Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

“TAHAP PERKEMBANAGAN PSIKOSEKSUAL MENURUT SIGMUND FREUD


DAN TAHAP PERKEMBANGAN PSIOSOSIAL MENURUT ERIC ERICSON

DI SUSUN OLEH :
NOVARINI DANIEL
NIM: 1703028

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2018
Perkembangan Psikoseksual Menurut Freud dan Erikson

A. Perkembangan Psikoseksual Menurut Freud


Teori Kepribadian Sigmund Freud Sigmund freud disebut juga sebagai Bapak Psikoanalisa
yang lahir di Moravia , 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September
1939. Freud menganggap bahwa kesadaran hanya merupakan sebahagian kecil saja dari
seluruh kehidupan psikis. Ia beranggapan untuk memahami kepribadian manusia ,
psikologi kesadaran tidaklah mencukupi, orang harus menjelajah secara mendalam ke
daerah ketidaksadaran. Pokok-pokok teori Freud mengenai kepribadian, yaitu Struktur
Kepribadian Ada 3 struktur kepribadian menurut Freud ,yaitu :
1. Das Es (Id) Das Es atau disebut juga dengan Id adalah aspek biologis dan merupakan
sistem original di dalam kepribadian, dari aspek inilah kedua aspek yang lain akan tumbuh.
Das Es berisikan hal-hal yang dibawah sejak lahir( unsur-unsur biologis), termasuk instink
.Id lebih berorientasi pada kesenangan ( pleasure principle ). Id merupakan sumber energi
psikis , maksudnya bahwa id itu merupakan sumber dari instink kehidupan atau dorongan-
dorongan biologis ( makan,minum, tidur,dll )dan instink kematian/instink agresif(tanatos)
yang menggerakkan tingkah laku. Dalam mereduksi ketegangan atau menghilangkan
kondisi yang tidak menyenangkan dan untuk memperoleh kesenangan, id menempuh 2
proses, yaitu : refleks dan proses primer ( the primary process ). Refleks merupakan reaksi
mekanis/otomatis yang bersifat bawaan ,cth : bersin dan berkedip . Sedangkan proses
primer merupakan reaksi psikologis yang lebih rumit . Proses primer berusaha mengurangi
tegangan dengan melakukan fantasi atau khayalan .Misalnya pada saat lapar menghayalkan
makan, pada saat dendam menghayalkan balas dendam, dsb. Namun rasa lapar tidak akan
segera hilang hanya dengan kita menghayalkan makanan. Oleh karena dengan proses
primer tidak dapat mereduksi ketegangan atau memenuhi keinginan atau dorongan maka
cara atau proses baru perlu di kembangkan. Atas dasar inilah komponen kepribadian kedua
terbentuk ,yaitu Ego ( Das Ich )
2. Das Ich ( Ego ) Ego merupakan eksekutif atau manajer dari kepribadian yang membuat
keputusan ( decision maker ) tentang instink-instink mana yang akan dipuaskan dan

2
bagaimana caranya atau sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan
berorientasi kepada prinsip realitas ( reality principle ) . Peran utama ego adalah sebagai
moderator ( perantara) atau yang menjembatani antara id ( keinginan yang kuat untuk
mencapai kepuasan) dengan kondisi lingkungan atau dunia luar ( eksternal social world )
yang diharapkan. Ego dibimbing oleh prinsip realitas yang bertugas untuk mencegah
terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan
atau dorongan id.
3. Das Uber Ich ( Super ego ) Super ego merupakan komponen moral kepribadian yang
berkaitan dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk , benar dan
salah. Super ego berkembang pada usia sekitar 3 atau 5 tahun. Pada usia ini anak belajar
untuk memperoleh hadiah( rewards) dan menghindari hukuman ( punishment ) dengan cara
mengarahkan tingkah lakunya yang sesuai dengan ketentuan atau keinginan orang tuanya.
Apabila tingkah lakunya ternyata salah atau tidak sesuai dengan ketentuan orang tuanya
kemudian mendapat hukuman, maka peristiwa itu membentuk kata hati (conscience) anak,
sedangkan apabila tingkah lakunya baik maka peristiwa itu membentuk ego-ideal anak.
Perkembangan Kepribadian Sigmund Freud: Perkembangan kepribadian berlangsung
melalui tahapan-tahapan perkembangan psikoseksual yaitu tahapan periode perkembangan
seksual yang sangat mempengaruhi kepribadian masa dewasa. Freud berpendapat bahwa
perkembangan kepribadian manusia sebagian besar ditentukan oleh perkembangan
seksualitasnya. Tahapan perkembangan menurut Freud :
a. Tahapan Oral (0-1tahun)Anak memperoleh kepuasan dan kenikmatan yang
bersumber pada mulutnya. Hubungan sosial lebih bersifat fisik, seperti makan atau
minum susu. Objek sosial terdekat adalah ibu, terutama saat menyusu.
Tahapan oral berorientasi di mulut, mulut sebagai sumber kenikmatan erotis maka
anak akan menikmati peristiwa menyusui dari sang ibu . Ketidakpuasan pada masa
oral akan menimbulkan gejala regresi ( kemunduran ), gejala perasaan iri hati.
Reaksi dari kedua gejala itu dapat dinyatakan dalam beberapa tingkah laku seperti:
mengisap jempol, mengompol, membandel, dll . Selain itu juga berdampak kepada
perkembangan kepribadian anak seperti : merasa kurang aman, selalu bergantung
kepada orang lain, egosentris , selalu meminta perhatian dari orang lain. Bagi anak
yang mengalami kepuasan yang lebih padahal ini , iya juga memiliki dampak yang

3
negatif, seperti : anak akan menampilkan pribadi yang kurang mandiri, bersikap
rakus, haus perhatian dari orang lain .
b. Tahapan Anal (1-3tahun) :Pada fase ini pusat kenikmatannya terletak di anus,
terutama saat buang air besar. Inilah saat yang paling tepat untuk mengajarkan
disiplin pada anak termasuk toilet training. Pada tahap ini anak akan mengalami
ketegangan ketika duburnya penuh dengan ampas makanan dan peristiwa buang
air besar yang di alami anak merupakan proses pelepasan ketegangan dan
pencapaian ketegangan, rasa senang dan nikmat. Pada tahap ini anak juga di tuntut
hidup bersih, tidak ngompol, tidak buang air kecil sembarangan . Pada tahap ini
orang tua mengembangkan latihan kebersihan yang disebut dengan Toilet Training
Ada beberapa cara orang tua untuk memberikan latihan ini , cara itu juga memiliki
dampak tersendiri bagi perkembangan anak, yaitu : cara pelatihan yang keras akan
berdampak : bersikap berlebihan dalam ketertiban atau kebersihan , bersikap kikir,
stereotif atau kurang kreatif , penakut , dsb. Cara pelatihan yang selalu memuji
berdampak : selalu ingin dipuji, kurang mandiri ( manja). Cara pelatihan dengan
sikap pengertian berdampak : anak mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri,
egonya berkembang dengan wajar.
c. Tahapan Falik (3-5tahu n) :Anak memindahkan pust kenikmatannya pada daerah
kelamin. Anak mulai tertarik dengan perbedaan anatomis antara laki-laki dan
perempuan. Pada anak laki-laki kedekatan dengan ibunya menimbulkan gairah
sexual perasaan cinta yang disebut Oedipus Complex. Sedangkan pada anak
perempuan disebut Electra Complex. Pada masa ini terjadi perkembangan berbagai
aspek psikologis, terutama terkait dengan iklim kehidupan sosiopsikologi keluarga
atau perlakuan orang tua kepada anak. Pada tahap ini anak masih bersifat “selfish”,
sifat lebih mementingkan diri sendiri, belum berorientasi ke luar atau
memperhatikan orang lain.
d. Tahapan Latensi (5-12tahun) : Ini adalah masa tenang, walau anak mengalami
perkembangan pesat pada aspek motorik dan kognitif.. Anak mencari figure ideal
diantara orang dewasa berjenis kelamin sama dengannya. Tahapan ini merupakan
masa tentang seksual, karena segala sesuatu yang terkait dengan seks dihambat
atau di repres. Dengan kata lain masa ini adalah periode tertahannya dorongan sex

4
dan agresif. Selama masa ini anak mengembangkan kemampuan bersublimasi (
seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah , bermain, olahraga , mulai menaruh
perhatian untuk berteman namun mereka belum naruh perhatian yang khusus
kepada lawanb jenis.
e. Fase Genital (12tahun keatas) : Alat-alat reproduksi sudah mulai matang, pusat
kepuasannya berada pada daerah kelamin. Energi psikis (libido) diarahkan untuk
hubungan-hubungan heteroseksual. Rasa cintanya pada anggota keluarga
dialihkan pada orang lain yang berlawan jenis. Pada masa ini anak sudah masuk
usia remaja. Masa ini di tandai dengan matangnya organ reproduksi anak. Pada
periode ini, instink seksual dan agresif menjadi aktif. Anak mulai mengembangkan
motif untuk mencintai orang lain, atau mulai berkembang motif altruis. Masa ini
di tandai dengan proses pengalihan perhatian dari mencari kepuasaan atau
kenikmatan sendiri.

Teori Kepribadian Erik Erikson; Erik Erikson lahir di kota Frankfurt, Jerman
tanggal 15 Juni 1902.Erikson adalah seorang Freudian dan penulis utama psikologi
ego. Artinya erikson pada dasarnya menerima gagasan Freud termasuk gagasan
yang belum pasti seperti oedipal complex ,dan menerima gagasan tentang ego yang
didukung oleh para pendukung setia Freudian . Erikson memandang identitas ego
sebagai polarisasi dari seseorang itu menurut perasaan dirinya sendiri dan apa
seseorang itu menurut anggapan orang lain.
1. Ego Kreatif : Erikson memandang ego sebagai kemampuan seseorang
untuk menyesuaikan diri secara kreatif dan otonom. Ia menjelaskan bahwa
ego ini mempunyai kreativitas dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, tidak hanya di tentukan oleh faktor internal yang berasal
dari dalam diri individu tetapi juga ditentukan oleh faktor sosial dan budaya
tempat individu itu berada. Erikson menggambarkan adanya sejumlah
kualitas yang dimiliki ego yang tidak ada pada psikoanalisis Freud, yakni
kepercayaan , penghargaan otonomi ,kemauan ,kerajinan, kompetensi,
identitas , kesetiaan , dll .

5
B. Teori Perkembangan Psikososial: Erikson mengatakan bahwa perkembangan itu memiliki
prinsip epigenetik , maksudnya adalah prinsip ini menjelaskan bahwa kehidupan
organisme yang baru itu berkembang dari sumber yang memiliki identitas yang tidak
berbeda dengan organisme yang baru dan bagaimana pun perkembangannya itu bertahap.
Perkembangan individu meliputi perkembangan psikososial Ada 8 tahap perkembangan
menurut erikson, yaitu :
a. Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Kecurigaan) Tahap ini berlangsung pada masa oral,
kira-kira terjadi pada umur 0-1 atau 1 ½ tahun. Tugas yang harus dijalani pada tahap
ini adalah menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekan
kemampuan untuk hadirnya suatu ketidakpercayaan.
b. Otonomi vs Perasaan Malu dan Ragu-ragu Pada tahap kedua adalah tahap anus-otot
(anal-mascular stages), masa ini biasanya disebut masa balita yang berlangsung mulai
dari usia 18 bulan sampai 3 atau 4 tahun. Tugas yang harus diselesaikan pada masa ini
adalah kemandirian (otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan ragu-
ragu.
c. Inisiatif vs Kesalahan Tahap ketiga adalah tahap kelamin-lokomotor (genital-
locomotor stage) atau yang biasa disebut tahap bermain. Tahap ini pada suatu periode
tertentu saat anak menginjak usia 3 sampai 5 atau 6 tahun, dan tugas yang harus
diemban seorang anak pada masa ini ialah untuk belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa
banyak terlalu melakukan kesalahan.
d. Kerajinan vs Inferioritas: Tahap keempat adalah tahap laten yang terjadi pada usia
sekolah dasar antara umur 6 sampai 12 tahun. Salah satu tugas yang diperlukan dalam
tahap ini ialah mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan
rasa rendah diri: Identitas vs Kekacauan Identitas
e. Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa puber
dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. melalui tahap ini orang harus mencapai
tingkat identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi berarti mengetahui siapa
dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah masyarakat.
f. Keintiman vs Isolasi yaitu pada masa dewasa awal yang berusia sekitar 20-30 tahun.
Adalah ingin mencapai kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindar dari
sikap menyendiri.

6
g. Generativitas vs Stagnasi Masa dewasa (dewasa tengah) berada pada posisi ke tujuh,
dan ditempati oleh orang-orang yang berusia sekitar 30 sampai 60 tahun. salah satu
tugas untuk dicapai ialah dapat mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat
melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa (stagnasi).
h. Integritas vs Keputusasaan:
Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja yang diduduki oleh
orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas. Yang menjadi tugas pada usia
senja ini adalah integritas dan berupaya menghilangkan putus asa dan kekecewaan.

Anda mungkin juga menyukai