Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik
suka sama suka atau dalam dunia prostitusi. Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat
resiko yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang
memicu terjadinya aborsi. Aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan
kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang
menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya. Dalam agama, seks bebas
sama sekali bukan merupakan tindakan terpuji, bahkan tindakan tersebut tergolong tindakan
yang sangat tercela dan dosa besar jika manusia melakukan tindakan seks bebas. jelaslah bahwa
tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan. Agama sebagai pedoman hidup manusia sudah
memberikan solusi berupa perkawinan sah yang melegalkan hubungan seks diantara manusia.
QS. Al-Isra ayat 32 berbunyi
artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk.
Pada ayat tersebut telah disebutkan bahwa seks bebas merupakan perbuatan yag
sangat tidak terpuji. Untuk itu kita diwajibkan untuk menghindarinya. Jangan sampai
generasi muda rusak karena seks bebas.
Faktor – faktor yang mempengaruhi seks bebas adalah sebagai berikut:
1. Keluarga
Dalam hal ini, keluarga menjadi salah satu faktor penting mengapa seorang anak
melakukan seks bebas. Orang tua yang tidak memberikan pendidikan agama, perhatian, kasih
sayang, keteladanan dan lainnya kepada anak, maka anak akan mencari tempat pelarian di
jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka sehingga dapat merusak
akhlaknya. Hal ini dapat membuat anak melakukan seks bebas karena terpengaruh
lingkungannya.
2. Lemahnya Keimanan
Pada pelaku seks bebas, mereka tahu akan beban dosa yang mereka terima. Tapi entah
kenapa, bagi mereka hal itu 'dibelakangkan' dan menjadikan nafsu sebagai pemimpin. Ini
menunjukkan lemahnya rasa keimanan mereka sehingga mereka terjerumus dalam perbuatan
tercela ini.
3. Salah dalam memilih teman
Pergaulan merupakan salah satu faktor menurunnya akhlak seorang anak. Jika seorang anak
berteman dengan orang yang melakukan seks bebas, anak tersebut akan terpengaruh sehingga
akan mengikuti perilaku temannya.
3.Kaidah Qiyamullal
Merujuk kepada amalan-amalan dengan mengerjakan ibadah yang dibuat
disepanjang malam dengan mengerjakan ibadah tertentu seperti sholat malam, berzikir,
bertahlil, membaca alquran dan beristighfar. Program ini amat berkesan kearah peningkatan
keteguhan iman kita sehingga dapat menghindari kita dari sifat-sifat tercela.
Rasulullah s.a.w. bersabda
Kerjakanlah solat malam, sebab itu adalah kebiasaan orang-orang soleh dahulu sebelum
daripada kamu, juga satu jalan untuk mendekatkan dirimu kepada Tuhan-mu, juga sebagai
penebus keburukan-keburukanmu, pencegah dosa serta dapat menghalaukan penyakit dari
badan.”
(Riwayat Al-Tirmizi)
4. Meletakkan Diri Dalam Lingkungan Yang Soleh
Lingkungan sosial dan budaya kerap mempengaruhi manusia. Lingkungan tersebut
merangkum tradisi, model tingkah-laku dan sarana serta rangsangan yang bersifat akhlak.
Maka manusia akan terpengaruh dengan cara meniru serta mencontohi figure yang disanjungi
oleh mereka. Kewujudan seseorang dalam lingkungan masyarakat yang baik serta soleh sudah
tentu akan menyebabkan ia menirunya. Ia akan berusaha melaksanakan sesuatu yang
disanjungi oleh masyarakatnya. Sebaliknya, perbuatan yang dianggap keji oleh lingkungannya,
ia akan berusaha sekuat mungkin untuk menghindarinya.
5. Peranan Media Massa
Media massa merupakan satu mekanisme yang mempunyai pengaruh yang amat
besar dan berkesan di dalam pembentukan keperibadian manusia. Ia merupakan agen
sosialisasi dan memainkan peranan penting di dalam menanam dan menggalakkan amalan-
amalan berakhlak di dalam masyarakat. Maka dari itu, media massa hendaklah mempunyai
asas falsafah dan dasar-dasar komunikasi yang selaras dengan nilai-nilai akhlak Islam sehinnga
kita dapat meningkatkan akhlak kita.
Dengan meningkatkan akhlak kita, diharapkan para remaja dapat terhindar dari seks
bebas yang dapat merusak masa depan mereka. Mereka merupakan asset yang sangat berharga
bagi negeri ini, selain itu kita dapat terhindar dari siksa yang pedih yang akan kita terima di
hari akhir nanti
Allah berfirman,
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari diri
yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya, dan dari
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah
kepada Allah yang dengan nama-Nya kalian saling meminta, dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” (an-Nisa’: 1)
Syahwat adalah titik terlemah yang memungkinkan setan membisikkan manuver-manuver atau
bujuk rayunya melalui celah-celah yang ada guna memalingkan tujuan-tujuan pokok manusia
di dalam kehidupan.
“Dan Allah hendak menerima tobat kalian, sedang orang-orang yang mengikuti keinginannya
menghendaki agar kalian berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). Allah hendak
memberikan keringanan kepada kalian, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.” (an-
Nisa’: 27—28)
Seks bebas sangat tidak dibenarkan dalam Islam. Hukumnya haram, karena Islam hanya
membolehkan hubungan seks dengan pernikahan yang sah. Keharaman seks bebas ini
didasarkan pada firman Allab subhanahu wa ta’ala,
َ َٰ س ۡل
ْط انا َوأَن تَقُولُوا ِ ي ِبغ َۡي ِر ۡٱل َح
َّ ِق َوأَن ت ُ ۡش ِر ُكواْ ب
ُ ٱَّللِ َما لَ ۡم يُن َِز ۡل بِِۦه ۡ ۡ ِ ۡ طنَ َو
َ ٱۡلث َم َوٱل َب ۡغ َ ظ َه َر ِم ۡن َها َو َما َب َ ي ۡٱلفَ َٰ َو ِح
َ ش َما َ ِقُ ۡل إِنَّ َما َح َّر َم َرب
٣٣ َٱَّللِ َما َٗل تَعۡ لَ ُمون َّ َعلَى
“Katakanlah (hai Muhammad), ‘Rabbku hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang
terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zalim tanpa alasan yang benar, dan
(mengharamkan) kalian mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak
menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan) kalian membicarakan tentang Allah apa
yang tidak kalian ketahui.” (al-A’raf: 33)
“Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali,
dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kalian untuk (menjalankan)
agama (hukum) Allah, jika kalian beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.” (an-
Nur: 2)