Abstrak
Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian utama dari kebijakan pemerintah untuk
mengatasi permasalahan kependudukan secara menyeluruh. Tujuan program KB secara garis
besar adalah untuk pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat dapat
terlaksana dengan cepat. Akan tetapi didalam pelaksanaan program KB terdapat beberapa
permasalahan seperti kurangnya sosialisasi program KB kepada masyarakat, alasan ekonomi,
alasan budaya, tingginya laju pertumbuhan penduduk, rendahnya kesadaran masyarakat
tentang hak-hak reproduksi, dan masalah moral dan Agama yang terkait kelurga berencana.
Pada small reseach lebih ditekankan pada masalah moral dan agama yang meliputi banyak
anak banyak rezeki, anak adalah rezeki dari Allah, dan KB haram hukumnya. Dari
permasalahan yang telah didapat, dapat diberikan solusi yaitu memberikan kasadaran kepada
masyarakat akan pentingnya program KB untuk meningkatkan kesejahteraan mayarakat.
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan tingkat kepadatan penduduk nomor 4 terpadat di
dunia, dan nomor 122 termiskin di dunia dari 182 negara di dunia. Indonesia dikenal
dengan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, namun memiliki populasi
yang cukup besar dan berdampak pada perekonomian yang ada. Oleh karena itu,
pemerintah Indonesia mencanangkan program keluarga berencana. Program KB adalah
suatu inovasi sosial dalam bidang kependudukan. Program ini merupakan usaha
pemerintah dalam rangka membangun sumber daya masyarakat Indonesia yang
berkualitas. Pemerintah ingin membuat perubahan suatu kondisi tertentu ke arah yang
lebih baik. Dengan menjadikan manusia itu sebagai objek pembangunan sekaligus subjek
pembangunan. Sebagai subjek pembangunan manusia memiliki peran aktiv dalam proses
pembangunan secara berkelanjutan. Pengertian program Keluarga Berencana menurut
UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan
nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial
budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional. Karena program Keluarga Berencana (KB) merupakan
suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan
jumlah penduduk, maka dari itu program Keluarga Berencana ini diharapkan menerima
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada
pertumbuhan yang seimbang. Perlu diketahui, bahwa Gerakan Keluarga Berencana
Nasional Indonesia telah dianggap masyarakat dunia sebagai program yang berhasil
menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan
pembatasan yang bisa dilakukan yaitu dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Sebelum
pemerintah melakukan usaha-usaha pemasyarakatan program keluarga berencana, perlu
memahami nilai-nilai dan norma-norma yang masih sangat erat di lingkungan
masyarakat Indonesia. Anggapan bahwa anak merupakan jaminan tua, banyak anak
banyak rejeki. Dan diberbagai daerah kepercayaan religius dapat menjadi faktor utama,
masyarakat masih enggan melakukan program keluarga berencana.
II. METODOLOGI
Metodologi yang digunakan olek kami dalam small research ini yaitu menggunakan
data-data dari sumber-sumber yang terpercaya. Sumber yang digunakan dalam small
research ini adalah hasil penelitian pengamat program KB yang telah di olah sedemikian
rupa.
Sedangkan metodologi yang pengamat/peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi, yaitu cara menghimpun data atau keterangan yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengumpulan data secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang terjadi dilapangan yang dilakukan secara langsung kelapangan
untuk melihat kondisi kehidupan orang-orang yang akan di observasi dengan cara
terjun langsung mewawancarai responden. Dalam menggunakan metode ini,
peneliti langsung berinterkasi dengan para responden dan melakukan observasi
secera langsung untuk melihat bagaimana kondisi keluarga subjek penelitan.
2. Wawancara mendalam, yaitu melakukan wawancara dengan responden yang
mana sebelum wawancara dimulai, terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan
yang digunakan sebagai pedoman wawancara. Peneliti langsung memberikan
beberapa pertanyaan kepada responden yang mana daftar pertanyaannya telah
disiapkan terlebih dahulu.
Teknik Analisis Data:
Metode yang digunakan dalam penulisan adalah deskriptif kuantitatif dimana data
yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian dilakukan tabulasi yang kemudian di
analisis dengan analisis deskriptif, data dari instansi-instansi, pengamatan atau sumber
lainnya masing-masing data tersebut di olah dalam bentuk tabel.
Distribusi Alasan Responden Tidak Mengikuti Program KB
Warga Desa Tanjung Belit Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengakalis
Pasal 21
Kebijakan keluarga berencana sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20
dilaksanakan untukmembantu calon atau pasangan suami istri
dalammengambil keputusan dan mewujudkan hakreproduksi secara
bertanggung jawab tentang:
1. usia ideal perkawinan;
2. usia ideal untuk melahirkan;
3. jumlah ideal anak;
4. jarak ideal kelahiran anak; dan
5. penyuluhan kesehatan reproduksi.
Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan
untuk:
1. mengatur kehamilan yang diinginkan;
2. menjaga kesehatan dan menurunkan angkakematian ibu, bayi dan anak;
3. meningkatkan akses dan kualitas informasi,pendidikan, konseling, dan
pelayanan keluargaberencana dan kesehatan reproduksi;
4. meningkatkan partisipasi dan kesertaan priadalam praktek keluarga
berencana; dan
5. mempromosikan penyusuan bayi sebagai upayauntuk menjarangkan
jarak kehamilan.
Kebijakan keluarga berencana sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
mengandung pengertianbahwa dengan alasan apapun promosi aborsisebagai
pengaturan kehamilan dilarang.
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Meskipun peraturan perkara program KB ini telah diatur dengan jelas di dalam
perundang-undangan, namun dewasa ini masih saja ditemukan golongan masyarakat
yang enggan untuk mengikuti program kelurga berencana (KB).Ada berbagai alasan
yang menyebabkan seseorang untuk tidak mengikuti program keluarga berencana
(KB), yaitu :
Alasan Ekonomi
Persoalan ekonomi merupakan faktor yang sangat dominan dalam rumah
tangga sehingga banyaknya Ibu rumah tangga yang tidak mengikuti program KB yang
di sebabkan oleh faktor ekonomi keluarganya, padahal yang di selenggarakan oleh
pemerintah agar mengatur jarak anak dan mengatasi kehamilan yang tidak diinginkan.
Dengan adanya program Pemerintah ini dapat meringankan perekonomian dalam
keluarga.Sementara tanggapan mereka tentang program KB tersubut justru menambah
beban keuangan atau beban kebutuhan kehidupan keluarga, sehingga untuk mengikuti
program KB yang di usulkan oleh pemerintah mereka memiliki banyak pertimbangan
dengan pendapatan ekonomi keluarga mereka yang tidak tinggi. Dapat dilihat pada
tabel diatas bahwa responden yang beralasan tidak memiliki biaya untuk memiliki KB
yang berjumlah 43 orang atau 71,67%.
Alasan Pengetahuan
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan panca inderanya. Rendahnya pendidikan juga mempengaruhi
pengetahuan seseorang untuk mengetahui program-program yang telah di adakan oleh
pemerintah, seperti halnya program KB yang sudah lama di adakan Pemerintah,akan
tetapi masih banyak juga masyarakat yang masih belum mengetahui program KB
tersebut. Ini semua di pengaruhi oleh faktor pendidikan yang rendah.Adapun alasan
dari responden yang tidak mengikuti KB dimana responden yang mengetahui
sebanyak 33 orang dan yang tidak mengetahui sebanyak 27 responden.
Alasan Umur
Umur merupakan salah satu hal penting yang menjadi alasan seseorang dalam
menerima sesuatu hal atau dalam merespon suatu permasalahan.Begitu juga dalam
ber-KB.Umur sangat berpengaruh dalam mengikuti program pemerintah, karena
dengan umur yang lanjut sangat rentan dengan kesehatan ibu untuk menggunakan alat
kontrasepsi dan beresiko tinggi terhadap kesehatan kandungan juga.Maka dari itu
umur menjadi alasan tersendiri dalam mengikuti KB.
Alasan Budaya
Masyarakat tidak terlepas dari budaya yang terdapat atau melekat pada dirinya,
sehingga kepercayaan yang lama susah untuk dirubah. Sampai-sampai tidak
dihiraukan dengan kemajuan teknologi dan zaman, seperti halnya program KB ini
sudah lama pemerintah terapkan tetapi masyarakat tidak menghiraukannya.
Berdasarkan temuan dan hasil analisis data dalam penelitian menjelaskan bahwa data
responden berdasarkan agama menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah
beragama Islam sebanyak 56 orang (93,80%). Sedangkan responden lainnya adalah
beragama Budha yaitu berjumlah 4 orang (6,20%).
Berdasarkan kelompok usia menunjukkan bahwa usia responden adalah dapat
dilihat bahwa usia responden berada antara 20 sampai 49 tahun (masa usia subur),
dimana proporsi umur terbesar terletak di antara umur 30 sampai 39 tahun yaitu
sebanyak 45 orang (45,91%) kemudian diikuti oleh umur 20 sampai 29 tahun yaitu
sebanyak 28 orang (28,57%) serta yang terakhir pada proporsi umur 40 sampai 49
tahun yaitu sebanyak 25 orang (25,52%). Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden berada dalam usia reproduksi yang baik.
Alasan Agama
Di berbagai daerah kepercayaan religius dapat mempengaruhi klien dalam memilih
metode.Sebagai contoh penganut katolik yang taat membatasi pemilihan kontrasepsi
mereka pada KB alami. Sebagai pemimpin islam pengklaim bahwa sterilisasi dilarang
sedangkan sebagian lainnya mengijinkan. Walaupun agama islam tidak melarang
metode kontrasepsi secara umum, para akseptor wanita mungkin berpendapat bahwa
pola perdarahan yang tidak teratur yang disebabkan sebagian metode hormonal akan
sangat menyulitkan mereka selama haid mereka dilarang bersembahyang. Di
sebagaian masyarakat, wanita hindu dilarang mempersiapkan makanan selama haid
sehingga pola haid yang tidak teratur dapat menjadi masalah.
Solusi satu-satunya yang dapat dilakukan untuk permasalahan ini adalah menimbulkan
kasadaran kepada masyarakat akan pentingnya program KB untuk meningkatkan
kesejahteraan mayarakat melalui kegiatan penyuluhan berkelanjutan.
IV. PENUTUP
Keluarga berencana (KB) merupakan bagian utama dari kebijaksanaan kependudukan
secara menyeluruh. KB adalah suatu program yang dibuat untuk menekan angka
kelahiran penduduk yang dapat menyebabkan kepadatan penduduk dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara
dinyatakan bahwa agar pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat
dapat terlaksana dengan cepat, diperlukan pengaturan pertumbuhan jumlah penduduk
melalui Program Keluarga Berencana, yang harus dilaksanakan dengan berhasil karena
kegagalan pelaksanaan keluarga berencana akan mengakibatkan hasil usaha
pembangunan menjadi tidak berarti dan dapat membahayakan generasi yang akan
datang. namun dewasa ini masih saja ditemukan golongan masyarakat yang enggan
untuk mengikuti program kelurga berencana (KB). Ada berbagai alasan yang
menyebabkan seseorang untuk tidak mengikuti program keluarga berencana (KB), yaitu
alasan ekonomi, alasan pengetahuan, alasan umur, alasan budaya, dan alasan agama.
Dari permasalahan yang telah dipaparkan tersebut dapat diberikan solusi yaitu
memberikan kasadaran kepada masyarakat akan pentingnya program KB untuk
meningkatkan kesejahteraan mayarakat.
V. DAFTAR PUSTAKA
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.Perkembangan Pencapaian PesertaKB
baruMenurut Alat Kontrasepsi. Disitasi dari
:http://www.bkkbn.go.ig/ditfor/download/Data-DESEMBER.2007/. Last Update :
Desember 2007.