PENDAHULUAN
mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. Dari makna ini,
terus menerus agar kualitas pendidikan selalu meningkat (Haryono dkk, 2012).
(USAID, 2013).
Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di
menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah
peran guru secara aktif dalam mengelola sebuah kelas dan siswa menjadi
belajar biologi siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung rendah, masih
di bawah kriteria ketuntasan minimal atau kurang dari 70. Data hasil ulangan
dasar (KD)1 nilai rata-rata = 59,35 dan KD2 nilai rata-rata = 51,25. Prestasi
belajar ini dipengaruhi oleh dua hal yaitu, faktor internal berasal dari dalam
diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Hal ini sesuai
atau prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa termasuk
pencapaian prestasi belajar dapat berasal dari guru dalam melaksanakan proses
Unjuk kerja siswa dalam mengikuti pembelajaran biologi masih kurang yang
ditandai dengan masih kurang aktifnya siswa dalam menjawab pertanyaan yang
dikemukakan oleh guru, siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan, dan
their power as leaner) dan dirancang untuk mencapai ruang lingkup tujuan
kurikulum, diperlukan metode dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan karakteristik siswa serta materi yang akan dipelajari, serta sesuai
402). Dengan kata lain mata pelajaran biologi yang disampaikan melalui
dan konsep diri siswa dalam menemukan pengetahuan yang baru (Yulianto,
2009).
diadaptasi dari kelas kimia di Franklin and Marshall College oleh Rick
Moog, Jim Spencer, and John Farrell pada pertengahan tahun 1990
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Robert Soltis dkk dari Drake
keadaan kelas yang interaktif. Michelle J.B dan Scott B. Watson dalam
untuk guru yang mencari metode belajar efektif untuk meningkatkan prestasi
peningkatan dalam strategi penyelidikan dan nilai serta sikap dan keterampilan
pada siswa (Widiawati, 2013:16). Adapun peran- peran tersebut seperti yang
dinyatakan oleh Dena Halen (2009:75) dan Widiawati (2013:17) adalah (1)
menjawab pertanyaan. (3) Recorder, mencatat nama dan peran dari anggota
kelompok tiap sesi, serta mencatat jawaban dan penjelasan kelompok. (4)
Lawson dalam Widiawati (2013) learning cycle memiliki tiga tahapan, yaitu
pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang
Order Thingking Skills (HOTS) dan Self Concept Pada Materi Sistem Imun
B. Identifikasi Masalah
imun
konvensional
oleh guru
C. Pembatasan Masalah
imun
konvensional
D. Rumusan Masalah
Terhadap High Order Thingking Skills (HOTS) dan Self Concept Pada
E. Tujuan Penelitian
(HOTS) dan Self Concept Pada Materi Sistem Imun Kelas XI SMA Negeri 5
Bandar Lampung
F. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
pembelajaran.
2. Praktis
a. Bagi Peneliti
Skills (HOTS) dan Self Concept Pada Materi Sistem Imun Kelas XI SMA
dan Self Concept dalam memahami materi sistem imun kelas XI SMA
c. Bagi Guru
Agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan maka peneliti
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Pengaruh Metode Process Oriented Guided Inquiry
(POGIL) Terhadap High Order Thingking Skills (HOTS) dan Self Concept Pada
2. Subjek Penelitian
3. Wilayah Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
telah teratur dan terpikir baik untuk mencapai suatu maksud (dalam
sistematis dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan”.3 Sementara itu
1
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, Edisi ketiga, (Jakarta: PT.
2
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Pusat Pembinaan dan
1984),hal: 849
3
Zakiyah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: BumiAksara,
1995), hal: 1.
4
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal: 149
bahwa metode adalah suatu cara yang sistematis dalam menyampaikan
pembelajaran. Unsur manusiawi ini meliputi siswa, guru dan tenaga lainnya.7
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif dan ditunjang oleh berbagai unsur lainnya untuk
5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
6
Dimyati dan Modjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal: 297
7
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),h al: 57.
mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
diinginkan.
B. POGIL
dikemas melalui siklus belajar yang terdiri dari 3 fase yaitu eksplorasi,
8
Arizal Firmansyah, “Implementasi Process Oriented Guided Inquiry (POGIL) dalam
perkuliahan dan Science Writing Heuristic (SWH) dalam Praktikum: Telaah Peranan
2014.
9
Sulastriningsih dan Suranata, “Pengaruh Model Process Oriented Guided Inquiry
secara eksplisit, namun guru mendorong dan memacu peserta didik untuk
belajarnya, apa yang telah diperoleh dan apa yang belum diperoleh untuk dapat
paradigma
konstruktivisme.11
2014.
10
Panji, “Pengembangan Suplemen Pembelajaran Berbasis POGIL pada materi
Sistem Peredaran Darah Tingkat SMP”, Skripsi (Semarang: Universitas Negeri Semarang,
2013), hlm. 9.
11
Paradigma konstruktivisme adalah paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial
dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relatif.
Tahap Eksplorasi Peserta didik dibimbing untuk
memperoleh konsep isi
melalui berdiskusi dalam
kelompok
Evaluasi Diri
POGIL ini adalah peserta didik dapat mengolah informasi, berpikir kritis,
12
Andrei Straumanis, “Classroom Implementation of process Oriented Guided Inquiry Learning:
A Practical Guide for Instructors POGIL”, http://guidedinquiry.org/misc/IG_2e.pdf, di akses 09
Februari 2014.
assessment, sedangkan guru itu sebagai fasilitator yaitu mengamati kerja
memperpanjang ingatan.14
C. HOTS
diteliti oleh para ahli. Diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Bloom tahun 1956, Resnick tahun 1987, dan Marzano tahun 1988 dan
proses yang melibatkan mental, seperti klasifikasi, induksi, deduksi, dan reasoning. Adi
13
Ningsih, dkk., “Implementasi Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa”, Unnes Physics Education Journal,
(Vol. 1, No. 2, 2012), hlm.
45.
14
Sitiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis
Sains, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), hlm. 105-106.
15
Peter dan Fook, Teaching and Learning via IT : Higher Order Thinking Skills inEnglish Language
English Literatur, and Mathematics (http://www.moe.edu.sg/iteducation/papers/f3-1. pdf).
W. Gunawan dalam bukunya Genius Learning Strategi mendefinisikan Higher Order
Thinking (HOT) sebagai strategi dengan proses berpikir tingkat tinggi, dimana siswa
didorong untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang dapat
banyak informasi yang harus dihafal dan diingat oleh siswa, namun dalam
peserta didik berpikir pada tingkat yang lebih tinggi sehingga siswa
16
Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm 171
memecahkan masalah.17 jadi dengan Higher Order Thinking (HOT) dapat
dimulai dengan merangsang siswa untuk berpikir lebih aktif dari masalah
nyata yang pernah dialami atau dapat dipikirkan para siswa. Dengan cara
seperti itu, para siswa tidak hanya disuguhi dengan teori-teori dan rumus-
rumus matematika yang sudah jadi, akan tetapi para siswa dilatih dan
:18
a. Mengerti informasi
17 4
Ibid. h.177
18
Adi W.Gunawan, Loc.Cit.
Kemampuan Higher Order Thinking (HOT) dibutuhkan untuk
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung, Jalan Soekarno (By
Pass) Way Dadi Sukarame Bandar Lampung Kode Pos 35131. Adapun waktu pelaksanaan
penelitian ini adalah pada semester 1 bulan November sampai dengan bulan Desember pada
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan metode Quasi
Design ini melibatkan 4 kelompok subjek, dua sebagai kelas control dan dua yang lain
Table 3.1
19
Sugiyono, metode penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2013) h.112
Kelompok Tes Awal Tindakan Tes Akhir
A O1 XI O2
B O1 XI O2
Keterangan :
A : Kelas Eksperimen
B : Kelas Kontrol
O1 : Pretest
O2 : Posttest
C. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yaitu variabel yang mempengaruhi (variabel bebas) dan
variabel yang dipengaruhi (variabel terikat). Adapun variabel dalam penelitian ini
adalah 20 :
20
Sugiyono,Ibid,h.70
(POGIL)
2. Variabel terikat (Variabel Y) yaitu High Order Thingking Skills (HOTS) dan Self
Concept.
Pengaruh hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dpat
Y1
Y2
Keterangan :
Y2 : Self Concept
D. Populasi,Sampel dan Tekhnik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan berkarakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
Populasi penelitian ini adalah seluruh anak kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
21
Sugiyono,Ibid,H.117
tersebut.22 Sampel yang diambil dari populasi siswa yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA
2 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 3 dan XI IPA 4 sebagai kelas control.
22
Sugiyono,Ibid,h.118
3. Tekhnik Pengambilan Sampel
Sample dalam penelitian ini akan diambil dari populasi yang ada maka peneliti
menggunakan tekhnik Cluster Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
peserta didik pada dua kelas dari 5 kelas yang ada, yaitu kelas XI IPA 2 ditetapkan sebagai
Adapun tekhnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini dilakukan
a. Tes
Tes adalah suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga
menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut.23 Tes digunakan untuk
mengukur penguasaan materi siswa pada materi sistem imun. Tes yang akan diberikan
kepada peserta didik berupa tes tertulis dengan memberikan pretest dan posttest dalam
bentuk soal essay. Data penguasaan materi berupa nilai posttest diperoleh diakhir
pembelajaran baik kelas eksperimen maupun kelas control. Tes akhir (posttest) mengetahui
23
Yatim Riyanto, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Surabaya:SIC,2010)h. 103
keterampilan high orther thingking skills dan ada tidanya perubahan setelah melaksanakan
(POGIL).
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal atau variabel yang berkaitan
dengan penelitian dapat berupa gambar atau foto, jumlah guru, dan lain sebagainya.24
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan bukti-bukti penelitian berupa RPP, foto dan
c. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mewawancarai guru mata
pelajaran biologi dan peserta didik sebanyak 9 pertanyaan mengenai proses pembelajaran
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun
social yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.25
Sebelum instrument digunakan terlebih dahulu diadakan uji coba instrument untuk mengkur
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Uraian dari setiap jenis
Tes
24
Suharsimi Arikunto,Op.Cit. h.274
25
Sugiyono,Op.Cit h.148
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes objektif,
berbentuk essay sebanyak 10 butir soal. Tes dibuat menggunakan Framework Taksonomi
Bloom Revisi pada ranah mengetahu ( C1 ) sampai ranah membuat (C6), ranah ini dipilih
setelah menganalisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam tuntutan
1. Uji Validitas
rxy = N ∑ XY − (∑ X) (∑Y)
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y,dua variabel yang
dikorelasikan.
N : Number of cases
26
Suharsimi Arikunto,Op.Cit,h. 211
X2 : Kuadrat dari X
Y2 : Kuadrat dari Y
Tabel 3.2
Sumber : Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.89
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.27 Setelah
dilakukan uji validitas, butir soal yang valid diuji reliabilitasnya. Rumus alpa digunakan
untuk mencari reliabilitas instrument yang sorya bukan 1 dan 0, rumus ini digunakan untuk
angket dan soal bentuk uraian. Reliabilitas tes essay dapat diketahui dengan menggunakan
r11 = ( k ) (1 − ∑
Keterangan :
27
Ibid,h.109
K : Banyaknya butir soal pertanyaan atau banyaknya soal
: varians total
1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,7 berarti tes hasil belajar yang
2) Apabila r11 lebih kecil daripada 0,7 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
P= B
JS
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
Menurut ketentuan yang sering diikuti, interprestasi tingkat kesukaran butir tes seperti table
berikut :
28
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta. PT Grafindo Persada, 2009) h. 210
29
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012) h.223
Tabel 3.3
Besar P Interprestasi
Anas Sudijono menyatakan butir soal dikategorikan baik jika derajat kesukaran butir cukup
(sedang). Maka dari itu, untuk keperluan pengambilan data dalam penelitian ini digunakan
butir-butir soal dengan criteria cukup (sedang) yaitu dengan membuang butir-butir soal
Daya beda adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat
instrument untuk membedakan antara peserta didik yakni peserta didik yang
daya pembeda tes dapat diukur engan menggunakan rumus seperti di bawah ini :
D = PA − P B
Keterangan :
JA benar
JB benar32
P ˂ 0,20 Jelek
389
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
32
Ibid,h.186
33
Nana Sudjana,Metode Statistika, (Bandung:Tarsito,2005) h.466
2) Memasukkan nilai atau skor pada table kerja secara berurutan
Deviasi)
9) Membuat kesimpulan :
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian memiliki
kondisi yang sama atau homogeny. Untuk menguji homogenitas variansiini digunakan
metode uji varians terkecil menggunakan tabel F. Uji homogenitas yang digunakan
varians terkecil
34
Sugiyono, Op.Cit, h.79
4) Kriteria pengujian
5) Kesimpulan
1) Jika H0 ditolak maka sampel tidak mempunyai variansi yang sama atau tidak
homogeny
2) Jika HI diterima maka sampel mempunyai variansi yang sama atau homogeny.35
2. Uji Hipotesis
berdistribusi normal dan homogen. Maka pada penelitian ini menggunaka uji
parametik. Uji parametik dalam penelitian ini dihitung menggunakan uji “t”
Thitung =
Keterangan
M1 : mean variabel X1
M2 : mean variabel X2
35
Ibid, h.160-161
36
Sugiono,Op.Cit, h.210
N2 : Banyak sampel kontrol37
Apabila datanya tidak berdistribusi normal (nonparametrik), maka menggunakan uji Mann-
Whitney. Terdapat dua rumus yang digunakan untuk menguji yaitu rumus 1 dan rumus 2,
mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang
Keterangan :
n1 : jumlah sampel 1
n2 : jumlah sampel 2
U1 : jumlah peringkat 1
U2 : jumlah peringkat 2
37
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Cet.15, (Jakarta :Rineka
Cipta,2013),h.354
38
Moh.Nasir,Metode Penelitian, Jakarta(Ghalia Indonesia,2002),h.404