksi / respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus / objek. Sikap bukan merupakan suatu

tindakan atau aktifitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu


prilaku sikap itu masih merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek

di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek

(Notoatmodjo 2003, hh. 124-125).

Menurut Azwar (2005, h.30) faktor-faktor yang mempengaruhi

sikap adalah:

a. Pengalaman pribadi

b. Kebudayaan

c. Orang lain yang dianggap penting

d. Media massa

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

f. Emosional

2. Komponen Sikap

Menurut Azwar (2004, hh.24-27), sikap terdiri atas tiga komponen

yang saling menunjang, yaitu:

a. Komponen kognitif (cognitive)

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang

berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap.

b. Komponen afektif (affective)

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subyektif

seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum, komponen ini

disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.


c. Komponen konatif (conative)

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap

menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku

yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang

dihadapinya.

3. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003, h.126) sikap terdiri dari berbagai

tingkatan yaitu:

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (obyek).

b. Merespon (responding)

Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

4. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau


pernyataan responden terhadap suatu objek. Pilihan jawaban yang bisa

digunakan untuk menilai sikap antara lain: sangat setuju, setuju, tidak

setuju dan sangat tidak setuju (Notoatmodjo 2003, h.132).

C. Klimakterium

Klimakterik merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju

fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif

ataupun endrokinologik dari ovarium. Penurunan produksi hormon estrogen

menimbulkan berbagai keluhan pada seorang wanita, sedangkan penurunan

fertilitas sangat bergantung pada usia wanita tersebut, dan jarang

menimbulkan keluhan yang berarti. Fertilitas wanita dan laki-laki pada usia

20-24 tahun adalah 100%. Pada usia 35-39 tahun fertilitas wanita tinggal 5%

saja dan pada laki-laki mencapai 80%.

Pada umumnya orang lebih senang menggunakan istilah ‘menopause’,

meskipun istilah tersebut kurang tepat, karena menopause hanya merupakan

kejadian sesaat saja, yaitu perdarahan haid yang terakhir. Yang paling tepat

digunakan adalah klimakterik yaitu peralihan antara pramenopause dan

pascamenopause. (Baziad 2003, h.1).


Menopause

Klimakterium

Perimeno
pause

premenopause pascamenopause

40 45 50 51 65

Gambar 1. Fase Klimakterium

1. Pramenopause

Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan

dimulainya fase klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang

tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah

haid yang relative banyak, dan kadang-kadang disertai nyeri haid

(dismenorea). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan

keluhan sindrom prahaid atau sindrom premenstrual (PMS). Perubahan

endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek,

kadar estrogen yang tinggi, kadar FSH juga biasanya tinggi, tetapi dapat

juga ditemukan kadar FSH yang normal. Fase luteal tetap stabil. Akibat

kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium yang

berlebihan (hiperstimulasi) sehingga kadang-kadang dijumpai kadar

estrogen yang sangat tinggi.


2. Perimenopause

Perimenopause merupakan fase peralihan antara pramenopause

dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak

teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari, dan sisanya <18

hari. Sebanyak 40% wanita siklus haidnya anovulatorik. Meskipun terjadi

ovulasi, kadar progesterone tetap rendah. Kadar FSH, LH, dan estrogen

sangat bervariasi. Pada umumnya wanita telah mengalami berbagai jenis

keluhan klimakterik.

3. Menopause

Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti.

Men dan pauseis adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk

menggambarkan berhentinya haid (Kasdu 2002, h.10).

Menurut Dr. med. Ali Baziad, SpOG, dari sub-bagian

Endrokinologi dan Immunologi Reproduksi Bagian Obstetri dan

Ginekologi FKUI/ RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta, menyebutkan

menopause sebagai perdarahan rahim terakhir yang masih diatur oleh

fungsi hormon indung telur. Istilah menopause digunakan untuk

menyatakan suatu perubahan hidup dan pada saat itulah seorang wanita

mengalami periode terakhir masa haid. Menurut dr. med. Ali dalam

www.klinikperempuan.com, pada beberapa wanita, berakhirnya haid

terjadi secara mendadak, satu masa haid berakhir dan ia tidak pernah

mendapat haid lagi. Bagi wanita yang lain, jarak haidnya menjadi tidak

teratur, terjadi antara waktu tiga minggu hingga beberapa bulan. Apabila
satu tahun penuh telah berlalu tanpa mendapat haid, wanita dapat dengan

yakin menyimpulkan bahwa menopause terjadi saat terakhir kali wanita

mendapat haid. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause

berarti berhentinya haid.

a. Penyebab Menopause

Siklus menstruasi dikontrol oleh dua hormon yang diproduksi

di kelenjar hipofisis yang ada di otak (FSH dan LH) dan dua hormon

lagi yang dihasilkan oleh ovarium (estrogen dan progesteron). Saat

berada pada masa menjelang menopause, FSH dan LH terus

diproduksi oleh kelenjar hipofisis secara normal. Akan tetapi, karena

ovarium semakin tua, maka kedua ovarim tidak dapat merespon FSH

dan LH sebagaimana yang seharusnya, akibatnya estrogen dan

progesteron yang diproduksi juga semakin berkurang. Menopause

terjadi ketika kedua ovarium tidak lagi dapat menghasilkan hormon-

hormon tersebut dalam jumlah yanag cukup untuk bisa

mempertahankan siklus menstruasi. Jadi ketika memasuki menopause,

kadar estrogen dan progesteron turun dengan dramatis karena ovarium

berhenti merespon FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar

hipofisis yang ada diotak. Sebagai usaha agar kedua ovarium dapat

berfungsi dengan baik, otak sebenarnya telah mengeluarkan FSH dan

LH lebih banyak lagi. Hal itu tidak akan ada gunanya, kedua ovarium

wanita tetap tidak dapat berfungsi dengan normal dan memilih untuk

pensiun. Akan tetapi, kecenderungan otak untuk memproduksi lebih


banyak FSH memberikan satu keuntungan. Kadar FSH yang tinggi

dapat dideteksi dalam darah atau urine yang dapat digunakan sebagai

tes sederhana untuk mendeteksi menopause. (Rebecca 2008, h.19)

b. Identifikasi Menopause

Ciri-ciri yang menandakan menopause adalah berhentinya

menstruasi. Akan tetapi, seperti yang telah diketahui, sangat sulit

menentukan apakah wanita telah mengalami menstruasi terakhir saat

terjadinya ketidakteraturan menstruasi yang menunjukkan bahwa

seseorang mendekati menopause. Alasan lain yang patut dicurigai

bahwa sesorang telah berada pada masa menopause adalah jika

seseorang mengalami gejala menopause. Hanya kira-kira tiga perempat

dari wanita yang berada pada masa menopause mengalami gejala

menopause. Gejala-gejala yang umum terjadi adalah sebagai berikut:

1) Gejala-gejala fisik:

a) Hot flushes/ rasa panas (pada wajah, leher, dan dada yang

berlangsung selama beberapa menit, dan seseorang juga bisa

merasa pusing, lemah, atau sakit)

b) Rasa panas

c) Berkeringat di malam hari

d) Berdebar-debar (detak jantung meningkat/ mengencang)

e) Susah tidur

f) Sakit kepala

g) Keinginan buang air kecil menjadi lebih sering


h) Tidak nyaman ketika buang air kecil

i) Ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil

(inkontinensia).

2) Gejala-gejala psikologis:

a) Mudah tersinggung

b) Depresi

c) Cemas

d) Suasana hati

e) Sering lupa

f) Susah berkonsentrasi

3) Gejala-gejala seksual:

a) Kekeringan vagina, mengakibatkan rasa tidak nyaman selama

berhubungan seksual.

b) Menurunnya libido.

Meskipun gejala-gejala tersebut akan menolong seseorang

dan tenaga kesehatan mengidentifikasi ketika seseorang mendekati

menopause, gejala-gejala tersebut juga dapat menjadi gejala kondisi

lain dan secara khusus tidak bermanfaat untuk menentukan dengan

tepat kapan menopause terjadi. Seseorang bisa saja mengalami gejala-

gejala, yang terjadi sebentar-sebentar, selama beberapa tahun, baik

sebelum dan sesudah menstruasi seseorang yang terakhir. (Rebecca

2008, h.20).
c. Usia menopause

Sebuah penelitian yang sudah dilakukan pada tahun 1992 oleh

Samil di kota Jawa Tengah bahwa wanita mengalami menopause pada

usia 50,2 tahun (Kasdu, 2002:15). Sedangkan menurut Dr. Rebecca

dalam bukunya yang berjudul “Menopause” rata-rata usia wanita yang

mengalami menopause adalah 51 tahun (Rebecca 2008, h.16).

Menurut Dr. med. Ali, usia menopause rata-rata 48 tahun (Kasdu 2002,

h.16).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu terjadinya menopause

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi kapan seorang

wanita mengalami menopause.

1) Usia saat pertama kali (menarche)

Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya

hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang

wanita memasuki menopause. Kesimpulan dari penelitian-penelitian

ini mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami haid

pertama kalinya, semakin tua atau lama memasuki masa menopause.

2) Faktor psikis

Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga

mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut

beberapa penelitian, mereka akan mengalami masa menopause lebih

muda, dibandingkan mereka yang menikah dan tidak bekerja/ bekerja

atau tidak menikah dan tidak bekerja.


3) Jumlah anak

Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dan

menopause, tetapi beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering

seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka

memasuki masa menopause.

4) Usia melahirkan

Masih berhubungan dengan melahirkan anak bahwa semakin tua

seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia

menopause. Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deacones Medical

Center in Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih

melahirkan di atas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang

lebih tua. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan

memperlambat sistem kerja organ reproduksi. Bahkan akan

memperlambat proses penuaan tubuh.

5) Pemakaian kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi ini, khususnya alat kontrasepsi jenis hormonal.

Hal ini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi

indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur. Pada wanita yang

menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua memasuki usia

menopause.

6) Merokok

Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause.


7) Sosial ekonomi

Meskipun data pasti belum diperoleh, dalam bukunya, DR. Faisal

menyebutkan bahwa menopause kelihatannya dipengaruhi oleh faktor

status sosial ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami.

Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat wanita yang

bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi.

e. Perubahan yang terjadi saat menopause

1) Perubahan organ reproduksi

a) Rahim

Rahim mengalami atropi (keadaan kemunduran gizi jaringan),

panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis. Jaringan

miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak

mengandung jaringan fibriotik (sifat berserabut secara berlebihan).

Leher rahim (serviks) menyusut tidak menonjol ke dalam vagina,

bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina.

b) Saluran telur

Lipataan-lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis, dan

mengerut. Rambut getar yang ada pada ujung saluran telur atau

fimbria menghilang.

c) Indung telur

Setelah wanita melewati akhir usia 30-an, produksi indung telur

berangsur-angsur menurun. Dengan demikian, pelepasan sel telur

tidak selalu pada setiap siklus haid. Pada saat ini, jarak haid
menjadi agak tidak teratur, yaitu terjadi pada selang waktu yang

lebih lama, pola cairan haid berubah menjadi semakin sedikit atau

semakin banyak. Sampai akhirnya, pelepasan sel telur tidak lagi

terjadi dan haid pun berhenti.

Dengan menurunnya produksi indung telur maka terjadi

juga penurunan hormon. Perlu diketahui, indung telur

memproduksi 3 hormon, yaitu estrogen, progesteron, dan androgen.

Wanita yang melewati akhir usia 30-an, kadar estrogen dan

progesteron mulai menurun secara berangsur-angsur atau secara

tidak teratur. Dengan berhentinya ovulasi (keluarnya sel telur dari

indung telur), progesteron tidak diproduksi lagi. Namun, pada

wanita perimenopause dan postmenopause dengan indung telur

utuh, untuk jangka waktu tertentu, hormon androgen terus

diproduksi bersamaan dengan hormon estrogen.

Haid terakhir merupakan titik puncak dari suatu proses

perubahan dalam kadar hormon dan fungsi indung telur yang bisa

jadi membutuhkan waktu hingga sepuluh tahun. Akan tetapi,

estrogen yang jumlahnya lebih sedikit terus dihasilkan oleh indung

telur selama 10 hingga 20 tahun setelah menopause. Kelenjar-

kelenjar adrenalin dan sel-sel lemak juga dapat menghasilkan

estrogen.
Akibat proses tersebut, terjadi perubahan pada organ

reproduksi wanita sebagai berikut:

1) Ukuran indung telur mengecil dan permukaannya akan

menjadi “keriput” sebagai akibat atropi dari medulla

(sumsum). Tidak mengandung korpus luteum (badan

kuning), dan tunika albugenia-nya (selaput pembungkus)

menebal.

2) Terjadi sklerosis (penebalan) dini pada sistem pembuluh

darah indung telur sehingga diperkirakan sebagai penyebab

utama gangguan vaskularisasi (pembuluh darah) indung

telur.

3) Siklus menjadi anovulasi (tidak ovulasi), folikel primer

(pertumbuhan sel telur awal) tidak dapat matang secara

baik disamping tingginya kadar hormon gonadotropin.

Akibatnya, metabolisme dan proses pertumbuhan zat pada

indung telur menurun dan jaringan ikat makin meningkat.

Oleh karena itu, indung telur menjadi atrofi.

4) Produksi hormon estrogen turun sehingga tidak terjadi lagi

perubahan endometrium.

5) FSH dan LH meningkat, tetapi plasma estradiol (bentuk

dari estrogen) sangat rendah.


6) Serviks (leher rahim)

Seperti halnya rahim dan indung telur, serviks juga

mengalami pengerutan dan memendek.

7) Vagina

Vagina mengalami kontraktur (melemahnya otot jaringan),

panjang dan lebar vagina juga mengalami pengecilan.

Forniks (dinding vagina bagian belakang dekat mulut

rahim) menjadi dangkal. Atropi vagina berangsur-angsur

menghilang. Selaput lendir alat kelamin akan menipis dan

tidak lagi mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis

(pembentukan jaringan ikat dalam alat atau bagian tubuh

dalam jumlah yang melampaui keadaan biasa). Perlu

diketahui, perubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi

oleh keberlangsungan dalam aktivitas seksual. Artinya,

makin lama kegiatan tersebut dilakukan makin kurang laju

pendangkalan atau pengecilan alat kelamin bagian luar

wanita (genetalia eksterna).

8) Vulva (mulut kemaluan)

Jaringan menipis karena berkurang dan hilangnya jaringan

lemak serta jaringan elastik. Kulitnya menipis dan

pembuluh darah berkurang sehingga menyebabkan

pengerutan lipatan vulva. Terjadi gangguan rasa gatal dan

juga hilangnya sekret kulit serta mengerutnya lubang


masuk kemaluan. Berkurangnya serabut pembuluh darah

dan serabut elastik. Semua keadaan ini mempengaruhi

munculnya gangguan nyeri waktu senggama.

2) Perubahan hormon

Sesuatu yang berlebihan atau kurang, tentu mengakibatkan

timbulnya suatu reaksi. Pada kondisi menopause reaksi yang nyata

adalah perubahan hormon estrogen yang menjadi berkurang.

Meskipun perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti

progesteron, tetapi perubahan yang mempengaruhi langsung kondisi

fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis adalah akibat

perubahan hormon estrogen.

Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadi

perubahan haid menjadi sedikit, jarang, bahkan siklus haidnya mulai

terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim

akibat rendahnya hormon estrogen.

Menurut Ichramsjah A. Rachman dalam tulisannya tentang

Masalah Menopause pada buku KelanggenganUsia Lanjut, beberapa

perubahan yang terjadi pada tubuh akibat kekurangan hormon

estrogen sebagai berikut:

1) Gangguan sistem vasomotor (saraf yang mempengaruhi

penyempitan atau pelebaran pembuluh darah) berupa hot flushes

(gejolak panas), vertigo, keringat banyak, parestesia (gangguan

perasaan kulit seperti kesemutan).


2) Gangguan sistem konstitusional berupa berdebar-debar, nyeri

tulang belakang, nyeri otot, dan migrain serta rasa takut.

3) Gangguan sistem psikis dan neurotik berupa depresi, kelelahan

fisik dan insomatik, susah tidur, serta rasa takut.

4) Sistem lainnya berupa keputihan, sakit saat bersengggama,

terganggu libido, gangguan haid, dan pruritus vulva (gatal pada

alat kelamin luar wanita).

Dapat pula terjadi gangguan klinis yang menonjol dengan penurunan

hormon estrogen, seperti dibawah ini:

a) Usia 53 tahun terjadi atrofi, dinding vagina menipis, sering

keputihan, dan sakit saat senggama.

b) Usia 54-55 tahun gangguan pada kandung kemih

c) Usia 55 tahun gangguan pada kulit, menjadi kering, dan kasar

d) Usia 63-65 tahun gangguan pada pembuluh darah, dan

aterosklerosis.

Dr. Levina S. Pakasi dalam bukunya Menopaue, Masalah, dan

Penanggulangannya menyebutkan terjadi perubahan tubuh lainnya

sebagai dampak kurangnya estrogen menjelang menopause.

1) Payudara

Bentuk payudara akan mengecil, mendatar, dan mengendor. Hal ini

terjadi karena pengaruh atrofi pada kelenjar payudara. Putting susu

juga mengecil dan pigmentasinya berkurang.


2) Dasar pinggul

Kekuatan dan elastisitasnya menghilang karena atrofi dan

melemahnya daya sokong akibat turunnya alat-alat kelamin bagian

dalam.

3) Anus dan perineum

Lemak di bawah kulit menghilang, otot mengalami pengerutan

sehingga melemah fungsinya.

4) Kandung kemih

Aktivitas kendali otot kandung kemih menurun sehingga lebih

sering ingin buang air kecil.

3) Perubahan Fisik

Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh

pada saat menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh

seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan

ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

a) Hot flushes (perasaan panas)

Hot flushes adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh

bagian atas (seperti leher dan dada). Dengan perabaan tangan akan

terasa adanya peningkatan suhu pada daerah tersebut.

b) Keringat berlebihan

Cara bekerjanya secara persis tidak tidak diketahui, tetapi pancaran

panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat

tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara yang
semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi terlalu panas dan

tubuh mulai menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk

mendinginkan diri. Selain itu, dalam kehidupan seorang wanita,

jaringan-jaringan vagina menjadi lebih tipis dan berkurang

kelembapannya seiring dengan kadar estrogen yang menurun.

Gejala lain yang dialami wanita adalah berkeringat pada malam

hari.

c) Vagina kering

Perubahan pada organ reproduksi, di antaranya pada daerah vagina

sehingga dapat menimbulkan rasa sakit pada saat berhubungan

intim. Selain itu, akibat berkurangnya estrogen menyebabkan

keluhan gangguan pada epitel vagina, jaringan penunjang, dan

elastisitas dinding vagina. Padahal, epitel vagina mengandung

banyak reseptor estrogen yang sangat membantu mengurangi rasa

sakit dalam berhubungan seksual.

d) Tidak dapat menahan air seni

Ketika usia bertambah tua, air seni sering tidak dapat ditahan pada

saat bersin atau batuk. Hal ini akibat estrogen yang menurun

sehingga salah satu dampaknya adalah inkontinensia urin (tidak

dapat mengendalikan fungsi kandung kemih). Perlu diketahui,

dinding serta lapisan otot polos uretra perempuan juga mengandung

banyak reseptor estrogen. Kekurangan estrogen menyebabkan

terjadinya gangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran


urin menjadi abnormal sehingga mudah terjadi infeksi pada saluran

kemih bagian bawah. Salah satu gangguan saluran kemih itu adalah

inkontenensia.

Selain karena melemahnya alat penyangga uretra dan kandung

kemih, hilangnya tonus jaringan kavernosa (jaringan berongga) dari

uretra serta otot uretra, akibat menurunnya kadar hormon estrogen.

e) Hilangnya jaringan menunjang

Rendahnya kadar estrogen dalam tubuh berpengaruh pada jaringan

kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang pada tubuh.

Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering dan keriput, rambut

terbelah-belah, rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah,

sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada

persendian.

f) Penambahan berat badan

Saat wanita mulai menginjak usia 40 tahun, biasanya tubuhnya

mudah menjadi gemuk, tetapi sebaliknya sangat sulit untuk

menurunkan berat badannya. Berdasarkan penelitian, setiap kurun

10 tahun, akan bertambah berat badan atau melebar ke samping

secara bertahap. Berdasarkan penelitian ditemukan 29% wanita

pada masa menopause memperlihatkan kenaikan berat badan dan

20% diantaranya memperlihatkan kenaikan yang mencolok. Hal ini

diduga ada ada hubungannya dengan turunnya estrogen dan

gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak


Selain itu, kulitpun menjadi lebih kendor sehingga mudah menjadi

tempat simpanan lemak. Bahkan dengan bertambahnya usia,

aktivitas tubuh juga berkurang. Hal ini menyebabkan gerak tubuh

berkurang. Hal ini menyebabkan lemak semakin banyak tersimpan.

Apalagi jika tidak dibarengi pengaturan makanan yang tepat.

Namun, pengaruh besar pada peningkatan berat badan pada masa

ini adalah karena kelenjar pituitari (hipofisis) depan mengalami

penurunan fungsi, begitu pula kelenjar tiroid dan adrenal menjadi

keras. Selain itu, bahu menjadi gemuk dan garis pinggang

menghilang.

g) Gangguan mata

Kurang dan hilangnya estrogen mempengaruhi produksi kelenjar

air mata sehingga mata terasa kering dan gatal.

h) Nyeri tulang dan sendi

Seiring meningkatnya usia maka beberapa organ tidak lagi

mengadakan remodeling, diantaranya tulang. Bahkan mengalami

proses penurunan karena pengaruh dari perubahan organ lain.

Selain itu dengan bertambahnya usia penyakit yang timbul semakin

beragam. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebugaran dan

kesehatan tubuh seorang wanita.

b) Perubahan Emosi

Selain fisik, perubahan psikis juga sangat mempengaruhi

kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause.


Memang perubahan psikis pada masa menopause sangat tergantung

pada masing-masing individu. Pengaruh ini sangat tergantung pada

pandangan masing-masing wanita terhadap menopause, termasuk

pengetahuan tentang menopause. Pengetahuan yang cukup akan

membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani

masa menopause dengan baik.

Selain itu, latar belakang masing-masing wanita sangat

berpengaruh terhadap kondisi wanita dalam menjalani masa

menopause, misalnya apakah wanita tersebut menikah atau tidak,

apakah wanita tersebut mempunyai suami, anak, cucu, atau kehidupan

keluarga yang membahagiakannya, serta pekerjaan yang mengisi

aktivitas sehari-harinya. (kasdu 2002, h.36)

D. Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu

penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari

keadaan normal menjadi lebih buruk. Penyakit yang masuk dalam kelompok

ini antara lain diabetes melitus, stroke, jantung koroner, kardiovaskular,

obesitas, dislipidemia dan sebagainya.

http://www.semarang.go.id/cms/index.php?

option=com_content&task=view&id=392&Itemid=1 ( diperoleh 11 Mei

2010)
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses

penuaan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_degeneratif) dilihat pada

11 Mei 2010.

Banyak wanita melewati menopause tanpa perlu nasihat atau

pengobatan medis untuk menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi,

perubahan kadar hormon (khususnya estrogen) yang memberi ciri

menopause dapat mengakibatkan sejumlah penyakit di kemudian hari.

Penyakit degeneratif yang salah satunya disebabkan karena penurunan

hormon estrogen antara lain:

1.) Osteoporosis

Penyakit pengeroposan tulang yang membuat wanita sangat

mudah merasa nyeri dan berpotensi mengalami patah tulang. Menurut

Kasdu (2002 h. 43) osteoporosis adalah suatu penyakit metabolik yang

ditandai dengan menurunnya massa tulang dan mikro arsitektur

jaringan tulang dengan akibat meningkatnya kerapuhan, serta

kecenderungan untuk mengalami fraktur (patah tulang). Osteoporosis

bersifat asimptomatis (tidak bergejala) sampai terjadi komplikasi patah

tulang.

Penderita osteoporosis ini semakin meningkat dari hari ke

hari dengan semakin bertambahnya usia harapan hidup bangsa

Indonesia. Selain itu, masalah osteoporosis cukup mengkhawatirkan di

Asia karena postur tubuh wanita Asia yang kecil lebih beresiko

terkena osteoporosis. Osteoporosis terjadi secara perlahan-lahan dalam


menipiskan dan merapuhkan tulang sehingga lama-kelamaan tulang

pun menjadi “ringkih”. Akibatnya, hanya dengan mengangkat beban

yang agak sedikit berat saja, tulang bisa patah. Tulang adalah jaringan

yang mempunyai struktur seperti busa dengan rongga-rongga di

dalamnya. Tulang merupakan suatu hasil metabolik yang

berkelanjutan sepanjang hidup, terjadi suatu resorbsi (penyerapan) dan

pembentukan terus menerus yang merupakan proses yang disebut

remodelling sejak anak dan dewasa muda. Keadaan pembentukan

melebihi resobrsi sehingga densitas tulang meningkat, kemudian stabil

sampai usia 30-40 tahun. Setelah usia tersebut resobrsi melebihi

pembentukan sehingga densitas tulang menurun sampai sisa hidupnya.

Oleh karena itu sering disebut penyakit diam. Gejala baru nampak

setelah timbul patah tulang.

Tanpa disadari setiap saat tubuh terus menerus melakukan

pembentukan dan perombakan sel-sel tulang. Namun, jumlah yang

dibentuk dan dirombak berbeda pada tiap tahap usia. Misalnya, sejak

masa kanak-kanak hingga remaja lebih banyak sel tulang yang

dibentuk daripada yang dirombak. Sampai usia 30 tahun, tubuh seakan

menabung zat-zat untuk pembentukan dan perombakan berlangsung

seimbang. Oleh karena itu, puncak volume massa tulang dicapai pada

usia 20 tahun akhir atau awal 30 tahun, baik pada wanita atau pria.

Setelah usia 30 tahunan seperti bagian tubuh yang lain, tulang lebih

banyak yang dirombak daripada yang dibentuk. Seiring dengan makin


menurunnya produksi hormon estrogen. Sesudah usia 30 tahun,

secara bertahap massa tulang berkurang. Oleh karena itu, massa

tulang puncak dapat dipertahankan sampai usia sekitar 45 tahun.

Di bawah ini akan dijelaskan bagaimana mencegah

osteoporosis. Pada masa menopause wanita rata-rata kehilangan 15%

massa tulang. Namun, jika kepadatan dan kekuatan tulang mereka

sudah ditabung, kehilangan massa tulang sebesar 15% tidak terlalu

berarti, yaitu dengan olahraga dan gizi yang tepat.

Pemberian terapi hormon pengganti (hormon replacement),

olahraga, serta makanan-makanan berkalsium dan mengandung

vitamin D dapat mengurangi risiko terkena osteoporosis. Dokter

menganjurkan setiap orang melakukan tindakan pencegahan dini

dengan membentuk tulang yang kuat agar mencapai massa tulang

puncak yang lebih baik.

Pencegahan osteoporosis bisa dibagi atas 3 fase, yaitu:

1) Sejak masa kecil hingga terus berlangsung seumur hidup.

2) Saat seorang wanita memasuki masa reproduksi.

3) Setelah timbul gejala osteoporosis

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah

terjadinya osteoporosis antara lain:

1) Mengkonsumsi kalsium

kalsium merupakan salah satu sumber zat gizi penting untuk

mencegah osteoporosisi. Bahkan kalau mungkin pencegahan ini


dimulai dari masa kanak-kanak karena kalsium merupakan bahan

pembentuk tulang yang utama. Konsumsi kalsium yang tinggi di

masa kecil membantu pencapaian massa tulang yang lebih tinggi

di usia dewasa. Massa tulang yang tinggi sangat berguna untuk

mencegah terjadinya patah tulang di kemudian hari. Konsumsi

kalsium yang cukup di masa pertumbuhan dapat mencegah

kerapuhan dan kekeroposan tulang yang terjadi di usia lanjut,

khususnya pada wanita yang telah menopause. Oleh karena itu,

sebaiknya mengkonsumsi kalsium yang cukup sepanjang hidup

agar kekuatan tulang dapat dipelihara.

2) Vitamin D

Mengkonsumsi vitamin D diperlukan untuk menguatkan tulang.

Tubuh kita memperolehnya melalui sumber alam, yaitu sinar

matahari pagi (yang merangsang produksinya di dalam tubuh).

Beberapa makanan. Beberapa makanan seperti susu sudah

sekaligus mengandung vitamin D dalam jumlah memadai. Jadi

sebenarnya, suplemen vitamin ini tidak dibutuhkan karena

Indonesia cukup curahan sinar mataharinya. Konsumsi vitamin D

yang berlebihan (100 IU bisa berbahaya, bahkan bisa berakibat

fatal.

3) Gaya hidup lebih baik

Selain pencegahan melalui pemenuhan asupan kalsium setiap hari,

hal lain yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki gaya hidup.


Di antaranya menghentikan kebiasaan merokok, minum minuman

keras, dan mengkonsumsi kopi secara berlebihan.

4) Pola hidup aktif

Salah satu yang penting untuk mencegah osteporosis adalah

menjalani pola hidup aktif. Memasuki usia tua, bukan berarti

aktivitas seseorang juga menjadi berhenti. Apalagi jika sebelumnya

wanita tersebut adalah wanita yang aktif. Aktivitas sehari-hari,

selain akan menjadi kesibukan yang menyenangkan juga dapat

membuat wanita tidak jenuh dan bosan. Selain itu, gerak otot-otot

tubuh dan aktivitas otak tetap berjalan terus. Namun, tentu saja

aktivitas ini harus disesuaikan dengan kemampuan tubuh wanita,

baik fisik maupun psikis. Artinya, jangan sampai aktivitas ini

membuat wanita stress atau kelelahan.

5) Olahraga

Olahraga yang teratur dapat menyehatkan, menjaga kebugaran

tubuh, serta memelihara kekuatan tulang. Pada usia 50-55

merupakan masa pencegahan puncak. Menurut penelitian, olahraga

dapat menahan dan membentuk massa tulang pada wanita

pascamenopause.

6) Jalan

Jalan adalah latihan yang sangat bermanfaat karena merupakan

kombinasi regangan mekanik pada tulang belakang dan tulang-

tulang anggota gerak bawah dan kontraksi otot-otot belakang.


Langkah berjalan lebih cepat dari langkah biasa, disertai ayunan

kedua lengan. Dian dianjurkan jalan 30 menit setiap hari. Kalau

sudah cukup terlatih, latihan dapat ditingkatkan dengan jarak yang

lebih jauh, tetapi pada waktu yang tetap. Program latihan

sebaiknya dimonitor berdasarkan panduan dari dokter.

7) Berenang

Berenang bermanfaat melatih otot-otot punggung/ belakang dan

otot-otot anggota gerak atas dan bawah, meskipun belum ada bukti

yang menjelaskan dapat mencegah osteoporosis. Sebaiknya, latihan

berenang hanya dikerjakan untuk yang sudah cukup terlatih. Bagi

pemula tidak dianjurkan untuk berenang karena akan memerlukan

energi tinggi dan akan mengakibatkan efek yang kurang

menyenangkan, misalnya nyeri tubuh. Oleh karena itu, bagi

pemula jangan memaksakan intensitasnya sama. Lakukan sesuai

kemampuan, lalu tingkatkan waktu dan intesitas secara bertahap

dan rutin.

8) Bersepeda

Bersepeda sebagai pilihan berolahraga bisa dilakukan dengan

sepeda stasioner yang statis atau sepeda yang dinamis. Kelebihan

bersepeda biasa, seseorang tidak akan bosan melakukannya karena

bisa melihat pemandangan atau lingkungan sekitar. Oleh karena

itu, agar tidak bosan apabila bersepeda dengan stasioner bisa

sambil menonton televisi. Bersepeda harus mengikuti pedoman


untuk tiap-tiap individu, termasuk postur, beban, tingginya

kedudukan, tahanan, dan kecepatannya. Cara memonitor denyut

nadi dan mengenai keluhan-keluhan patologis perlu diajarkan

lebih dahulu. Oleh karena itu, sebaiknya wanita menanyakan

kepada dokter berapa intensitas yang sesuai dengan kesehatan

tubuh seseorang

9) Latihan fisik khusus

latihan fisik untuk otot-otot belakang untuk memperkuat otot-otot.

Kontraks otot menstimulasi pembentukan tulang dan mengurangi

reabsobsi.

2.) Masalah urogenital (Rebecca)

Inkontinensia urin terjadi akibat elastisitas vagina dan saluran

kencing berkurang, biasanya ditandai dengan keluarnya air seni saat

sedang tertawa,batuk atau mengangkat atau dengan gejala yang lebih

berat. Kemungkinan wanita akan mengalami masalah seksual, ketidak

mampuan untuk mengendalikan buang air kecil (inkotinensia), dan infeksi

dalam saluran kemih selama masa perimenopause, tetapi tidak seperti

gejala menopause lainnya, hal ini mungkin menjadi masalah kesehatan

jangka panjang setelah munculnya menopause, oleh karena itu perlu

ditangani dengan baik.

Menurut Lestari (2010, h. 55), pencegahan yang bisa dilakukan

oleh seorang wanita antara lain yaitu dengan menjaga kebersihan diri dan
juga daerah kewanitaannya. Selain itu, latihan panggul (pelvic floor

exercise) atau kegel kemudian kontraksikan otot panggul seperti ketika

sedang mengencangkan atau menutup vagina atau membuka anus (dubur).

Tahan kontraksi dalam 3 hitungan kemudian rileks. Tunggu beberapa detik

dan ulangi lagi. Lakukan latihan ini beberapa kali dalam sehari (dengan

total 50 kali perhari) maka dapat memperbaiki kontrol kandung kemih.

3.) Penyakit kardiovaskular

Merupakan permasalahan yang meliputi jantung dan sistem

pembuluh darah yang memasok darah keseluruh tubuh. Di dalamnya

termasuk permasalahan seperti angina, serangan jantung, stroke.

Seseorang mungkin juga akan mengalami peningkatan kadar kolesterol

setelah menopause, dan penumpukan kolesterol LDL (dikenal sebagai

kolestreol jahat) yang dapat mempersempit dan menyumbat pembuluh

arteri seseorang sehingga meningkat.

Dibawah ini adalah cara mencegah penyakit kardivaskular

menurut Nawawi (2009, hlm 46). Untuk mencegah terjadinya gangguan

pada jantung, bisa dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a). Pengkuran kadar kolesterol darah secara rutin bagi mereka yang

berusia diatas 35 tahun.

b). Berhenti merokok

c) Mengatur pola makan dengan memperbanyak sayur dan buah,

membatasi jumlah kalori, mengurangi asupan kolesterol dan lemak


jenuh dari makanan hewani, dan berhenti mengkonsumsi jeroan (usus,

babat, limpa, hati, paru, otak, lemak, kulit)

d) Berolahraga secara rutin 2-3 kali seminggu

e) Mengendalikan tekanan darah

f) Mengendalikan kadar gula darah jika terkena penyakit kencing manis

(diabetes)

4.) Obesitas

Memasuki menopause mengubah cara tubuh wanita

menyimpan lemak. Sebelum menopause, wanita biasanya menyimpan

kelebihan lemak di sekitar panggul dan paha, yang menyebabkan bantuk

tubuh wanita seperti ‘buah pear’. Namun demikian, setelah menopause

kelebihan lemak disimpan di sekitar pinggang dan perut, yang

menyebabkan bentuk tubuh seperti ‘buah apel’. Bentuk tubuh seperti

‘buah apel’ ini diikuti dengan peningkatan risiko terkena penyakit

jantung, diabetes tipe 2, dan kanker tertentu (misalnya kanker payudara).

Mencegah obesitas dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

a. Mengatur pola makan dengan mengurangi makanan yang berlemak

dan menambah makanan yang mengandung banyak serat

b. Mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat terlalu tinggi

c. Melakukan aktivitas fisik atau berolahraga 2 kali dalam seminggu

selama 30 menit
5.) Demensia

Di negara-negara maju, demensia dijumpai cukup tinggi dan

yang paling banyak adalah Demensia Tipe Alzheimer (DTA) yang lebih

banyak diderita wanita dibandingkan dengan laki-laki. Dari berbagai

jenis demensia, DTA termasuk jenis yang paling banyak (72%), yang

terdiri atas demensia vaskuler sebanyak 16%, demensia Parkinson

sebanyak 6%, dan demensia bentuk lain sebanyak 5%. Resiko terkena

DTA meningkat pada wanita dengan osteoporosis. Kekurangan asam

folat dan vitamin B12 juga merupakan resiko terkena DTA. Gejala klinis

DTA adalah gangguan memori yang kemudian diikuti dengan gangguan

intelektual sehingga seseorang tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari

lagi. (Ali Baziad 2003, h.22)

Hubungan antara menopause dengan masalah memori tidak

sepenuhnya jelas, tetapi hormon-hormon wanita memainkan beberapa

peran dalam fungsi otak yang normal. Meskipun demensia secara

normal tidak mempengaruhi wanita sampai mereka berada pada masa

pascamenopause, munculnya menopause bisa jadi memiliki peran dalam

kemunduran memori. (Rebecca)

Mencegah demensia dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:
a. Berolahraga ringan minimal seminggu sekali

b. Berhenti merokok

c. Tetap aktif bekerja atau menjadi relawan organisasi, seseorang yang

demikian ditemukan lebih bugar dan punya daya ingat yang baik.

d. Berkumpul dengan teman, arisan atau sekedar berkumpul dan

mengobrol biasa.
BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin di amati atau di ukur melalui penelitian yang

akan dilakukan. Penelitian ini hanya akan meneliti variabel pengetahuan dan

sikap. Pengetahuan diklasifikasikan sebagai variabel bebas dan sikap

diklasifikasikan sebagi variabel terikat.

Variabel independen Variabel dependen

Pengetahuan mengenai Sikap mencegah


klimakterium penyakit degeneratif

Ket : diteliti
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Antara
Pengetahuan Mengenai Klimakterium dengan Sikap Mencegah
Penyakit Degeneratif Pada Wanita Usia 40-65 Tahun Di Desa
Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun 2010.

B. Hipotesis

Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara

penelitian, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan

dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmojo, 2005:72).


Pada penelitian ini, peneliti menentukan hipotesis sebagai berikut:

Ada hubungan antara pengetahuan mengenai klimakterium dengan sikap

mencegah penyakit degeneratif pada wanita usia 40-65 tahun di Desa Kesesi

Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun 2010.

C. Definisi Operasinal Variabel


Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi Alat Ukur Kategori Skala
. Operasio nal
1. Variabel Kemampuan Dengan Pembagian Ordinal
Independent ibu menggunakan kategori
Pengetahu menjawab kuesioner yang pengetahuan
-an pertanyaan terdiri dari 24 menggunakan
yang pertanyaan. prosentase
berkaitan jawaban menjadi 3
dengan menggunakan kategori yaitu:
klimakteriu bentuk close 1. Pengetahuan
m dan Ended baik jika skor
menopause Kuesioner diberi total 76-100%
meliputi: skor dalam dengan kode 3
pengertian, bentuk angka. 2. Pengetahuan
tanda-tanda, Jika Jawaban cukup jika
penyebab, benar diberi skor skor total 56-
identifikasi, 1 dan jawaban 75% dengan
faktor- salah diberi skor kode 2
faktor, 0 3. Pengetahuan
perubahan, Kurang jika
penyakit skor total <
degenaratif 56% dengan
kode 1

2. Variabel Kemampuan Kuesioner Jawaban Ordinal


Dependen ibu untuk Untuk kuesioner sikap
Sikap menjawab pertanyaan dibagi
pertanyaan positif diberi menggunakan
yang skor: cut off point
berkaitan 4=setuju sekali menjadi 2
dengan 3=setuju kategori yaitu:
sikap dalam 2=tidak setuju Pembagian
mencegah 1=sangat tidak kategori dibagi
penyakit setuju menggunakan
degeneratif Dan jawaban cut of point
pertanyaan yaitu untuk
negatif diberi sikap positif >
skor mean (>39)
1=setuju sekali sikap negatif ≤
2=setuju mean (≤ 39)
3=tidak setuju
4=sangat tidak
setuju
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif, yaitu penelitian yang

dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lain,

atau variabel satu dengan variabel yang lain (Notoatmodjo, 2005:142)

Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan pada

wanita usia 40-65 tahun mengenai klimakterium dengan sikap mencegah

penyakit degeneratif di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten

Pekalongan tahun 2010. Pendekatan yang digunakan peneliti adalah cross

sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan atau pengumpulan

data sekaligus pada suatu saat pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005:

145-146).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2005:79). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita

usia 40-65 tahun di Desa Kesesi periode Januari 2010 yang berjumlah 965

orang yang tersebar di 13 RW di desa Kesesi.


2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005:79).

Penelitian ini dilakukan dengan cara random sampling dengan teknik

pengambilan sampel secara kelompok atau gugus (cluster sampling).

Pada teknik ini sampel bukan terdiri dari unit individu, tetapi terdiri

dari kelompok atau gugusan. Pengambilan sample secara gugus ini,

peneliti tidak mendaftar semua anggota atau unit yang ada di dalam

populasi. Melainkan cukup mendaftar banyaknya kelompok atau

gugus yang ada di dalam populasi itu. Kemudian mengambil sample

berdasarkan gugus-gugus tersebut. (Notoatmojo 2005, h.87)

Desa Kesesi yang terdiri dari 13 RW, dengan pengambilan

sample sebesar 20% dari populasi maka didapatkan sample sebanyak

3 RW. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu RW V, RW VI

dan RW VIII. Pada waktu peneliti melakukan pengumpulan data,

terdapat 51 responden yang termasuk dalam kriteria eksklusi.

Sehingga sample pada penelitian ini sebanyak 169 orang.

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai

sebab. (Nursalam 2008, h.92). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini

antara lain:
1) Wanita usia 40-65 tahun yang tidak bersedia menjadi

responden

2) Wanita usia 40-65 tahun yang tidak berada di Desa Kesesi

pada saat dilakukan penelitian

3) Wanita umur 40-65 yang mengalami gangguan jiwa

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi

Kabupaten Pekalongan.

2. Waktu penelitian

Tabel 4.1 Jadwal dan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Waktu pelaksanaan

1. Pengajuan judul 20 Februari- 4 Maret 2010


2. Penyusunan proposal 4 Maret- 15 April 2010
3. Uji proposal 8 Mei 2010

4. Uji validitas 24 Juni– 3 Juli 2010


5. Pengumpulan data 4 - 7 Juli 2010

6. Pelaksanaan penelitian 9 – 19 Juli 2010

7. Pengolahan data 19 – 20 Juli 2010


8. Penyelesaian laporan 20 – 23 Juli 2010
9. Uji KTI 27 Juli 2010

D. Etika Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menerapkan prinsip-prinsip etika dalam

penelitian yang meliputi:

1. Prinsip Manfaat

a) Bebas dari penderitaan

Penelitian ini dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subjek, khusunya jika menggunakan tindakan khusus.

b) Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan

yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa

partisipannya dalam penelitian .

c) Risiko (benefits ratio)

Penelitian ini dilaksanakan harus hati-hati, mempertimbangkan risiko

dan keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap

tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a) Hak untuk ikut/ tidak menjadi responden (right to self determination)

Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi

subjek ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat

terhadap kesembuhannya, jika mereka seorang klien.

b) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right

to full disclosure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu terjadi kapada subjek.


c) Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang penelitian

yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpatisipasi atau

menolak menjadi responden. Pada inform consent juga perlu

dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan

untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip Keadilan (rigt to justice)

a) Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)

subjek harus diperlakukan secara adil, baik sebelum, selama, dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi

apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

b) Hak dijaga kerahasiaannya (right to privasi)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan, intuk itu perlu adanya tanpa nama (anonimity) dan

rahasia (confidentiality).

E. Instrumen Pengumpulan Data

1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah dalam bentuk

kuesioner dengan metode dimana peneliti memberikan sejumlah

pertanyaan tertulis kepada responden dengan tujuan untuk mengetahui

pengetahuan wanita mengenai klimakterium dengan sikap untuk

mencegah penyakit degeneratif.

Kuesioner yang digunakan berbentuk pilihan, dimana jawaban

telah tersedia. Bentuk pertanyaan yang digunakan adalah bentuk

pertanyaan tertutup (close ended) yang artinya bentuk pertanyaan yang

mengarahkan responden. Jawaban kuesioner yang dibuat terdiri dari 3

bentuk pertanyaan, yaitu:

a. Menanyakan identitas responden

b. Menanyakan variabel pengetahuan responden tentang

klimakterium. Pilihan jawaban menggunakan multiple choice, jika

jawaban benar maka diberi skor 1, jika salah diberi skor 0.

c. Menanyakan variabel sikap responden dalam mencegah penyakit

degeneratif. Pilihan jawaban terdiri dari 4 skor yaitu sangat setuju,

setuju, kurang setuju, dan tidak setuju.

Untuk pertanyaan yang sifatnya positif jawaban sangat setuju

diberi skor 4, setuju diberi skor 3, kurang setuju diberi skor 2, dan

jawaban tidak setuju diberi skor 1. Untuk pertanyaan yang sifatnya

negatif, jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2,

kurang setuju diberi skor 3, dan tidak setuju diberi skor 4.

2. Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

angket, yang dilakukan dengan cara membagikan suatu data

pertanyaan (kuesioner) yang berupa formulir-formulir yang diajukan

secara tertulis untuk mendapat tanggapan, informasi, jawaban, dan

sebagainya. (Notoatmodjo, 2005:112).

F. Validitas dan Reliabilitas

Peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reliabilitas

kuesioner sebelum melakukan penelitian. Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan alat tingkat kesahihan suatu alat ukur (Arikunto, 2006).

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut mampu

mengukur apa yang peneliti ukur, maka perlu uji korelasi antara skor

(nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner yang dipakai

adalah teknik korelasi “product moment” (Notoatmodjo, 2006: 130).

Pada sampel (n) = 20 dengan taraf signifikansi 5% maka r tabel

diketahui sebesar 0,444. Pengolahan uji validitas secara komputerisasi

dengan program statistik SPSS. Sebuah item dikatakan valid apabila nilai r

hitung > r tabel.

Uji validitas pertanyaan dilaksanakan di Desa Kaibahan pada bulan

Juni 2010 terhadap 20 responden yang mempunyai karakteristik sama

dengan responden penelitian. Kuesioner terdiri dari 24 pertanyaan variabel

pengetahuan. Setelah dilakukan uji korelasi product moment, diperoleh 22

pertanyaan valid (r hitung > r tabel) dengan nilai r antara 0,452 – 0,682.
Pertanyaan yang tidak valid diperbaiki redaksionalnya dan digunakan

sebagai pertanyaan dalam penelitian.

Kuesioner variabel sikap terdiri dari 12 pertanyaan. Hasil uji

korelasi product moment diperoleh 11 pertanyaan valid, dengan nilai r

antara 0,466-0,785 . Pertanyaan yang tidak valid diperbaiki redaksionalnya

dan digunakan sebagai pertanyaan dalam penelitian.

Pertanyaan dikatakan reliabel apabila r alpha > r tabel (0,444). Dari hasil

uji reliabilitas didapatkan nilai r alpha pengetahuan = 0,923 dan r alpha

sikap = 0,880 yang berarti pertanyaan tersebut sudah reliabel dan

mempunyai hubungan sangat kuat (sempurna).

G. Prosedur Pengumpulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data, meliputi:

1. Peneliti meminta surat rekomendasi untuk ijin penelitian dari Kepala

Prodi D III Kebidanan Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.


2. Peneliti meminta ijin ke BAPPEDA Kabupaten Pekalongan yang

tembusannya disampaikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten

Pekalongan, dan Kepala Puskesmas Kesesi I


3. Peneliti meminta ijin ke Kepala Puskesmas Kesesi I untuk melakukan

penelitian di Desa Kesesi.


4. Peneliti memberi penjelasan kepada Kepala Puskesmas Kesesi I

tentang jalannya penelitian antara lain cara pengisian kuesioner,

lembar penjelasan dan persetujuan oleh responden.


5. Peneliti meminta ijin ke Kepala Desa Kesesi untuk melakukan

penelitian di Desa Kesesi.


6. Melakukan pendekatan kepada perangkat desa dan kader untuk

mempermudah dalam pencarian data dan memperlancar proses

penelitian.
7. Melakukan pendekatan kepada responden untuk memberikan

penjelasan tentang penelitian, bila bersedia menjadi responden maka

dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan responden.


8. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian

kuesioner dan mempersilahkan untuk bertanya apabila belum jelas.


9. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner

kepada responden.
10. Responden harus mengisi semua pertanyaan dalam kuesioner yang

diberikan dan bila semua pertanyaan dalam kuesioner telah dijawab,

kuesioner dikumpulkan kembali kepada peneliti.

H. Metode Pengolahan Data dan Analisa

1. Pengolahan Data

Pada penelitian ini, sesudah data dikumpulkan langkah selanjutnya

adalah mengolah data sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang

dimiliki oleh data tersebut.

a. Editing
Editing adalah kegiatan untuk melakukan pengecekan isi

formulir atau kuesioner apakah jawaban yang dikuesioner lengkap,

jelas, relevan dan konsisten sebagai pengolahan data dapat

dihasilkan out put (Hastono 2001, h.1). Pengolahan data pada

penelitian ini dilakukan langkah pengecekan isi kuesioner apakah

jawaban dari pertanyaan tentang pengetahuan mengenai

klimakterium dan pencegahan penyakit degeneratif sudah lengkap,

jelas, relevan dan konsisten.

b. Scoring

Scoring adalah pembobotan dan pembentukan variabel

penjumlahan skor jawaban responden pada setiap variabel.

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan langkah

memberikan skor pada pertanyaan yang berkaitan dengan

pengetahuan responden mengenai klimakterium.

c. Coding

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka atau bilangan (Hastono 2001, h.1).

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan langkah merubah

data yang berbentuk huruf menjadi angka atau bilangan pada

variabel pengetahuan dan pencegahan penyakit degeneratif dengan

kode yang ditentukan.

d. Processing
Processing adalah memproses data agar dianalisis.

Pemprosesan data dilakukan dengan meng-Entry data dari

kuesioner paket program komputer (Hastono 2001, h.2). Pada

penelitian ini dilakukan pemprosesan data dengan program SPSS

pada computer.

e. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan mengelompokkan data dalam

bentuk tabel (Azwar 2003, h.94). Pada penelitian ini setelah data

diproses kemudian peneliti mengelompokkan data dalam bentuk

tabel.

f. Cleaning (Pembersihan data)

Cleaning adalah kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah di-Entry apakah ada kesalahan atau tidak (Hastono 2001,

h.2). Pada penelitian ini dilakukan proses pengecekan kembali data

variabel pengetahuan mengenai klimakterium dan sikap untuk

mencegah penyakit degeneratif yang sudah di-Entry apakah ada

kesalahan atau tidak.

2.Analisa Data

Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui

hubungan antara pengetahuan mengenai klimakterium dengan sikap

untuk mencegah penyakit degeneratif pada wanita usia 40-65 tahun.


Analisa data yang dilakukan secara komputerisasi dengan

menggunakan progam tertentu.

Adapun tahap-tahap analisa data sebagai berikut :

a. Analisa univariat

Analisa dilakukan terhadap tiap-tiap variabel, yang pertama

yaitu untuk menganalisa pengetahuan mengenai klimakterium

sebagai variabel bebas dengan menggunakan distribusi frekuensi

dan prosentase sehingga kategori pengetahuan terbagi menjadi 3,

yaitu pengetahuan baik, pengetahuan cukup dan pengetahuan

kurang. Yang kedua yaitu menganalisa variable sikap dengan

menggunakan cut off point dengan distribusi data normal.

Kategori sikap positif jika > mean dan sikap negative jika ≤

mean.

b. Analisa bivariat

Analisa dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi. Uji statistik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah korelasi Spearman’s rank karena

variabel yang dianalisis berskala ordinal dengan tingkat

kemaknaan α = 0,05. Keputusan dari uji statistik Spearman’s

rank adalah :

Bila ρ value ≤ α, Ho ditolak, berarti data sampel mendukung

adanya hubungan yang bermakna (signifikan).


Bila ρ value > α, Ho gagal ditolak, berarti data sampel tidak

mendukung adanya hubungan yang bermakna (signifikan).


BAB IV

METODE PENELITIAN

D. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif, yaitu penelitian yang

dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lain,

atau variabel satu dengan variabel yang lain (Notoatmodjo, 2005:142)

Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan pada

wanita usia 40-65 tahun mengenai klimakterium dengan sikap mencegah

penyakit degeneratif di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten

Pekalongan tahun 2010. Pendekatan yang digunakan peneliti adalah cross

sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan atau pengumpulan

data sekaligus pada suatu saat pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005:

145-146).

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2005:79). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita

usia 40-65 tahun di Desa Kesesi periode Januari 2010 yang berjumlah 965

orang yang tersebar di 13 RW di desa Kesesi.


2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005:79).

Penelitian ini dilakukan dengan cara random sampling dengan teknik

pengambilan sampel secara kelompok atau gugus (cluster sampling).

Pada teknik ini sampel bukan terdiri dari unit individu, tetapi terdiri

dari kelompok atau gugusan. Pengambilan sample secara gugus ini,

peneliti tidak mendaftar semua anggota atau unit yang ada di dalam

populasi. Melainkan cukup mendaftar banyaknya kelompok atau

gugus yang ada di dalam populasi itu. Kemudian mengambil sample

berdasarkan gugus-gugus tersebut. (Notoatmojo 2005, h.87)

Desa Kesesi yang terdiri dari 13 RW, dengan pengambilan

sample sebesar 20% dari populasi maka didapatkan sample sebanyak

3 RW. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu RW V, RW VI

dan RW VIII. Pada waktu peneliti melakukan pengumpulan data,

terdapat 51 responden yang termasuk dalam kriteria eksklusi.

Sehingga sample pada penelitian ini sebanyak 169 orang.

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai

sebab. (Nursalam 2008, h.92). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini

antara lain:
4) Wanita usia 40-65 tahun yang tidak bersedia menjadi

responden

5) Wanita usia 40-65 tahun yang tidak berada di Desa Kesesi

pada saat dilakukan penelitian

6) Wanita umur 40-65 yang mengalami gangguan jiwa

F. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi

Kabupaten Pekalongan.

3. Waktu penelitian

Tabel 4.1 Jadwal dan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Waktu pelaksanaan

1. Pengajuan judul 20 Februari- 4 Maret 2010


2. Penyusunan proposal 4 Maret- 15 April 2010
3. Uji proposal 8 Mei 2010

4. Uji validitas 24 Juni– 3 Juli 2010


5. Pengumpulan data 4 - 7 Juli 2010

6. Pelaksanaan penelitian 9 – 19 Juli 2010

7. Pengolahan data 19 – 20 Juli 2010


8. Penyelesaian laporan 20 – 23 Juli 2010
9. Uji KTI 27 Juli 2010

E. Etika Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menerapkan prinsip-prinsip etika dalam

penelitian yang meliputi:

4. Prinsip Manfaat

a) Bebas dari penderitaan

Penelitian ini dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subjek, khusunya jika menggunakan tindakan khusus.

b) Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan

yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa

partisipannya dalam penelitian .

c) Risiko (benefits ratio)

Penelitian ini dilaksanakan harus hati-hati, mempertimbangkan risiko

dan keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap

tindakan.

5. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a) Hak untuk ikut/ tidak menjadi responden (right to self determination)

Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi

subjek ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat

terhadap kesembuhannya, jika mereka seorang klien.

b) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right

to full disclosure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu terjadi kapada subjek.


c) Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang penelitian

yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpatisipasi atau

menolak menjadi responden. Pada inform consent juga perlu

dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan

untuk pengembangan ilmu.

6. Prinsip Keadilan (rigt to justice)

a) Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)

subjek harus diperlakukan secara adil, baik sebelum, selama, dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi

apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

b) Hak dijaga kerahasiaannya (right to privasi)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan, intuk itu perlu adanya tanpa nama (anonimity) dan

rahasia (confidentiality).

J. Instrumen Pengumpulan Data

1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah dalam bentuk

kuesioner dengan metode dimana peneliti memberikan sejumlah

pertanyaan tertulis kepada responden dengan tujuan untuk mengetahui

pengetahuan wanita mengenai klimakterium dengan sikap untuk

mencegah penyakit degeneratif.

Kuesioner yang digunakan berbentuk pilihan, dimana jawaban

telah tersedia. Bentuk pertanyaan yang digunakan adalah bentuk

pertanyaan tertutup (close ended) yang artinya bentuk pertanyaan yang

mengarahkan responden. Jawaban kuesioner yang dibuat terdiri dari 3

bentuk pertanyaan, yaitu:

d. Menanyakan identitas responden

e. Menanyakan variabel pengetahuan responden tentang

klimakterium. Pilihan jawaban menggunakan multiple choice, jika

jawaban benar maka diberi skor 1, jika salah diberi skor 0.

f. Menanyakan variabel sikap responden dalam mencegah penyakit

degeneratif. Pilihan jawaban terdiri dari 4 skor yaitu sangat setuju,

setuju, kurang setuju, dan tidak setuju.

Untuk pertanyaan yang sifatnya positif jawaban sangat setuju

diberi skor 4, setuju diberi skor 3, kurang setuju diberi skor 2, dan

jawaban tidak setuju diberi skor 1. Untuk pertanyaan yang sifatnya

negatif, jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2,

kurang setuju diberi skor 3, dan tidak setuju diberi skor 4.

2. Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

angket, yang dilakukan dengan cara membagikan suatu data

pertanyaan (kuesioner) yang berupa formulir-formulir yang diajukan

secara tertulis untuk mendapat tanggapan, informasi, jawaban, dan

sebagainya. (Notoatmodjo, 2005:112).

H. Validitas dan Reliabilitas

Peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reliabilitas

kuesioner sebelum melakukan penelitian. Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan alat tingkat kesahihan suatu alat ukur (Arikunto, 2006).

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut mampu

mengukur apa yang peneliti ukur, maka perlu uji korelasi antara skor

(nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner yang dipakai

adalah teknik korelasi “product moment” (Notoatmodjo, 2006: 130).

Pada sampel (n) = 20 dengan taraf signifikansi 5% maka r tabel

diketahui sebesar 0,444. Pengolahan uji validitas secara komputerisasi

dengan program statistik SPSS. Sebuah item dikatakan valid apabila nilai r

hitung > r tabel.

Uji validitas pertanyaan dilaksanakan di Desa Kaibahan pada bulan

Juni 2010 terhadap 20 responden yang mempunyai karakteristik sama

dengan responden penelitian. Kuesioner terdiri dari 24 pertanyaan variabel

pengetahuan. Setelah dilakukan uji korelasi product moment, diperoleh 22

pertanyaan valid (r hitung > r tabel) dengan nilai r antara 0,452 – 0,682.
Pertanyaan yang tidak valid diperbaiki redaksionalnya dan digunakan

sebagai pertanyaan dalam penelitian.

Kuesioner variabel sikap terdiri dari 12 pertanyaan. Hasil uji

korelasi product moment diperoleh 11 pertanyaan valid, dengan nilai r

antara 0,466-0,785 . Pertanyaan yang tidak valid diperbaiki redaksionalnya

dan digunakan sebagai pertanyaan dalam penelitian.

Pertanyaan dikatakan reliabel apabila r alpha > r tabel (0,444). Dari hasil

uji reliabilitas didapatkan nilai r alpha pengetahuan = 0,923 dan r alpha

sikap = 0,880 yang berarti pertanyaan tersebut sudah reliabel dan

mempunyai hubungan sangat kuat (sempurna).

I. Prosedur Pengumpulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data, meliputi:

11. Peneliti meminta surat rekomendasi untuk ijin penelitian dari Kepala

Prodi D III Kebidanan Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.


12. Peneliti meminta ijin ke BAPPEDA Kabupaten Pekalongan yang

tembusannya disampaikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten

Pekalongan, dan Kepala Puskesmas Kesesi I


13. Peneliti meminta ijin ke Kepala Puskesmas Kesesi I untuk melakukan

penelitian di Desa Kesesi.


14. Peneliti memberi penjelasan kepada Kepala Puskesmas Kesesi I

tentang jalannya penelitian antara lain cara pengisian kuesioner,

lembar penjelasan dan persetujuan oleh responden.


15. Peneliti meminta ijin ke Kepala Desa Kesesi untuk melakukan

penelitian di Desa Kesesi.


16. Melakukan pendekatan kepada perangkat desa dan kader untuk

mempermudah dalam pencarian data dan memperlancar proses

penelitian.
17. Melakukan pendekatan kepada responden untuk memberikan

penjelasan tentang penelitian, bila bersedia menjadi responden maka

dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan responden.


18. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian

kuesioner dan mempersilahkan untuk bertanya apabila belum jelas.


19. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner

kepada responden.
20. Responden harus mengisi semua pertanyaan dalam kuesioner yang

diberikan dan bila semua pertanyaan dalam kuesioner telah dijawab,

kuesioner dikumpulkan kembali kepada peneliti.

I. Metode Pengolahan Data dan Analisa

1. Pengolahan Data

Pada penelitian ini, sesudah data dikumpulkan langkah selanjutnya

adalah mengolah data sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang

dimiliki oleh data tersebut.

a. Editing
Editing adalah kegiatan untuk melakukan pengecekan isi

formulir atau kuesioner apakah jawaban yang dikuesioner lengkap,

jelas, relevan dan konsisten sebagai pengolahan data dapat

dihasilkan out put (Hastono 2001, h.1). Pengolahan data pada

penelitian ini dilakukan langkah pengecekan isi kuesioner apakah

jawaban dari pertanyaan tentang pengetahuan mengenai

klimakterium dan pencegahan penyakit degeneratif sudah lengkap,

jelas, relevan dan konsisten.

b. Scoring

Scoring adalah pembobotan dan pembentukan variabel

penjumlahan skor jawaban responden pada setiap variabel.

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan langkah

memberikan skor pada pertanyaan yang berkaitan dengan

pengetahuan responden mengenai klimakterium.

c. Coding

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka atau bilangan (Hastono 2001, h.1).

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan langkah merubah

data yang berbentuk huruf menjadi angka atau bilangan pada

variabel pengetahuan dan pencegahan penyakit degeneratif dengan

kode yang ditentukan.

d. Processing
Processing adalah memproses data agar dianalisis.

Pemprosesan data dilakukan dengan meng-Entry data dari

kuesioner paket program komputer (Hastono 2001, h.2). Pada

penelitian ini dilakukan pemprosesan data dengan program SPSS

pada computer.

e. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan mengelompokkan data dalam

bentuk tabel (Azwar 2003, h.94). Pada penelitian ini setelah data

diproses kemudian peneliti mengelompokkan data dalam bentuk

tabel.

f. Cleaning (Pembersihan data)

Cleaning adalah kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah di-Entry apakah ada kesalahan atau tidak (Hastono 2001,

h.2). Pada penelitian ini dilakukan proses pengecekan kembali data

variabel pengetahuan mengenai klimakterium dan sikap untuk

mencegah penyakit degeneratif yang sudah di-Entry apakah ada

kesalahan atau tidak.

3.Analisa Data

Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui

hubungan antara pengetahuan mengenai klimakterium dengan sikap

untuk mencegah penyakit degeneratif pada wanita usia 40-65 tahun.


Analisa data yang dilakukan secara komputerisasi dengan

menggunakan progam tertentu.

Adapun tahap-tahap analisa data sebagai berikut :

a. Analisa univariat

Analisa dilakukan terhadap tiap-tiap variabel, yang pertama

yaitu untuk menganalisa pengetahuan mengenai klimakterium

sebagai variabel bebas dengan menggunakan distribusi frekuensi

dan prosentase sehingga kategori pengetahuan terbagi menjadi 3,

yaitu pengetahuan baik, pengetahuan cukup dan pengetahuan

kurang. Yang kedua yaitu menganalisa variable sikap dengan

menggunakan cut off point dengan distribusi data normal.

Kategori sikap positif jika > mean dan sikap negative jika ≤

mean.

b. Analisa bivariat

Analisa dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi. Uji statistik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah korelasi Spearman’s rank karena

variabel yang dianalisis berskala ordinal dengan tingkat

kemaknaan α = 0,05. Keputusan dari uji statistik Spearman’s

rank adalah :

Bila ρ value ≤ α, Ho ditolak, berarti data sampel mendukung

adanya hubungan yang bermakna (signifikan).


Bila ρ value > α, Ho gagal ditolak, berarti data sampel tidak

mendukung adanya hubungan yang bermakna (signifikan).


BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Antara

Pengetahuan Mengenai Klimakterium dengan Sikap Mencegah Penyakit

Degeneratif Pada Wanita Usia 40-65 Tahun di Desa Kesesi Kecamatan

Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun 2010 “dapat diambil kesimpulan:


1. Sebagian besar wanita yang berada di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi

Kabupaten Pekalongan yaitu 120 orang (71%) mempunyai pengetahuan

yang baik mengenai klimakterium.


2. Lebih banyak wanita di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten

Pekalongan yaitu 85 orang (50,3%) mempunyai sikap yang positif untuk

mencegah penyakit degeneratif.


3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan mengenai klimakterium

dengan sikap mencegah penyakit degeneratif pada wanita usia 40-65 tahun

di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan tahun 2010

dengan kualitas hubungan yang lemah.


B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti

mempunyai pandangan yang dapat digunakan sebagai saran, yaitu:


1. Bagi Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan lebih meningkatkan pemberian informasi tentang

klimakterium dan pencegahan penyakit degeneratif agar kematian wanita

akibat penyakit degeneratif bisa berkurang. Selain itu, bidan juga perlu

memotivasi wanita agar memeriksakan diri secara rutin, misalnya dengan

datang ke posyandu lansia atau bidan. Sehingga masalah kesehatan wanita

bisa dideteksi secara dini dan dilakukan tindakan yang lebih lanjut sesuai

dengan masalah kesehatan yang ada pada wanita.

2. Bagi Peneliti lain

Peneliti hanya meneliti hubungan antara pengetahuan pada wanita usia 40-

65 tahun mengenai klimakterium dengan sikap untuk mencegah penyakit

degeneratif, maka diharapkan kepada peneliti lain supaya melakukan

penelitian lebih lanjut dan cakupannya lebih luas lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Anita, 2008, Menopause, http://bima.ipb.ac.id, dilihat tanggal 1 Juli 2010

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, Asrul, 2003, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Baziad, Ali, 2003, Menopause dan Andropause, Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta.

Badan Pusat Statistik, 2008, Kabupaten Pekalongan dalam Angka 2008,

BAPPEDA, Pekalongan.

Hasan, Iqbal, 2008, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Bumi Aksara,

Jakarta.

Hastono, 2001, Analisis Data, FKM UI, Jakarta.

Irfan arief, 2010, Risiko Jantung Koroner dapat Meningkat Akibat Menopause,
http://www.pjnhk.go.id, dilihat tanggal 1 Juli 2010

Kasdu, Dini, 2002, Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause,. Puspa Swara,

Jakarta.

Kesuma, Boy, 2009, Mengatasi Sindrom Menopause, Pustaka Panasea,

Yogyakarta.

Kumalaningsih, Sri, 2008, Sehat + Bahagia Menjelang dan Saat Menopause,

Tiara aksa, Surabaya.

Lestari, Dwi, 2010, Seluk Beluk Menopause, Garailmu, Yogyakarta.

Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arcan,

Jakarta.

Nawawi, Umiyatun. 2009. Sehat & Bahagia di Usia Senja. Dianloka. Yogyakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:

Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:

Jakarta

Nursalam. 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta .

Rebecca&Brown,P, 2007, Menopause, Erlangga, Jakarta.

Riyanto,Agus, 2009, Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan, Nulia Medika,

Yogyakarta.

Sugiyono, 2005, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Varney, Helen, 2006, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta.

Yahaya, 2006, Menguasai Penyelidikan dalam Pendidikan: Teori, Aplikasi dan

Interpretasi Data, PTS Profesional Publishing, Malaysia.

KISI-KISI KUESIONER
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MENGENAI KLIMAKTERIUM
DENGAN SIKAP UNTUK MENCEGAH PENYAKIT DEGENERATIF
PADA WANITA USIA 40-65 TAHUN DI DESA KESESI
KECAMATAN KESESI KABUPATEN
PEKALONGAN
2010
No Variabel pengetahuan No soal
1. Pengertian klimakterium dan menopause 1(+), 2(+)
2. Tanda klimakterium 3(-)
3. Penyebab menopause 4(+), 5(+)
4. Gejala menopause 6(+), 7(+), 8(+) ,
9(+), 10(+)
5. Usia menopause 11(+), 12(+)
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu 13(-), 14(+)
menopause
7. Perubahan yang terjadi saat menopause 15(-), 16(+)
8. Macam-macam penyakit degeneratif karena 17(+), 18(+),19(+),
penurunan estrogen 20(-)
9 Pencegahan penyakit degeneratif 21(+), 22(+), 23 (-),
24(+)
PENJELASAN PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat,
Dengan ini, saya mahasiswi Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan :
Nama : Nur Khamidah
NIM : 07.0508.B
Judul Penelitian :Hubungan Antara Pengetahuan Mengenai Klimakterium
dengan Sikap untuk Mencegah Penyakit Degeneratif Pada
Wanita Usia 40-65 Tahun di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi
Kabupaten Pekalongan Tahun 2010
Pembimbing : 1. Iswatun Nadhofah, SST
2. Dafid Arifiyanto, S.Kp. Ns

Akan mengadakan penelitian untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang
disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi
Diploma III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Pekajangan. Oleh karena itu,
peneliti berharap ibu-ibu bersedia meluangkan waktu guna mengisi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan pada daftar kuesioner dengan ikhlas. Jawaban ibu-ibu
sangat bermanfaat dalam memperbaiki kinerja petugas dan bermanfaat besar bagi
penelitian ini.

Demikian atas kesediaannya penulis mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Hormat Kami,

Peneliti
Lembar Persetujuan Responden
Assalamu’alaikum
Dengan Hormat,
Dengan ini kami

Nama :
Alamat :
Umur :

Bersedia mengisi daftar pertanyaan penelitian Karya Tulis Ilmiah yang disusun
oleh Mahasiswa Stikes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, tanpa prasangka
dan paksaan. Hal ini semata-mata untuk keperluan ilmu pengetahuan.
Demikian surat persetujuan ini kami buat.

Pekalongan, Juli 2010


Hormat Kami
Responden

(tanda tangan)
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MENGENAI KLIMAKTERIUM


DENGAN SIKAP UNTUK MENCEGAH PENYAKIT DEGENERATIF
PADA WANITA USIA 40-65 TAHUN DI DESA KESESI
KECAMATAN KESESI
PEKALONGAN
TAHUN 2010
Kepada Yth
Ibu-ibu di desa Kesesi (umur 40-65)
Kami mengharapkan kesediaan ibu untuk mengisi daftar kuesioner
ini. Daftar pertanyaan ini bertujuan untuk mengumpulkan data guna
mendukung penelitian yang akan kami laksanakan. Atas kesediaan
para ibu mengisi kuesioner kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Peneliti

I. Identitas responden
No. responden :…………………… (diisi oleh petugas)
Tanggal diisi :……………………
Umur :……………………
II. Tingkat pengetahuan responden
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dengan
memberi tanda ( √ ) pada jawaban yang dipilih.

1. Haid yang terakhir pada wanita sampai beberapa tahun setelah haid yang
terakhir disebut…
a. Mati haid (menopause)
b. Terlambat Haid
c. Haid banyak
2. Mati haid merupakan hal yang wajar dialami oleh …
a. Wanita yang sudah tua
b. Wanita tua yang tidak menikah
c. Wanita hamil
3. Dibawah ini tanda- tanda yang dialami wanita yang akan mati haid,
kecuali
a. Haid tidak teratur
b. Kadang darah haid banyak dan lama
c. Haid lancar dan teratur setiap bulan
4. Salah satu penyebab mati haid (menopause)adalah…
a. Umur wanita yang semakin tua
b. Umur wanita yang muda
c. Umur suami tua
5. Penyebab lain mati haid (menopause) adalah…
a. Fungsi alat kewanitaan yang makin baik
b. Fungsi alat kewanitaan yang makin menurun
c. Wanita yang sibuk
6. Dibawah ini yang merupakan salah satu keluhan pada masa menopause
(mati haid) adalah…
a. Rasa panas pada wajah, leher, dan dada pada malam hari
b. Menggigil dan demam pada malam hari
c. Batuk-batuk pada malam hari
7. Wanita yang mati haid (menopause) biasanya juga mengalami…
a. Tidur nyenyak di malam hari
b. Susah tidur di malam hari
c. Sering terbangun saat tidur
8. Wanita yang mati haid (menopause) juga mengalami hal-hal sebagai
berikut, antara lain…
a. Mudah marah, cemas dan lupa
b. Mudah sakit
c. Mudah mengingat
9. Wanita yang mati haid (menopause) biasanya merasakan…… ketika
berhubungan suami istri.
a. Nyaman c. Tidak sakit
b. Tidak nyaman
10. Pada wanita yang mati haid (menopause), hasrat untuk berhubungan
suami istri biasanya menjadi…
a. Malas
b. Makin sering
c. Biasa saja
11. Sebagian besar wanita merasakan keluhan menopause setelah
berumur…
a. 20-an b. 30-an c. 40-an
12. Rata-rata seorang wanita tidak haid lagi setelah berumur …
a. 50-an b. 20-an c. 30-an
13. Di bawah ini hal-hal yang mempengaruhi waktu terjadinya mati haid
(menopause), kecuali
a. Umur pertama kali haid
b. Wanita yang merokok
c. Wanita yang kaya
14. Wanita yang memakai KB jenis obat (suntik, pil, susuk) mati haidnya
akan menjadi...
a. Lebih lama
b. Lebih cepat
c. Tidak terjadi
15. Pada wanita mati haid (menopause), payudara akan mengalami
perubahan, yaitu…
a. Mengecil dan mengendor
b. Membesar
c. Semakin kencang
16. Pada wanita yang mati haid (menopause) sering merasakan masalah
pada matanya seperti…
a. Mata kering dan gatal
b. Mata berair
c. Mata tidak bisa melihat
17. Pada wanita yang mati haid (menopause) biasanya bermasalah dengan
berat badannya yaitu terjadi…
a. Berat badan berlebih
b. Berat badan turun
c. Berat badan tetap
18. Pada wanita yang sudah mati haid bisa juga terjadi…
a. Pengeroposan tulang
b. Kebutaan
c. Tuli
19. Pada wanita yang sudah mati haid kadang juga mengalami masalah
pada saluran kencingnya, yaitu…
a. Susah mengendalikan kencing (ngompol)
b. Tidak bisa kencing
c. Jarang kencing
20. Penyakit yang banyak dialami wanita yang sudah tua, kecuali…
a. Tekanan darah tinggi
b. Penyakit jantung
c. Tekanan darah rendah
21. Wanita bisa mencegah penyakit jantung dan stroke dengan cara…
a. Olahraga 2-3x seminggu
b. Minum obat yang dijual bebas di warung
c. Olahraga jika badan terasa sakit
22. Wanita bisa mencegah penyakit lupa ingatan dengan cara…
a. Tidak merokok dan aktif bekerja
b. Mengurung diri dirumah
c. Merokok
23. Dibawah ini yang bukan merupakan cara untuk mencegah
kegemukan yaitu…
a. Mengurangi makanan yang beminyak seperti jeroan
b. Berolahraga
c. Makan jeroan
24. Wanita bisa mencegah penyakit masa tua yaitu dengan…
a. Periksa rutin
b. Periksa jika ada keluhan saja
c. Tidak pernah periksa

III. Berikut ini adalah pernyataan yang berhubungan dengan sikap


untuk mencegah penyakit degeneratif. Berilah tanda silang (√)
pada jawaban yang Anda pilih.

SS : Setuju Sekali
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya akan berolahraga 2-3x seminggu untuk
mencegah penyakit jantung
2 Saya akan istirahat pada siang dan malam
hari untuk menjaga kesehatan saya
Saya akan merokok agar badan saya selalu
3
sehat
4 Saya akan minum susu untuk mencegah
pengeroposan tulang
5 Saya akan menjaga kebersihan alat kemaluan
untuk mencegah penyakit saluran kencing
6 Saya menghindari makanan yang bergizi
untuk mencegah penyakit masa tua
7 Saya akan aktif dalam kegiatan di desa untuk
melatih kerja otak dan ingatan saya
8 Saya tidak akan makan jeroan supaya saya
tidak sakit stroke dan tidak gemuk
9 Saya akan makan yang berserat seperti sayur
dan buah untuk mencegah penyakit masa tua
10 Saya akan minum obat yang bisa
memperlambat kejadian menopause.
11 Saya akan mengatur jadwal makan dan jenis
makanan saya supaya tidak gemuk
12 Saya akan rajin periksa ketika ada masalah
kesehatan maupun tidak ada masalah.
MASTER TABEL HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MENGENAI KLIMAKTERIUM DENGAN SIKAP
UNTUK MENCEGAH PENYAKIT DEGENERATIF PADA WANITA USIA 40-65 TAHUN
DI DESA KESESI KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN 2010

PENGETAHUAN
No. R No. Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Jumlah Kode
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 20 1
2 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 13 3
3 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 20 1
4 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23 1
6 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 19 1
7 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 12 3
8 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 1
9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 22 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23 1
12 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 20 1
13 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 20 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 19 1
16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23 1
8 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 15 2
19 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 14 2
20 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 17 2
21 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 14 2
22 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 16 2
23 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1
24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 21 1
25 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 19 1
26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 18 2
27 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19 1
28 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 19 1
29 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 21 1
30 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 21 1
31 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 1
MASTER TABEL HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MENGENAI KLIMAKTERIUM DENGAN
SIKAP UNTUK MENCEGAH PENYAKIT DEGENERATF PADA WANITA USIA 40-65 TAHUN
DI DESA KESESI KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN 2010

No Sikap
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Kode
1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 45 2
2 3 4 3 3 3 1 3 1 4 4 3 4 36 1
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
6 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 39 1
7 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 38 1
8 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
9 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 43 2
10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
11 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
13 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
14 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47 2
16 3 3 4 3 4 3 3 2 2 4 4 3 38 1
17 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
18 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 36 1
19 3 1 3 2 3 1 4 3 4 4 3 3 34 1
20 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 40 2
21 3 4 1 4 3 4 3 4 4 3 4 3 40 2
22 4 3 4 4 3 1 3 4 2 3 3 4 38 1
23 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 38 1
24 3 4 4 3 3 1 4 4 4 4 3 3 40 2
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 45 2
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47 2
27 3 3 2 3 3 4 3 3 1 3 1 4 33 1
28 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 38 1
29 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 42 2
30 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 36 1
31 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 38 1
32 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 37 1
33 3 3 3 3 4 1 3 1 4 3 4 4 36 1
34 3 4 4 3 4 1 4 1 3 4 3 3 37 1
35 3 3 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 40 2
36 3 1 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 41 2
37 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 39 1
38 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 2 37 1
39 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 39 1
40 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 42 2
41 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 37 1
42 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 41 2
43 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 44 2
44 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 35 1
45 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 40 2
46 4 4 4 3 3 2 3 1 4 4 4 4 40 2
47 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 35 1
48 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 47 2
49 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 40 2
50 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 42 2
51 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 40 2
52 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 4 3 36 1
53 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 38 1
54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 35 1
55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 34 1
56 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 35 1
57 3 4 4 4 3 1 3 2 4 3 4 3 38 1
58 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 37 1
59 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 40 2
60 4 4 4 4 4 2 4 1 3 4 3 4 41 2
61 3 3 4 1 2 4 2 4 4 1 4 4 36 1
62 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 1
63 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 45 2
64 4 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 36 1
65 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 43 2
66 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 41 2
67 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 39 1
68 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 42 2
69 3 3 4 2 2 1 2 4 4 2 4 4 35 1
70 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 4 4 39 1
71 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
72 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
73 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 42 2
74 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 36 1
75 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 40 2
76 3 4 4 4 3 2 3 1 4 3 4 4 39 1
77 4 4 4 4 4 1 3 1 3 4 4 4 40 2
78 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 43 2
79 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 43 2
80 3 4 3 4 3 1 4 3 3 1 4 3 36 1
81 4 3 4 3 3 1 4 2 4 4 4 4 40 2
82 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 39 1
83 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 41 2
84 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 38 1
85 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 35 1
86 3 3 4 3 3 4 3 3 3 1 3 3 36 1
87 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 38 1
88 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 37 1
89 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 37 1
90 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 44 2
91 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 46 2
92 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 40 2
93 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 45 2
94 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 36 1
95 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 36 1
96 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 41 2
97 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 41 2
98 3 3 4 4 3 1 3 3 4 3 4 3 38 1
99 3 3 3 4 4 1 3 3 4 2 3 4 37 1
100 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 36 1
101 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 38 1
102 4 2 1 4 4 4 3 4 4 2 4 4 40 2
103 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47 2
104 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 39 1
105 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 40 2
106 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 38 1
107 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 38 1
108 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 38 1
109 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 46 2
110 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47 2
111 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
112 3 3 2 1 3 4 3 3 3 2 3 3 33 1
113 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47 2
114 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 41 2
115 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 38 1
116 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
117 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
118 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
119 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 35 1
120 4 3 4 4 3 4 2 3 3 2 3 4 39 1
121 3 4 4 2 2 2 2 3 3 2 4 4 35 1
122 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 40 2
123 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 38 1
124 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 3 42 2
125 3 2 2 2 2 1 2 4 4 2 3 3 30 1
126 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 34 1
127 3 2 2 4 3 3 3 1 4 3 2 3 33 1
128 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 40 2
129 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 39 1
130 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 39 1
131 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 2
132 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 32 1
133 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 39 1
134 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 40 2
135 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 2 36 1
136 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 40 2
137 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 40 2
138 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 41 2
139 4 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 36 1
140 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 42 2
141 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 39 1
142 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 39 1
143 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 39 1
144 4 3 3 4 4 3 2 4 3 2 2 4 38 1
145 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 39 1
146 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 39 1
147 3 3 3 2 2 4 2 4 4 2 3 4 36 1
148 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 43 2
149 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 44 2
150 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 34 1
151 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 4 43 2
152 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 2 4 41 2
153 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 2
154 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 40 2
155 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 45 2
156 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 46 2
157 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 41 2
158 4 4 4 3 2 4 2 4 4 2 4 4 41 2
159 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
160 3 3 4 3 4 3 3 2 2 4 4 3 38 1
161 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 36 1
162 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
163 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 41 2
164 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 36 1
165 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 36 1
166 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 36 1
167 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 36 1
168 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 36 1
169 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 45 2

Frequencies
Statistik
Pengetahuan mengenai Sikap wanita untuk
klimakterium mencegah penyakit
degeneratif
N Valid 169 169
Missing 0 0
Mean 18.92 39.45
Median 20.00 40.00
Mode 20 41
Std. Deviation 3.461 3.431
Skewness -.925 .291
Std. Error of
.187 .187
Skewness
Minimum 8 30
Maximum 24 48
Frequencies Table
Pengetahuan wanita tentang klimakterium
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 8 1 .6 .6 .6
9 2 1.2 1.2 1.8
11 5 3.0 3.0 4.7
12 4 2.4 2.4 7.1
13 3 1.8 1.8 8.9
14 6 3.6 3.6 12.4
15 6 3.6 3.6 16.0
16 7 4.1 4.1 20.1
17 15 8.9 8.9 29.0
18 14 8.3 8.3 37.3
19 13 7.7 7.7 45.0
20 30 17.8 17.8 62.7
21 27 16.0 16.0 78.7
22 13 7.7 7.7 86.4
23 16 9.5 9.5 95.9
24 7 4.1 4.1 100.0
Total 169 100.0 100.0
Sikap wanita untuk mencegah penyakit degeneratif
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 30 1 .6 .6 .6
32 1 .6 .6 1.2
33 3 1.8 1.8 3.0
34 4 2.4 2.4 5.3
35 8 4.7 4.7 10.1
36 23 13.6 13.6 23.7
37 8 4.7 4.7 28.4
38 19 11.2 11.2 39.6
39 17 10.1 10.1 49.7
40 21 12.4 12.4 62.1
41 31 18.3 18.3 80.5
42 7 4.1 4.1 84.6
43 6 3.6 3.6 88.2
44 3 1.8 1.8 89.9
45 6 3.6 3.6 93.5
46 3 1.8 1.8 95.3
47 6 3.6 3.6 98.8
48 2 1.2 1.2 100.0
Total 169 100.0 100.0
Explore

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan
mengenai
169 100.0% 0 .0% 169 100.0%
klimakteriu
m

Descriptives
Statistic Std. Error
Pengetah Mean 18.92 .266
uan 95% Confidence Interval Lower Bound 18.39
menge for Mean
nai Upper Bound 19.44
klimakte 5% Trimmed Mean 19.13
ri um
Median 20.00
Variance 11.981
Std. Deviation 3.461
Minimum 8
Maximum 24
Range 16
Interquartile Range 4
Skewness -.925 .187
Kurtosis .492 .371
Explore

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap wanita
untuk
mencegah 169 100.0% 0 .0% 169 100.0%
penyakit
degeneratif

Descriptives
Statistic Std. Error
Sikap Mean 39.45 .264
wanita 95% Confidence Lower Bound 38.93
untuk Interval for Mean
menceg Upper Bound 39.97
ah 5% Trimmed Mean 39.38
penyakit
Median 40.00
degener
atif Variance 11.773
Std. Deviation 3.431
Minimum 30
Maximum 48
Range 18
Interquartile Range 4
Skewness .291 .187
Kurtosis .091 .371
Frequencies

Statistics
VAR VAR
PENGET SIKAP
N Valid 169 169
Missing 0 0
Mean 18.92 39.45
Median 20.00 40.00
Mode 20 41
Std. Deviation 3.461 3.431
Minimum 8 30
Maximum 24 48

Frequency Table

Pengetahuan wanita mengenai klimakterium


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 15 8.9 8.9 8.9
cukup 34 20.1 20.1 29.0
baik 120 71.0 71.0 100.0
Total 169 100.0 100.0

Sikap wanita untuk mencegah penyakit degeneratif


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid negatif 84 49.7 49.7 49.7
positif 85 50.3 50.3 100.0
Total 169 100.0 100.0
Correlations
Correlations
VARPENGE VARSIKA
T P
VARPENGE Pearson
1 .196*
T Correlation
Sig. (2-tailed) .011
N 169 169
VARSIKAP Pearson
.196* 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .011
N 169 169
*. Correlation is significant (2-tailed).

Nonparametric Correlations

Correlations
VARPENGE VARSIKA
T P
Spearman's rho VARPENGE Correlation
1.000 .211**
T Coefficient
Sig. (2-tailed) . .006
N 169 169
VARSIKAP Correlation
.211** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .006 .
N 169 169
**. Correlation is significant (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai