SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : KBJ/DIR/RSI-N/VI/2018
TENTANG
MENIMBANG : 1. Bahwa pelaksanaan peresepan, pemesanan dan pencatatan obat dan data pasien
mengenai penggunaan untuk dilakukan oleh petugas IFRS.
2. Pelaksanaan peresepan, pemesanan dan pencatatan obat yang
dilakukan bertujuan agar penggunaan obat dengan memperhatikan
keamanan penggunaan obat oleh pasien.
3. Pengelolaan obat dilakukan oleh petugas IFRS dan melakukan
pendokumentasian pemesanan dan penggunaan obat.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KETIGA : Pencatatan obat yang tersedia dalam lemari penyimpanan dicatat dalam
kartu stok dan program komputer secara lengkap.
KEEMPAT : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi
minimal 1 tahun sekali.
Ditetapkan di : Pancor
Direktur
TEMBUSAN Yth :
6. Instalasi Farmasi
7. Arsip
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR :
TANGGAL :
Obat
Bahan Baku
Obat Tradisional (Obat asli Indonesia)
Alat Kesehatan
Kosmetik
Obat terdiri dari enam golongan yaitu :
Obat Narkotik
Obat Psikotropika
Obat Keras
Obat Wajib Apotek
Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas
G. Pelayanan Resep Dokter
Resep dapat diartikan sebagai pernyataan tertulis dari seorang dokter.Resep harus
tertera jelas dan lengkap supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat kepada
pasien.Ketidakjelasan/kesimpangsiuran pada resep harus segera dikonfirmasi pada dokter
yang menulis resep tersebut. Resep-resep dari dokter tersebut akan diarsipkan, kemudian
arsip resep tersebut disimpan selama 3 tahun di apotek. Setelah 3 tahun resep itu akan
dimusnahkan dengan cara dibakar serta akan dibuat acara beritanya.
Namun ada pula pelayanan obat tanpa resep dokter, dimana konsumen langsung
membeli obat bebas atau bebas terbatas ke apotek anak sehat.
H. Pelayanan Informasi Obat
Di farmasi Rumah Sakit Islam Namira memberikan informasi obat berusaha secara detail,
contohnya seperti menjelaskan penggunaan obat tersebut dan memberitahukan fungsi
obatnya.
I. pengelolaan Obat Psikotropika
Menurut Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1997 psikotropika adalah zat atau obat baik
alamiyah ataupun sintetis, bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada system syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada mental dan
perilaku.
Pemesanan obat psikotropika dapat dilakukan dengan menyertakan Surat Pesanan (SP)
khusus dan dipisahkan dari SP obat-obat lain. SP obat psikotropika ini dibuat rangkap
Lima, hanya saja pemesanan obat psikotropika dapat dipesan dari beberapa Pedagang
Besar Farmasi (PBF) tertentu.
J. Penyimpanan Obat Psikotropika
Dalam penyimpanan obat psikotropika ini diperlakukan secara khusus.Disimpan disuatu
lemari yang terpisah dengan obat keras lainnya.
K. Pelaporan Obat Psikotropika
Obat Psikotropika dalam hal kepemilikannya harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes)
Kabupaten.
L. Pengelolaan Obat Rusak Dan Kadaluarsa
Untuk obat-obat yang mendekati kadaluarsa ataupun sudah kadaluarsa akan diretur
(dikembalikan) jika Pedagang Besar Farmasi (PBF) bersedia, tetapi dengan persyaratan
tertentu. Tetapi jika PBF tidak bersedia, maka obat-obatan tersebut akan dikumpulkan dan
dimusnahkan dengan cara tertentu, contohnya untuk sediaan obat yang berbentuk tablet,
cara pemusnahannya yaitu digerus terlebih dahulu, kemudian dikubur dengan tanah.
Begitu pula, sediaan obat yang sirup, cara pemusnahannya dibuang sirup tersebut ke tong
sampah, baru botol kosongnya dibuang. Dan akan dibuat acaranya.
Untuk meretur obat yang kadaluarsa biasanya PBF memberi persyaratan-persyaratan
tertentu seperti, obat-obat tersebut harus dalam keadaan utuh dan harus diretur tiga bulan
sebelum expired date.