Anda di halaman 1dari 78

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN

WANITA DARI PUS MENGENAI MOW DENGAN SIKAP


WANITA DALAM PEMILIHAN MOW SEBAGAI
ALAT KONTRASEPSI DI KELURAHAN
KANDANG PANJANG
TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh :

ISA MULIAWATI
NIM : 07.0482.B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2010
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN
WANITA DARI PUS MENGENAI MOW DENGAN SIKAP
WANITA DALAM PEMILIHAN MOW SEBAGAI
ALAT KONTRASEPSI DI KELURAHAN
KANDANG PANJANG
TAHUN 2010

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Kebidanan

Disusun oleh :

ISA MULIAWATI
NIM : 07.0482.B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2010
PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan dan

Pengetahuan Wanita dari PUS Mengenai MOW dengan Sikap Wanita dalam Pemilihan

MOW Sebagai Alat Kontrasepsi di Kelurahan Kandang Panjang Tahun 2010” disusun

oleh Isa Muliawati, telah disetujui dan diperiksa oleh Dosen Pembimbing KTI untuk

dipertahankan di depan Dewan Penguji KTI.

Pekajangan, Agustus 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Iswatun Nadhofah, SST Dafid Arifiyanto, S.Kp. Ns

NIK. …………………… NIK. ……………………...


LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN


WANITA DARI PUS MENGENAI MOW DENGAN SIKAP
WANITA DALAM PEMILIHAN MOW SEBAGAI
ALAT KONTRASEPSI DI KELURAHAN
KANDANG PANJANG
TAHUN 2010

Disusun Oleh :

Isa Muliawati

NIM : 07.0482.B

Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji


pada tanggal 25 Agustus 2010
Dewan Penguji

Penguji I Penguji II

Rini Kristiyanti, SSiT Iswatun Nadhofah, SST

Karya Tulis Ilmiah (KTI) Ini Telah Diterima sebagai Salah Satu Persyaratan untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

Pekalongan, ....................2010
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan
Ketua,
Mokhamad Arifin, S.Kp M.Kep

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil‘alamin, segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat

Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian dengan judul: “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan

Tingkat Pengetahuan Wanita dari PUS dengan Paritas Lebih dari Tiga Tentang MOW

dengan Pemilihan MOW Sebagai Alat Kontrasepsi di Wilayah Puskesmas Kusuma

Bangsa Kota Madya Pekalongan Tahun 2010”.

Penyusunan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena

itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kesalahan

yang telah peneliti lakukan kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan penelitian ini. Secara khusus peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bappeda Kota Pekalongan yang telah memberikan izin untuk memperoleh data

yang berkaitan dengan pembuatan penelitian ini.

2. Dinas Kesehatan yang telah memberikan data-data yang berkaitan dengan

pembuatan penelitian ini.

3. M. Arifin, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

4. Millatun Khanifah, SST, selaku Kepala Prodi Diploma III Kebidanan, Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.


5. Seluruh dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Pekajangan Pekalongan.

6. Bapak, ibu dan saudara-saudaraku tercinta yang telah memberikan dorongan baik

moral maupun spiritual.

7. Teman-teman semua dan semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini masih banyak

kekurangan. Demi kesempurnaan penelitian ini, peneliti mengharapkan kritik dan saran

dari berbagai pihak. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan

mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pekalongan, April 2010

Peneliti
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………...... iii

PRAKATA …………………………………………………………………………. iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….... vi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….... vii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………... viii

ABSTRAK …………………………………………………………………….…... ix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ….. ……………………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 3

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 3

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………….. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Perilaku……………………………………....................... 6

B. Pasangan Usia Subur……………. ……...…………………...………..... 12

C. Kontrasepsi …………………………………………….……………..... 13

D. MOW ………………………………………..…………......................... 17

BAB III. KERANGKA KERJA PENELITAIN


A. Kerangka Konsep

…………………………………………..................... 24

B. Hipotesis ……………………………...

…………………....................... 25

C. Definisi Operasional Variabel

………………………….......................... 25

BAB IV. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian …………………………………………………….…. 29

B. Populasi dan Sampel ……………………………………………………. 29

C. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………….…... 31

D. Etika Penelitian ……………………………………………………….…. 32

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data ……………………......................... 33

F. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data..………………………….... 35

G. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................................

36

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 37

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ……………………………………………………….… 39

B. Pembahasan ………………………………………………….…………. 45

BAB VI. PENUTUP

A. Simpulan.................................................................................................... 50

B. Saran ………………………………………………..…………………... 51

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasi Variabel .................................................................. 25

Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ............................. 31

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pendidikan mengenai

MOW pada wanita pus di kelurahan kandang panjang tahun

2010……………………………………………................................. 39

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pengetahuan mengenai

MOW pada wanita pus di kelurahan kandang panjang tahun

2010..................................................................................................... 40

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan sikap wanita dalam

pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi di kelurahan kandang

panjang tahun 2010............................................................................. 41

Tabel 5.4. Analisa Distribusi Variabel sikap responden dalam pemilihan MOW

sebagai alat kontrasepsi....................................................................... 41


Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden menurut pendidikan dengan sikap

wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi di kelurahan

kandang panjang tahun 2010 .............................................................. 43

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Responden menurut pengetahuan wanita

mengenai MOW dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat

kontrasepsi di kelurahan kandang panjang tahun 2010............... 44

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Green ............................................................................ 7

Gambar 3.1. Skema Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Pendidikan

dan Pengetahuan Wanita dari PUS Mengenai MOW dengan Sikap

Wanita dalam Pemilihan MOW Sebagai Alat Kontrasepsi

.................................................................................. 27
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN WANITA
DARI PUS MENGENAI MOW DENGAN SIKAP WANITA DALAM
PEMLIHAN MOW SEBAGAI ALAT KONTRASEPSI DI
KELURAHAN KANDANG PANJANG
TAHUN 2010

Isa Muliawati, Iswatun Nadhofah, David Arifiyanto


ABSTRAK
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan
alasan utama diperlukannya pelayanan keluarga berencana.Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan wanita dari pus mengenai
MOW dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi. Desain
penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh wanita pus yang mempunyai tiga anak hidup atau
lebih di kelurahan kandang panjang. Teknik pengambilan sampel menggunakan sistem
random sampling jenis cluster sampling. Dari jumlah populasi sebanyak 2004 PUS
yang berasal dari 11 RW, kemudain peneliti mengcluster berdasarkan RW dan diambil
20% dari jumlah keseluruhan, didapatkan hasil 2 RW. Setelah peneliti mengkategorikan
syarat sebagai responden berdasarkan kriteria inklusi, dari jumlah keseluruhan RW yang
menjadi sampel didapatkan hasil sebanyak 200 PUS yang memenuhi syarat sebagai
responden. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada
responden. Analisa yang digunakan adalah analisa bivariat dengan uji chi square. Hasil
penelitian ρ 0,001 < 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan
dan pengetahuan wanita dari pus mengenai MOW dengan sikap wanita dalam pemilihan
MOW sebagai alat kontrasepsi. Saran penelitian ini ditujukan bagi tenaga kesehatan
untuk memberikan informasi tentang MOW kepada masyarakat, agar masyarakat lebih
memahami, mengerti mengenai kontrasepsi MOW sehingga masyarakat mempunyai
sikap yang lebih baik lagi dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepi.

Kata kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Sikap wanita, Pemilihan MOW, Alat


kontrasepsi.
Kepustakaan : 9 buku, 4 website.
Jumlah Halaman : ix, 53 halaman, 8 tabel, 2 gambar, dan 6 lampiran.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah

visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga

Berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang

sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan

kedepan, bertanggungjawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa. Dalam paradigma baru program KB ini menekankan pentingnya upaya

menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan

kualitas keluarga. (Saifuddin, 2006:vii)


Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama

diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Banyak perempuan mengalami

kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena

terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang
persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai factor harus

dipertimbangkan termasuk status kesehatan, efek samping potensial,

konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga

yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkunagan

dan orang tua. (Saifudin, 2006:vii)


Setengah dari jumlah 6,1 milyar penduduk dunia berusia di bawah 25

tahun, dimana lebih dari satu milyar diantaranya penduduk berusia 10-I9 tahun.

Lebih lanjut dalam waktu I5 tahun kedepan, yaitu kurang dari satu generasi

sebanyak 3 milyar penduduk akan mencapai usia reproduksi. Di Indonesia pada

saat ini, jumlah penduduk yang berusia 10-24 tahun mencapai sekitar 63,8 juta

jiwa, atau lebih kurang 29,5 persen dari jumlah penduduk yang ada. Angka

tersebut diperkirakan akan turun menjadi 62,8 juta jiwa atau 22,7 persen dari

seluruh penduduk yang ada pada tahun 2020. (Anonim, 2010).

Aspek kesehatan, pendidikandan persiapan dalam menghadapi dunia

kerja sangat erat kaitannya antara satu dengan yang lain. Kehamilan yang tidak

diinginkan dapat mengganggu kehidupan remaja putri karena akan menghambat

pendidikannya lebih lanjut. Demikian pula terjangkitnya penyakit HIV dalam

hubungan seks yang tidak aman akan merusak masa depan yang sehat dan

produktif dari sang remaja. Di samping itu keputusan yang dibuat oleh kaum

muda mengenai waktu dan jumlah anak yang diinginkan akan berpengaruh

terhadap kesejahteraan dan kesehatan individu dan pertumbuhan penduduk

dalam jangka waktu yang panjang. (Anonim, 2010).

Dari hasil data yang penulis peroleh dari laporan hasil pelaksanaan

program KB Nasional Kota Pekalongan per Januari 2010 didapatkan hasil


partisipasi masyarakat dalam pemakaian alat kontrasepsi pada 4 kecamatan

pekalongan didapatkan hasil peserta KB non hormonal MOW tertinggi ada di

kecamatan pekalongan utara dengan jumlah peserta 291 dari jumlah PUS

11.731. Sedangkan terendah ada di kecamatan pekalongan timur dengan jumlah

221 peserta dari jumlah PUS 9578.

Sedangkan dari hasil data yang penulis peroleh dari tim PLKB per juni

2010, di kecamatan pekalongan utara peserta KB MOW tertinggi ada di desa

kandang panjang, yaitu sebanyak 111 peserta dari jumlah PUS sebanyak 1952,

di mana desa tersebut termasuk ke dalam wilayah kerja puskesmas kusuma

bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keikutsertaan wanita dari pus di

desa kandang panjang terhadap pemilihan mow sebagai alat kontrasepsi

sangatlah tinggi, walaupun pendidikan di kelurahan tersebut tergolong masih

rendah. Namun, karena tingkat keingin tahuannya tinggi untuk memperoleh

berbagai informasi yang ada manjadikan wanita di kelurahan kandang panjang

memiliki pengetahuan yang baik.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti adakah

hubungan antyara tingkat pendidikan dan pengetahuan wanita dari PUS

mengenai MOW dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat

kontrasepsi di Kelurahan Kandang Panjang tahun 2010.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut “apakah ada hubungan tingkat pendidikan dan


pengetahuan wanita PUS mengenai MOW dengan sikap wanita dalam pemilihan

MOW sebagai alat kontrasepsi di Kelurahan Kandang Panjang tahun 2010”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat

pendidikan dan pengetahuan wanita dari PUS mengenai MOW dengan sikap

wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi.


2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita dari pasangan usia subur

mengenai MOW dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat

kontrasepsi di Kelurahan Kandang Panjang tahun 2010.

b. Untuk mengetahui gambaran pendidikan wanita dari PUS mengenai MOW

dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi di

Kelurahan Kandang Panjang tahun 2010.

c. Untuk mengetahui gambaran sikap wanita dari PUS mengenai MOW

dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi di Kelurahan Kandang

Panjang tahun 2010.

d. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan wanita dari PUS

mengenai MOW dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat

kontrasepsi di Kelurahan Kandang Panjang.

e. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan wanita dari PUS

mengenai MOW dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat

kontrasepsi di Kelurahan Kandang Panjang.


D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan

wanita dari PUS mengenai MOW dengan sikap wanita dalam pemilihan

MOW sebagai alat kontrasepsi. Memperdalam pengetahuan dan wawasan

peneliti tentang MOW.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan atau menambah pengetahuan masyarakat khususnya wanita

dari pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi MOW.

3. Bagi institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan wacana dalam

meningkatkan wawasan mahasiswa STIKES Muhamadiyah Pekajangan

Pekalongan.

4. Bagi Tenaga Kesehatan/ Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi tenaga

kesehatan tentang MOW sehingga dapat memberikan informasi kepada

wanita terutama wanita dari PUS dengan paritas lebih dari sama dengan

tiga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Perilaku


1. Konsep Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisasi yang

bersangkutan. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas

dari manusia itu sendiri. Oleh karena itu perilaku manusia mempunyai

bentangan yang sangat luas, yaitu mencakup berjalan, berbicara, beraksi,

berperan, dan lain sebagainya. (Notoatmodjo, 2003:118).


Menurut Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2003 : 96) perilaku

dipenghuni oleh tiga faktor utama yaitu :


a. Faktor presdisposisi (Presdisposing Factors)
1) Pendidikan
Pendidikan dasar adalah suatu proses belajar yang berarti di

dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan

atau perubahana kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih

matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat

(Notoatmodjo, 2003 : 97).

2) Jenjang pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang

akan dicapai dan kemampuan yang akan dikembangkan.. Jalur

pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan

informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya jalur

pendidikan formal. Jalur pendidikan formal terdiri atas


pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi

(UU SPN 2003, h.11).

(1) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang

melandasi jenjang pendidikan menengah, pendidikan dasar

berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

atau bentuk lainnya yang sederajat serta Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk

lain yang sederajat (UU SPN 2003, h.12).

(2) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan

dasar. Pendidikan ini terdiri atas pendidikan menengah umum

dan pendidikan menengah khusus, pendidiksn menengah

berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau

bentuk lain yang sederajat (UU SPN 2003, h.12).

(3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah dan mencakup program pendidikan

diploma, sarjana, magister, spesialis dan dokter yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi bisa

berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institusi atau

universitas (UU SPN 2003, h.12).


Gambar 2.1 Skema kerangka teori faktopr-faktor yang mempengaruhi perilaku

menurut Green dalam Notoatmodjo (2003 : 13 – 15).

3) Pengetahuan
a) Pengertian
Pengatahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek

tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan sesorang (Notoatmodjo,

2003 : 128). Pengetahuan yang mencakup dalam domain

kognitif menurut Notoatmodjo (2003 : 129) mempunyai 6

tingkatan.
(1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

dipelajari sebelumnya.
(2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui,

dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.
(3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

kondisi riil (sebenarnya).

(4) Analisis (Analysis)


Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen

yang masih berkaitan.


(5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan meletakkan

dan menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk

keseluruhan.
(6) Evaluasi (Evaluasi)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek.


b) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut soekanto (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu :
(1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan

pengetahuan agar terjadi perubahan perilaku positif yang

meningkat. Semakin tingi tingkat pendidikan akan

mengakibatkan kesadaran dasar akan pentingnya ilmu


pengetahuan. Hal ini dapat memacu seseorang untuk

bersifat aktif dalam meningkatkan pengetahuan.


(2) Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih

banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas,

melalui media elektronika maupun media massa.


(3) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan

kepercayaan.
(4) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

Contoh seseorang yang pernah bekerja diinstansi

kesehatan,walaupun belum pernah menyelesaikan

pendidikan kesehatan akan mempunyai pengetahuan

kesehatan pendidikan kesehatan akan mempunyai

pengetahuan kesehatan pendidikan kesehatan akan

mempunyai pengetahuan kesehatan yang lebioh

dibanding dengan orang yang mempunyai latar belakang

pendidikan yang sama.

(5) Sosial ekonomi


Tingkat kemampuan seseorang yang memenuhi

kebutuhan hidup semakin tinggi sosial ekonomi akan

mendapat tingkat pengetahuan dengan semakin luasnya

mendapatkan informasi.
4) Sikap
a) Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. New Comb,

salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap

itu merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak

dan bukan merupakan kesiapabn atau ketersediaan untuk

bertindak dan bukan merupakan kesiapan atau ketersediaan

untuk bertindak dan bukan merupakan suatu tindakan atau

aktivitas, akan tetapi merupakan presdroposisi tindakan /

perilaku (Notoatmodjo, 2003 : 131).

Allport (1954, dalam Notoatmodjo, 2003 : 131) menjelaskan

bahwa sikap mempunyai 3 kompoinen pokok yaitu :

(1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap

suatu obyek.

(2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu

obyek.

(3) Kecende

rungan

untuk

bertindak

(tend to

behare)

b) Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2003 : 130-132)


(1) Menerima (receiving) dimana subjek memberikan

jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan.

(2) Merespon (responding) dimana subjek memberikan

jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan.

(3) Menghargai (valuing) dimana subjek mengajak orang

lain untuak mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah.

(4) Bertanggungjawab (responsibleA) dimana subyek

bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resiko atas segala sesuatu yang

telah dipilihnya segala resiko

B. Pasangan Usia Subur


Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang pada saat ini

hidup bersama, baik bertempat tinggal dalam satu rumah atau tidak, dimana

umur istri 15 sampai 44 tahun. Batasan ini tidak berbeda dengan perhitungan

fertilisasi yang menggunakan batasan 15-49 tahun, tetapi dalam kegiatan

keluarga berencana mereka yang berada pada usia 45-49 tahun bukan

merupakan sasaran keluarga berencana lagi. Hal ini dilatarbelakangi oleh

pemikiran bahwa pada kelompok umur 45 – 49 tahun kemungkinan untuk

melahirkan sangat kecil (FKUI, 2000 : 162 ).


Pasangan usia subur reaiko tinggi adalah pasangan usia subur dimana

umur istri >35 tahun <18 tahun, grafida lebih dari 5 jarak kelahiran < 2
tahun, lila <23,5 cm, Hb < 10 mg %, tinggi badan <140 cm,mempunyai

penyakit kronis dan penyakit menurun yang bisa membahayakan jiwa ibu

(DKK Kota Pekalongan : 2009).


Menurut Hanafi ( 2003 : 30 ), macam – macam usia subur menurut

fase-fasenya untuk mencapai sasaran pelayanan kontrasepsi antara lain :


1. Fase menunda atau mencegah kehamilan untuk pasangan usia subur

dengan istri usia kurang dari 20 tahun .


2. Fase menjarangkan kehamilan untuk periode usia istri antara 20 -30 atau

35 tahun .
3. Fese mengakhiri kehamilan atau kesuburan untuk periode usia istri

diatas 30 tahun, terutama di atas 35 tahun.

C. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah uapaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara dapat pula bersifat

permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang

mempengaruhi fertilitas. (Wiknjosastro, Hanifa, 2006:905). Kontrasepsi

yang bersifat permanen pada wanita dinamakan tubektomi dan pada pria

dinamakan vasektomi. (Wiknjosastro, Hanifa, 2005:534).


Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau

melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang

matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari

kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan

sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma

tersebut. (www.bkkbn.co.id).
2. Daya Guna Kontrasepsi
Efektivitas (daya guna) kontrasepsi terdiri atas daya guna teoritis

atau fisiologik (theoretical effectiviness), daya guna pemakaian (use

effectiviness), dan daya guna demografik (demographic effectiviness).

Daya guna teoritis merupakan kemampuan suatu cara kontrasepsi bila

dipakai dengan tepat, sesuai dengan instruksi dan tanpa kelalaian. Daya

guna pemakaian adalah perlindungan terhadap konsepsi yang ternyata

pada keadaan sehari-hari yang dipengaruhi oleh factor-faktor ketidak

hati-hatian, tidak taat asas, motivasi, keadaan social ekonomi budaya,

pendidikan, dan lain-lain. Daya guna demografik menunjukkan beberapa

banyak kontrasepsi diperlukan untuk mencegah suatu kelahiran.

(Wiknjosastro, Hanifa, 2006:906).


Tingkat efektifitas dari kontrasepsi tergantung dari usia, frekuensi

melakukan hubungan seksual dan terutama apakah menggunakan

kontrasepsi tersebut secara benar, banyak metode kontrasepsi yang

memberikan tingkat efektivitas hingga 99 persen jika digunakan secara

tepat. Jenis kontrasepsi yang ada saat ini adalah kondom (pria atau

wanita), pil (baik yang kombinasi atau hanya progestogen saja),

implant/susuk, suntik, patch/koyo kontrasepsi, diafragma dan cap, IUD

dan IUS, serta vasektomi dan tubektomi. (www.bkkbn.co.id).


3. Syarat-syarat Kontrasepsi
Menurut Hanifa Wiknjosastro (2005:534), kontrasepsi yang ideal

harus memenuhi syarat sebagai berikut:


a. Dapat dipercaya,
b. Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan,
c. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan,
d. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan coitus,
e. Tidak memerlukan motivasi terus-menerus,
f. Mudah pelaksanaannya,
g. Terjangkau,
h. Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.
4. Macam-macam metode Kontrasepsi
Menurut Hanafi Hartanto dalam bukunya Keluarga Berencana dan

Kontrasepsi (2004:42), macam-macam metode kontrasepsi antara lain:


a. Metode sederhana
1) Tanpa alat
a) KB alamiah: metode kalender, metode suhu badan basal,

metode lendir serviks, metode simpto-termal.


b) Coitus interruptus
2) Dengan alat
a) Mekanis (Barrier)
1. Kondom pria
2. Barier Intra-vaginal
a. Diafragma
b. Kap serviks
c. Spons
a. Kimiawi
1. Spermisid
a. Vaginal cream
b. Vaginal foam
c. Vaginal jelly
d. Vaginal suppositoria
e. Vaginal tablet
f. Vaginal soluble film.
b. Metode modern
1. Kontrasepsi hormonal:
a. Pil oral kombinasi
b. Mini pil
c. Morning after pill
d. KB suntik
e. Implant
2. Kontrasepsi dalam rahim (IUD, AKDR)
3. Kontrasepsi mantap
a. MOW pada wanita
b. MOP pada pria

D. MOW
1. Pengertian MOW
Tubektomi atau biasa disebut dengan MOW adalah tindakan yang

dilakukan pada kedua tuba fallopii wanita, yang menyebabkan yang

bersangkutan tidak dapat hamil lagi. Keuntungan dari tubektomi adalah


motivasi hanya dilakukan satu kali saja, sehingga tidak dilakukan

motivasi yang berulang-ulang, efektivitas hamper 100%, tidak

mempengaruhi libido, kegagalan dari pihak pasien tidak ada.

(Wiknjosastro, hanifa, 2005:564).


Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan

fertilitas seorang perempuan. (Saifuddin, MK-81)


Seminar kuldoskopi Indonesia pertama di Jakarta (18-19

Desember 1972), mengambil kesimpulan syarat MOW antara lain:


a. Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup.
b. Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup.
c. Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup.
Pada konferensi khusus perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela

Indonesia di Medan (3-5 Juni 1976), dianjurkan pada umur antara 25-40,

dengan jumlah anak sebagai berikut:


a. Umur antara 25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih.
b. Umur antara 30-35 tahun dengan 2 anak atau lebih.
c. Umur antara 35-40 tahun dengan 1 anak atau lebih.
Umur suami hendaknya sekurang-kurangnya 30 tahun, kecuali

jumlah anak telah melebihi jumlah yang diinginkan oleh pasangan itu.
2. Mekanisme kerja MOW
Dengan mengoklusi tuba fallopii (mengikat dan memotong atau

memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

3. Jenis MOW
a. Minilaparotomi
b. Laparoskopi
4. Manfaat MOW
a. Kontrasepsi
1. Sangat efektif
2. Tidak mempengaruhi proses menyusui
3. Tidak bergantung pada factor senggama
4. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan

yang serius
5. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan anestesi local
6. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
7. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
b. Non kontrasepsi
Berkurangnya resiko kanker ovarium.
5. Keterbatasan MOW
a. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini.
b. Klien dapat menyesal dikemudian hari.
c. Risiko komplikasi kecil.
d. Rasa sakit atau ketidanyamanan dalam jangka pendek setelah

tindakan.
e. Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dokter spesialis ginekologi atau

dokter spesialis bedah untuk proses laparoskopi).


f. Tidak melindungi diri dari IMS.
6. Yang boleh menjalani MOW menurut saifuddin (MK-82)
a. Usia lebih dari 26 tahun.
b. Paritas lebih dari 2.
c. Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan

kehendaknya.
d. Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
e. Pasca persalinan.
f. Pasca keguguran.
g. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.
7. Yang sebaiknya tidak menjalani MOW
a. Hamil atau diduga hamil.
b. Perdarahan baginal yang belum jelas penyebabnya.
c. Infeksi sistemik atau pelvic yang akut.
d. Tidak boleh menjalani pembedahan.
e. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan.
f. Belum memberikan persetujuan tertulis.
8. Waktu sebaiknya dilakukannya MOW
a. Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara

rasional klien tersebut tidak hamil.


b. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase poliferasi).
c. Pasca persalinan
1. Minilap: di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12

minggu.
2. Laparoskopi: tidak tepat untuk klien-klien pasca persalinan.
d. Pasca keguguran
1. Triwulan pertama: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti

infeksi pelvic ( minilap atau laparoskopi).


2. Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti

infeksi pelvic (minilap saja).


9. Teknik MOW
Teknik MOW ada dua, yaitu minilaparatomi dan laparoskopi.

Minilaparatomi merupakan suatu insisi atau sayatan kecil sekitar 3cm

pada daerah bawah perut (suprapubik) maupun sub umbilical (pada

lingkar perut bawah). Sedangkan teknik laparoskopi dapat dilakukan

pada 6-8 minggu pasca persalinan atau setelah abortus.


10. Komplikasi MOW
Komplikasi MOW antara lain perdarahan dari dinding perut atau

mesosalping, cedera dalam rongga perut (perforasi rahim, usus tersayat,

kandung kemih tersayat), infeksi luka atau jaringan panggul.

11. Penanganan atas komplikasi yang mungkin terjadi

komplikasi penanaganan
Infeksi luka Apabila terlihat infeksi luka, obati

dengan antibiotic. Bila terdapat abses,

lakukan drainase dan obati seperti

yang terindikasi.
Demam pasca operasi Obati infeksi berdasarkan apa yang
(>38’c)
ditemukan.
Luka pada kandung Mengacu ketingkat asuhan yang tepat.
kemih, intestinal (jarang
terjadi) Apabila kandung kemih atau usus luka

dan diketahui sewaktu operasi,

lakukan reparasi primer, apabila

ditemukan pasca operasi, dirujuk ke

rumah sakit.
hematoma Gunakan packs yang hangat dan
lembab pada tempat tersebut.
Emboli gas yang Resusitasi intensif termasuk cairan
dilakukan oleh laparos
kopi intravena, resusitasi kardio pulmonary,

dan tindakan lainnya.


Rasa sakit pada lokasi Pastikan adanya infeksi atau abses dan
penbedahan
obati berdasarkan yang ditemukan.
Perdarahan superficial Mengontrol perdarahan dan obati
(tepi-tepi kulit atau
subkutan) berdasarkan apa yang ditemukan.
12. Kegagalan MOW
MOW sangat efektif tetapi kemungkunan terjadinya kehamilan

tetap ada, baik dalam rahim maupun diluar rahim, sehingga petugas

klinik terdekat harus mengetahui gejala-gejala dari kehamilan tersebut,

baik yang di dalam rahim maupun yang diluar rahim.


BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang

dilakukan. (Notoatmodjo, 2002 : 69)

Pada penelitian ini terdiri dari dua variable yang akan dijabarkan dalam

kerangka kerja penelitian yaitu variable tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan

wanita dari PUS dengan paritas lebih dari 3 tentang MOW sebagai variable

independent (variable bebas) dan pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi sebagai

variable dependen (variable terikat)

Variable independent Variabel dependen

Pendidikan

Sikap dalam pemilihan MOW


pengetahuan sebagai alat kontrasepsi
Skema 3.1 bagan kerangka konsep penelitian hubungan tingkat pendidikan dan
tingkat pengetahuan wanita dari PUS dengan paritas lebih dari 3 tentang
MOW dengan pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi (Notoatmodjo,
2003 : 13)

B. Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara dari suatu penelitian. Hipotesis ditarik dari

serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti. Dari fakta

dirumuskan hubungan antara satu dengan yang lain dan membentuk suatu konsep

yang merupakan abstraksi dari hubungan antara berbagai fakta. Hipotesa sangat

penting bagi suatu penelitian karena dengan hipotesis ini maka penelitian diarahkan.

Hipotesa dapat membimbing (mengarahkan) dalam pengumpulan data

(Notoatmodjo, 2005 : 72)

Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis alternative (Ha) : ada hubungan antara tingakat pendidikan dan tingkat

pengetahuan wanita dari PUS dengan paritas lebih dari 3 tentang MOW dengan

pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi.

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variable Definisi Alat dan Cara Hasil ukur Skala

Operasional Ukur ukur


1. pendidikan Jenjang Dengan 5 kategori, Ordinal

pendidikan kuesioner yaitu:

formal terakhir dengan 1. Tidak tamat


yang pemilihan SD, kode: 1

diselesaikan oleh jawaban yaitu: 2. Tamat SD,

wanita PUS di 1. Tidak tamat kode: 2

kelurahan SD 3. Tamat

kandang panjang 2. Tamat SD SMP/MTs,

tahun 2010. 3. Tamat kode: 3

SMP/MTs 4. Tamat SMA/

4. Tamat SMA/ SMK/MAN,

SMK/MAN kode: 4

5. Akademi/PT 5. Akademi/PT,

kode: 5

2. pengetahuan Kemampuan Dengan Pembagian

wanita dari PUS menggunakan kategori

untuk menjawab kuesioner pengetahuan

pertanyaan pertanyaan menggunakan

dengan benar jawaban prosetase

tentang MOW kuesioner diberi menjadi 3

meliputi skor dalam kategori yaitu :

pengertian bentuk angka 1. Pengetahuan

MOW, cara kerja untuk baik jika

MOW, jenis pertanyaan skor total 76

MOW, manfaat positif jika – 100 %

MOW secara jawaban dengan kode


kontrasepsi dan salah = 0 3

non kontrasepsi, Benar = 1 2. Pengetahuan

keterbatasan cukup jika

MOW, yang skor total 56

boleh menjalani – 75 %

MOW, yang dengan kode

tidak boleh 2

menjalani 3. Pengetahuan

MOW, waktu kurang jika

sebaiknya skor total <

dilakukan 56 %

MOW, teknik dengan kode

MOW, 1

komplikasi

MOW,

kegagalan

MOW.
3. Sikap dalam Suatu reaksi atau Dengan Ketentuan Skala

pemilihan respon wanita menggunakan jawaban diberi ordinal

MOW. dari PUS kuesioner. kode 0 jika

memilih MOW pertanyaan sikap ibu tidak

sebagai alat kemudian dicari memilih alat

kontrasepsi mean/ median kontrasepsi

sebagai cut of MOW, dan


point. diberi kode 1

Yaitu untuk jika sikap ibu

distribusi hasil memilih alat

tidak normal: kontrasepsi

1. Sikap baik ≥ MOW.

11.

2. Sikap kurang

< 11.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat diskriptif korelatif untuk melihat hubungan antara

gejala satu dengan gejala yang lain, atau variabel yang satu dengan variabel yang

lain. (Notoatmojo, 2005 : 142). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan wanita dari PUS dengan

mengenai MOW dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat

kontrasepsi.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross

sectional. Pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel

yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi

sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi.

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2005 : 79). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita

dari PUS dengan yang tinggal di Kelurahan Kandang panjang debgan jumlah

PUS sebanyak 2004 PUS.


2. Sampel

Sampel adalah sebagian obyek yang diambil dari keseluruhan obyek

yang diteliti dan dianggap mewakili semua populasi (Notoatmodjo, 2005 : 79).

Untuk penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan sistem random

sampling jenis cluster sampling. Sistem random sampling jenis cluster sampling

adalah pengambilan sampel secara acak dan sampel bukan terdiri dari unit

individu namun terdiri dari kelompok atau gugusan (Notoatmodjo, 2005).

Dari jumlah populasi sebanyak 2004 PUS yang berasal dari 11 RW,

kemudian peneliti mengcluster berdasarkan RW dan diambil 20% dari jumlah

keseluruhan, didapatkan hasil 2 RW yaitu RW4 dengan jumlah PUS sebanyak

184 dan RW9 dengan jumlah PUS sebanyak 138. Setelah peneliti

mengkategorikan syarat sebagai responden berdasarkan criteria inklusi, dari

jumlah keseluruhan RW yang menjadi sampel didapatkan hasil sebanyak 200

PUS yang memenuhi syarat sebagai responden.

Pengambilan sampel pada penelitian berdasarkan pada :

a. Kriteria Inklusi

Kriterian inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target yang akan diteliti :

1) Wanita PUS yang mempunyai 3 anak hidup yang bersedia menjadi

responden dan ikut terlibat dalam penelitian.

2) Wanita PUS yang mempunyai 3 anak hidup yang bisa membaca dan

menulis.

3) Berada di tempat penelitian selama penelitian berlangsung.


4) Sehat fisik dan psikologi.

5) Usia lebih dari 26 tahun.

6) Paritas lebih dari 2.

7) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan

kehendaknya.

8) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.

9) Pasca persalinan.

10) Pasca keguguran.

11) Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memilih kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,

2007:97).

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Wanita PUS yang sudah memakai MOW sebagai alat kontrasepsi.

2) Hamil atau di duga hamil.

3) Perdarahan vaginal yang belum jelas penyebabnya.

4) Infeksi sistemik atau pelvic yang akut.

5) Tidak boleh menjalani pembedahan.

6) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan.

7) Belum memberikan persetujuan tertulis.

Dari 322 responden, ada 99 responden yang mempunyai anak kurang

dari 3, 10 responden yang sudah memakai MOW sebagai alat kontrasepsi, dan
13 responden yang belum memberikan persetujuan tertulis untuk menjadi

responden. Sehingga didapatkan hasil sebanyak 200 PUS yang memenuhi

nsyarat sebagai responden.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Kandang Panjang Pekalongan

2. Waktu penelitian

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

No. Kegiatan Waktu


1. Tahap Penyusunan Proposal 24April - 3 Mei 2010
2. Uji Proposal 10 Mei 2010
3. Tahap pelaksanaan 3 -10 Agustus 2010
4. Tahap pengolahan dan analisa data 11-15 Agustus 2010
5. Tahap pembuatan laporan 16-23 Agustus 2010

D. Etika Penelitian

Prinsip etika penelitian menurut teori Nursalam (2003 : 118 – 119) adalah

sebagai berikut :

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

obyek.

b. Bebas dari eksploitasi


Partisipasi obyek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang

tidak menguntungkan. Obyek harus diyakinkan bahwa partipasinyua dalam

penelitian atau informasi yang diberikan tidak akan dipergunakan dalam

hal-hal yang bisa merugikan obyek dalam bentuk apapun.

c. Rasiko

Peneliti harus secara hati-hati mempertimbankan resiko dan keuntungan

yang akan berakibat kepada subyek pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self-ditermination)

Obyek harus diperlukan secara manusiawi obyek mempunyai hak

merumuskan apakah mereka berada menjadi responden ataupun tidak tanpa

adanya sanksi apapun.

b. Hal untuk mendapatkan janimann dari perlakuan yang diberikan (right to

full disclosure). Seorang peneliti harus memberikan penjelasansecara rinci

serta bertanggungjawab jika ada sesuatu yang terjadi pada obyek.

c. Informasi consent

Obyek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi atau menolak menjadi responden.

3. Prinsip keadilan

a. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil


Obyek harus diperlakukan secara adil sebelum, selama, dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminan apabila ternyata

mereka tidak berada atau dropped out sebagai responden

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Obyek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan. Untuk itu, perlu adanya anonymity (tanpa nama) dan

confidentiality (rahasia).

E. Alat Dan Metode Pengumpulan Data

1. Alat

Di dalam pengumpulan data selalu diperlukan suatu alat yang disebut

”instrumen pengumpulan data”. Alat pengumpulan data tersebut biasanya

disebut dengan ”kuesioner” yang biasanya dipakai dalam wawancara dan

angket. Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun

dengan baik, sudah matang, di mana responden tinggal memberikan jawaban

atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu.

Pentingnya kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah untuk

memperoleh suatu data yang sesuai dengan tujuan penelitian tersebut. Oleh

karena itu kuesioner harus mempunyai persyaratan, antara lain: relevan dengan

tujuan penelitian, mudah ditanyakan, mudah dijawab, data yang diperoleh

mudah diolah. (Notoatmodjo, 2005 : 116).

Peneliti memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden

dengan tujuan untuk mencari hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat
pengetahuan wanita dari PUS dengan paritas lebih dari tiga tentang MOW

dengan pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi. Bentuk pertanyaan pada

kuesioner penelitian ini yaitu pertanyaan tertututp (close ended) dan jawaban

kuesioner telah disediakan dalam bentuk variasi Dichotomous Choice. Bentuk

pertanyaan variasi dichotomous choice adalah pertanyaan yang hanya

menyediakan dua jawaban atau alternatif, dan responden hanya memilih satu

diantaranya (Notoatmodjo, 2005).

2. Metode Pengumpulan data

Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan angket. Angket

adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu

masalah yang umumnya menyangkut banyak kepentingan umum. Angket

dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-

formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek. Mengingat bahwa

responden sendiri yang harus mengisi kuesioner, maka angket tidak dapat

dilakukan untuk responden yang buta huruf. (Notoatmodjo, 2005:112)

F. Metode Pengolahan Data dan Analisis data

1. Pengolahan data

Data yang diperoleh langsung dari hasil penelitian belum siap untuk

disajikan. Data dari hasil penelitian dari segi jenisnya dibedakan menjadi dua:

a. Data kualitatif, yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik

atau sifat variabel. Data kualitatif tidak berhubungan dengan angka-angka.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang berhubungan dengan angka-angka, baik yang

diperoleh dengan pengukuran.


Sesuai dengan sifat data tersebut, maka teknik pengolahan data dapat

dibedakan menjadi:

1) Teknik Non-statistik, yakni teknik pengolahan data dengan tidak

menggunakan analisis statistik, melainkan dengan analisis kualitatif

2) Teknik Statistik, yakni teknik pengolahan data dengan menggunakan

analisis statistik. Biasanya analisis ini dilakukan untuk pengolahan data

kuantitatif. (Notoatmodjo, 2005:185)

2. Analisis Data

Dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu.

Analisis data dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a) Analisis univariate yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi

dan presentasi dari tiap variabel.

b) Analisis bevariate yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan.

c) Analisi ultivariate yang dilakukan terhadap lebih dari dua variabel. Biasanya

berhubungan antara satu variabel terikat (dependent variable) dengan

beberapa variabel bebas (independent variable). (Notoatmodjo, 2005:188)

G. Prosedur Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah pengisian kuesioner

sendiri oleh responden. Adapun prosedur pengumpulan data pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Setelah mendapat ijin dari Kepala Desa Kelurahan Kandang Panjang peneliti

langsung mendatangi responden.

2. Pendekatan kepada responden untuk memberikan penjelasan tentang

penelitian, bila bersedia menjadi responden maka dipersilahkan

menandatangani lembar persetujuan.

3. Responden diberi penjelasan tentang cara mengisi kuesioner dan dipersilahkan

untuk mengajukan pertanyaan apabila ada hal yang belum dipahami.

4. Mengumpulkan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada

responden.

5. Selama pengisian kuesioner peneliti menunggu responden sampai selesai

mengisi kuesioner.

6. Setelah semua pertanyaan dalam kuesioner telah selesai dijawab oleh

responden, kuesioner dikembalikan lagi kepada peneliti dan peneliti harus

mengecek ulang kelengkapan jawaban sebelum meninggalkan responden.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Dari uji validitas yang dilakukan terhadap responden dengan jumlah sampel N =

20 responden. Didapat derajat kebebasan (df) = 18, dengan taraf signifikan 5 %,

maka diperolah r tabel = 0,444, jika r hasil > r tabel maka pertanyaan tersebut
valid. Kuesioner ini telah diujikan sebanyak 2 kali. Uji coba kuesioner yang

pertama terdapat 11 soal yang r hasil < r tabel yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 10,

13, 16, 18, 19 dan 21, maka pertanyaan tersebut tidak valid. Pertanyaan yang

tidak valid tersebut diganti, kemudian diuji ulang dengan kuesioner yang kedua

dan hasilnya dinyatakan valid karena r hasil > r tabel. Hasil uji validitas kedua

menunjukkan bahwa r hasil paling rendah terdapat pada pertanyaan nomor 18

yaitu 0,465 dan r hasil paling tinggi terdapat pada pertanyaan nomor 2, 3, 4, 8, 9

dan 16 yaitu 0,895. Dari hasil uji validitas kedua tersebut, peneliti menggunakan

18 soal yang ada di kuesioner untuk digunakan dalam penelitian.

2. Reliabilitas

Setelah pertanyaan valid, analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Untuk

mengetahui secara nyata, adalah membandingkan nilai r tabel dengan r hasil.

Dalam uji reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana semua alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reabilitas berdasarkan nilai

alpha cronbrach yang diperoleh dalam uji tersebut. Bila nilai r alpha > r tabel

maka pertanyaan dikatakan reliabel. Dari uji reabilitas kedua diperoleh r alpha

atau r hasil 0,960. Berarti r alpha > r tabel, maka 18 pertanyaan yang diajukan

adalah realiabel.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian untuk mengetahui hubungan pendidikan dan pengetahuan wanita dari

pus mengenai MOW dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat

kontrasepsi telah dilakukan pada tanggal 3-10 agustus 2010 terhadap 200 wanita pus

yang mempunyai 3 anak hidup atau lebih di kelurahan kandang panjang, dengan di

bantu oleh ketua RT. Hasil penelitian akan diuraikan berdasarkan analisa univariat dan

bivariat sebagai berikut.

A. Hasil Penelitian
1. Analisa univariat
a. Gambaran pendidikan
Table 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan
mengenai MOW pada wanita pus di kelurahan
kandang panjangtahun 2010.

Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)


Tidak tamat SD 10 5,0
Tamat SD 61 30,5
Tamat SMP/MTs 86 43,0
Tamat SMA/SMK/MAN 42 21,0
Akademi/PT 1 0,5
Total 200 100,0

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui dari 200 wanita PUS, 10 orang

(5,0%) tidak tamat SD, 61 orang (30,5%) tamat SD, 86 orang (43,0%)

tamat SMP/MTs, 42 orang (21,0%) tamat SMA, dan 1 orang (0,5%)

berpendidikan akademi/PT. Hal ini menunjukkan kurang dari separuh

responden memiliki pendidikan SMP/MTs yaitu sebanyak 86 orang.


b. Gambaran pengetahuan mengenai MOW.
Table 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan
mengenai MOW pada wanita pus di kelurahan
kandang panjangtahun 2010.
No Pengetahuan Frekuensi Prosentasi
Wanita pus Mengenai MOW (%)

1. Baik 167 83,5


2. Cukup 14 7,0
3. Kurang 19 9,5

Total 200 100,00

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui dari 200 wanita pus,167 orang

(83,5%) berpengetahuan baik, 14 orang (7%) berpengetahuan cukup, dan

19 orang (9,5%) berpengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan hamper

seluruh responden memiliki pendidikan dan pengetahuan baik mengenai

MOW meliputi pengertian, cara kerja, manfaat, keterbatasan, indikasi,

kontra indikasi, waktu pelaksanaan, teknik MOW, komplikasi, dan

penanganan.

c. Gambaran frekuensi sikap dalam pemilihan MOW sebagai alat

kontrasepsi.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap wanita
dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi di
kelurahan kandang panjang tahun 2010.

No sikap wanita dalam pemilihan Frekuensi Prosentase


MOW sebagai alat kontrasepsi (%)

1 Setuju 114 57,00


2 Tidak Setuju 86 43,00

Total 200 100,00


Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 200 responden sebanyak

114 orang (57%) mempunyai sikap setuju dan 86 orang (43%)

mempunyai sikap tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari

separoh responden mempunyai sikap setuju terhadap pemilihan MOW

sebagai alat kontrasepsi.


Tabel 5.4 Analisa distribusi variabel sikap responden dalam
pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi.

Variabel Mean Median Modus Min-Max Sd Sig

Sikap 8,98 11,00 12 0-12 3,776 0,000

Sumber: data primer diolah

Hasil penelitian sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat

kontrasepsi diketahui nilai terendah 0 dan nilai tertinggi 12. Penelitian ini

menggunakan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov. Uji Kolmogrov-

Smirnov diperoleh nilai signifikansi. Criteria signifikansi < 0,05 maka

distribusi data tidak normal dengan menggunakan median, dan apabila

nilai sig > 0,05 maka distribusi data normal menggunakan mean

(Hastono, 2001:66). Berdasarkan uji normalitas kolmogrov-Smirnov

diperoleh nilai sig 0,000 < 0,05 berarti data distribusi tidak normal

menggunakan median 11, sehingga nilai cut of point untuk membagi

kategori sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi

menjadi kategori sikap setuju (>11) dan tidak setuju (<11).


2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dalam penelitian ini menganalisa hubungan pendidikan

dan pengetahuan wanita dari pus mengenai MOW dengan sikap wanita

dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi. Uji statistik yang


digunakan dalam analisa bivariat adalah uji pearson chi square karena pada

penelitian ini menggunakan tabel 3x2. Adapun hasilnya akan diuraikan

berikut ini.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden menurut pendidikan


dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat
kontrasepsi di kelurahan kandang panjang tahun 2010.

Tingkat Pemilihan MOW sebagai alat Total OR ρ


Pendidikan kontrasepsi
wanita PUS
Setuju Tidak Setuju N % value

N % N %

Tidak tamat 91 58,0 66 42,0 157 100,0 0,834(0, 0,725


SD, tamat 423-
SD, tamat 1,643)
SMP
Tamat 23 53,5 20 46,5 43 100,0
SMA,
akademi

Total 114 57,0 86 43,0 200 100,0

Tabel 5.5 menunjukkan analisis hubungan tingkat pendidikan dengan

sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi dan diperoleh

ρ value = 0,725, sehingga ρ > α atau ρ > 0,05, maka Ho gagal ditolak yang

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan

sikap wanita dalam pemilihan MOW.


Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan
wanita mengenai MOW dengan sikap wanita dalam
pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi di
kelurahan kandang panjang tahun 2010.

Pengetahuan Pemilihan MOW sebagai alat Total OR ρ


wanita PUS kontrasepsi
mengenai
MOW Setuju Tidak Setuju N % value

N % N %

Pengetahuan 102 61,1 65 38,9 167 100 0,001


baik
Pengetahun 9 64,3 5 35,7 14 100
cukup
Pengetahuan 3 15,8 16 84,2 19 100
kurang

Total 114 57,0 86 43,0 200 100

Tabel 5.6 menunjukkan analisis hubungan tingkat pengetahuan

dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi dan

diperoleh ρ value = 0,001, sehingga ρ < α atau ρ < 0,05, maka Ho ditolak

yang berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi di

kelurahan kandang panjang tahun 2010.

B. Pembahasan
1. Keterbatasan penelitian
a. Kualitas data
Pengumpulan data yang digunakan dengan pengisian kuesioner,

responden cenderung memberikan informasi yang bersifat terbatas dan

tidak sesuia dengan keadaan sebenarnya.


b. Variabel yang diteliti
Peneliti kurang jelas dalam menjelaskan maksud dari penelitian,

sehingga responden mengira akan ada tindak lanjut dari penelitian ini.
2. Pembahasan hasil penelitian
a. Tingkat Pendidikan Wanita di Kelurahan Kandang panjang

Hasil analisis univariat tingkat pendidikan terhadap 200 wanita

dari PUS di kelurahan Kandang Panjang sebanyak 86 orang (43,0%)

berpendidikan SMP, 61 orang (30,5%) berpendidikan tamat SD, 42 orang

(21%) berpendidikan tamat SMA, 10 orang (5%) tidak tamat SD dan 1

orang (0,5%) berpendidikan akademi. Hal ini menunjukan bahwa kurang

dari separuh wanita berpendidikan SMP. Tingkat pendidikan wanita yang

kurang dari separuh berpendidikan SMP kemungkinan disebabkan

kondisi ekonomi masyarakat di Kelurahan Kandang Panjang yang

sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Koentjoroningrat (1997, dalam

Nursalam 2001, h.133) yang menyatakan bahwa makin tinggi

pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga

makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan

yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurang dari separuh

wanita berpendidikan SMP, hal ini dapat menghambat wanita untuk


memperoleh informasi tentang MOW. Ibu dapat memperoleh informasi

tentang MOW dari bidan atau kader kesehatan, sehingga mempermudah

wanita untuk memutuskan MOW sebagai alat kontrasepsi.

b. Pengetahuan wanita mengenai MOW


Berdasarkan tabel 5.1 diketahui dari 200 wanita pus,167 orang

(83,5%) berpengetahuan baik, 14 orang (7%) berpengetahuan cukup, dan

19 orang (9,5%) berpengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan hampir

seluruh dari responden memiliki pendidikan dan pengetahuan baik

mengenai MOW meliputi pengertian, cara kerja, manfaat, keterbatasan,

indikasi, kontra indikasi, waktu pelaksanaan, teknik MOW, komplikasi,

dan penanganan. Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terjadi melalui proses panca

indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan tahap yang

sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang atau overt behavior.

Pengetahuan akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya menyebabkan

orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya

(Notoatmodjo, 2003:121).
c. Sikap ibu dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi.
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 200 responden

sebanyak 114 orang (57%) mempunyai sikap setuju dan 86 orang (43%)

mempunyai sikap tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari

separoh responden mempunyai sikap setuju terhadap pemilihan MOW

sebagai alat kontrasepsi. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih

tertutup terhadap stimulus atau objek. Sikap yang utuh ditentukan oleh
pengetahuan, keyakinan dan emosi. Selain itu, sikap juga dipengaruhi

oleh pengalaman yang diperoleh responden (Notoatmodjo, 2004:121).


d. Hubungan tingkat pendidikan wanita dengan sikap wanita dalam

pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi di Kelurahan Kandang Panjang

tahun 2010.
Berdasarkan analisis hubungan tingkat pendidikan dengan sikap

wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi dan diperoleh ρ

value = 0,725, sehingga ρ > α atau ρ > 0,05, maka Ho gagal ditolak yang

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan

dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW.

Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan

wanita dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat

kontrasepsi. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi sikap ibu dalam merencanakan pemilihan alat

kontrasepsi. Faktor yang mendukung wanita di Kelurahan Kandang

Panjang sebagian berpendidikan rendah karena letak geografis (tempat

untuk memperoleh ilmu jauh dari tempat tinggal) dan sosial ekonomi.

Pendidikan menuntut manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan, pendidikan

diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Pendapat dari Soekidjo Notoatmodjo (2003, h.97) yang menyatakan

bahwa pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam

pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan


kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada individu,

kelompok atau masyarakat.

Pendapat dari Soekidjo Notoatmodjo tidak sesuai dengan

penjabaran Azwar (2005, h.36) yang menyatakan bahwa ada banyak

faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang antara lain: pengalaman

pribadi, pengaruh orang yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan,

media massa, lembaga pendidikan dan agama, serta pengaruh emosional.

Hal ini yang menjelaskan bahwa tidak ditemukan hubunngan yang

signifikan antara pendidikan wanita dari PUS dengan sikap wanita dalam

pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi.

e. Hubungan pengetahuan wanita dari pus mengenai MOW dengan sikap

wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi di Kelurahan

Kandang Panjang.
Berdasarkan uji pearson chi square di peroleh ρ value sebesar

0,001 < 0,05, sehingga terdapat hubungan antara pendidikan dan

pengetahuan wanita dari pus mengenai MOW dengan sikap wanita dalam

pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi. Sikap merupakan penilaian

seseorang terhadap suatu objek tertentu. Dalam menentukan sikap yang

memegang peranan penting adalah pengetahuan, keyakinan, dan

emosional. Hasil penelitian 167 wanita berpengetahuan baik, 102

mempunyai sikap setuju terhadap pemilihan MOW sebagai alat

kontrasepsi. Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi pendidikan

seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak


pula pengetahuan yang dinilai sehingga mempengaruhi sikap dalam

upaya pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi.

BAB VI

PENUTUP
A. Simpulan

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan judul “Hubungan Tingkat

Pendidikan dan Pengetahuan Wanita dari PUS Mengenai MOW dengan Sikap

Wanita dalam Pemilihan MOW Sebagai Alat Kontrasepsi Di Kelurahan Kandang

Panjang Tahun 2010” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian wanita di Kelurahan Kandang Panjang berpendidikan SMP yaitu

masing-masing sebanyak 6 orang (43,0%).

2. Hampir seluruh responden yaitu 167 (83,5%) dari PUS berpengetahuan baik

mengenai MOW.

3. Lebih dari separuh wanita 114 (57%) dari pus mempunyai sikap setuju dalam

pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi.

4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan wanita PUS

dengan sikap pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi di Kelurahan Kandang

Panjang Tahun 2010 dengan ρ value sebesar 0,729.

5. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan wanita dari PUS mengenai

MOW dengan sikap wanita dalam pemilihan MOW sebagai alat kontrasepsi di

Kelurahan Kandang Panjang Tahun 2010 dengan  value sebesar 0,001.

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan


Bagi tenaga kesehatan hendaknya memberikan pendidikan kesehatan

tentang MOW, melakukan pendekatan yang persuasif dan memotivasi wanita

dari PUS yang sudah mempunyai 3 anak hidup atau lebih untuk memilih MOW

sebagai alat kontrasepsi.

2. Bagi Wanita dari PUS

Wanita dari PUS perlu meningkatkan pengetahuan mengenai MOW

dengan cara lebih banyak membaca tentang MOW dan melakukan konsultasi

dengan tenaga kesehatan untuk memilih MOW sebagai alat kontrasepsi.

3. Bagi Instistusi

Bagi institusi waktu dalam penyampaian materi yang dilakukan pengajar

jangan terlalu singkat sehingga mahasiswa dapat lebih memahami materi yang

disampaikan.

4. Bagi peneliti

Peneliti hendaknya perlu memperdalam lagi pengetahuannya mengenai

MOW.

DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan:
Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta

Nursalam, 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Sagung Seto:

Jakarta

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. YBP-SP:
Jakarta

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. YBP-SP: Jakarta

Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. YBP-SP: Jakarta

Anonim. 2010. 2010 Pertumbuhan Penduduk jadi 1,14 persen. www.bkkbn.go.id

Anonim. 2010. Ber-KB Melalui Metode MOW Terus Disosialisasikan.

www.bkkbn.go.id

Anonim. 2010. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Permasalahannya.

www.dinkes.go.id

Anonim. 2010. Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi. www.dinkes.go.id

KISI-KISI KUESIONER

No Variabel Sub Variabel Jumlah Item Soal


Pernyataan Positif Negatif
1. Pengetahuan a. Pengertian 1
MOW
b. Mekanisme 2 17
Kerja MOW
c. Jenis MOW
d. Manfaat MOW 3,6 4,5
e. Keterbatasan 7,8,18
MOW
f. Yang Boleh 9,10
Menjalankan
MOW
g. Yang Sebaiknya 11,12
Tidak Menjalani
MOW
h. Waktu 13
Sebaiknya
Dilakukannya
MOW
i. Teknik MOW 14
j. Komplikasi 15
MOW
k. Penanganan atas 16
komplikasi yang
terjadi
l. Kegagalan
MOW
2. Sikap a. Motivasi 1,3,4,5,6,7 2,10
,8,9,11,12

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN


WANITA DARI PUS MENGENAI MOW DENGAN
SIKAP WANITA DALAM PEMILIHAN MOW
SEBAGAI ALAT KONTRASEPSI DI
KELURAHAN KANDANG
PANJANG TAHUN
2010

Kepada Yth
Ibu:

Dengan hormat,
Kami mengharapkan kesediaan ibu mengisi daftar kuesioner ini. Daftar pertanyaan ini

bertujuan untuk mengumpulkan data guna mendukung penelitian yang kami lakukan.

Atas kesediaan ibu mengisi kuesioner kami ucapkan banyak terima kasih.

Hormat Kami,

Peneliti

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN


WANITA DARI PUS MENGENAI MOW DENGAN
SIKAP WANITA DALAM PEMILIHAN MOW
SEBAGAI ALAT KONTRASEPSI DI
KELURAHAN KANDANG
PANJANG TAHUN
2010
No. Responden :

Tanggal Pengisian :

I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :

II. TINGKAT PENDIDIKAN


A. Tidak tamat SD
B. Tamat SD
C. Tamat SMP/MTs
D. Tamat SMA/SMK/MAN
E. Akademi/PT

III. PETUNJUK PENGISIAN


Berilah tanda (x) pada jawaban yang dianggap benar.

IV. PENGETAHUAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar.
1. KB steril bersifat….
a. Permanen atau seumur hidup
b. Hanya sementara
c. Kapan saja sesuka ibu
2. Cara kerja dari KB steril adalah….
a. Mempertemukan sperma dan sel telur
b. Memotong saluran sel telur agar sperma tidak bertemu dengan sel

telur
c. Mengentalkan lendir pada mulut rahim
3. Sangat efektif, tidak bergantung pada factor senggama, perlu dilakukan

operasi kecil, merupakan manfaat dari KB.…


a. Steril
b. Spiral
c. Susuk
4. Di bawah ini adalah keuntungan dari KB steril, kecuali….
a. Murah
b. Tidak ada efek samping
c. Ibu masih bisa hamil

5. Di bawah ini macam-macam KB yang bersifat sementara, kecuali….


a. Suntik
b. Steril
c. Spiral
6. Perlu dilakukan tindakan operasi kecil, merupakan salah satu dari….
a. Keterbatasan KB steril
b. Kelebihan KB steril
c. Manfaat KB steril
7. KB steril dikerjakan oleh seorang….
a. Bidan
b. Dokter
c. Perawat
8. Tidak mencegah dari penyakit menular seksual (HIV/AIDS),

merupakan salah satu dari….


a. Keterbatasan/kekurangan KB steril
b. Keuntungan KB steril
c. Manfaat KB steril
9. KB steril biasanya dilakukan pada seorang….
a. Laki-laki
b. Wanita
c. Waria
10. Yang boleh menjalani steril adalah....
a. Sudah merasa cukup untuk mempunyai anak
b. Mempunyai anak 1
c. Umur ibu 22th
11. Yang tidak boleh menjalani steril adalah….
a. Ibu hamil
b. Ibu menyusui
c. Ibu setelah melahirkan
12. Ibu yang masih ragu-ragu untuk menjalani steril sebaiknya….
a. Tidak menjalani steril
b. Tetap menjalani steril
c. Menjalani steril karena ibu ingin mencobanya
13. Waktu yang sebaiknya dilakukan steril pada ibu yang mengalami

keguguran adalah….
a. Dalam waktu 7 hari pada 3 bulan pertama setelah keguguran
b. Dalam waktu 5 hari pada 3 bulan pertama setelah keguguran
c. Kapan saja sesuka ibu
14. Tempat dilakukannya operasi steril adalah pada bagian….
a. Perut bagian bawah
b. Diatas pusar
c. Pada lengan

15. Kemungkinan yang terjadi pada ibu yang memakai KB steril

adalah….
a. keguguran
b. infeksi
c. hamil
16. Apabila ibu mengalami suatu masalah atau hal-hal kecil yang terjadi

setelah menjalani steril, ibu bisa datang ke….


a. Dosen
b. Dokter
c. Dukun
17. Di bawah ini adalah cara kerja dari KB steril, kecuali….
a. Mempertemukan sperma dan sel telur
b. Mengentalkan lendir mulut rahim
c. Memotong saluran sel telur sehingga sperma tidak bisa bertemu

dengan sel telur


18. Di bawah ini adalah yang boleh melakukan operasi steril….
a. Dokter bedah
b. Bidan
c. Guru

V.SIKAP
Keterangan
S : Setuju
TS : Tidak setuju
Petunjuk :
Berilah tanda silang (√) pada jawaban yang menurut anda sesuai !

No. Pernyataan S TS

1. Saya akan memakai steril karena sangat aman,


cepat, hanya memerlukan bius lokal saja dan
biayanya murah.
2. Saya tidak akan memakai steril karena saya takut
No. Pernyataan S TS

dengan operasi.
3. Saya akan memakai steril karena tidak
mengganggu hubungan suami istri.
4. Saya akan memakai steril karena saya sudah
tidak ingin punya anak lagi.
5. Saya akan memakai steril, karena bersifat
permanen atau seumur hidup.
6. Saya akan memakai steril, karena saya merasa
sudah cukup untuk memiliki anak.
7. Saya akan memakai steril karena saya sudah
merasa cukup usia untuk tidak hamil lagi.
8. Dengan memakai steril, saya tidak perlu
memikirkan KB lagi.
9. Dengan steril saya tidak perlu khawatir akan
hamil.
10. Saya tidak akan memakai steril, karena banyak
anak banyak rezeki.
11. Saya akan memakai KB steril, karena bisa
berfungsi seumur hidup.
12. Saya akan memakai KB steril, karena anak saya
sudah banyak.
HASIL PENELITIAN

No.
Res P1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 jumlah % kategori kode Sikap kode Pendidikan Kode
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 89% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
Tamat SMA/
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMK/MAN 4
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 16 89% baik 3 baik 2 Tamat SD 2
4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 83% baik 3 kurang 1 Tamat SD 2
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 Tidak Tamat SD 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 Tamat SD 2
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 Tamat SD 2
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 Tamat SD 2
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 Tamat SD 2
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 89% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 83% baik 3 baik 2 tamat SD 2
tamat
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
tamat
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
16 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 9 50% kurang 1 kurang 1 Tamat SD 2
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0% kurang 1 kurang 1 Tamat SMP/MTs 3
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 Tamat SMP/MTs 3
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SD 2
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SD 2
21 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 89% baik 3 baik 2 tamat SD 2
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SD 2
tamat
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 94% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 83% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
tamat
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
tamat
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 Tamat SD 2
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 kurang 1 Tamat SD 2
tamat
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
33 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 89% baik 3 baik 2 Tamat SD 2
tamat
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 Tamat SD 2
36 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 67% cukup 2 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
37 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 4 22% kurang 1 kurang 1 Tamat SD 2
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 Tamat SMP 2
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 Tamat SD 2
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
41 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 89% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 16 89% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
44 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 83% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 Tamat SD 2
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
51 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 89% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
53 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 83% baik 3 baik 2 Tamat SD 2
54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
56 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 9 50% kurang 1 baik 2 tamat SMP/MTs 3
57 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0% kurang 1 kurang 1 tamat SD 2
58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
61 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 89% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
62 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SD 2
64 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 83% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 Tamat SMP/MTs 3
67 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 Tamat SMP/MTs 3
tamat
68 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
69 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
71 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
72 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
73 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 9 50% kurang 1 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
tamat
74 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
tamat
75 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
76 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 67% cukup 2 baik 2 tamat SMP/MTs 3
77 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 4 22% kurang 1 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
78 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
79 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SD 2
tamat
80 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
tamat
81 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
82 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 89% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
tamat
83 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
tamat
84 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 16 89% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
tamat
85 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 83% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
tamat
86 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
tamat
87 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
tamat
88 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 83% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
89 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
tamat
90 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
tamat
91 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
tamat
92 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 89% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
tamat
93 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
tamat
94 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 89% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
95 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
tamat
96 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
tamat
97 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 9 50% kurang 1 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
98 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0% kurang 1 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
tamat
99 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
100 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
101 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 Tidak Tamat SD 1
102 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
103 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
104 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 kurang 1 Tidak Tamat SD 1
tamat
105 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
106 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 baik 2 tamat SD 2
107 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
108 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
109 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SD 2
tamat
110 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
111 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
tamat
112 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
113 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 Tamat SMP/MTs 3
114 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 kurang 1 tidak tamat SD 1
115 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 Tamat SMP/MTs 3
116 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 baik 2 Tamat SMP/MTs 3
117 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 Tidak Tamat SD 1
118 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SD 2
119 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
120 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
121 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SD 2
122 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SD 2
123 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
124 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
125 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
126 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 Tidak Tamat SD 1
127 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
128 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
129 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
130 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
131 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 Tidak Tamat SD 1
132 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
133 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SD 2
134 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
135 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 baik 2 tamat SD 2
136 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
137 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
138 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
139 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
140 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 tamat SD 2
tamat
141 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
142 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 Tidak Tamat SD 1
143 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
144 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 12 67% cukup 2 baik 2 tamat SMP/MTs 3
145 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 83% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
146 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 14 78% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
147 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 13 72% cukup 2 baik 2 tamat SD 2
148 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 13 72% cukup 2 baik 2 tamat SMP/MTs 3
149 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 14 78% baik 3 baik 2 tamat SD 2
150 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 78% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
tamat
151 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 10 56% kurang 1 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
152 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 12 67% cukup 2 baik 2 tamat SMP/MTs 3
153 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
154 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
155 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
tamat
156 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
157 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 83% baik 3 baik 2 tamat SD 2
158 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
159 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
160 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 baik 2 Tidak Tamat SD 1
161 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 83% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
tamat
162 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 83% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
163 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 83% baik 3 baik 2 Tidak Tamat SD 1
164 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 tamat SD 2
165 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 12 67% cukup 2 baik 2 tamat SMP/MTs 3
166 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 83% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
167 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 14 78% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
168 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 10 56% kurang 1 baik 2 tamat SMP/MTs 3
tamat
169 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 100% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
170 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16 89% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
tamat
171 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 83% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
172 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 83% baik 3 baik 2 tamat SD 2
173 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 baik 2 tamat SD 2
174 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 16 89% baik 3 baik 2 tamat SD 2
175 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 14 78% baik 3 baik 2 tamat SD 2
176 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 14 78% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
177 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 11 61% cukup 2 kurang 1 tamat SD 2
tamat
178 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14 78% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
179 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 14 78% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
180 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 94% baik 3 baik 2 akademi/PT 5
tamat
181 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 78% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
182 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 83% baik 3 kurang 1 tamat SD 2
183 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 11 61% cukup 2 baik 2 tamat SMP/MTs 3
184 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 9 50% kurang 1 baik 2 tamat SMP/MTs 3
185 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 10 56% kurang 1 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
186 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 89% baik 3 baik 2 tamat SMP/MTs 3
187 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 13 72% cukup 2 baik 2 tamat SMP/MTs 3
tamat
188 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11 61% cukup 2 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
189 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16 89% baik 3 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
tamat
190 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 14 78% baik 3 baik 2 SMA/SMK/MAN 4
tamat
191 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 83% baik 3 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
192 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 13 72% cukup 2 baik 2 tamat SMP/MTs 3
193 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 8 44% kurang 1 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
194 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 8 44% kurang 1 kurang 1 tamat SD 2
195 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 11 61% cukup 2 kurang 1 tamat SD 2
196 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 12 67% cukup 2 kurang 1 tamat SD 2
197 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 8 44% kurang 1 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
198 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 10 56% kurang 1 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
tamat
199 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 7 39% kurang 1 kurang 1 SMA/SMK/MAN 4
200 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 9 50% kurang 1 kurang 1 tamat SMP/MTs 3
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pendidikan * sikap 200 100,0% 0 ,0% 200 100,0%

pendidikan * sikap Crosstabulation

sikap
tidak setuju setuju Total
pendidikan tidak tamat SD Count 2 8 10
Expected Count 4,3 5,7 10,0
% within pendidikan 20,0% 80,0% 100,0%
Residual -2,3 2,3
tamat SD Count 30 31 61
Expected Count 26,2 34,8 61,0
% within pendidikan 49,2% 50,8% 100,0%
Residual 3,8 -3,8
tamat SMP/MTs Count 34 52 86
Expected Count 37,0 49,0 86,0
% within pendidikan 39,5% 60,5% 100,0%
Residual -3,0 3,0
tamat SMA/SMK/MAN Count 20 22 42
Expected Count 18,1 23,9 42,0
% within pendidikan 47,6% 52,4% 100,0%
Residual 1,9 -1,9
akademi/PT Count 0 1 1
Expected Count ,4 ,6 1,0
% within pendidikan ,0% 100,0% 100,0%
Residual -,4 ,4
Total Count 86 114 200
Expected Count 86,0 114,0 200,0
% within pendidikan 43,0% 57,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 4,650a 4 ,325
Likelihood Ratio 5,215 4 ,266
Linear-by-Linear
,106 1 ,745
Association
N of Valid Cases 200
a. 3 cells (30,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,43.
Risk Estimate

Value
Odds Ratio for a
pendidikan (tidak
tamat SD / tamat SD)
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells.
Frequencies
Statistics

sikap Pendidikan
N Valid 200 200
Missing 0 0
Mean 1,57 1,22
Median 2,00 1,00
Mode 2 1
Std. Deviation ,496 ,412
Minimum 1 1
Maximum 2 2

Frequency Table
sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 86 43,0 43,0 43,0
setuju 114 57,0 57,0 100,0
Total 200 100,0 100,0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak tamat SD/tamat
157 78,5 78,5 78,5
SD/tamat SMP
tamat SMA/Perguruan
43 21,5 21,5 100,0
tinggi
Total 200 100,0 100,0
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendidikan * sikap 200 100,0% 0 ,0% 200 100,0%

Pendidikan * sikap Crosstabulation

sikap
tidak setuju setuju Total
Pendidikan tidak tamat SD/tamat Count 66 91 157
SD/tamat SMP Expected Count 67,5 89,5 157,0
% within Pendidikan 42,0% 58,0% 100,0%
Residual -1,5 1,5
tamat SMA/Perguruan Count 20 23 43
tinggi Expected Count 18,5 24,5 43,0
% within Pendidikan 46,5% 53,5% 100,0%
Residual 1,5 -1,5
Total Count 86 114 200
Expected Count 86,0 114,0 200,0
% within Pendidikan 43,0% 57,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square ,276b 1 ,600
Continuity Correctiona ,123 1 ,725
Likelihood Ratio ,274 1 ,600
Fisher's Exact Test ,607 ,361
Linear-by-Linear
,274 1 ,601
Association
N of Valid Cases 200
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
18,49.
Risk Estimate

95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Pendidikan (tidak tamat
SD/tamat SD/tamat SMP ,834 ,423 1,643
/ tamat SMA/Perguruan
tinggi)
For cohort sikap = tidak
,904 ,625 1,308
setuju
For cohort sikap = setuju 1,084 ,796 1,476
N of Valid Cases 200

Anda mungkin juga menyukai