Anda di halaman 1dari 6

DISTRIBUSI TEGANGAN PADA PERCABANGAN PIPA 90O

AKIBAT TEKANAN INTERNAL MENGGUNAKAN MEH

Agus Suprihanto, Djoeli Satrijo, Dwi Basuki Wibowo *)

Abstract
Piping system is very important in many industries. Ones of crucial in design of piping system are to
determine the stress distribution around the branch. In this research, the distributed stress over 90o branch
piping system was evaluated with finite element method. Five models piping 90o branch which different
ratio of diameter of pipe have been developed. The load applied on the models is internal pressure.
The results indicate that around the branch there is stress distribution. The maximum stress is located at
center of the branch but decrease significantly in the distance 30mm-45mm from it. Beyond the distance
75mm from center, for diameter ratio 1, the model gives good agreement with experiment data.
Keyword : piping system, stress distribution, finite element method

Pendahuluan
Sistem perpipaan merupakan salah satu sistem yang Penggunaan kode disain yang tertentu tersebut
penting dan banyak digunakan pada industri, seperti dimaksudkan agar pihak-pihak yang berkepentingan
dalam industri proses, industri petroleum, industri seperti pemilik, asuransi, kontraktor, pengawas, pabr-
kimia, instalasi pembangkit tenaga dan lain – lain, kan pipa dll. memiliki persepsi yang sama terhadap
yang merupakan komponen yang sangat vital sistem pemipaan yang akan dibangun. Hal ini dapat
keberadaannya. Keandalan dan keamanan sistem dimaklumi karena investasi untuk membangun suatu
perpipaan ini sangat berperan dalam hubungannya sistem pemipaan sangat besar dan memiliki nilai
dengan kelancaran proses yang ada pada industri ekonomis yang tinggi.
tersebut. Hal ini disebabkan sistem pemipaan
merupakan sarana transportasi dari fluida serta Untuk tujuan pengaturan distribusi fluida yang dialir-
bahan-bahan untuk proses industri. kan, suatu sistem pemipaan seringkali membu-tuhkan
adanya percabangan. Dengan adanya percabangan
Guna menjamin perancangan sistem pemipaan yang tersebut maka akan timbul suatu diskontinyuitas geo-
handal, maka diperlukan pengetahuan tentang metri pada daerah di sekitar percabangan tersebut.
distribusi tegangan disekitar percabangan pipa.
Distribusi tegang-an ini dapat diketahui dengan Diskontinyuitas geometri ini akan mengakibatkan
teoritik, eksperimental dan numerik dengan metode pemusatan tegangan pada daerah disekitarnya. Pada
elemen hingga. tahapan disain untuk dapat memperkirakan besarnya
intensitas tegangan disekitar percabangan lazimnya
Pengetahuan tentang distribusi tegangan tersebut dibutuhkan data harga faktor konsentrasi tegangan
masih jauh dari lengkap dan juga pengujian distribusi (Kt). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
tegangan dari percabangan pipa di laboratorium desain yang akan dibuat aman atau tidak. Perhitungan
memerlukan biaya yang sangat mahal. Oleh karena Kt ini memerlukan informasi mengenai distribusi
itu, pada dekade ini dikembangkan metode pencarian tegangan disekitar percabangan pipa.
distribusi tegangan pada percabangan pipa secara
numerik menggunkan metode elemen hingga. Dewasa ini untuk mengetahui distribusi tegangan
disekitar percabangan telah dikembangkan suatu me-
Tinjauan Pustaka tode numerik. Salah satu metoda numerik yang rele-
Perencanaan sistem pemipaan yang digunakan di van untuk kasus ini adalah metode elemen hingga
industri modern lazimnya menggunakan kode-kode (MEH).
disain tertentu misalnya seperti kode disain yang
dike-luarkan oleh ASME. Kode-kode tersebut berisi Metodologi Penelitian
tentang penuntun cara mengitung aspek-aspek teknis Pada penelitian ini dibuat 5 model percabangan pipa
seperti kekuatan dan kekakuan desain suatu sistem dengan sudut 90o. Pipa utama dan cabang yang
pemipaan. digunakan adalah pipa dengan schedule 40. Diameter
pipa utama dan cabang diberi notasi D dan d
sedangkan tebal pipa utama dan cabang diberi notasi
T dan t. Tabel 1 berikut menunjukkan ukuran pipa
yang digunakan dalam pembuatan model. Model pipa
*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik yang dianalisis ditunjukkan pada gambar 1.
Universitas Diponegoro

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 93


Tabel 1. Dimensi pipa schedule 40
Model D ( inch ) d ( inch ) T ( inch ) t ( inch )
1 4 4 0,237 0,237
2 4 3 0,237 0,216
3 4 2 0,237 0,154
4 4 1,5 0,237 0,145
5 4 0,5 0,237 0,109

Gambar 1. Model percabangan pipa tegak 90o

Dalam pemodelan ini diasumsikan bahan yang digu- Grafik faktor konsentrasi tegangan yang diperoleh
nakan adalah baja yang memiliki modulus elastisitas adalah tegangan hoop. Sumbu tegak (vertikal) pada
(E) sebesar 209GPa dan poisson ratio sebesar 0,295. grafik adalah besarnya faktor Kt, sedangkan untuk
Panjang pipa pipa utama ( L ) = 900 mm dan panjang sumbu mendatar (horisontal) adalah rasio diameter
pipa cabang ( l ) = 450 mm yang diukur dari dnom / Dnom model percabangan pipa yang dipakai.
pertemuan titik sumbu percabangan pipa. Elemen Grafik yang disajikan berdasarkan peninjauan daerah
yang digunakan adalah elemen plate. Pipa utama atau orientasi bidang percabangan pipa 90o untuk
dalam model ini ditumpu sederhana (engsel dan rol). posisi bidang β = 00; dan sepanjang sambungan antara
Model ini dimaksudkan untuk mensimulasi pipa yang pipa utama dan pipa cabang (junction). Pendefinisian
dialiri fluida, oleh karena itu bebannya hanya tekanan posisi atau orientasi bidang percabangan pipa 90o
internal dan tidak ada beban searah aksial. Dimensi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.
pipa yang digunakan untuk model mengikuti
ANSI/ASME B31.3

Hasil pengolahan data keluaran program awalnya


berupa distribusi tegangan. Analisis distribusi tega-
ngan pada pipa utama dan pipa cabang yang distribusi
tegangan hoop. Untuk grafik distribusi tegangan pada
pipa utama dan pipa cabang, sumbu tegak (vertikal)
pada grafik adalah besarnya tegangan dalam MPa,
sedangkan untuk sumbu mendatar (horisontal) ada-
lah jarak atau posisi titik nodal dalam mm.

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 94


β = 0o β = 180o
o
β = 90

β = 0o β = 180o

Gambar 2. Orientasi bidang β = 0o , β = 90o, β = 180o

GRAFIK PERBANDINGAN TEGANGAN HOOP


AKIBAT BEBAN TEKANAN INTERNAL

120

100
Teg. Hoop ( MPa )

80

60

40

20
Gambar 3. Distribusi tegangan hoop pada pipa utama untuk β = 0o
0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225 240 255 270
Jarak Nodal Pada Pipa Utam a (m m )
EKSP NASTRAN (TEG.NORMAL)
SAP 90 NASTRAN (TEG.PRINSIPAL MAKS)
MECHANICA

Gambar 3. Distribusi tegangan hoop pada pipa utama untuk β = 0o

GRAFIK PERBANDINGAN TEGANGAN HOOP


AKIBAT BEBAN TEKANAN INTERNAL

120

100 Gambar 4. Distribusi tegangan hoop pada pipa cabang untuk β = 0o


Teg. Hoop ( MPa )

80 Gambar 3. Distribusi tegangan hoop pada pipa cabang untuk β = 0o


60

40

20

0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225 240 255 270
Jarak Nodal Pada Pipa Cabang (m m )
EKSP NASTRAN (TEG.NORMAL)
SAP 90 NASTRAN (TEG.PRINSIPAL MAKS)
MECHANICA

Gambar 4. Distribusi tegangan hoop pada pipa cabang untuk β = 0o

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 95


Hasil dan Pembahasan
Grafik-grafik distribusi tegangan hoop pada pipa pada daerah tersebut dapat dihitung dengan pende-
utama dan pipa cabang yang diperoleh pada orientasi katan silinder dinding tipis. Formulasi perhitungan
β = 0o disajikan pada gambar 3 dan 4 untuk rasio tegangan pada silinder dinding tipis akibat tekanan
diameter pipa cabang dengan utama 1. Pada grafik internal dengan metode yang disajikan oleh Popov
tersebut juga ditampilkan hasil eksperimen (Har- (1989) dan Kannapan (1986).
sokoesomo, dkk, 1994) dan hasil pemodelan dengan
software SAP90 (Basuki, 1994). Hasil eksperimen Manfaat yang penting dalam disain adalah bahwa
dinotasikan dengan “EKS P” pada gambar 3 dan 4. pada percabangan pipa 90o yang dikenai beban
tekanan in-ternal, perhitungan kekuatan haruslah
Dari grafik pada gambar 3 dan 4 terlihat bahwa didasarkan pada besarnya tegangan yang timbul pada
model yang dibuat memiliki hasil yang sama dengan titik tengah percabangan. Besarnya tegangan tersebut
eksperimen dan model MEH dengan menggunakan dapat dihi-tung dengan mengkalikan besarnya tega-
perangkat lunak berbasis metode elemen hingga yaitu ngan yang diperoleh lewat pendekatan dinding tipis
SAP 90 dan Mechanica. Hal ini menunjukkan model dengan meng kalikan dengan suatu faktor yaitu faktor
yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan validitas- konsentrasi tegangan. Besarnya faktor konsentrasi
nya. tegangan yang diperoleh dengan membandingkan
antara tegangan maksimum yang terjadi dengan
Grafik diatas menunjukkan bahwa pada pipa utama tegangan yang jauh dari percabangan.
dan pipa cabang, tegangan yang terjadi pada titik
tengah percabangan sangat besar. Distribusi tegangan Gambar 5 dan 6 berikut menunjukkan pengaruh rasio
kemudian menurun sampai pada jarak 30mm dari diameter nominal pipa utama dan cabang lainnya
titik tengah percabangan. Selanjutnya distribusi terhadap besarnya tegangan hoop. Pada gambar
tengangan kembali naik sampai pada jarak 75mm tersebut terlihat bahwa kurva distribusi tegangan
dari titik tengah percabangan dan kemudian untuk berbagai rasio diameter memiliki kecende-
mencapai harga yang konstan. Distribusi tegangan rungan yang sama. Gambar tersebut juga menunjuk-
setelah jarak 75mm tersebut mencapai konstan kan bahwa besarnya rasio diameter berpengaruh
menunjukkan bahwa daerah tersebut tidak terpe- besar terhadap besarnya faktor konsentrasi tegangan.
ngaruh oleh adanya perca-bangan. Besarnya tegangan

GRAFIK TEGANGAN HOOP (X-NORMAL)


AKIBAT BEBAN TEKANAN INTERNAL = 2.943 MPa

100
90
Teg. Normal (MPa)

80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225 240 255 270
Jarak Nodal Pada Pipa Utama (mm)

d/D = 4/4 d/D = 3/4 d/D = 2/4 d/D = 1.5/4 d/D = 0.5/4

Gambar 5. Pengaruh rasio diameter terhadap distribusi tegangan hoop


pada pipa utama untuk β = 0o

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 96


GRAFIK TEGANGAN HOOP (X-NORMAL)
AKIBAT BEBAN TEKANAN INTERNAL = 2.943 MPa

100
90
Teg. Normal (MPa)

80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225 240 255 270
Jarak Nodal Pada Pipa Utama (mm)

d/D = 4/4 d/D = 3/4 d/D = 2/4 d/D = 1.5/4 d/D = 0.5/4

Gambar 6. Pengaruh rasio diameter terhadap distribusi tegangan hoop


pada pipa cabang untuk β = 0o

GRAFIK FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN HOOP


PADA PIPA UTAMA

5
4.5
4
3.5
3
Kt

2.5 pipe schedule 40


2
1.5
1
0.5
0
0 0.125 0.25 0.375 0.5 0.625 0.75 0.875 1
dnom/Dnom

Gambar 7. Grafik faktor konsentrasi tegangan untuk berbagai rasio diameter pipa cabang-utama

Dengan diketahuinya distribusi tegangan pada perca- Kesimpulan


bangan pipa, maka dapat dihitung besarnya faktor Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
konsentrasi tegangan. Gambar 7 menunjukkan grafik adalah bahwa distribusi tegangan pada pipa 90o yang
hubungan antara rasio diameter dengan faktor kon- dikenai beban tekanan internal dapat dicari dengan
sentrasi tegangan untuk tegangan hoop. Dari grafik menggunakan metode elemen hingga (MEH). Keber-
tersebut terlihat bahwa faktor konsentrasi tegangan hasilan pemodelan dengan MEH adalah memperoleh
terbesar terjadi pada rasio diameter 1 yaitu sebesar 4 model yang valid. Validitas model dapat dinilai dari
dan terkecil terjadi pada rasio diameter 0,125 yaitu kecocokan hasil dengan eksperimen maupun dengan
sebesar 2. model lainnnya.

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 97


Besarnya tegangan pada percabangan pipa 90o akibat Daftar Pustaka
tekanan internal memiliki nilai maksimum pada titik 1. ANSI/ASME B 31.1, 1990, “Chemical Plant
tengah percabangan dan memiliki harga minimum and Petroleum Refinery Piping“ , ASME.
pada jarak 30mm s/d 45 mm dari titik tengah per- 2. Basuki, A, 1994, “ Tugas Sarjana Analisis Dis-
cabangan. Pada jarak 75mm dari titik tengah perc- tribusi Tegangan Pada Percabangan Pipa
abangan besarnya teganan tidak terpengaruh oleh 90o Akibat Beban Tekanan Internal Dan
adanya percabangan. Perbandingan antara diameter In-Plane dengan Program Bantu SAP 90
pipa cabang dan utama mempengaruhi besarnya faktor versi 5.20 “, Teknik Mesin UNDIP.
konsentrasi tegangan. 3. Crocker, Sabin, 1967, “ Piping Handbook “ Fifth
Edition , McGraw-Hill Book Company ,
Metode yang dikembangkan pada penelitian ini dapat New York.
dikembangkan pada kasus percabangan pipa dengan 4. Harsokoesoemo, D ; Suweca, I.W ; Satrijo, D,
sudut yang lain. Meskipun demikian masih diperlukan 1994, “Kontribusi Penelitian Beberapa
pengukuran tengangan secara eksperimental untuk Aspek Sistem Perpipaan pada Proses
sebuah model. Hal ini dimaksudkan untuk menguji Perancangan”, ( Majalah Profesi Teknik
validitas model yang dibuat. Mesin ) Volume X , Teknik Mesin ITB.
5. Kannapan, Sam, P.E, 1986, “Introduction to Pipe
Stress Analysis “, John Willey and Son`s ,
New York.
6. Logan, Daryil . L , 1992, ” A First Course in The
Finite Element Method ” , PWS-KENT
Publishing Company , Boston.
7. MSC Corporation, 1994, “ MSC Nastran for
Reference Manual “, version 1.0, The
MacNeal-Schwendler Corporation.
8. Popov, E.P, 1989, “Mekanika Teknik (Mechanics
of Material ) , Edisi keduversi S1 ”,
Penerbit Erlangga , Jakarta.

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 98

Anda mungkin juga menyukai

  • Surat Rekom Bukber
    Surat Rekom Bukber
    Dokumen1 halaman
    Surat Rekom Bukber
    Renji Mailisa Wahyuni
    Belum ada peringkat
  • Ran Cob
    Ran Cob
    Dokumen13 halaman
    Ran Cob
    richardson sitohang
    Belum ada peringkat
  • Makalah Aortic
    Makalah Aortic
    Dokumen8 halaman
    Makalah Aortic
    Renji Mailisa Wahyuni
    Belum ada peringkat
  • Keracunan Makanan
    Keracunan Makanan
    Dokumen16 halaman
    Keracunan Makanan
    Renji Mailisa Wahyuni
    Belum ada peringkat
  • BPS Bab II 28okt
    BPS Bab II 28okt
    Dokumen25 halaman
    BPS Bab II 28okt
    Renji Mailisa Wahyuni
    Belum ada peringkat
  • Anti Miko Tik
    Anti Miko Tik
    Dokumen21 halaman
    Anti Miko Tik
    Renji Mailisa Wahyuni
    Belum ada peringkat
  • Mktp-Renji Mailisa Wahyuni 14-194
    Mktp-Renji Mailisa Wahyuni 14-194
    Dokumen17 halaman
    Mktp-Renji Mailisa Wahyuni 14-194
    Renji Mailisa Wahyuni
    Belum ada peringkat
  • Makalah Aortic
    Makalah Aortic
    Dokumen8 halaman
    Makalah Aortic
    Renji Mailisa Wahyuni
    Belum ada peringkat
  • Ekonomi Veteriner
    Ekonomi Veteriner
    Dokumen13 halaman
    Ekonomi Veteriner
    Hillma A'yuni
    Belum ada peringkat
  • Diagnosa
    Diagnosa
    Dokumen1 halaman
    Diagnosa
    Renji Mailisa Wahyuni
    Belum ada peringkat
  • Pembekuan Semen
    Pembekuan Semen
    Dokumen7 halaman
    Pembekuan Semen
    Renji Mailisa Wahyuni
    Belum ada peringkat
  • Diagnosa
    Diagnosa
    Dokumen2 halaman
    Diagnosa
    Renji Mailisa Wahyuni
    Belum ada peringkat