TAHUN 2018
Disusun Oleh:
JUMALI
2
TAHUN 2018KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
Akhir ini. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
materi. Untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang
Kesehatan Palembang.
3. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Ketua Program
Palembang.
4. Ibu Ns. Indah Dewi Ridhawati, S.Kep., M.Kep, sebagai dosen
Lubuklinggau.
3
7. Kepada teman-teman seperjuangan di Program Studi
Keperawatan Lubuklinggau kelas RPL angkatan I. Terima kasih kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Keperawatan Lubuklinggau
yang telah membekali saya dengan ilmu dan keterampilan.
Lubuklinggau,
Penulis
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii
DAFTAR
LAMPIRAN ............................................................................ i
BAB I.............................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................6
C. Tujuan Penelitian................................................................................6
1. Tujuan Umum.................................................................................6
2. Tujuan Khusus................................................................................7
D. Manfaat Penelitian..............................................................................7
1. Bagi Akademik...............................................................................7
2. Bagi Puskesmas..............................................................................8
3. Bagi Peneliti...................................................................................8
5
BAB II...........................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................9
7. Pemeriksaan Penunjang................................................................25
8. Penatalaksanaan Medis.................................................................25
1. Pengkajian....................................................................................28
2. Analisa data..................................................................................31
3. Diagnosa keperawatan..................................................................32
4. Intervensi Keperawatan................................................................33
BAB III........................................................................................................42
METODE PENELITIAN.............................................................................42
A. Desain Penelitian..............................................................................42
B. Subjek Penelitian..............................................................................42
C. Fokus Studi.......................................................................................43
D. Definisi Operasional.........................................................................43
6
1. Pemberian Pelembab dengan Baby oil..........................................43
2. Dematitis......................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................50
7
DAFTAR TABEL
8
DAFTAR BAGAN
9
DAFTAR LAMPIRAN
10
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
keluhan utama rasa gatal yang hebat serta etiologi yang multifaktorial.
Dermatitis atopik merupakan penyakit kulit yang biasa diderita oleh anak-
anak hingga mencapai angka 20% begitu juga dengan 1-3% orang dewasa
sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering,
2013).
15-30% pada anak-anak dan 2-10% pada dewasa dan insiden dermatitis
atopik meningkat dua hingga tiga kali lipat dalam tiga dekade terakhir di
(Bieber, 2010).
1
2
Coina, Eropa Timur dan Asia tengah, prevalensi dermatitis atopik jauh
lebih rendah, yakni sekitar 5 sampai 8%, karena sebagian besar penduduk
2014)
dermatologi anak, yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSUPN Cipto
mendapatkan 261 kasus dermatitis atopik dari 2.356 pasien baru pada
Sedangkan data di Unit Rawat Jalan Penyakit kulit Anak RSU Dr.
3
peningkatan, yaitu 116 pasien pada tahun 2006, tahun 2007 sebanyak 148
kasus penyakit kulit dan subkutan lainnya merupakan tingkat ketiga dari
dermatitis atopik baru berkunjung pada tahun 2006 ada 8,14% tahun 2007
45% dari semua kasus dermatitis atopik dimulai dalam 6 bulan pertama
kehidupan, 60% mulai pada tahun pertama, dan 85% dimulai sebelum
2013 jumlah penyakit dermatitis berjumlah 5303 pada bulan jnuari sampai
2013. Jumlah 173 pada laiki-laki dibawah umur 1 tahun, 163 pada
perempuan dibawah umur 1 tahun, 538 pada laki-laki diumur 1-4 tahun,
572 pada perempuan diumur 1-4 tahun 637 laki-laki pada umur 5-9, pada
umur 5-9 pada perempuan sebanyak 577 pada umur 10-14 tahun sebanyak
554 laki-laki pada umur 10-14 tahun sebanyak 568 perempuan yang
4
kulit yang kronik, ditandai dengan rasa gatal, eritema, edema, vesikel, dan
luka pada stadium akut, pada stadium kronik ditandai dengan penebalan
kulit (likenifikasi) dan distribusi lesi spesifik sesuai dengan fase dermtitis
atopik, keadaan ini juga berhubungan dengan kondisi atopik lain pada
2012). Tipe dan lokasi lesi kulit berbeda-beda sesuai dengan usia, durasi,
lesi pada wajah, sedangkan tipe anak terjadi di daerah lipatan siku dan
lutut (Julian-Gonzales et al, 2012). Selain gangguan fisik seperti rasa gatal
dan gangguan tidur pada anak, dermatitis atopik juga dapat menyebabkan
kelainan atau penyakit pada kulit seperti dermatitis, oleh karena itu perlu
kebersihan kaki, tangan, dan kuku, serta kebersihan rambut. Usia juga
salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari individu (Safarina,
2014). Dermatitis Atopik (DA) adalah penyakit kulit kronis yang sering
hidrogen sulfida, jam kerja, kebersihan kulit, kebersihan tangan, kuku dan
kualitas hidup anak dan orang tuanya (Ukawa et al, 2013). Berdasarkan
peningkatan dan merupakan salah satu penyakit kulit terbanyak pada anak
baby oil dapat menurunkan kejadian diaper dermatitis, karena baby oil
memiliki efek perawatan yang baik. Di dalam baby oil terdapat proporsi
asam lemak tak jenuh yang tinggi yang di dalamnya mengandung bahan-
dan zink oxid. Pencegahan diaper dematitis dapat dilakukan dengan cara
kencing atau buang air besar dengan baby oil, sehingga pemberian baby oil
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
1.1.
a. Tujuan Umum
Ciptodadi.
i.Tujuan Khusus
Puskesmas Ciptodadi.
dengan dermatitis.
d. Manfaat Penelitian
i. Bagi Akademik
pada anak dengan dermatitis dan tahapan proses perawatan kulit anak
TINJAUAN PUSTAKA
kulit (inflamasi pada kulit) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari
2007 ). Selain itu Kim, 2013 juga menjelaskan bahwa dermatitis atau
9
10
Australia, dan Negara industri lainnya, pada anak mencapai 10- 20%,
sedangkan pada dewasa kira- kira 13% (Shaw et al, 2013). Dermatitis
klinis mulai muncul pada 1 tahun pertama kehidupan atau masa anak-
Sebagian besar yaitu 70% kasus penderita dermatitis atopik anak, akan
dapat terjadi pada saat dewasa (late onset dermatitis atopic) (Bieber,
2010).
atopik lebih banyak ditemukan pada status sosial yang tinggi daripada
makin tinggi, migrasi dari desa ke kota dan jumlah keluarga kecil
2015).
dan spesifik, kondisi kulit yang relatif kering (disfungsi sawar kulit),
dan gangguan psikis. Faktor eksogen pada dermatitis atopik, antara lain
kimia (detergen, oli, semen, asam, basa), fisik (sinar matahari, suhu),
13
a. Faktor Endogen
1) Sawar kulit
kulit yang relatif kering baik di daerah lesi maupun non lesi,
2-5 kali normal, kulit akan makin kering dan merupakan port
(Boediardja, 2015).
2) Genetik
3) Hipersensitivitas
IgE pada 85% pasien dermatitis atopik dan proliferasi sel mast.
4) Faktor psikis
b. Faktor Eksogen
1) Iritan
yang terkandung pada berbagai obat gosok untuk bayi dan anak,
2) Alergen
(Boediardja, 2015).
2015).
Gejala yang paling umum adalah kulit tampak kering dan gatal. Gatal
infeksi sekunder pada kulit. Kulit dapat menjadi merah, bersisik, tebal
dan kasar, beruntusan atau terdapat cairan yang keluar dan menjadi
18
keropeng (krusta) dan terinfeksi (Dewi, 2004). Kulit yang merah dan
Dermatitis atopik dapat juga mengenai kulit sekitar mata, kelopak mata
dan alis mata. Garukan dan gosokan sekitar mata menyebabkan mata
umumnya gejala mulai terlihat sekitar usia 6-12 minggu. Pertama kali
basah. Kulit pun kemudian mudah terinfeksi. Kelainan kulit pada bayi
akibat terkena air susu ibu ketika disusui ibunya, sehingga dikenal
19
istilah eksim susu. Sebenarnya, pendapat tersebut tidak benar, pipi bayi
yang mengalami gangguan bukan akibat terkena air susu ibu. Bahkan
bayi yang pada beberapa bulan pertama diberi air susu ibu (ASI) secara
ekslusif (hanya ASI saja) akan lebih jarang terkena penyakit ini
itu, sisik tebal bewarna kuning ‘kerak’ juga sering ditemui pada bayi di
2002).
terkena dapat meluas ke lengan dan tungkai. Lesi kulit muncul sebagai
gelisah dan rewel karena rasa gatal dan rasa tak nyaman oleh
lipat siku dan sangat jarang di daerah wajah, selain itu juga dapat
dan terasa nyeri, demikian pula bagian sudut lobus telinga sering
jangka waktu yang lama. Pada anak usia sekolah sering terjadi ruam
tempat duduk (toilet seat eczema). Pada awal masa pubertas oleh
kehidupan dan dimulai sekitar usia 2 bulan. Jenis ini disebut juga
21
milk scale karena lesinya menyerupai bekas susu. Lesi berupa plak
garukan pada pipi dan dahi. Rasa gatal yang timbul menyebabkan
dapat juga pertama kali timbul pada saat telah dewasa. Gambaran
penyakit saat dewasa serupa dengan yang terlihat pada fase akhir
22
menjadi lebih luas, selain fosa kubiti dan poplitea, juga dapat
bagian tubuh, misalnya hanya tangan atau kaki. Pada fase remaja,
area di sekitar puting susu juga dapat terkena (Watson & Kapur,
2011).
digunakan uji alergi yaitu uji tusuk (skin pricktest) dan pemeriksaan
kadar IgE total sebagai kriteria diagnosis. Pada tahun 1980 Hanifin dan
populasi. Oleh karena itu William, dkk pada tahun 1994 memodifikasi
tahun).
Morfologi sesuai umur dan distribusi lesi yang khas; (2). Bersifat
Xerotic; (16). Iktiosis pada kaki; (17). Eczema of the nipple; (18).
vii.Pemeriksaan Penunjang
a. Darah; Hb,
globulin.
b. Urin; Pemeriksaan
viii.Penatalaksanaan Medis
a.Dermatitis Kontak
1) Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda
rebound phenomen.
4) Antihistamin topikal tidak dianjurkan pada DA
karena baby oil memiliki efek perawatan yang baik. Di dalam baby oil
terdapat proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi yang di dalamnya
E), chamomile extract dan zink oxid. Pencegahan diaper dematitis dapat
popok setelah bayi kencing atau buang air besar dengan baby oil sehingga
29
i.Pengkajian
c. Riwayat Kesehatan
menanggulanginya.
lainnya.
lainnya.
yang berkepanjangan.
e. Pengkajian Nyeri
P : Provokatif / Paliatif
Q : Qualitas / Quantitas
31
R : Region / Radiasi
S : Skala Seviritas
T : Timing
Kronis..?
1. Pola Eliminasi
defekasi
ii.Analisa data
sistematis dan terus menerus. Berikut ini beberapa jenis data antara
lain:
a. Data objektif
1) Data yang diperoleh melalui observasi atau
diperiksa
2) Dapat dilihat,dirasa dan didengar
3) Kadang disebut “tanda/sign/over data”
b. Data subjektif
1) Data yang dikeluhkan oleh klien dan hanya dapat
b. Diagnosa keperawatan
tubuh primer
34
i.Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan (kelembaban lingkungan sekitarIntervensi Keperawatan
topikal sistematis.
2. Manajemen Pruritus
1. Manajemen pruritus
a. Lakukan pemeriksaan fisik untuk
a. Untuk mengetahui penyebab
mengidentifikasi terjadinya kerusakan
terjadinya kerusakan kulit
kulit. b. Mencegah gangguan lapisan
b. Berikan krim dan losion yang
kulit
mengadung obat, sesuai dengan c. Untuk menghindari iritasi
d. Untuk mengurangi alergi
kebutuhan.
e. Agar sirkulasi udara dapat
c. Berikan kompres dingin untuk
masuk kedalam tubuh
menghindari iritasi.
f. Mengurangi kerusakan kulit
d. Berikan krim antihistamin, sesuai
akibat garukan
dengan kebutuhan.
e. Instruksikan pasien untuk tidak
menggunakan pakaian yang ketat dan
berbahan wol atau sintestis.
f. Instruksikan pasien untuk
mempertahankan potongan kuku dalam
keadaan pendek.
3. Perawatan kulit; topikal
a. Bersihkan dengan sabun antibakteri, 2. Perawatan kulit topikal
a. Mengurangi mikroba bakteri
dengan tepat.
b. Pakaikan pasien pakaian yang longgar. yang dapat menyebabkan infeksi
c. Berikan bedak kering ke dalam lipatan b. Agar sirkulasi udara dapat
kulit. masuk ke dalam tubuh.
d. Berikan antibiotik topikal untk daerah c. Mencegah terjadinya rasa gatal.
36
4. Manajemen
lingkungan; kenyamanan
a. Tentukan tujuan pasien
dan keluarga dalam mengelola
lingkungan dan kenyamanan yang
optimal.
4. Manajemen
b. Mudahkan transisi
lingkungan kenyamanan
pasien dan keluarga dengan adanya
a. Untuk
sambutan hangat di lingkungannya yang
mengurangi rangsangan yang
baru.
berlebihan dari lingkungan
c. Ciptakan lingkungan
sehingga mengringankan rasa
yang tenang dan mendukung.
d. Jelaskan pada pasien nyeri.
b. Posisi yang
tentang sebab-sebab nyeri.
e. Sediakan lingkungan nyaman akan membantu
yang aman dan bersih. memberikan kesempatan pada
f. Hindari paparan dan
otot untuk relaksasi seoptimal
aliran udara yang tidak perlu, terlalu
mungkin.
panas, maupun terlalu dingin. c. Untuk
g. Monitor kulit terutama
pemahaman pasien tentang
daerah tonjolan tubuh terhadap adanya
penyebab nyeri yang terjadi
tanda-tanda tekanan dan iritasi.
akan mengurangi ketegangan
h. Atur posisi pasien
pasien dan memudahkan pasien
40
METODE PENELITIAN
a. Desain Penelitian
pada saat ini atau saat yang lampau. Studi Kasus adalah suatu pendekatan
kualitatif yang mempelajari fenomena khusus yang terjadi saat ini dalam
suatu sistem yang terbatasi oleh waktu dan tempat (Creswell, 2013).
asuhan keperawatan.
b. Subjek Penelitian
subjek penelitian. Adapun subjek studi kasus yang akan dilakukan peneliti
adalah pasien anak yang menderita Dermatitis Atopik. Subjek yang akan
43
1. Pasien adalah anak yang berusia 1- 6 tahun yang di
diagnosis Dermatitis
44
45
informed consent
anak
c. Fokus Studi
dengan baby oil untuk mengatasi masalah kerusakan integritas kulit pada
d. Definisi Operasional
1.2.
1.3.
1.4.
i.Dematitis
dengan keluhan utama rasa gatal yang hebat, kemerahan, adanya papul
baby oil. Jenis instrument yang digunakan pada stadi kasus ini menurut
ialah:
1. Wawancara
dan dengan gaya yang khas bahasa yang menarik tetapi jelas
saling percaya.
2. Observasi
47
3. Pemeriksaan fisik
4. Studi Dokumentasi
2011).
intergritas kulitnya.
1. Pengumpulan Data
2. Reduksi Data
3. Penyajian Data
4. Penarikan Kesimpulan
2010).
penelitian. Hal yang harus peneliti penuhi dalam etika penelitian yaitu :
memaksa.
atau kode tertentu pada lembar pengumpulan data yang akan diisi
3. Confidentiality (kerahasian)
penelitian.
53
BAB IV
A. Hasil
bersifat Poli Umum / berobat Jalan dan ada juga pelayanan UGD
dengan jumlah 2485 jiwa yang berjenis kelamin laki laki 1165 jiwa
54
jiwa.
studi kasus yaitu subyek I dan subyek II. Kedua subyek ditentukan
a. Identitas Klien I
keluarga dengan anak usia sekolah. Saat ini keluarga ini tinggal di
atopic.
b. Identitas Klien II
dermatitis.
3. Pengkajian
TABEL 4.1
4. Peke
rjaan
5. Ala
mat
6. Ko
mposisi Keluarga
57
7. Gen
ogram
Klien 1:
digunakan
bahasaLubuklinggau. Dalam
di dalam keluarga
membiyai keluarganya,
sebagai jaminan
kesehatan.
11. Stat
us Sosial Ekonomi
Keluarga
II. Riwayat
Tahap Perekembangan
Keluarga
12. Riw Tahap perkembangan Saat ini tahap perkembangan
keluarga Tn. S saat ini keluarga Tn. A berada pada
ayat Tahap adalah tahap perkembang perkembangan anak usia pra
keluarga dengan usia anak sekolah. Dimana tugas
Perkembangan sekolah Mensosialisasikan perkembangan keluarga
anak-anak, termasuk dengan anak usia pra sekolah
Keluarga saat ini meningkatkan prestasi antara lain: memenuhi
sekolah, dan kebutuhan anggota keluarga,
mengembangkan hubungan membantu anak bersosialisasi,
dengan teman sebaya yang mempertahankan perkawinan
sehat. Mempertahankan yang memuaskan, membgi
hubungan pernikahan yang waktu, individu, pasangan dan
memuaskan. Memenuhi anak.
kebutuhan fisik anggota
keluarganya.
Menurut keluarga Tn. S Menurut keluarga Tn. A saat
saat ini anaknya masih ini sangat khawatir dengan
sekolah. Tahap kondisi anaknya yang sakit
perkembangan yang belum kulit. Serta mempertahankan
terpenuhi adalah hubungan perkawinan yang
13. Taha meningkatkan prestasi anak memuaskan, membagi waktu
sekolah dan memenuhi bagi pasangan dan anak.
p perkembangan kebutuhan fisik anggota
keluarga. .
keluarga yang Tn S dan Ny. L menikah Tn. A dan Ny.M menikah 5
tahun yang lalu. Mereka
60
S mengatakan berkerja.
An R. mengatakan
. C. Mengatakan
sering bermain
15. Riw
dengan temannya.
ayat keluarga
An
sebelumnya
. D menurut Ny. L
anaknya sering
61
tangannya, anak
sering menangis,
dan lainnya.
III. Pengkajian
Lingkungan
Rumah keluarga Tn.A menempati rumah milik sendiri dan permanen.
7 Luas rumah, 9x11m2 dengan dinding dari semen, lantai rumah keramik,
memiliki 3 kamar tidur, 1 kamar mandi gabung dengan wc, 1 dapur,
T ruang tamu dan ruang keluarga. Rumah memiliki ventilasi dan jendela
Ket: yang cukup. Keluarga selalu membuka jendela pada siang hari. sumber
1: Ruang Tamu air di rumah adalah sumur. Tempat pengolahan sampah di ambil oleh
2: Ruang keluarga tukang sampah. Penerang terdapat listrik sebagai penerangan rumah.
3/4/5: Kamar Hasil obsevasi penelti rumah terlihat bersih dan rapi. Kebersihan
7: Dapur lingkungan juga bersih.
6: WC
8: Gudang
T: Teras
Rumah Tn S terletak
di desa, lingkungan
tetangga beragam
Warga sekitar
62
Tn. A mengatakan
semenjak menikah
sudah menempati
transporatasi yang
digunakan keluarga,
alat transportasi
pribadi motor.
Keluarga Tn H sering
berinteraksidengan Rumah Tn. A berada di wilayah kerja PKM Jaya Loka, mayoritas
penduduk petani, berdagang, dan pegawai swasta. Tetangga mayorita
masing-masing beragama islam, dan kerukungan warga cukup baik. Tn. A aktif di
kegiatan masjid dan kegiatan di masyarakat
anggota keluarga
hari keluarga di
63
sibukkan dengan
kegiatan masing- Interaksi dalam keluarga terjalin dengan baik, biasanya pada malam hari
keluarga sering berkumpul untuk mengobrol. Interaksi dengan
masing. Selain itu, masyarakat juga baik. Anggota keluarga Tn. A selalu menghadiri
kegiatan kemasyarakatan, seperti hajatan, dan lainya.
interaksi dengan tiga
Tn. A memiliki keluarga yang besar, dari keponakannya sering maen ke
dua anak dilakukan rumah. Selain dari keluaga besar dukungan keluarga juga di perolah dari
tetangga dan lingkungan sekitar. Anggota keluarga biasanya kalau sakit
pada setiap saat. parah diperiksakan ke Puskesmas/ke dokter terdekat. Ny. M sering tolong
menolong begitu juga dengan lingkungan sekitar
Keluarga Tn H dan
Ny Y saling
menyayangi dan
mendukung satu
keluarga cuma
menderita penyakit
ringan, sehingga
keluarga jarang
datang ke fasilitas
keluarga memiliki
komitmen selama
tidak akan
memberikan obat
64
keluarga khususnya
Ny. Y sering ke
Puskesmas jika
keluhan nyeri
lututnya kambuh.
IV. Struktur
Keluarga
16. Pola Keluarga Tn H memiliki Komunikasi antar anggota
timbul permasalahan
kesibukan Tn H.
Dalam keluarga Tn H, Tn H
memegang kendali keluarga
sedangkan Ny. Y sebagai
kepala rumah tangga. Ny Y
sangat perhatian terhadap
keluarganya dan mengatur
18. Stru keuangan dalam keluarga. Apabila ada permasalahan
Tn. H dan Ny Y juga
ktur Peran Keluarga memberika kebebasan yang mendesak yang terjadi
kepada anak-anaknya
dalam bertindak selama dalam keluarga biasanya Ny.
masih sesuai dengan syariat
agama dan norma M membicarakan ke suami
masyarakat yang berlaku
dan juga sebaliknya. Tapi bila
Dalam keluarga Tn A, tiap-
tiap anggota keluarga dapat masalah antara suami istri
menjalankan perannya
masing-masing. Tn A dapat biasanya dibicarakan dahulu
melakukan perannya
sebagai kepala keluarga antara mereka saja, tapi bila
yaitu sebagai pencari
nafkah dalam keluarga dan tidak bisa diselesaikan di
Ny S melakukan perannya
sebagai kepala rumah musyawarahkan dengan
tangga dalam memenuhi
19. Nila kebutuhan keluarganya keluarga besar.
sehari-hari seperti
i dan Norma mengurus rumah, memasak
dan menyiapkan kebutuhan
Keluarga keluarga lainnya.
mulai menanamkan
nilai/norma-norma agama
V. Fungsi
67
Keluarga
20. Fun Keluarga Tn. H Semua anggota keluarga saling
menyayangi, menghargai dan
gsi Afektif mengetahui tetang menghormati seperti antara
suami kepada istri, menantu
penyakit flek paru/TB dan anak-anaknya. Antara istri,
ortu dan anaknya. Tn. A
Paru yang di derita oleh mengetahui klw anaknya sakit
TBC dan saat ini sedang
dirinya. Keluarga Tn. H menjalani obat rutin. Tn.
Sebagai pengawas menelan
merupakan keluarga obat selalu berupaya anaknya
minum obat dengan benar.
bahagia. Terlihat dari
23. Fun seluruh aktivitas sehari- sebagai PMO dia sering lupa
TBC.
Mengambil keputusan
69
Keluarga Tn H memiliki 2
masa menopause.
tabungan. Semuar
bangunan Tn. A
memenuhi Semua
berusaha untuk
puskesmas.
egi Adaptasi
Disfungsional
VIII. Harapan Harapan keluarga terhadap Keluarga berharap bisa
Keluarga terhadap
petugas kesehatan yang masalah kesehatan yang dikunjungi sesering
ada
dihadapi adalah agar mungkin dan keluarga
tersebut.
PEMERIKSAAN FISIK
Klien I
Klien I Tn. H Ny. Y An. P An. L
Kedaan - Kead - K - - K
.
BB: 49 Kg, TB: - B - B
- Tida - T - be si (-)
rambut baik
- Distr
ibusi merata - D
istribusi
merata
Mata - Refl - R - R - R
+ + - Ti
- T - Ti dak ikterik
- Skler
idak ikterik dak ikterik
a tidak ikterik
- Conj - Ti
englihatan nglihatan
- Kata
jelas jelas,
rak (-)
membaca
- K
- Tida - K
pakai kaca
atarak (-)
k menggunakan atarak (-)
mata
kacamata - K
- K
acamata (-)
atarak (-)
Hidung - Bent - B - B - B
- Sekr - S - Se - Se
- Epist - E - E - E
- Kebe - K - K - K
- Fung - F - F - Fu
75
Mulut - Muk - M - M - M
- Kebe - K - K - K
- Mul - M - M - M
ra lancar - B - Bi - Bi
tris - S - Si - Si
i - Ir - Iri - Iri
atitis - S - St - St
tidak lengkap - G - Gi - Gi
- C - C - C
Telinga
- - Sime - S - Si - Si
tuk - Cuk - C - C - C
Keb - Seru - S - Se - Se
ersihan men (-) erumen (-) rumen (-) rumen (-)
ri
Per
darahan
- K - K - K
Dada
- 24 - S - Si - Si
x/1’ imetris ki/ka metris ki/ka metris ki/ka
- Sime
tris ki/ka
Jantung
TD/ND - terat - T - 80 - 80
78
- 170/ - 1 - te - ter
x/I ‘ 0 x/I ‘
Abdomen
- - Data - D - D - D
tuk luka
- (-) - (-) - (-)
- - (-
- (-) - (-) - (-)
Nye )
- (+) - (+ - (+
ri tekan - (- ) )
massa )
- - (
Bisi +)
ng usus
Ekstremitas
- - Berf - B - M - M
ma - (-) - (-
)
- Keri
ng dan bersisik
Kul
it
Klien II
Klien II Tn. A Ny. M An. Z
Kedaan - Kead - K -
composmentis kesadaran
Kepala
. composmentis.
- Bent
- B - B
uk Mesochepal
Rambut entuk simetris B: 36 Kg
- Ram
dengan TB
- R
but hitam
146 cm
ambut lurus
-
- B
- T
- Ram
entuk simetris
idak rontok
but ikal
80
- Tida - L - ra
dan beruban
- Lesi - B
serta rontok
pada kelapa (-) enjolan (-)
- le
- Benj - K
si (-)
olan (-) ebersihan
rambut baik - be
- Kebe
njolan (-)
rsihan baik - D
istribusi - ke
- Distr
merata bersihan baik
ibusi merata
- di
stribusi merata
Mata - Refl - R - R
+ +
- T - Ti
- Skler
idak ikterik dak ikterik
a tidak ikterik
- Conj
ungtiva tidak - T - K
anemis
- Pera - P
81
radangan (-)
- Peng - P
jelas nglihatan
- Kata
jelas,
rak (-) - K
membaca
atarak (-)
- Tida
pakai kaca
k menggunakan - K
mata
kacamata acamata (-)
- K
atarak (-)
Hidung - Bent - B - B -
- Sekr - S - Se
- Iritas - Ir - Iri
- Epist - E - E
- Kebe - K - K
- Fung - F - F
82
Mulut - Muk - M - M
- Kebe - K - K
- Mul - M - M
maximal maximal
- Bica
ra lancar - B - Bi
tris - S - Si
imetris metris
- Iritas
i - Ir - Iri
itasi tasi
- Stom
atitis - S - St
tomatitis omatitis
- Gigi
tidak lengkap - G - Gi
- C - C
- - Sime - S - Si
tuk - Cuk - C - C
- up ukup ukup
Keb - Seru - S - Se
ersihan men (-) erumen (-) rumen (-)
- - (-) - (- - (-)
Ser )
- (-) - (-)
umen
- (-
- )
Nye
ri
Per
darahan
- K - K
Dada -
pergerakan - 21 - 2 - 21
- Sime - S - Si
frek irama - 80 - 8 - 80
- terat - te - te
ur ratur ratur
80, 82 x/I ‘
85
Abdomen -
- - Simt - P - Si
tuk membesar
- (-) - (-)
- - (-
- (-) - (-)
Nye )
- (+) - (+
ri tekan - (- )
massa )
- - (
Bisi +)
ng usus
Ekstremitas Pergerakan maksimal - M - M
Kekuatan tot
5555 5555 aximal aximal
-
gerakan )
- -
Ede Warn
ma a kulit
gelap, kulit
- W
mulai
- W arna kulit
keriput, dan
arna kulit sawo matang.
kering
sawo matang,
86
Klien mengatakan - T
sulit di
keluarkan dan
nafsu makan
menurun.
ii.
4. Analisa Data
TABEL 4.2
87
ANALISA DATA
DO :
Tn. H. tampak batuk tetapi tidak bisa keluar
dahak.
Tn. H tampak terengah-engah setelah batuk.
Saat pemeriksaan dada dada simetris,
terdengar Whezing dan gallops
Tn. H tampak menggunakan otot bantu
pernafasan
TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 90 x / menit
RR : 26 x / menit
S : 37,5oC
Klien II
1 DS : Ketidakmampuan Ketidak
Tn. A mengatakan kalau anaknya baru sakit keluarga Tn. A dalam efektifan
TBC saat itu Tn. A mengira Cuma batuk merawat anggota bersihan jalan
biasa keluarga dengan nafas
An. Z megnatakan sering batuk dan sakit penyakit TB paru
dada saat batuk, serta sudah mengeluarkan
dahak
Tn. A sudah tau anaknya sakit TBC, namun
tidak tau kenapa anaknya bisa terkena TBC.
Tn. A mengatakan sudah pernah
memeriksakan An. Z ke Puskesmas dan tes
laboratorium dan di diagnosis TB.
Tn. A Mengatakan tahu bahwa dirinya sakit
TB namun tidak mengetahui bagaimana
perawatan di rumah dengan penyakit TBC.
Tn. A. sebagai PMO anaknya kadang sering
lupa mengingatkan anaknya untuk minum
obat.
Ny. Y mengatakan tidak memahami
lingkungan keluarga yang baik bagi TBC.
DO :
An. Z. tampak batuk dan terngah-engah saat
pengkajian
Saat pemeriksaan dada dada simetris,
terdengar Whezing dan gallops
An. Z tampak menggunakan otot bantu
pernafasan
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 84 x / menit
RR : 26 x / menit
S : 37,3oC
Konjungtiva anemis
5. Diagnosa Keperawatan
TABEL 4.3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Paru
2 Klien II Tn. B a. Ketidak efetifan bersihan jalan nafas
Paru
90
6. Prioritas Masalah
a. Klien I
TABEL 4.4
Paru
TABEL 4.5
b. Klien II
TABEL 4.4
TABEL 4.5
Berdasarkan analisis data dan skoring prioritas masalah didapatkan kedua pasien mengalami diagnosis keperawatan yang
sama, adapun rencana asuhan keperawatan untuk kedua subjek adalah sebagai berikut:
a. Klien I
TABEL 4.8
No Diagnosa Tujuan
Kriteria Standar Intervensi
Keperawatan Tupan Tupen
1 Ketidak efektifan Selama perawatan Setelah 1 x 30 menit
5 x 30 menit diharapkan klien
bersihan jalan kunjungan mampu :
diharapkan Jalan Mengenal masalah TB Respon Keluarga mampu (1) Dengan menggunakan
nafas paten Paru verbal menyebutkan pengertian TBC lembar balik jelaskan pada
nafas pada Tn. H
adalah salah satu penyakit keluarga tentang arti TBC,
menular yang disebabkan oleh yaitu salah satu penyakit
berhubungan kuman yaitu kuman menular yang disebabkan
mycobaceterium tuberculosis oleh kuman yang paling
dengan yang paling banyak banyak menyerang di
Menyebutkan menyerang di daerah paru- daerah paru-paru.
ketidakmampuan penyebab arthritis paru (2) Evaluasi penjelasan yang
rheumatoid telah diberikan
keluarga merawat Respon (3) Beri reinforcement (+)
95
tanda awal gejal TBC verbal sembuh selama lebih dari 3 benar
minggu - Demam/meriang (3) Berikan informasi kepada
lebih dari sebulan - Nafsu dan keluarga mengenai tanda
BB menurun - Mudah lelah - gejala TBC dengan
Nyeri dada dan Sesak nafas - menggunakan media
Batuk berdahak disertai darah lembar balik
(4) Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi
yang disampaikan
(5) Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang
belum dimengerti
(6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang
telah dijelaskan
(7) Berikan reinforcement
positif atas usaha
keluarga
diketahui keluarga
mengenai akibat TBC jika
tidak diobati
(2) Berikan pujian kepada
keluarga tentang
pemahaman akibat yang
benar
(3) Berikan informasi kepada
Keluarga mampu keluarga mengenai akibat
menyebutkan minimal 2 dari 3 TBC jika tidak diobati
Mengambil keputusan akibat TBC jika tidak diobati: dengan menggunakan
yang tepat untuk Respon - kematian - tidak dapat media lembar balik
merawat anggota verbal sembuh - menular pada orang (4) Berikan kesempatan
keluarga dengan lain kepada keluarga untuk
masalah kesehatan bertanya tentang materi
TBC dengan yang disampaikan
menyebutkan akibat (5) Berikan penjelasan ulang
TB Jika tidak diobati terhadap materi yang
belum dimengerti
(6) Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang
telah dijelaskan
Respon Klien memutuskan untuk (7) Berikan reinforcement
verbal merawat dirinya dengan positif atas usaha
penyakit arthritis rheumatoid keluarga
Psiko motor
benar/ baik.
(5) Motivasi klien untuk
menggunakan yankes
(6) Beri reinforcement (+)
Respon
105
afektif
b. Klien II
TABEL 4.9
No Diagnosa Tujuan
Kriteria Standar Intervensi
Keperawatan Tupan Tupen
1 Ketidak efektifan Selama perawatan Setelah 1 x 30 menit
106
pada Tn. A
(3) Beri reinforcement (+)
atas jawaban yang benar.
(4) Berikan infromasi masi
kepada keluarga tentang
penyebab TBC dengan
menggunaka leflet yaitu
kuman mycobacterium
tuberculosis
(5) Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
(6) Beri reinforcement (+)
atas partisipasi keluarga.
(7) Beri penjelasan ulang
terhadap materi yang
belum dimengerti
(8) Berikan reinforcement (+)
belum dimengerti
(5) Berikan reinforcement
positif atas usaha
keluarga
Psiko motor
Respon
afektif
117
118
TABEL 4.10
TB jika tidak
diobati adalah
tidak dapat sembuh
dan dapat
menularkan pada
orang lain.
Keluarga
mengatakan bila
putus obat makan
penyakit lebih
susah sembuh dan
waktu pengobatan
menjadi lebih
lama.
Keluarga
mengatakan bapak
A turun 1 kg saat
batuk lebih dari 3
minggu,
mengeluarkan
dahak, meriang dan
sesak terutama di
malam hari seperti
tanda-tanda TB
paru.
Keluarga
mengatakan akan
merawat Tn. H
dengan masalah
TB paru dengan
mau mendengarkan
informasi dari
mahasiswa.
Keluarga
mengatakan cara
mencegah masalah
TB paru, yaitu
menutup hidung
dan mulut saat
batuk dan bersin
atau menggunakan
masker, makan
makanan bergizi,
tidak meludah atau
membuang dahak
sembarangan, dan
buka jendela setiap
pagi agar sinar
matahari masuk
dengan bebas.
120
Tn. H mengatakan
yang menjadi PMO
dirinya adalah Ny.
Y istrinya
Ny. Mengatakan
peran PMO adalah
seseorang yang
bertugas
mengawasi pasien
TB dalam
kepatuhan minum
obat
Keluarga
mengatakan akan
berlatih senam
pernapasan yang
telah diajarkan.
Bapak H
mengatakan
merasa lebih lega
dan relaks setelah
melakukan senam
pernapasan.
Bapak H
mengatkan
akan sering
berlatih senam
pernapasan.
O:
Keluarga
mampu
menyebutkan
definisi TB
paru, penyebab
TB paru, cara
121
penyebaran TB
paru, 3 tanda
dan gejala TB
paru, 2 akibat
TB paru jika
tidak diobati
OAT
Keluarga
mampu
mengidentifikas
i anggota
keluarga
dengan masalah
TB paru
Keluarga
mampu
memutuskan
untuk merawat
anggota
keluarga
dengan masalah
TB paru dengan
122
mengatakan
mau merawat
anggota
keluarga dengan
masalah TB paru.
Keluarga mampu
menyebutkan 4
cara mencegah TB
paru
Keluarga mampu
me-
redemonstrasikan 3
gerakan senam
pernapasan yang
didemonstrasikan
mahasiswa
Bapak H
melakukan senam
pernapasan setiap
gerakan selama 3
menit
Bapak H tampak
relaks dan tenang
RR 18 x/menit
Bapak H tidak
tampak sesak
A:
TUK 1 dan 2 Tercapai,
Masalah teratasi
sebagian, intervensi
dilanjutkan untuk TUK
2
P:
Mengevaluasi
TUK 1, 2, dan 3
gerakan senam
pernapasan yang
telah diajarkan
Mendemonstrasika
n 4 gerakan senam
pernapasan
selanjutnya
Mendiskusikan
TUK 3: cara lain
merawat pasien TB
Memotivasi Bapak
123
H untuk terus
berlatih 3 gerakan
senam pernapasan
lebih dari 3 menit
masing-masing
gerakan setiap satu
kali sehari
Kami Dx. Mengevaluas S :
s 1 i TUK 1, 2, dan 3 Keluarg
21 Tup gerakan senam a menyebutkan
Juni en 6 pernapasan TUK 1 dan 2 yang
2018 Mendiskusik dievaluasi oleh
an bersama keluarga mahasiswa
tentang apa saja Obat Keluarg
anti TB janga pendek a mengatakan cara
yang benar, termasuk perawatan anggota
dosis dan jangka waktu keluarga dengan
yang tepat TB paru, yaitu
Mendiskusik pengobatan TB
an bersama keluarga paru sampai tuntas
mengenai cara merawat minimal 6 bulan.
anggota keluarga Keluarg
dengan TB paru a mengatakan
Mendemonst Bapak H kemarin
rasikan 4 gerakan senam telah mencoba
pernapasan selanjutnya berlatih senam
pernapasan namun
hanya sebentar
Bapak
H mengatakan
lebih suka 3
gerakan yang
pertama diajarkan
karena lebih
mudah dan bisa
lebih lama
O:
Keluarg
a mampu
menjelaskan kembali
saat dievaluasi oleh
mahasiswa
Keluarg
a mampu
menyebutkan 3 cara
merawat anggota
keluarga dengan TB
paru
Bapak
124
H mampu
meredemonstrasikan
4 gerakan senam
pernapasan yang
diajarkan mahasiswa
Bapak
M mampu
melakukan 3
gerakan senam
pernapasan pertama
tanpa dipandu oleh
mahasiswa masing-
masing selama 3
menit
RR 17
x/menit
A:
Tujuan tercapai,
sebagian Tuk 3 teratasi
P:
Mengev
aluasi 4 gerakan
senam pernapasan
yang telah
diajarkan
Mendis
kusikan TUK 4
Mende
monstrasikan 3
gerakan senam
pernapasan terakhir
Jumat Dx Mengevaluas S:
22 1 i 4 gerakan senam Keluarg
Juni Tup pernapasan yang a mengatakan
2018 en 6 minggu lalu telah Bapak H jarang
diajarkan mempraktekkan 4
Mendiskusik gerakan baru yang
an bersama keluarga diajarkan
bagaimana Bapak
memodifikasi H mengatakan
lingkungan rumah untuk lebih mudah 3
meningkatkan gerakan pertama
pencegahan TB paru Bapak
dalam keluarga H mengatakan
Mendemonst senang telah
rasikan 3 gerakan mempelajari semua
terakhir senam gerakan senam
125
pernapasan pernapasan
Keluarg
a menyebutkan
cara memodifikasi
lingkungan yang
sesuai untuk
penderita TB paru,
yaitu menjemur
kasur seminggu
sekali, mengurangi
gantungan baju,
membuka pintu
setiap pagi agar
udara bisa
bersirkulasi dengan
baik, dan tidak
berganti-ganti alat
makan dengan
anggota keluarga
yang lain serta
memisahkan alat
makan tersendiri
untuk anggota
keluarga dengan
TB paru
O:
Keluarg
a mampu
menyebutkan cara
memodifikasi
lingkungan untuk
penderita TB Paru
Bapak
H dapat melakukan
4 gerakan yang
sebelumnya
dengan melihat
poster, masing-
masing gerakan 4
menit namun tidak
sekali ambil napas
Bapak
H tampak
melakukan tanpa
memperhatikan
berapa lama waktu
untuk menahan
napasnya (terfokus
akan gerakan baru)
126
Bapak
H dapat melakukan
3 gerakan terakhir
dengan bimbingan
dari mahasiswa,
masing- masing
gerakan 2 menit
RR 18 x/menit
A:
Masalah teratasi
sebagian, TUK 4
tercapai
P:
Mengev
aluasi seluruh
gerakan senam
pernafasan yang
telah diajarkan
Mendis
kusikan TUK 5
Sabtu Dx Dx I. Mengevaluas S:
30 1 i peran PMO dalam Keluarg
Juni TU pengobatan OAT a mengatakan
2018 K Mendiskusik manfaat
5 an bersama keluarga tersedianya
mengenai manfaat dari fasilitas kesehatan
fasilitas kesehatan yang agar mendapatkan
ada di sekitar tempat perawatan secara
tinggal langsung,
Memotivasi memperoleh
keluarga untuk informasi tentang
berkunjung ke fasilitas cara perawatan di
kesehatan rumah, dan
mendapatkan terapi
pengobatan.
Keluarg
a mengatakan
fasilitas kesehatan
yang berada di
sekitar tempat
tinggal, yaitu
puskesmas, rumah
sakit Tugu Ibu, dan
klinik dokter.
Keluarg
a mengatakan akan
selalu membawa
127
bapak H untuk
kontrol dan
mengambil obat di
puskesmas.
Keluarg
a mengatakan
Bapak H hanya
sering berlatih 3
gerakan pertama
senam pernapasan
Ny. Y
mengatakan sudah
mengawasi Tn. H
dalam minum obat
OAT.
O:
Keluarg
a mampu
menyebutkan
manfaat
tersedianya
fasilitas kesehatan
dan 3 fasilitas
kesehatan yang ada
di sekitar tempat
tinggal.
Ny. Y
sudah mengetahui
perannya sebagai
PMO
A:
Masalah teratasi TUK 5
tercapai
P:
Evaluas
i sumatif diagnosa
ketidakefektifan
manajemen
kesehatan diri
keluarga Tn. H
Memoti
vasi keluarga untuk
terus mendukung
TABEL 4.11
128
dan dapat
menularkan pada
orang lain.
Keluarga
mengatakan bila
putus obat makan
penyakit lebih
susah sembuh dan
waktu pengobatan
menjadi lebih
lama.
Keluarga
mengatakan bapak
Z turun 1 kg saat
batuk lebih dari 3
minggu,
mengeluarkan
dahak, meriang dan
sesak terutama di
malam hari seperti
tanda-tanda TB
paru.
Keluarga
mengatakan akan
merawat An. Z
dengan masalah
TB paru dengan
mau mendengarkan
informasi dari
mahasiswa.
Keluarga
mengatakan cara
mencegah masalah
TB paru, yaitu
menutup hidung
dan mulut saat
batuk dan bersin
atau menggunakan
masker, makan
makanan bergizi,
tidak meludah atau
membuang dahak
sembarangan, dan
buka jendela setiap
pagi agar sinar
matahari masuk
dengan bebas.
Tn. A mengatakan
yang menjadi PMO
anaknya
130
Tn. A
mengatakan
akan sering
berlatih tarik
nafas dalam
O:
Keluarga
mampu
menyebutkan
definisi TB
paru, penyebab
TB paru, cara
penyebaran TB
paru, 3 tanda
dan gejala TB
paru, 2 akibat
TB paru jika
tidak diobati
OAT
Keluarga
mampu
mengidentifikas
131
i anggota
keluarga
dengan masalah
TB paru
Keluarga
mampu
memutuskan
untuk merawat
anggota
keluarga
dengan masalah
TB paru dengan
mengatakan
mau merawat
anggota
keluarga dengan
masalah TB paru.
Keluarga mampu
menyebutkan 4
cara mencegah TB
paru
Keluarga mampu
me-
redemonstrasikan 3
gerakan senam
pernapasan yang
didemonstrasikan
mahasiswa
An. Z tampak
relaks dan tenang
RR 22 x/menit
An. Z tampak
132
masih sesak
A:
TUK 1 dan 2 Tercapai,
Masalah teratasi
sebagian, intervensi
dilanjutkan untuk TUK
2
P:
Mengevaluasi
TUK 1, 2, dan 3
gerakan senam
pernapasan yang
telah diajarkan
Mendemonstrasika
n 4 gerakan senam
pernapasan
selanjutnya
Mendiskusikan
TUK 3: cara lain
merawat pasien TB
Memotivasi Bapak
H untuk terus
berlatih 3 gerakan
senam pernapasan
lebih dari 3 menit
masing-masing
gerakan setiap satu
kali sehari
Selas Dx. Mengevaluas S:
a 1 i TUK 1, 2, dan 3 Keluarg
26 TU mengajarkan batuk a menyebutkan
Juni K3 efektif TUK 1 dan 2 yang
2018 Mendiskusik dievaluasi oleh
an bersama keluarga mahasiswa
mengenai cara merawat Keluarg
anggota keluarga a mengatakan cara
dengan TB paru perawatan anggota
Mendemonst keluarga dengan
rasikan 4 gerakan senam TB paru, yaitu
pernapasan selanjutnya pengobatan TB
paru sampai tuntas
minimal 6 bulan.
Keluarg
a mengatakan An.
Z kemarin telah
mencoba berlatih
batuk efektif
An. Z
mengatakan sudah
133
bisa mengeluarkan
dahak sedikit demi
sedikit dengan
batuk efektif
O:
Keluarg
a mampu
menjelaskan kembali
saat dievaluasi oleh
mahasiswa
Keluarg
a mampu
menyebutkan 3 cara
merawat anggota
keluarga dengan TB
paru
An. Z
mampu
meredemonstrasikan
cara batuk efektif
An. Z
mampu melakukan
gerakan batuk efektif
tanpa dipandu oleh
mahasiswa
RR 22
x/menit
A:
Tujuan tercapai,
sebagian Tuk 3 teratasi
P:
Mengev
aluasi teknik batuk
efektif
Mendis
kusikan TUK 4
Mende
monstrasik cara
batuk efektif dan
relaksasi nafas
dalam
Rabu Dx Mengevaluas S:
27 1 i teknik batuk efektif Keluarg
Juni Tup Mendiskusik a mengatakan An.
2018 en 6 an bersama keluarga Z jika sesak dan
134
O:
Keluarg
a mampu
menyebutkan cara
memodifikasi
lingkungan untuk
penderita TB Paru
An. Z
dapat melakukan
teknik batuk efektif
RR 20
x/menit
A:
Masalah teratasi
sebagian, TUK 4
135
tercapai
P:
Mengev
aluasi seluruh
teknik batuk efektif
Mendis
kusikan TUK 5
Sabtu Dx Dx I. Mengevaluas S:
30 1 i peran PMO dalam Keluarg
Juni TU pengobatan OAT a mengatakan
2018 K Mendiskusik manfaat
5 an bersama keluarga tersedianya
mengenai manfaat dari fasilitas kesehatan
fasilitas kesehatan yang agar mendapatkan
ada di sekitar tempat perawatan secara
tinggal langsung,
Memotivasi memperoleh
keluarga untuk informasi tentang
berkunjung ke fasilitas cara perawatan di
kesehatan rumah, dan
mendapatkan terapi
pengobatan.
Keluarg
a mengatakan
fasilitas kesehatan
yang berada di
sekitar tempat
tinggal, yaitu
puskesmas, rumah
sakit Tugu Ibu, dan
klinik dokter.
Keluarg
a mengatakan akan
selalu membawa
bapak H untuk
kontrol dan
mengambil obat di
puskesmas.
Keluarg
a mengatakan
Bapak H hanya
sering berlatih 3
gerakan pertama
senam pernapasan
Ny. Y
mengatakan sudah
mengawasi Tn. H
dalam minum obat
OAT.
136
O:
Keluarg
a mampu
menyebutkan
manfaat
tersedianya
fasilitas kesehatan
dan 3 fasilitas
kesehatan yang ada
di sekitar tempat
tinggal.
Ny. Y
sudah mengetahui
perannya sebagai
PMO
A:
Masalah teratasi TUK 5
tercapai
P:
Evaluas
i sumatif diagnosa
ketidakefektifan
manajemen
kesehatan diri
keluarga Tn. H
Memoti
vasi keluarga untuk
terus mendukung
TABEL 4.12
SUBJEK I
Nilai Kategori
Hari Aspek yang dinilai pengetahu
an
0 1
Menyebutkan pengertian TB √
Menyebutkan penyebab TB dan √
penyebarannya
137
TABEL 4.13
SUBJEL II
Nilai Kategori
Hari Aspek yang dinilai pengetahu
138
an
0 1
Menyebutkan pengertian TB √
Menyebutkan penyebab TB dan √
penyebarannya
Sebelum Menyebutkan cara merawat keluarga √
(Saat dengan TB Cukup
pengkajian) Menyebutkan Peran PMO dalam √
pengobatan TB
Menyebutkan tentang apa saja obat anti √
TB
Jumlah skor 3 1 (60%)
Menyebutkan pengertian TB √
Menyebutkan penyebab TB dan √
penyebarannya
Sesudah Menyebutkan cara merawat keluarga √
(Saat dengan TB Cukup
implementasi) Menyebutkan Peran PMO dalam √
pengobatan TB
Menyebutkan tentang apa saja obat anti √
TB
Jumlah skor 5 (1000%)
B.
139
C. Pembahasan
data pendukung yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang ada
pada kasus nyata yang dilakukan pada tanggal 18 Juni 2018 sampai
1. Pengkajian
Hutahaean, 2010).
dan nafsu makan menurun akibat obat OAT. Hal ini sejalan dengan
pada partisipan 1 dan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,
biasanya timbul pada sore atau malam hari mirip demam atau
batuk yang terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini
pleuritis.
8. Diagnosa Keperawatan
masalah TB Paru
penyebab, dan gejala yang muncul dari hasil pengkajian. Sama halnya
proses ini. Proses identifikasi masalah dan kekuatan secara bersama ini
Pada kasus klien Tn. H dan Tn. B dengan TB Paru dari hasil
kepada bersihan jalan nafas tidak efektif yang dirasakan oleh kedua
Keluarga juga khwatir jika penyakit yang kini diderita oleh anggota
sedikit yang mereka ketahui mengenai TB paru dan tidak tahu cara
9. Intervensi Keperawatan
muncul pada kasus berdasarkan NOC dan NIC (2013), serta menurut
dibuat secara tertulis dan dibuat bersama keluarga. Hal ini sesuai
teratasi.
(tanda/ indikator yang mengukur pencapaian tujuan dan tolak ukur dari
(Chayatin, 2012).
148
yang akan dilakukan. Ciri tujuan atau objektif yang baik adalah
spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan ada batasan waktu.
menelan obat TB. Oleh sebab itu anggota keluarga yang bertugas
leflet dapat dibawa sewaktu waktu oleh subjek. Hasil yang diperoleh
menjelaskan apa itu TB, apa penyebab TB dan penyebaran TB, apa
akibat lanjut dari TB, dan peran PMO yang sangat penting dalam
dan perawat mempunyai kesiapan secara fisik dan psikis pada saat
batuk efektif.
2010).
tenaga kesehatan lain. Pada evaluasi diagnosa pertama data klien dan
yang disebabkan oleh virus, tanda gejalanya demam, batuk dan sesak
pengobatan dalam waktu yang lama dan teratur serta tidak boleh putus,
2013).
perawatannya.
BAB V
A. Kesimpulan
Paru.
157
keluarga dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang
158
159
D. Saran
Lubuklinggau
TB
160
DAFTAR PUSTAKA
2018
Alsagaf, H., Mukty H. A. 2008. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. 5th ed.
Depkes RI.
Friedman, M.M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan
konversi pada penderita TB paru BTA posistif baru akhir tahap intensif
Jakarta.
Lingkungan.
Li-Chun, Chi-Fang F., Jer-Jea, Cheng-Yi, Shiang-Lin, & Hsiu-Yun. 2008. The
Aesculapius. p:476.
Jakarta.
Rineka Cipta.
11-14.
Cendika
Genewa.
DAFTAR PUSTAKA
61(8): 969–987
2.Jogjakarta:Mediaction
Anggraini Y.E., Indrastuti N., Waskito F., 2010. Profil Insidensi Dermatitis
Atabik A. Allergy, during the First 18 Months of Life. Am. J. Epidemiol; 160:
217- 223
Bauretch, H, Irvine, AD, Novak, N, Illig, T, Buhler, B & Ring, J et al. 2012,
polymorphism data, J. Allergy Cito Immunol, vol. 120, no. 6, pp. 1406-
1412.
Penerbit FK UI
Boediardja, Siti Aisah. 2015. Dermatitis Atopik. Ilmu Penyakit Kulit dan
Carson, C. G.. 2013. Risk Factors for Developing Atopic Dermatitis. Danish
Depkes Republik Indonesia. 2011. Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif Bagi Bayi. Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak.
Dewi, R.W. 2004. Eksim Susu pada Bayi dan Anak. Jakarta: Balai Penerbit
FK UI.
169
23 October 2017
Cendikia Press
Horn KL, Leung TF, Ching G. 2008. Pattern of food and aeroalergen
Kay AB. 2001. Allergy and Allergic Diseases. N. Engl. J. Med. 344: (30)–7.
Kim, K. H.. 2013. Overview of Atopic Dermatitis. Asia Pacific Allergy 3(2):
79-87.
Immunol 2005;116:657-61.
Lee S, Ahn K, Paik HY, Chung Sang-Jin et al. 2012. Serum immunoglobulin
172
E (IgE) levels and dietary intake of Korean infants and young children
Leung, D.Y.M., Bieber, T .2014. Atopic dermatitis. Lancet. vol. 361, no. 151-
60.
Penyakit Alergi Atopi Anak dengan Atopi Orang tua dan Faktor
Morina, S.. 2015. Riwayat Atopi pada Pasien dengan Keluhan Gatal di Poli
Jakarta.
Medika
Oddy WH, Pal S, Kusel Merci MH, Vine D, De Klerk, Nicholas H et al. 2006.
4–10
Ong PY. Leung DYM. 2010. The infectious aspects of atopic dermatitis.
Putri, I. P.. 2013. Gambaran Kelainan Kulit pada Pasien Dermatitis Atopik di
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Pringadi Medan tahun 2011.
Pyun, B. Y.. 2015. Natural History and Risk Factors of Atopic Dermatitis in
Roesli U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif 1st ed. Jakarta: Trubus Agiwidya.
Prevalence in the United States: Data from the 2003 National Survey
67-73.
Rosdakarya
Rosadakarya
Tada J. 2002. Diagnostic Standard for Atopic Dermatitis. J. Vet. Med. Sci.;
126(1): 460–465.
Thapa BR. 2005. Health factors in colostrum. Indian Pediatr: 72(7), pp.579–
176
581.
Yang, YW, Tsai CL, Lu CY. 2009. Exclusive breastfeeding and incident atopic
1. Bengkak
2. Merah
3. Gatal
4. Berair
1. Bengkak
2. Merah
3. Gatal
4. Berair
1. Bengkak
2. Merah
3. Gatal
4. Berair
Keterangan :
1. Bengkak: Tanda dan gejala dermatitis yang terlihat pada sekitar kulit
2. Merah : Dermatitis disikitar kulit kemerahan
3. Gatal : Tanda dan gejala yang muncul biasanya disertai gatal
4. Berair : Keluar air disekitar kulit yang kemerahan.
179
B. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya luka pada kulit dan jaringan
C. Prosedur
1. Tahap Prainteraksi:
a. Verifikasi program pelayannan keperawatan
pasien tersebut.
b. Siapkan alat.
c. Siapkan diri petugas dalam berinteraksi dengan
pasien
2. Tahap Orientasi:
a. Berikan salam.
b. Jelaskan tujuan dan prosedur.
c. Tanyakan persetujuan dan seiapan pasien.
d. Persiapan alat didekatkan pada pasien.
3. Tahap Persiapan Alat:
a. Baskom cuci tangan
b. Sabun
c. Air
d. Baby oil
e. Sarung tangan bersih
4. Tahap kerja:
180
a. Mencuci tangan.
b. Memakai sarung tangan bersih.
c. Untuk pasien dengan tingkat ketergantungan
sedang sampai dengan tinggi, dengan keterbatasan mobilitas,
maka pasien dipersilahkan berbaring dengan memiringkan
tubuh agar area kulit yang tertekan dapat terlihat.
d. Bersihkan area jaringan kulit yang tertekan
menggunakan air dan sabun, tidak mengenai luka kulit yang
tertekan bila telah terjadi.
e. Keringkan area kulit yang dibersihkan dengan air
dan sabun tadi.
f. Beri baby oil pada jaringan kulit yang tertekan
tanpa mengenai luka, lalu beri bedak anti iritasi.
g. saat akan membersihkan dan merawat luka pada
kulit yang tertekan akan diganti sarung tangan dengan sarung
tangan yang steril.
h. Observasi dan evaluasi keadaan luka dari luas,
kedalaman dan warna.
i. Posisikan kembali pasien pada posisi nyamanya.
5. Tahap terminasi :
a. Ucapkan terima kasih atas kerjasama dengan
pasien
b. Dokumentasikan pelaksaan tindakan keperawatan
tersebut.
c. Evaluasi respon klien.
d. Simpulkan hasil kegiatan.
e. Pemberian pesan.
f. Kontrak waktu kegiatan selanjutnya.
g. Atur posisi klien senyaman mungkin.
h. Bereskan alat-alat dan kembalikan pada
tempatnya
181
6. Dokumentasikan :
a. Nama Klien.
b. Tanggal dan jam.
c. Tindakan yang dilakukan
d. Respon klien.
e. Nama petugas