Anda di halaman 1dari 40

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Tinjauan Umum Pengetahuan

2.1.1.1 Defenisi pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini

terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu

objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi

terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan

sebagai dorongan sikap dan perilaku setiap hari (Notoatmojo

2008).

2.1.1.2 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkat yaitu (Notoadmojo 2003).

2.1.1.2.1 Tahu (know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu

materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk

juga mengingat kembali suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang


12

telah di terima dengan cara menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.

2.1.1.2.2 Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar.

2.1.1.2.3 Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai

penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya.

2.1.1.2.4 Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk

menjabarkan suatu materi kedalam komponen –

komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi

tersebut yang masih ada kaitannya antara satu

dengan yang lain dapat ditunjukkan dengan

menggambarkan, membedakan, mengelompokkan,

dan sebagainya.
13

2.1.1.2.5 Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian

didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan

dapat menyusun formulasi yang baru.

2.1.1.2.6 Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan penilaian terhadap suatu materi

penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah ada.

Pengetahuan diukur dengan wawancara atau angket

tentang materi yang akan di ukur dari objek

penelitian.

2.1.1.3 Cara memperoleh pengetahuan

2.1.1.3.1 Cara Ilmiah

Cara ilmiah atau cara moderen ini disebut

dengan penelitaian ilmiah atau lebih populer

disebut metodeologi penelitian. Cara ini mula-mula

dikembangkan oleh Francis Bocon (1561-1626),

kemudian dikembangkan oleh Debold Van Daven.

Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan

penelitian yang dikenal dengan penelitian ilmiah.


14

2.1.1.3.2 Cara Non Ilmiah

1) Cara coba-coba salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum peradaban Cara coba-

coba salah ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan dalam memecahkan

masalah dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain

sampai masalah tersebut dapat di pecahkan.

2) Cara Kebetulan

Penemuan secara kebetulan terjadi karena

tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

Salah satu contoh adalah penemuan enzim

urease oleh Summers pada tahun 1926. Suatu

hari Summers sedang bekerja dengan ekstra

acetone, dan karena terburu-buru ingin bermain

tennis, maka ekstra acetone tersebut disimpan di

dalam kulkas. Keesokan harinya ketika ingin

meneruskan percobaannya, ternyata ekstra

ecetone yang di simpan dalam kulkas tersebut

timbul kristal-kristal yang kemudian disebut

enzim urease.
15

3) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa

pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal

atau informal, ahli agama, pemegang

pemerintah dan berbagai perinsip orang lain yag

menerima atau mempunyai otoritas, tanpa

menguji terlebih dahulu atau membuktikan

kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris

maupun penalaran sendiri.

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat di gunakan

sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan

cara megulang kembali pengalaman yang pernah

di peroleh dalam memecahkan persoalan yang

pernah di pecahkan pada masa lalu.

5) Cara akal sehat (Common Sense)

Akal sehat kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran.sebelum ilmu

pendidikan berkembang, para orang tua jaman

dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat

orang tuanya, atau agar anak disiplin

menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya

berbuat salah, misalnya di jewer telinganya atau


16

di cubit. Ternyata cara menghukum anak ini

sampai sekarang berkembang menjadi teori atau

kebenaran, bahwa hukuman merupakan metode

(meskipun bukan yang paling baik) mendidik

anak.

6) Secara intitutif

Cara ini diperoleh manusia secara cepat

sekali melalui proses di luar kesadaran manusia

dan tanpa melalui proses penalaran atau

berpikir. Cara ini sukar dipercaya karena tidak

menggunakan cara-cara yang rasional dan

sistematis. Cara ini diperolaeh berdasarkan

intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja

7) Melalui jalan pikir

Manusia telah mampu menggunakan

penalaran dalam memperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh

pengetahuan manusia telah menggunakan jalan

pikirannya.

8) Induksi

Induksi adalah proses penarikan

kesimpulan yang di mulai dari peryataan-

pernyatan khusus dari pernyataan umum. Hal ini


17

berarti dalam berpikir induksi pembuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman

empiris yang di tangkap oleh indra proses

berpikir induksi dari hasil pengamatan indra

atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikaatakan

bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang

kongkrit kepada hal-hal yang abstrak.

9) Deduksi

Deduksi merupakan pembuatan kesimpulan

dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.

Dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa

sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

kelas tertentu.

2.1.1.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

2.1.1.4.1 Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di

dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah

orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan


18

pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung

untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain

maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu

ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah

pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga

dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan

negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan

menentukan sikap seseorang terhadap obyek

tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek

yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin

positif terhadap obyek tersebut.


19

2.1.1.4.2 Mass media / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan

pengaruh jangka pendek (immediate impact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media massa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai

bentuk media massa seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan

opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian

informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti

yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya

pengetahuan terhadap hal tersebut.

2.1.1.4.3 Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-

orang tanpa melalui penalaran apakah yang

dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian


20

seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

2.1.1.4.4 Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di

sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis,

maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu

yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini

terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun

tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh

setiap individu.

2.1.1.4.5 Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman

baik dari pengalaman pribadi maupun dari

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu

pengetahuan.
21

2.1.1.4.6 Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan

pola piker seseorang. Semakin bertambah usia akan

semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin membaik. Pada usia tengah (41-60 tahun)

seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang

telah dicapai pada usia dewasa. Sedangkan pada

usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi

dan hanya menikmati hasil dari prestasinya.

Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak

informasi yang dijumpai dan sehingga menambah

pengetahuan (Cuwin, 2009). Dua sikap tradisional

Mengenai jalannya perkembangan hidup :

a) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak

informasi yang di jumpai dan semakin banyak

hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya.

b) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru

kepada orang yang sudah tua karena mengalami

kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat

diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan

dengan bertambahnya usia, khusunya pada


22

beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya

kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa

teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan

menurun cukup cepat sejalan dengan

bertambahnya usia.

2.1.1.5 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi

yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita

ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas

(Nursalam, 2008) :

2.1.1.5.1 Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75% -

100%

2.1.1.5.2 Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56% - 75%

2.1.1.5.3 Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 56%

2.1.2 Tinjauan Umum Remaja

2.1.2.1 Defenisi

Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang

dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini

merupakan masa transisi dan masa anak ke masa dewasa yang

ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental,


23

emosional, dan sosial yang berlngsung pada dekade masa

kedua kehidupan (IDAI, 2010).

WHO mendefinisikan remaja bila anak telah mencapai

umur 10-19 tahun. menurut UU No 4 tahun 1979 mengenai

kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum

mencapai umur 21 tahun dan belum menikah (Wibowo et al.,

2009)

Terdapat keragaman dalam menetapkan batasan dan

ukuran tentang kapan mulainya dan kapan berakhirnya masa

remaja itu. Oleh karena itu, Hold Alberty (1957: 86)

menyatakan bahwa periode masa remaja itu kiranya dapat

didefenisikan secara umum sebagai suatu periode dalam

perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak

berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datangnya awal

masa dewasanya. Secara tentatif pula para ahli umumnya

sependapat bahwa rentangan masa remaja itu berlangsung dari

sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur

kalender kelahiran seseorang (Nurihsan, 2011).

2.1.2.2 Klasifikasi Remaja Berdasarkan Usia

2.1.2.2.1 Remaja awal (11-14 tahun)

Merupakan masa dengan pertumbuhan fisik

cepat, perubahan alam perasaan yang jelas, marah

diekspresikan dengan kemurungan, meledak-ledak


24

dan makian karakteristik dengan hubungan orang

tua adalah masih ada keinginan yang kuat untuk

tetap tergantung pada orang tua sambil mencoba

memisahkan diri, tidak ada konflik utama terhadap

kontrol parenteral.

2.1.2.2.2 Remaja pertengahan (14-17 tahun)

Merupakan masa dengan petumbuhan mulai

melambat pada anak perempuan, karakteristik seks

sekunder tercapai dengan baik, cenderung untuk

menarik diri ketika marah atau sakit hati, sudah

mulai ada konflik terhadapkemandirian dan kontrol,

mencapai titik rendah hubungan dengan orang tua.

2.1.2.2.3 Remaja akhir (17-20 tahun)

Merupakan masa dengan kematangan fisik,

struktur dan pertumbuhan reproduktif hampir

komplit. Kondisi emosi lebih konstan dan marah

lebih tepat untuk disembunyikan perpisahan

emosional dan fisik dengan orang tua terselesaikan

(Wong, 2006).

2.1.2.3 Perkembangan Kepribadian Pada Remaja

Freud berpendapat bahwa kepribadian berkembang

melalui beberapa fase. Fase-fae tersebut sejalan dengan


25

perubahan daerah erogen, jadi mengikuti perkembangan

seksual. Usia remaja berada pada fase genital .

Tingkat genital adalah penghubung masa kanak-kanak

dan dewasa, dan ada tiga tahapan pada tingkat ini:

2.1.2.3.1 Tahap pra puber: Ditandai dengan meningkatnya

kembali dorongan libido

2.1.2.3.2 Tahap puber: Ditandai dengan pertumbuhan fisik,

khususnya tanda-tanda seksual sekunder (misalnya

haid). Remaja yang bersangkutan cenderung untuk

mencintai diri sendiri dan mengagumi diri sendiri.

Remaja pada tahap ini memiliki ciri psikologis

sudah memiliki hasrat untuk mandiri, lebih

menghargai turan dan teman sebaya, ada

pemberontakan melawan orang tua dan munculnya

fikiran-fikiran bingung dan lain-lain.

2.1.2.3.3 Tahap adaptasi: Remaja yang bersangkutan mulai

beradaptasi dengan dorongan seksualnya dan

menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan

fisik yang tiba-tiba remaja sudah mulai eralih dari

mencintai diri sendiri menjadi mengagumi sosok

tertentu terutama lawan jenisnya biasanya tahap ini

diakhiri jika remaja yang bersangkutan telah

menjadi orang dewasa yang tersosialisasi.


26

2.1.2.4 Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Havighurts dalam Utamadi (2006) tugas-tugas

perkembangan seorang remaja adalah:

2.1.2.4.1 Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan

menggunakan tubuhnya secara lebih efektif;

2.1.2.4.2 Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan

orang dewasa lainnya;

2.1.2.4.3 Mencapai suatu hubungan dan pergaulan yang lebih

matang antara lawan jenis yang sebaya sehingga

remaja akan mampu bergaul secara baik dengan

kedua jenis kelamin;

2.1.2.4.4 Dapat menjalankan peran sosial sebagai maskulin

dan feminim sesuai keinginan dan harapan

masyarakat;

2.1.2.4.5 Berperilaku sosial yang bertanggung jawab, dan

idealnya mampu berpartisipasi demi kebaikan dan

perbaikan lingkungan sosialnya;

2.1.2.4.6 Mempersiapkan diri untuk memiliki karir atau

pekerjaan yang mempunyai konsekuensi ekonomi

dan finansial;

2.1.2.4.7 Memperoleh perangkat nilai dan sisem etis sebagai

pegangan untuk berperilaku sesuai norma dengan

norma yang ada dimasyarakat;


27

Remaja sebagai individu sedang berada dalam masa

berkembang ke arah kematangan dan kemandirian untuk

mencapai kematangan tersebut remaja perlu mendapatkan

bimbingan karena mereka masih kurang memiliki wawasan

atau pemahaman tentang dirinya dan lingkungannya, salah

satu bimbingan yang harus dilakukan yaitu memberikan

pendidikan kesehatan. Kegiatan seperti ini diharapkan mampu

membentuk kepribadian yang relatif stabil pada remaja usia

11 sampai dengan 20 tahun.

2.1.3 Tinjauan Umum Rokok

2.1.3.1 Defenisi

Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus,

dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana

Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung

nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Heryani,

2014).

Rokok adalah gulungan bubuk tembakau yang

mengandung senyawa psikoaktif yang disebut nikotin.

Bubuk tembakau dalam rokok telah banyak diberi zat adiktif,

seperti: cengkih, kemenyan, klembak, dan zat-zat organic

lainnya. Asap rokok berbahaya bagi kesehatan. Ketika

seseorang merokok, asap rokok akan masuk kedalam system


28

pernapasan hingga ke paru-paru. Orang-orang yang tidak

merokok tetapi berada didekat perokok akan menghirup asap

yang sama. Orang seperti ini disebut sebagai perokok pasif.

Perokok aktif maupun perokok pasif resikonya sama (Al-

Mukaffi, 2009).

2.1.3.2 Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok merupakan masalah penting dewasa

ini. Rokok oleh sebagian orang sudah menjadi kebutuhan

hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-

hari. Masyarakat yang merokok pertama kali adalah suku

bangsa Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti

memuja dewa atau roh. Pada abad ke-16 ketika bangsa Eropa

menemukan benua Amerika, sebagian para penjelajah Eropa

itu meniru dengan mencoba menghisap rokok dan kemudian

membawa tembakau ke Eropa (Rogayah, 2012).

Merokok merupakan suatu aktivitas membakar tembakau

yang kemudian dihisap asapnya baik menggunakan rokok

maupun menggunakan pipa yang dilakukan secara berulang

ulang. Aktivitas merokok itu sendiri sudah tidak lagi terlihat

dan terdengar asing lagi bagi kita. Sekarang banyak sekali bisa

kita temui orang orang yang melakukan aktivitas merokok

yang disebut sebagai perokok.


29

Merokok merupakan istilah yang digunakan untuk

aktivitas menghisap rokok atau tembakau dalam berbagai cara.

Merokok itu sendiri ditunjukan untuk perbuatan menyalakan

api pada rokok sigaret atau cerutu, atau tembakau dalam pipa

rokok yang kemudian dihisap untuk mendapatkan efek dari zat

yang ada dalam rokok tersebut. (jaya. Muhammad, 2009)

Menurut Leventhal dan Clearly terdapat 4 tahap seseorang

menjadi perokok, diantaranya :

2.1.3.2.1 Tahap preparatory : seseorang mendapatkan

gambaran yang menyenangkan mengenai merokok

dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil

bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk

merokok.

2.1.3.2.2 Tahap initiation : tahap perintisan merokok yaitu

tahap apakah seseorang akan meneruskan ataukah

tidak terhadap perilaku merokok.

2.1.3.2.3 Tahap becoming a smoker : apabila seseorang telah

mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang perhari

maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

2.1.3.2.4 Tahap maintenance of smoking : tahap ini perokok

sudah menjadi salah satu bagian dari cara

pengaturan diri (self-regulating). Merokok


30

dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang

menyenangkan. (depkes.go.id)

Dari uraian diatas kita dapat mengetahui pengertian

tentang merokok. Tetapi dapat disimpulkan bahwa pengertian

merokok adalah menghisap rokok, dimana rokok itu sendiri

adalah gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang

dibungkus (daun/kertas rokok) yang jika dibakar akan

menghasilkan asap dan asap itu sendiri yang dinikmati dari

aktivitas merokok.

2.1.3.3 Tipe-tipe perokok

Perokok adalah mereka yang merokok datau menghisap

asap rokok langsung dari sebatang rokok. Secara umum tipe

perokok dibagi menjadi beberapa kategori yakni tipe perokok

dibagi menjadi beberapa kategori yakni tipe perokok yang

berhubungan dengan udara atau asap yang dihirup, tipe

perokok berdasarkan volume rokok yang dikonsumsi dalam 1

hari, dan tipe perokok yang (Nur isriani, 2010)

2.1.3.3.1 Berdasarkan udara atau asap yang dihirup :

(1) Perokok pasif yakni mereka yang tidak

merokok, tetapi berada di sekeliling perokok

dan menghirup asap rokok yang dihembuskan

oleh perokok.
31

(2) Peroko aktif yakni mereka yang menghisap

rokok secara langsung

(3) Tipe perokok dapat diklasifikasikan menjadi 3

menurut jumlah rokok yang dihisap.

(Komasari, 2008). antara lain:

(4) Perokok berat menghisap lebih dari 15 batang

rokok dalam sehari.

(5) Perokok sedang menghisap lebih dari 5 -14

batang rokok dalam sehari.

(6) Perokok ringan menghisap lebih dari 1 -4

batang rokok dalam sehari

2.1.3.4 Jenis-jenis rokok

2.1.3.4.1 Rokok berdasarkan bahan pembungkus :

(1) Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya

berupa daun jagung

(2) Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya

berupa daun aren.

(3) Sigarit : rokok yang bahan pembungkusnya

berupa kertas.

(4) Cerutu : rokok yang pembungkusnya berupa dau

tembakau
32

2.1.3.4.2 Rokok berdasarkan bahan baku :

(1) Rokok putih : rokok yang bahan baku atau

isinya hanya daun tembakau yang diberi saus

untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

(2) Rokok kretek : rokok yang bahan baku atau

isinya berupa daun tembakau dan cenkeh yang

diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan

aroma tertentu.

(3) Rokok klembak : rokok yang bahan baku atau

isinya berupa daun tembakau, cenkeh dan

kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan

efek rasa dan aroma.

2.1.3.4.3 Rokok berdasarkan penggunaan filter :

(1) Rokok filter (RF) : rokok yang pada bagian

pangkalnya terdapat gabus

(2) Rokok non filter (RNF) : rokok yang pada

bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. (Jaya

Muhammad, 2009).

2.1.3.5 Kandungan Kimia Dalam Rokok

Tembakau merupakan kandungan rokok yang terdiri dari

campuran ratusan zat kimiawi. Yang khas dari tembakau adalah

nikotin dan eugenol yang sangat berbahaya bagi kesehatan


33

tubuh manusia. Merokok berarti membakar tembakau dan daun

tar, dan mengisap asap yang dihasilkannya. Asap ini membawa

bahasa dari sejumlah kandungan tembakau dan juga bahaya

dari pembakaran yang dihasilkan. Dengan menganalisa asap

yang dihasilkan. Dengan menganalisa asap yang dihasilkan

ditemukan bahwa sekitar kandungan 60%-nya adalah gas dan

uap yang terdiri dari 20 jenis gas diantaranya karbon

monoksida, hidro sianida, nitric acid, nitrogen dioksida

fluorocarbon, acetone dan ammoni, para peniliti

mengungkapkan bahwa paling sedikit dalam 9 dari keseluruhan

gas yang ada dalam asap rokok merupakan gas yang sangat

berbahaya bagi kesehatan paru-paru. Selain itu asap rokok pun

mengandung jutaan zat kimiawi lain yang sangat beragam,

yang dihasilkan dari perubahan kertas sigaret yang awalnya

berwarna putih pucat menjadi warna kuning. (Husain, Aiman,

2007).

Gambar 2.1 Kandungan rokok (Sumber : Melda, 2014)


34

2.1.3.5.1 Nikotin

Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti

orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan

darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah

tepi dan menyebabkan ketagihan dan

ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6

mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah

bisa membuat seseorang ketagihan.

2.1.3.5.2 Timah hitam (Pb)

Timah hitam (Pb) yang dihasilkan sebatang rokok

sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang)

yang habis diisap dalam satu hari menghasilkan 10

ug. Sedangkan ambang batas timah hitam yang

masuk kedalam tubuh adalah 20 ug per hari.

2.1.3.5.3 Gas karbonmonoksida (CO)

Gas karbonmonoksida memiliki kecenderungan

yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin

dalam sel-sel darah merah. Seharusnya hemoglobin

ini dengan oksigen yang sangat penting untuk

pernapasan sel-sel tubuh, tapi kerena gas CO lebih

kuat dari pada oksigen maka gas CO ini merebut

tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadi hemoglobin

bergandengan dengan gas CO.


35

2.1.3.5.4 Tar

Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua

atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon

yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.

Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang.

Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat

menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-

paru. Loh, kan rokok saya rendah TAR, Rokok

rendah tar sama berbahayanya dengan rokok biasa

bagi Anda .

2.1.3.5.5 Insektisida / DDT

Zat ini beracun dan umumnya banyak digunakan

untuk membunuh seranggah.

2.1.3.5.6 Polycyclic

Zat ini menyerang paru-paru dan menyebabkan

kerusakan yanf fatal bagi perokok aktif.

2.1.3.5.7 Carcinogens

Asap yang dihasilakan dari pembakaran tembakau

dan kertas sigaret mengandung beragam zat kimiawi

yang sangat berbahaya dan mampu memicu

penyakit kangker bagi siapapapun yang

menghirupnya.
36

2.1.3.5.8 Acetone

Merupakan zat kimia yang sering digunkan sebagai

bahan pembuat cat.

2.1.3.5.9 Methanol

Zal kimia yang digunakan sebagai bahan bakar

roket.

2.1.3.5.10 Naphthalene

Merupakan kandungan dari kamper atau kapur

barus.

2.1.3.5.11 Cadmium: Digunakan untuk accu mobil.

2.1.3.5.12 Vinyl chloride: Bahan plastic PVC

2.1.3.5.13 Hydrogen sianida

Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan.

Sianida telah digunakan sejak ribuan tahun yang

lalu. Sianida juga banyak digunakan pada saat

perang dunia pertama. Efek dari sianida ini sangat

cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam

jangka waktu beberapa menit. Hidrogen sianida

disebut juga formonitrile, sedang dalam bentuk

cairan dikenal sebagai asam prussit dan asam

hidrosianik. Hidrogen sianida adalah cairan tidak

berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada


37

suhu kamar. Bersifat volatile dan mudah

terbakar.(suryo sukendro,2007)

2.1.3.5.14 Amoniak

Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang

terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini tajam

baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya

racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk

sedikit pun ke dalam peredaran darah akan

mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

2.1.3.5.15 Toluane: Digunakan sebagai pelarut industry.

2.1.3.5.16 Arsenic: Racun semut putih.

2.1.3.5.17 Butane: Biasanya dipakai sebagai bahan bakar

korek api dan mobil gas.

2.1.3.5.18 Benzopyrene: Merupakan zat pemicu terjadinya

kangker.

2.1.3.5.19 Naphylamnine, pyrene, dimethylnitrosamine,

tolvidine, unethane, phenol, dibenzacnidine,

polonium. Dan zat-zat kimia lainnya. (Jaya

Muhammad, 2009).
38

2.1.4 Tinjauan umum bahasa daerah

2.1.4.1 Defenisi

Bahasa daerah adalah bahasa-bahasa yang secara

tradisional digunakan dalam wilayah suatu negara, oleh

warga negara dari negara tersebut, yang secara numerik

membentuk kelompok yang lebih kecil dari populasi lainnya

di negara tersebut (Wikipedia, 2013).

2.1.4.2 Kedudukan bahasa daerah

Bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasa

Indonesia yang keberadaannya diakui oleh Negara. UUD

1945 pada pasal 32 ayat (2) menegaskan bahwa “Negara

menghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai

kekayaan budaya nasional.” dan juga sesuai dengan

perumusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di

Medan, bahwa bahasa daerah sebagai pendukung bahasa

nasional merupakan sumber pembinaan bahasa Indonesia.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, berfungsi

sebagai (1) lambang kebanggaan daerah, (2) lambang

identitas daerah, dan (3) alat perhubungan di dalam keluarga

dan masyarakat daerah. Di dalam hubungannya dengan

fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah berfungsi sebagai (1)

pendukung bahasa nasional, (2) bahasa pengantar di sekolah

dasar di daerah tertentu pada tingkat permulaan untuk


39

memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata

pelajaran lain, dan (3) alat pengembangan serta pendukung

kebudayaan daerah” (Halim (Ed.), 1976:145—46).

2.1.4.3 Dampak penggunaan bahasa daerah

Ada dua dampak bahasa daerah menurut (Fajri Bahrul,

2013):

2.1.4.3.1 Dampak positif bahasa daerah.

1) Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata.

2) Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.

3) Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku

dan daerah.

4) Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.

2.1.4.3.2 Dampak Negatif:

1) Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh

daerah lain.

2) Warga negara asing yang ingin belajar bahasa

Indonesia menjadi kesulitan karena terlalu

banyak kosakata.

3) Masyarakat menjadi kurang paham dalam

menggunakan bahasa Indonesia yang baku

karena sudah terbiasa menggunakan bahasa

daerah.

4) Dapat menimbulkan kesalahpahaman.


40

2.1.4.4 Jumlah bahasa daerah

Secara kuantitas, jumlah penutur bahasa-bahasa daerah

di Nusantara ini cukup berbeda. Ada bahasa-bahasa daerah

yang masih bertahan dengan jumlah penuturnya yang relatif

besar, tetapi ada pula bahasa-bahasa daerah yang jumlah

penuturnya tinggal sedikit saja, yang dapat dikatakan

sebagai bahasa minoritas. Namun demikian, walaupun

secara kuantitas jumlah penutur sebuah bahasa kecil, hal

tersebut tidak selalu menjadi indikator keminoritasannya

karena ada pula bahasa yang meskipun jumlah penuturnya

kecil tetapi loyalitas mereka terhadap bahasanya cukup kuat

sehingga terhindar dari ancaman kepunahan (Tondo,

2009).

Menurut SIL (2001) terdapat beberapa bahasa daerah

yang diperkirakan jumlah penuturnya cukup banyak bahkan

lebih dari satu juta yaitu bahasa Jawa (75.200.000 penutur),

bahasa Sunda (27.000.000 penutur), bahasa Melayu

(20.000.000 penutur), bahasa Madura (13.694.000 penutur),

bahasa Minangkabau (6.500.000 penutur), bahasa Batak

(5.150.000 penutur), bahasa Bugis (4.000.000 penutur),

bahasa Bali (3.800.000 penutur), bahasa Aceh (3.000.000

penutur), bahasa Sasak (2.100.000 penutur), bahasa


41

Makasar (1.600.000 penutur), bahasa Lampung (1.500.000

penutur) dan bahasa Rejang (1.000.000 penutur).

2.1.5 Tinjauan umum media leaflet dan media video

Kata “media” berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Secara harfiah dalam bahasa Arab,

media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan

dapat diartikan sebagai alat bantu promosi kesehatan yang dapat

dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar

komunikasi dan penyebarluasan informasi. Media promosi kesehatan

adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi

yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak,

elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat

meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku kearah positif

terhadap kesehatan (Mubarak, 2011).

2.1.5.1 Leaflet

2.1.5.1.1 Defenisi Leaflet

Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi

tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat,

mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang

sederhana. Leaflet merupakan selembar kertas yang

berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus


42

untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet

biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200-400

kata. Ada beberapa leaflet yang disajikan secara

terlipat (Mubarak, 2011).

2.1.5.1.2 Kegunaan Leaflet

Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan

singkat tentang suatu masalah. Isi harus bisa

ditangkap dengan sekali baca. Leaflet dapat

diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-

pertemuan dilakukan seperti pertemuan Focus

Group Discussion (FGD), pertemuan posyandu,

kunjungan rumah, dan lain-lain (Marisa, at. All,

2015)

2.1.5.1.3 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat

leaflet

(1) Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai;

(2) Tuliskan apa tujuannya;

(3) Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis

dalam leaflet;

(4) Buat garis-garis besar cara penyajian pesan,

termasuk didalmnya bagaimana bentuk tulisan

gambar serta letaknya;


43

(5) Buatkan konsepnya. Konsep dites terlebih

dahulu pada kelompok sasaran yang hamper

sama dengan kelompok sasaran, perbaiki

konsep, dan buat ilustrasi yang sesuai dengan

isi.

2.1.5.1.4 Keuntungan leaflet

(1) Dapat disimpan lama;

(2) Sebagai referensi;

(3) Jangkauan dapat jauh;

(4) Membantu media lain;

(5) Isi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai

bahan diskusi.

2.1.5.1.5 Kelemahan leaflet

Kelemahan menurut Notoatmodjo (2005)

adalah: media ini tidak dapat menstimulir efek suara

dan efek gerak, mudah terlipat (Kawuriansari,

2010).

2.1.5.2 Video

2.1.5.2.1 Defenisi video

Azhar Arsyad (2011) menyatakan bahwa video

merupakan gambar gambar dalam frame, di mana

frame demi frame diproyeksikan melalui lensa

proyektor secara mekanis sehingga pada layar


44

terlihat gambar hidup. Dari pengertian di atas dapat

disimpulkan, bahwa video merupakan salah satu

jenis media audio-visual yang dapat

menggambarkan suatu objek yang bergerak

bersama-sama dengan suara alamiah atau suara

yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar

hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri.

Menurut Amali Sapriati, dkk. (2014: 5.8)

bahwa video adalah bentuk rekaman suatu gambar-

gambar seri yang bergerak pada suatu layar televisi,

yang disertai dengan suara manusia atau suara

lainnya yang relevan dengan gambar yang disajikan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan,

bahwa video merupakan salah satu jenis media

audio-visual yang dapat menggambarkan suatu

objek yang bergerak bersama-sama dengan suara

alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video

melukiskan gambar hidup dan suara memberikan

daya tarik tersendiri. Video dapat menyajikan

informasi, memaparkan proses, menjelaskan

konsep-konsep yang rumit, mengajarkan

keterampilan, menyingkat atau memperpanjang

waktu, dan mempengaruhi sikap. Video menyajikan


45

informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep

yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat

atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi

sikap.

2.1.5.2.2 Tujuan penggunaan video

Ronal Anderson, (1987: 104) mengemukakan

tentang beberapa tujuan dari pembelajaran

menggunakan media video yaitu mencakup tujuan

kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga tujuan ini

dijelaskan sebagai berikut :

2.1.5.2.3 Tujuan Kognitif

(1) Dapat mengembangkan kemampuan kognitif

yang menyangkut kemampuan mengenal

kembali dan kemampuan memberikan

rangsangan berupa gerak dan sensasi.

(2) Dapat mempertunjukkan serangkaian gambar

diam tanpa suara sebagaimana media foto dan

film bingkai meskipun kurang ekonomis.

(3) Video dapat digunakan untuk menunjukkan

contoh cara bersikap atau berbuat dalam suatu

penampilan, khususnya menyangkut interaksi

manusiawi.
46

2.1.5.2.4 Tujuan Afektif

Dengan menggunakan efek dan tekhnik, video

dapat menjadi media yang sangat baik dalam

mempengaruhi sikap dan emosi.

2.1.5.2.5 Tujuan Psikomotorik

(1) Video merupakan media yang tepat untuk

memperlihatkan contoh keterampilan yang

menyangkut gerak. Dengan alat ini diperjelas

baik dengan cara memperlambat ataupun

mempercepat gerakan yang ditampilkan.

(2) Melalui video siswa langsung mendapat

umpan balik secara visual terhadap

kemampuan mereka sehingga mampu

mencoba keterampilan yang menyangkut

gerakan tadi.

2.1.5.2.6 Manfaat penggunaan video

Manfaat media video menurut Andi Prastowo

(2012 : 302), antara lain :

(1) memberikan pengalaman yang tak terduga

untuk merasakan suatu keadaan tertentu;

(2) memperlihatkan secara nyata sesuatu yang

pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat;


47

(3) menganalisis perubahan dalam periode waktu

tertentu;

(4) menampilkan presentasi studi kasus tentang

kehidupan sebenarnya yang dapat memicu

diskusi.

2.2 Kerangka Teori

Teori merupakan seperangkat konsep yang saling berhubungan dan

mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai fenomena dengan

menerangkan hubungan antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan

fenomena tesebut. Dalam penelitian kuantitatif kerangka teori memiliki

peranan penting karena dengan dikemukakannya suatu terori dalam kerangka

terori tersebut akan sangat membantu seorang peneliti dan orang lain untuk

lebih memperjelas sasaran dan tujuan penelitian yang dilakukan (Adi, Rian

Pamungkas, 2017).

Kerangka teori merupaan rangkaian teori yang mendasari topik

penelitian. Rumusan kerangka teori paling mudah mengikuti kaedah input,

proses dan output. Apabila dalam sebuah penelitian, sudah terdapat kerangka

teori yang baku, maka kita bias mengadopsi kerangka teori tersebut dengan

mencantumkan sumbernya. Kerangka teori juga dapat dibuat dari pohon

masalah (pathway) penyakit tertentu sesuai dengan area penelitian. Hubungan

variabel dalam kerangka teori harus jelas tergambar, dengan berbagai

variabel yang mempengaruhinya (Setiawan, Ari, 2011).


48

Kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Manfaat

(1) mengingat kembali tentang hal- Media


hal yang telah diajarkan atau Media promosi kesehatan adalah semua sarana
dikomunikasikan; atau upaya menampilkan pesan atau informasi
(2) diberikan sewaktu kampanye yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik
untuk memperkuat ide yang melalui media cetak, elektronika, dan media
telah disampaikan; luar ruang (Mubarak, 2011)
(3) untuk memperkanalkan ide-ide
baru kepada orang banyak
(Marisa, at. All, 2015)

Video
Leaflet video merupakan tayangan gambar bergerak
Leaflet adalah selembaran yang disertai dengan suara (KBBI, 2015)
kertas yang berisi tulisan
dengan kalimat-kalimat
singkat, padat, mudah
dimengerti, dan gambar-
gambar yang sederhana. Manfaat
(Mubarak, 2011). (1) memberikan pengalaman yang tak terduga untuk
merasakan suatu keadaan tertentu;
(2) memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada
awalnya tidak mungkin bisa dilihat;
(3) menganalisis perubahan dalam periode waktu
tertentu;
(4) menampilkan presentasi studi kasus tentang
kehidupan sebenarnya yang dapat memicu
diskusi (Marisa, at. All, 2015).

Tingkat pengetahuan remaja tentang bahya rokok

1) Tahu (know)
2) Memahami (Comprehention)
3) Aplikasi (Application)
(Notoadmojo, 2003)
49

2.3 Defenisi Operasional

Definesi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap

dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktis, secara riil,

secara nyata dalam lingkup objek penelitian/objek yang di teliti.

Mendefinisikan variabel secara operasional adalah menggambarkan /

mendeskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga orientasi pengertian

definisi operasional terletak pada istilah yang spesifik (tidak beinterpretasi

ganda) dan terukur (observable atau measurable) (abd. Nasir, 2011).

Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan

menghindari perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel

(Saryono, 2011).

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat dalam table

berikut.

Table 2.1 Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Alat ukur Cara Skala Hasil akhir


Operasional ukur
1. Independen

Leaflet adalah selembaran leaflet


bahasa kertas yang berisi
daerah tentang bahaya
rokok pada remaja
dengan
menggunakan
bahasa daerah
Aralle

Video video pada Video


bahasa penelitian ini
daerah menggambarkan
suatu objek yang
bergerak bersama-
sama dengan suara,
50

yang menjelaskan
bahaya rokok
dengan
menggunakan
bahasa daerah
Aralle

2. Dependen

Pengetahua Hal- hal yang Kuesioner Benar : 1 Ordinal Baik : 76-100%


n remaja diketahui, Salah : 0 Cukup : 56-75%
dimengerti dan Kurang : <56%
mampu diingat

Anda mungkin juga menyukai