Anda di halaman 1dari 27

PERAN ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION

TECHNOLOGY) TERHADAP PERKEMBANGAN DAKWAH


PADA MAHASISWA PTE A 2016

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Umum Seminar Pendidikan
Agama Islam (KU300) yang diampu oleh Prof. Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag.

Disusun oleh:
Arif Wahyu Mariyandi 1600149
Iva Rachmawati 1602314
Naufal Taufiqurrahman 1606041
Hendra Fauzi 1606292

Kelompok 7
Pendidikan Teknik Elektro – A 2016

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan
Agama Islam.

Makalah yang berjudul “Peran ICT (Information and Communication


Technology) terhadap Perkembangan Dakwah” ini bermuatan mengenai analisis
hasil penelitian pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro A 2016.

Selama penyusunan makalah ini, kami menghadapi banyak hambatan.


Namun dengan bantuan dari berbagai pihak, hambatan tersebut dapat diatasi
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk itu kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan semangat, doa, dan
materi selama proses penyusunan makalah.
2. Bapak Prof. Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag., selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam.
3. Teman-teman seperjuangan PTE A 2016.
4. dan pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari proses penyusunan dan penulisan makalah ini belum


sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat secara khusus
bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Bandung, September 2018

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 5


A. Latar Belakang ......................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
C. Tujuan ....................................................................................................... 6
D. Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah .......................................... 6
E. Sistematika Makalah ................................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORI......................................................................................... 7


A. Islam dan Teknologi ................................................................................. 7
B. Dakwah ..................................................................................................... 8
C. Perkembangan Dakwah di Kampus ....................................................... 10
D. Penggunaan Teknologi dalam Dakwah .................................................. 11

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 13


A. Persiapan Penelitian ............................................................................... 13
B. Objek Penelitian ..................................................................................... 13
C. Kuesioner Penelitian ............................................................................... 13
D. Hasil Penelitian....................................................................................... 13

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 22


A. Kesimpulan ............................................................................................. 22
B. Saran ....................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23


LAMPIRAN .......................................................................................................... 25

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Pengetahuan Definisi Dakwah .................................................. 13


Gambar 2 Grafik Media Dakwah Efektif .............................................................. 14
Gambar 3 Grafik Pengaruh ICT terhadap Dakwah ............................................... 15
Gambar 4 Grafik Kemudahan Akses Dakwah dengan ICT .................................. 16
Gambar 5 Grafik Sumber Dakwah Daring............................................................ 16
Gambar 6 Grafik Intensitas Dakwah Daring ......................................................... 17
Gambar 7 Grafik Mengikuti Dakwah Daring ....................................................... 18
Gambar 8 Grafik Tema Dakwah Daring ............................................................... 19
Gambar 9 Grafik Efektivitas ICT terhadap Perkembangan Dakwah .................... 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keinginan untuk terus berdakwah harus menjadi kebiasaan umat
Islam. Hal itu sudah menjadi tanggung jawab moral di kalangan umat
Islam. Berbagai cara telah dilakukan agar dakwah senantiasa tetap berjalan
hingga kini, setelah berselang ratusan tahun sejak dakwah lisan yang
digunakan Rasulullah sampai dakwah saat ini yang menggunakan media
digital.

Perubahan zaman yang terjadi sekarang ini berdampak terhadap


perkembangan teknologi yang semakin canggih dan memasuki hampir
setiap aspek kehidupan manusia. Aspek kehidupan beragama pun tidak
luput dari perkembangan teknologi. Hal ini pun menjadi tantangan
tersendiri bagi penyebaran pendidikan agama Islam.

Salah satu teknologi yang banyak digunakan dalam era ini adalah
ICT (Information and Communication Technology), karena efektivitas
waktu dan penghapusan jarak geografis menjadi kelebihan teknologi
informasi. Adanya teknologi informasi dapat diartikan sebagai sebuah
kesempatan untuk melakukan dakwah yang bersifat menyeluruh.

Namun di sisi lain, pesatnya perkembangan teknologi tidak jarang


menimbulkan kesiapan mental para penggunanya yang tidak selaras
dengan kecepatan teknologi yang ada, sehingga teknologi disalahgunakan.
Untuk itu, peranan pendidikan agama sangat penting dalam
mempersiapakan generasi muda khususnya mahasiswa untuk menghadapi
tantangan tersebut.

Maka dari itu, berdasarkan masalah tersebut diadakan penelitian


yang menelusuri bagaimana sesungguhnya peran ICT (Information dan
Communication Technology) terhadap perkembangan dakwah pada
mahasiswa khususnya mahasiswa PTE A 2016.

5
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ICT (Information dan Communication Technology)
berpengaruh terhadap perkembangan dakwah?
2. Bagaimana ICT (Information dan Communication Technology)
mempengaruhi perkembangan dakwah?
3. Bagaimana peran ICT (Information dan Communication Technology)
dalam efektifitas perkembangan dakwah?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh ICT (Information dan Communication
Technology) terhadap perkembangan dakwah.
2. Mengetahui bagaimana ICT (Information dan Communication
Technology) mempengaruhi perkembangan dakwah.
3. Mengetahui peran ICT (Information dan Communication Technology)
dalam efektifitas perkembangan dakwah.

D. Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah


Penelitian ini menggunakan pendekatan multidisipliner dan metode
riset dengan cara kuantitatif. Pengambilan data dilakukan melalui
kuesioner secara daring.

E. Sistematika Makalah
BAB I PENDAHULUAN menjelaskan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, pendekatan dan metode
pemecahan masalah, lalu sistematika masalah.

BAB II KAJIAN TEORI mencantumkan teori-teori dari berbagai referensi


mengenai topik terkait Islam dan Teknologi serta Dakwah.

BAB III PEMBAHASAN merupakan bagian utama dari makalah


penelitian yang menyajikan hasil penelitian.

BAB IV PENUTUP berisi kesimpulan serta saran dari penelitian yang


dilakukan.

6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Islam dan Teknologi
Tidak seorangpun dapat menyangkal bahwa di dalam Al-Qur’an
tidak hanya diletakkan dasar-dasar peraturan hidup manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan sang pencipta, dalam interaksinya sesama
manusia, dan dalam tindakannya terhadap alam di sekitarnya, tetapi juga
dinyatakan untuk apa manusia diciptakan. Di dalam Al-Qur’an disebutkan
juga garis besar tentang kejadian alam semesta, tentang penciptaan
makhluk hidup, termasuk manusia didorong hasrat ingin tahunya, dipacu
akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di sekelilingnya.

Dalam ayat-ayat Al-Qur’an, Allah SWT memberi bimbingan-Nya


dengan memberi contoh apa saja yang dapat diamati dan untuk tujuan apa
pengamatan itu dilakukan, agar manusia selalu melakukan observasi untuk
mencari titik terang dari apa yang telah Allah gambarkan, karena alam
semesta dan proses-proses yang terjadi di dalamnya sering kali dinyatakan
sebagai “ayat-ayat Allah” (Baiquni, 1996). Maka, meneliti kosmos atau
alam semesta dapat diartikan sebagai “membaca ayatullah”.

Allah telah menggambarkan tentang teknologi dalam Al-Qur’an,


teknologi bagi para pendahulu kita (para utusan Allah). Hal ini Allah
gambarkan untuk kita jadikan bahan pembelajaran dan motivasi dalam
menguasai berbagai cabang ilmu.

Firman Allah yang berkaitan tenang teknologi di antaranya dalam


surat al-Anbiya 80-81.
“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud baju perisai untuk kamu,
guna memeliharamu dalam peperangan, maka tidakkah kamu
bersyukur? Dan bagi Sulaiman, angin yang kencang tiupannya
yang menghembus ke negeri yang telah Kami berkati, dan Kami
mengetahui tentang segala sesuatu”.

7
Di dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa Nabi Daud as diberitahu
oleh Allah SWT tentang pembuatan baju pelindung yang dapat digunakan
dalam pertempuran. Dari pelajaran yang disampaikan Allah kepada Nabi
Daud ini dapat kita lihat perkembangan pembuatan baju besi yang
dirancang khusus untuk para prajurit dalam peperangan yang mereka
hadapi baik itu berupa topi besi, rompi anti peluru dan sebagainya, ini
merupakan pengembangan dari teknologi yang telah berabad-abad Allah
ajarkan kepada nabi-Nya. Begitu juga Nabi Sulaiman as, Allah telah
menundukkan angin baginya, hingga ia dapat melawat ke negeri
sekitarnya. Dari gambaran yang Allah tunjukkan, kita bisa melihat
perkembangannya saat ini

Teknologi mempunyai arti keseluruhan sarana untuk menyediakan


barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia (Departemen Pendidikan Nasional, 2001). Teknologi merupakan
pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material, dan proses yang
menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktifitas manusia,
teknologi mualai sebelum sain dan teknik. Kata teknologi penting
menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses
penemuan sainsifik yang baru ditemukan, penemuan yang sangat lama
seperti roda dapat disebut teknologi (Wikipedia, n.d.).

B. Dakwah
Dakwah (Arab: ‫دعوة‬, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang
bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat
kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata
dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang
berarti panggilan, seruan atau ajakan.

Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata


"Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Dakwah Islam" atau ad-
dakwah al-Islamiyah. Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara dan
tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti,
menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau

8
pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "da'i"
sedangkan yang menjadi objek dakwah disebut "mad'u". Setiap Muslim
yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "da'i".

Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan


kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi
Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan
berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya,
keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa
pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah nabi
Muhammad SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari
Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).
(Wikipedia, n.d.)

Di Indonesia, keberadaan ilmu dakwah tidak bisa lepas dari


lembaga pendidikan yang mencetak pendakwah, seperti madrasah,
pesantren, dan perguruan tinggi Islam. Sejak Islam pertama kali masuk di
wilayah Indonesia, pala ulama dan sultan telah memikirkan upaya
menyebarkan islam secara efektif. Untuk itu, kemudian dilakukan
kederisasi melalui pendidikan Islam. A. Hasjmi menyebut Dayah Cot
Kala yang didirikan oleh Muhammad Amin sebagai perguruan tinggi
Islam pertama di bangun di rantau Asia Tenggara, Muhammad Amin
behasil mengembangkan Dayah Cot Kala dalam mencetak pendakwah
yang menyebarkan Islam di penjuru nusantara.

Para kiai Jawa juga mengemban misi yang sama dengan para
ulama Aceh, yakni mencetak pendakwah. Penting dicatat bahwa saat itu
pendakwah lebih populer dari pada guru agama. Sebagai pendakwah, para
ulama banyak menghabiskan waktunya untuk berkelana menyebarkan
agama Islam. Seperti informasi dakwah Wali Songo dari artefak yang di
tinggalkan dan cerita rakyat secara lisan.

Sebelum dakwah menjadi jurusan tersendiri, dakwah kerap


dijadikan tema dalam perdebatan di media massa ilam maupun forum

9
ilmiah, di Padang kaum modernis membuat sebuah majalah berbahasa
melayu dengan nama al-Munir, majalah yang didirikan oleh Haji Abdullah
Ahmad ini mengedepankan dakwah purifikatif (pemurnian tauhid) dan
menyuarakan ide-ide metode pembaruan Islam. Dari majalah al-Munir
tersebut, muncul beberapa majalah islam lainnya di Indonesia.

Sebelum kemerdekaan ilmiah tentang dakwah Islam masih


dilakukan secara informal, para ulama masih berkunjung untuk
membicarakan masa depan umat islam Indonesia. Dalam hal ini, belum
ada institusi pendidikan islam yang memberikan fasilitas untuk
mengadakan forum ilmiah tentang dakwah, setelah Perguruan Tinggi
Agama Islam (PTAIN) di bentuk oleh pemerintah pada tanggal 26
September 1951, dakwah menjadi salah satu jurusannya selain jurusan
tarbiyah, setelah PTAIN berganti nama menjadi IAIN, dakwah masih
menjadi sebuah jurusan dibawah Fakultas Ushuluddin pada tahun 1960
hingga 1968.

Tahun 1967, rektor Ar-raniri Aceh dengan di dukung oleh Yayasan


Pembina Darusallam dan mentri kesejahteraan untuk mengusulkan status
jurusan dakwah menjadi Fakultas Dakwah, usulan ini dipenuhi SK. Mentri
agama Agama Nomir `13 Tahun 1968, setelah menjadi sebuah fakultas
tersendiri, ilmu dakwah di kembangkan menjadi leluasa hingga saat ini.
(Ayuriska, 2014)

C. Perkembangan Dakwah di Kampus


Lembaga Dakwah Kampus (disingkat LDK) adalah sebuah
institusi organisasi kemahasiswaan intra kampus yang terdapat di tiap-tiap
perguruan tinggi di Indonesia. Organisasi ini bergerak dengan Islam
sebagai asasnya. Sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia pasti
mempunyai LDK. Tiap-tiap perguruan tinggi, nama LDK bisa berbeda-
beda. Kadang mereka menyebut dirinya sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa
Islam, Kerohanian Islam, Forum Studi Islam, Lembaga Dakwah Kampus,
Badan Kerohanian Islam, dan sebagainya.

10
LDK adalah lembaga yang bergerak di bidang dakwah Islam ini
muncul pada era tahun 60-an, kampus merupakan inti kekuatannya, dan
warga civitas akademika adalah objek utamanya. Ditinjau dari struktur
sosial kemasyarakatan, mahasiswa dan kampus merupakan satu kesatuan
sistem sosial yang mempunyai peranan penting dalam perubahan sosial
peri-kepemimpinan di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan dari potensi
manusiawi, mahasiswa merupakan sekelompok manusia yang memiliki
taraf berpikir di atas rata-rata. Dengan demikian, kedudukan mahasiswa
adalah sangat strategis dalam mengambil peran yang menentukan keadaan
masyarakat pada masa depan. Perubahan masyarakat ke arah Islam terjadi
apabila pemikiran Islam telah tertanam di masyarakat itu. Dengan berbagai
potensi strategis kampus, maka tertanamnya pemikiran Islam di dalam
kampus melalui dakwah Islam diharapkan dapat menyebar secara efektif
ke tengah-tengah masyarakat. (Wikipedia, n.d.)

D. Penggunaan Teknologi dalam Dakwah


Pertama kali internet diperkenalkan oleh para ilmuan barat, yang
dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969,
melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research
Project Agency Network), dimana mereka mendemonstrasikan bagaimana
dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa
melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran
telepon.

Kebanyakan tokoh Islam merasa curiga dan khawatir akan efek


dari temuan teknologi tersebut. Namun pemikir Islam dari Syria Dr.
Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi menyatakan bahwa, ternyata
jaringan internet yang hampir menelan seluruh penjuru dunia adalah
merupakan lahan luas yang di situ bertebaran podium-podium yang
menyuarakan kepentingan Islam dengan memperkenalkan, mengajak
(dakwah), membela dan memecahkan berbagai problema. (Hidayatullah,
2004)

11
Pada dasarnya ada 2 peranan utama penggunaan ICT (Information
and Communication Technology) dalam kegiatan belajar mengajar,
termasuk dalam kegiatan dakwah, yaitu:
1. Sebagai sumber belajar
ICT khususnya internet seseorang dapat memperoleh jutaan bahkan
miyaran sumber ilmu pengetahuan yang dibutuhkan.
2. Sebagai media pembelajaran
ICT juga dapat dijadikan media atau sarana untuk berkumunikasi
antara seseorang dengan orang lain, antara guru dengan murid, antara
penjual dan pembeli, termasuk juga bagi para da’i dengan mad’u.
(Hanz, 2013)

Terdapat tiga motode dakwah melalui internet yaitu:


1. Menggunakan fasilitas website seperti yang telah dilakukan oleh
banyak organisasi Islam maupun tokoh-tokoh ulama. Berdakwah
dengan menggunakan fasilitas ini dianggap lebih fleksibel dan luas
jika dibandingkan dengan dua fasilitas berikutnya.
2. Menggunakan fasilitas mailing list dengan mengajak diskusi
keagamaan atau mengirim pesan-pesan moral kepada seluruh
anggotanya.
3. Menggunakan fasilitas chatting ynag memungkinkan untuk
berinteraksi secara langsung. Sebenarnya jika dibandingkan dengan
dua fasilitas yang telah disebutkan di atas, fasilitas chatting
lingkupnya lebih sempit sebab kegiatan dakwah melalui fasilitas ini
hanya berlangsung pada saat pelaku dakwah sedang on line di internet
saja. (Septiana, 2016)

12
BAB III
PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Penelitian untuk mengetahui bagaimana peranan ICT (Information
and Technology Communication) terhadap Perkembangan Dakwah pada
Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro A 2016 ini menggunakan metode
kuantitatif, dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibuat
dalam bentuk tanya jawab. Penyebaran kuesioner dilakukan secara daring,
selama 3 hari untuk mendapatkan data penelitian.

B. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro A
2016 dengan rincian, populasi sebanyak 40 Mahasiswa Pendidikan Teknik
Elektro A (tanpa 4 orang anggota peneliti). Kemudian untuk menentukan
banyaknya sampel, digunakan teknik sampling Slovin dan penetapan rate
error (batas toleransi kesalahan) sebesar 10%, maka didapatkan jumlah
sampel sebanyak 31 Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro A yang telah
mengisi kuesioner secara daring.

C. Kuesioner Penelitian
Kuesioner penelitian terlampir pada bagian Lampiran.

D. Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya,
dapat disampaikan hasil penelitian sebagai berikut.

Gambar 1 Grafik Pengetahuan Definisi Dakwah

13
Responden yang memilih bahwa dakwah itu berarti ajakan atau seruan
kepada jalan kebenaran terdapat 77,4%, sementara 16,1% menyatakan
dakwah dengan pengertian ajakan, dan diartikan sebagai seruan oleh 6,5%.

Berdasarkan data tersebut, mayoritas mahasiswa PTE A 2016 mengetahui


definisi dakwah, yang tercantum dalam bagian kajian teori. Meskipun
terdapat beberapa mahasiswa yang memilih ajakan atau seruan saja, tetapi
maksud dari ajakan atau seruan itu sendiri sama, artinya untuk beriman
dan taat pada Allah SWT sesuai dengan akidah, syariat dan akhlak islam.
(Wikipedia, n.d.)

Gambar 2 Grafik Media Dakwah Efektif

Dalam diagram kedua dijelaskan tentang media dakwah yang paling


efektif, hasil kuesioner menyatakan bahwa media dakwah yang paling
efektif adalah media elektronik sebesar 58,1%, sebesar 25,8% menyatakan
organisasi dan sisanya sebesar 16,1% menyatakan media yang paling
efektif adalah melalui tatap muka secara langsung, media cetak, dan
menyatakan semua media efektif.

Dari hasil tersebut sudah tidak dipungkiri lagi bahwa teknologi


berkembang pesat khususnya dalam media elektronik dalam bidang
dakwah, hampir setengah dari mahasiswa PTE A 2016 setuju bahwa media
elektronik merupakan media dakwah yang efektif, kemudian melalui
organisasi karena organisasi berbasis dakwah di kampus memang tidak

14
dipungkiri merupakan media dakwah yang cukup efektif juga. Bertatap
muka secara langsung pun dikemukakan oleh beberapa mahasiswa, karena
pada dasarnya sebelum media elektronik muncul, tatap muka secara
langsung merupakan cara dakwah yang efektif dan dakwah secara
konvensional pun harus tetap dilaksanakan. (Fakhruroji & Muhaemin)

Gambar 3 Grafik Pengaruh ICT terhadap Dakwah

Menurut 93,5% mahasiswa PTE A 2016, ICT (Information and


Technology Communication) berpengaruh terhadap dakwah, dan 6,5%
menyatakan bahwa ICT tidak berpengaruh terhadap dakwah.

Mayoritas mahasiswa PTE A menyatakan ICT berpengaruh terhadap


dakwah. Hal ini tentu saja tak luput dari akibat globalisasi yang terjadi
hampir di seluruh aspek kehidupan termasuk keagamaan. Secara kasat
mata, terlihat bahwa ICT juga mempengaruhi dakwah.

15
Gambar 4 Grafik Kemudahan Akses Dakwah dengan ICT

Menurut mahasiswa PTE A 2016, ICT (Information and Communication


Technology), sebanyak 96,8% menyatakan bahwa ICT mempermudah
mereka untuk mendapatkan konten dakwah secara daring dan 3,2%
menyatakan ICT tidak mempermudah mereka mendapatkan konten
dakwah.

Hampir seluruh mahasiswa PTE A 2016 beranggapan bahwa ICT memang


mempermudah mereka untuk mendapatkan dakwah secara daring, karena
hampir seluruh mahasiswa mendapatkan akses internet yang mudah untuk
mencari apapun, termasuk mencari konten dakwah.

Gambar 5 Grafik Sumber Dakwah Daring

16
Mahasiswa PTE A 2016 menyatakan bahwa sumber dakwah daring yang
banyak didapatkan secara berurutan dari yang terbanyak adalah dari
Instagram (58,1%), website terpercaya (41,9%), Line (32,3%), WhatsApp
(29%), Youtube (12,9%), dan terakhir Twitter (3,2%).

Dakwah dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja melalui berbagai
media dengan pemanfaatan ICT, termasuk sumber-sumber dakwah yang
banyak berpusat di media sosial. (Ariani, 2014)

Pada grafik 5 terlihat bahwa mahasiswa PTE A 2016 memang aktif dalam
penggunaan sosial media khususnya Instagram, karena di Instagram ini
kita lebih mudah untuk mendapatkan postingan-postingan dakwah dari
para pendakwah muda yang disukai oleh para mahasiswa dalam cara
berdakwahnya. Urutan kedua yaitu website terpercaya, selanjutnya
merupakan sumber dakwah daring yang didapatkan dari grup atau chat
yang juga tak kalah populer.

Gambar 6 Grafik Intensitas Dakwah Daring

54,8% mahasiswa setiap hari mendapatkan dakwah daring, 29% seminggu


sekali, dan sisanya 13,2% menjawab yang lainnya yaitu 3 hari sekali,
kadang-kadang, dan kemungkunan besar didapatkan setiap hari tapi tidak
diketahui.

17
Tentu saja hampir setengah mahasiswa mendapatkan konten dakwah
setiap hari, karena penggunaan media sosial pun hampir tak luput dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga mahasiswa memanfaatkan media sosial
untuk memperbaiki diri untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Gambar 7 Grafik Mengikuti Dakwah Daring

Mahasiswa PTE-A 2016 menyatakan mengikuti sumber dakwah daring


sebesar 54,8% dan sisanya 45,2% menyatakan tidak.

Tidak semua mahasiswa PTE A 2016 mengikuti sumber dakwah daring,


meskipun setengahnya mengikuti. Ternyata, kemudahan untuk
mendapatkan akses konten dakwah tidak serta merta menjadikan
mahasiswa untuk mengikuti salah satu sumber dakwah daring, tentu saja
hal ini bisa disebabkan banyak hal, misalnya keraguan terhadap sumber
dakwah daring yang tersedia, ataupun mahasiswa lebih memilih untuk
mengikuti dakwah secara langsung.

18
Gambar 8 Grafik Tema Dakwah Daring

Mahasiswa PTE-A 2016 menyatakan bahwa tema dakwah yang banyak


mereka dapatkan yaitu 38,7 % bertema motivasi, 19,4% bertema
kehidupan, 16,1% bertema akhlaq, 19,4% bertema fiqih dan kehidupan
dan sisanya 6,4% bertema lainnya.

Jika dilihat dari keseluruhan data, tema dakwah yang sering dijumpai
mahasiswa PTE A 2016 adalah bertemakan motivasi, kehidupan, dan
ibadah. Banyak diantaranya mahasiswa yang termotivasi ingin berhijrah,
sehingga banyak juga dorongan dakwah media sosial dari pemuka agama
kaum muda yang memotivasi agar para mahaiswa tidak terjerumus pada
hal-hal yang tidak diinginkan atau menentang hukum dan ketentuan Allah
SWT.

19
Gambar 9 Grafik Efektivitas ICT terhadap Perkembangan Dakwah

Sebanyak 96,8% mahasiswa PTE A 2016 menyatakan bahwa ICT efektif


terhadap perkembangan dakwah dan sisanya sebanyak 3,2% menyatakan
tidak efektif.

Mayoritas mahasiswa PTE A 2016 sangat yakin akan peran ICT yang
efektif terhadap perkembangan dakwah, tak dapat dipungkiri bahwa
dengan keberadaan ICT ini mempermudah para pendakwah untuk
berdakwah, mempermudah mahasiswa untuk mencari konten dakwah, juga
memudahkan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan dakwah.

Sesuai dengan pernyataan yang dikutip dari salah satu jurnal bahwa,
perkembangan ICT yang cepat, menawarkan perubahan pada cara
penyampaian atau media dakwah, dari konvensional menuju metode
kontemporer. Dakwah yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi salah
satunya ICT, memungkinkan efisiensi pada waktu pelaksanaan
dibandingkan dengan tatap muka langsung, juga dapat di akses setiap
waktu. Lebih daripada itu, dakwah dengan memanfaatkan teknologi dapat
menyesuaikan dengan pola kehidupan modern. (Arifuddin, 2016)

Kekurangan penggunaan ICT dalam perkembangan dakwah


Tentunya, mayoritas mahasiswa yang menyatakan bahwa ICT efektif
terhadap perkembangan dakwah juga tidak memungkiri bahwa adanya
kekurangan atau dampak negative mengenai penggunaan dakwah ini.

20
Menurut mahasiswa PTE A 2016, dampak ICT terhadap perkembangan
dakwah ini dirangkum dalam paragraph berikut.

Materi dakwah yang diberikan secara bebas di sosial media dapat


menimbulkan makna yang berbeda apabila pemahaman materi tidak
dilakukan secara penuh, karena banyak pengguna media sosial yang masih
malas membaca dan hanya mengambil kesimpulan berdasarkan sedikit
konten yang dibaca. Lalu kurang terkontrolnya penyampaian impormasi
yang terkadang tidak dikaji terlebih dahulu, sehingga mayoritas
masyarakat yang sifatnya satu arah hanya menilai suatu hal dari satu
perspektif saja. Kemudian sumber materi yang terdapat di internet belum
bisa dipastikan kebenarannya, karena banyak diantaranya konten dakwah
yang tidak mencantumkan sumber yang jelas dalam postingan konten
dakwahnya.

Untuk menanggulangi dampak negatif dari peran ICT terhadap


perkembangan dakwah, terdapat dua hal yang bisa dilakukan dalam Jurnal
yang berjudul Dakwah Islam, Teknologi, dan Kemanusiaan. Pertama,
manusia harus “melek teknologi.” Artinya, manusia dalam peradaban
yang serba teknologis ini harus mampu mempergunakan serta mengelola
teknologi sebagai sarana menjalankan misi kemanusiaan. Bukan justru
terjajah atau diperbudak oleh teknologi. Kedua, teknologi harus “melek
umat.” Artinya wujud dan tersebarnya teknologi harus bersahabat dengan
nilai-nilai fundamental kemanusiaan yang tidak boleh merusak tatanan
kehidupan dan kemanusiaan. (Wahab, 2015)

21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada Mahasiswa PTE A 2016 ini dapat
disimpulkan bahwa:
a. ICT (Information and Communication Technology) mempengaruhi
perkemabangan dakwah.
b. ICT mempengaruhi perkembangan dakwah melalui sumber-sumber
dakwah daring yang mudah diakses, intensitas dakwah daring yang
semakin rutin, kemudian tema dakwah yang didapatkan lebih
menyesuaikan pada kebutuhan masing-masing individu.
c. ICT juga berperan efektif terhadap perkembangan dakwah berdasarkan
penelitian, meskipun tak dapat dipungkiri bahwa ICT juga membawa
dampak negative apabila disalahgunakan oleh penggunanya termasuk
perihal dakwah ini.

B. Saran
a. Diperlukan kehati-hatian dalam menggunakan ICT untuk kepentingan
dakwah, teknologi dapat dengan mudah disalahgunakan oleh oknum-
oknum tertentu.
b. Tidak terbawa oleh provokasi, terlebih dahulu menelusuri konten dan
sumber dakwah apabila melenceng dan menyalahi aturan agama.
c. Pemanfaatan dakwah menggunakan ICT ini harus diiringi dengan
pembelajaran ilmu agama yang dilakukan secara langsung, agar ilmu
yang dimiliki tidak hanya maya melainkan nyata dan benar.

22
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, A. (2014). Peran dan Posisi Informasi Teknologi (IT) dalam Dakwah dan
Komunikasi. Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 13 No. 25.

Arifuddin. (2016). Dakwah Through Internet: Challenges and Opportunities for


Islamic Preachers in Indonesia. Ar-Raniry: International Journal of
Islamic Studies Vol. 3 No. 1.

Ayuriska, A. (2014). Academia. Retrieved September 10, 2018, from


https://www.academia.edu/9461086/Makalah_Ilmu_Dakwah_Sejarah_Per
kembangan_Dakwah

Baiquni, A. (1996). Al-Qur'an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Jakarta: Dana


Bhakti Prima Yasa.

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.

Fakhruroji, M., & Muhaemin, E. (n.d.). Sikap Akademisi Dakwah Terhadap


Internet sebagai Media Dakwah.

Hanz, G. (2013, November 4). Insan Militan. Retrieved September 19, 2018, from
https://insanmilitan.wordpress.com/2013/11/04/pemanfaatan-teknologi-
informasi-dalam-bidang-dakwah/

Hidayatullah, S. (2004). Islam Virtual, Keberadaan Dunia Islam di Internet.


Jakarta: MIFTA.

Septiana, S. (2016, March). IslamOnTech. Retrieved September 19, 2018, from


http://islam-on-tech.blogspot.com/2016/03/peran-teknologi-komunikasi-
bagi-dakwah.html

Wahab, A. (2015). Dakwah Islam, Teknologi dan Kemanusiaan. An-Nida Vol. 7


(1), 1-9.

Wikipedia. (n.d.). Wikipedia. (Wikipedia) Retrieved September 19, 2018, from


http://id.wikipedia.org/wiki/teknologi

23
Wikipedia. (n.d.). Wikipedia. (Wikipedia) Retrieved September 18, 2018, from
https://d.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Dakwah_Kampus

Wikipedia. (n.d.). Wikipedia. (Wikipedia) Retrieved September 2018, 2018, from


https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah

24
LAMPIRAN

25
26
27

Anda mungkin juga menyukai