Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR TOKSIKOLOGI

FORENSIK

TRI PUSPITA YULIANA


Pendahuluan
• LOOMIS (1978) berdasarkan aplikasinya
toksikologi dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar, yakni:
1. toksikologi lingkungan,
2. toksikologi ekonomi dan
3. toksikologi forensik.
• Tosikologi forensik memfokuskan pada aplikasi
atau pemanfaatan ilmu toksikologi untuk
kepentingan peradilan.
Toksikologi forensik adalah salah satu dari
cabang forensik sein. Meminjam pengertian
Forensic Science dari Saferstein adalah ”the
application of science to low”, atau secara
umum dapat dimengerti sebagai aplikasi atau
pemanfaatan ilmu pengetahuan tertentu
untuk penegakan hukum dan keadilan.
Sejarah Toksikologi forensik
Analisis toksikologi forensik pertama-kali
dikerjakan oleh Orfila pada tahun 1813, dia
memainkan peranan penting pada kasus
LaFarge (kasus pembunuhan dengan arsen) di
Paris, dengan metode analisis arsen, ia
membuktikan kematian diakibatkan oleh
keracuanan arsen.
Melalui kerjanya ini dikenal sebagai bapak
. toksikologi modern karena minatnya terpusat
pada efek tokson

metodologi kuantitatif
ke dalam studi aksi
tokson pada hewan,

toksikologi
forensik
Bidang kerja Toksikologi Forensik
• Kerja utama dari toksikologi forensik adalah
melakukan analisis
• kualitatif maupun kuantitatif dari racun dari bukti
• fisik ”fisical evidance” dan menerjemahkan temuan
• analisisnya ke dalam ungkapan apakah ada atau
• tidaknya racun yang terlibat dalam tindak kriminal,
• yang dituduhkan, sebagai bukti dalam tindak
• kriminal (forensik) di pengadilan
• Hasil analisis dan
• interpretasi temuan analisisnya ini akan dimuat ke
• dalam suatu laporan yang sesuai dengan hukum
• dan perundangan-undangan. Menurut Hukum
• Acara Pidana (KUHAP), laporan ini dapat disebut
• dengan Surat Keterangan Ahli atau Surat
• Keterangan. Jadi toksikologi forensik dapat
• dimengerti sebagai pemanfaatan ilmu tosikologi
• untuk keperluan penegakan hukum dan peradilan.
• Toksikologi forensik merupakan ilmu terapan yang
• dalam praktisnya sangat didukung oleh berbagai
• bidang ilmu dasar lainnya, seperti kimia analisis,
• biokimia, kimia instrumentasi, farmakologitoksikologi,
• farmakokinetik, biotransformasi.
Secara umum bidang kerja toksikologi forensik
meliputi:
• - analisis dan mengevaluasi racun penyebab
• kematian,
• - analisis ada/tidaknya alkohol, obat terlarang di
• dalam cairan tubuh atau napas, yang dapat
• mengakibatkan perubahan prilaku (menurunnya
• kemampuan mengendarai kendaraan bermotor
• di jalan raya, tindak kekerasan dan kejahatan,
• penggunaan dooping),
• - analisis obat terlarang di darah dan urin pada
• kasus penyalahgunaan narkotika, psikotropika
• dan obat terlarang lainnya.
contoh kasus toksikologi forensik
1. Kematian yang tidak wajar (mendadak)
• Apakah ada keterlibatan obat atau racun sebagai penyebab
kematiannya?
2. Kematian atau timbulnya efek samping obat berbahaya akibat
salah pengobatan
• Berapa konsentrasi dari obat dan metabolitnya?
• Apakah ada interaksi obat?
3. Farmaseutikal dan Obat palsu, atau tidak memenuhi syarat
standar ”Forensik Farmasi”
• Identifikasi bentuk sediaan, kandungan sediaan obat,
penggunaan obat palsu.
Kapan pemeriksaan toksikologik
diperlukan
a) kematian akibat keracunan, yang meliputi:
kematian mendadak, kematian di penjara,
kematian pada kebakaran, kematian setelah
tindakan medis yang disebabkan oleh efek
samping obat atau kesalahan penanganan
medis, kematian mendadak yang terjadi pada
sekelompok orang, dan kematian yang
dikaitkan dengan tindakan abortus
b) kecelakaan fatal maupun tidak fatal, yang
dapat mengancam keselamatan nyawa sendiri
ataupun orang lain, yang umumnya
diakibatkan oleh pengaruh obat-obatan,
alkohol, atau pun narkoba, seperti kecelakaan
transportasi khusus pada pengemudi dan
pilot, kasus pemerkosaan atau kejahatan
seksual lainnya, kasus penganiayaan atau
pembunuhan,
c) penyalahgunaan narkoba dan kasus-kasus
keracunan yang terkait dengan akibat
pemakaian obat, makanan, kosmetika, alat
kesehatan, dan bahan berbahaya lainnya, yang
tidak memenuhi standar kesehatan (kasus-
kasus forensik farmasi).
Keracunan
Hasil analisis toksikologi dapat memastikan
diagnose klinis, dimana diagnose ini dapat
dijadikan dasar dalam melakukan terapi yang
cepat dan tepat, serta lebih terarah, sehingga
ancaman kegagalan pengobatan (kematian)
dapat dihindarkan.
• Dalam pemeriksaan forensik kasus keracunan
berdasarkan tujuan pemeriksaannya, dapat
dibagi kedalam dua kelompok, yaitu
1. Bertujuan untuk mencari penyebab kematian
2. untuk mengetahui mengapa suatu peristiwa,
misalnya: peristiwa pembunuhan, kecelakaan
lalu-lintas, kecelakaan pesawat udara, dan
pemerkosaan, dapat terjadi.
• Cari jenis senyawa beracun dan bagaimana
simtomnya pada tubuh !
Dasar hukum toksikologi forensik
• Adapun dasar hukum untuk melakukan pemeriksaan toksikologi
pada keracunan adalah KUHAP pasal 133 (1), yang berbunyi:
“Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan mengenai
seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga
karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran forensik kehakiman atau dokter dan atau ahli
lainnya”

Jadi pemeriksaan toksikologi forensik mempunyai kekuatan


hukum dan bersifat projustisia

Anda mungkin juga menyukai