2
Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Abstrak
Infeksi mikroba pada ulkus kaki diabetik dapat menghambat proses penyembuhan sehingga
dibutuhkan intervensi antibiotik untuk menyembuhkan infeksi, menyembuhkan ulkus dan
menurunkan angka amputasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pilihan rute pemberian
antibiotik yang tepat serta efektif sebagai tatalaksana ulkus kaki diabetes.Metode pencarian
melalui Pubmed pada tanggal 30 Mei 2011 menggunakan kata kunci terkait. Pemilihan dengan
kriteria RCT dan full text. Telaah kritis didasarkan kriteria standar untuk intervensi. Didapatkan hasil
bahwa kesembuhan secara klinis adalah 87% untuk kelompok yang menggunakan pexiganan
topikal dan 90% untuk kelompok ofloksasin oral. Hasil eradikasi mikrobiologisnya 42-47% untuk
kedua kelompok. Komplikasi atau perburukan pada pasien dengan pexiganan topikal 8,13% dan
ofloksasin oral 5,51%. Didapatkan juga peningkatan pola resistensi kuman yang bermakna secara
klinis (p<0.001) pada pasien dengan terapi ofloksasin oral namun tidak pada terapi pexiganan
topikal. Disimpulkan bahwa terapi antimikroba topikal tunggal dapat dipilih sebagai terapi alternatif
untuk mengatasi infeksi ulkus kaki diabetik yang ringan. Terapi antimikroba oral masih lebih efektif
karena kemungkinan terjadinya perburukan dan komplikasi ulkus lebih kecil, walaupun terdapat
juga risiko resistensi kuman pada penggunaannya.
Kata Kunci: ulkus kaki diabetik, infeksi, ofloksasin, pexiganan
Abstract
Microbial infection in diabetic foot ulcer can interfere healing process. Antibiotic intervention
was used to cure the infection, heal the ulcer and decrease amputation rate. This study was aimed
to seek the best route of giving antibiotic therapy in patients with diabetic foot ulcer. The method
used was conducting article searching through Pubmed on Mei 30th 2011. The criteria of articles
were RCT and full text articles. Critical appraisal was based on standard criteria for intervention.
The result showed that clinical recovery of the foot ulcer for the topical pexiganan group was 87%,
while the oral ofloxacin group was 90% (CI 95%). Microbiological eradication for both groups range
from 42-47%. There were 8,13% patients in topical pexiganan group that developed complications
of their ulcers and only 5,51% in oral ofloxacin group. The use of oral antibiotic could increase
microbial resistance. As a conclusion topical antibiotic monotherapy could be an alternative choice
to treat mild diabetic foot ulcer. However oral antibiotic therapy is still the most effective choice
of treatment for diabetic foot ulcer because the risk of complications are lower than the topical
antibiotic, although the risk of drug resistance was higher.
Keywords: diabetic foot ulcer, infection, ofloxacin, pexiganan
369
Gratcia Ayundini, Nuri Purwito Adi eJKI
370
Vol. 2, No. 2, Agustus 2014 Diabetes Insipidus in Young Women
Hasil
berbeda bermakna secara statistik pada durasi
Artikel yang ditelaah menggunakan metode terapi antibiotik baik pexiganan topikal maupun
randomized-control-double blinded dengan ofloksasin oral selama 22-27 hari.
melibatkan 835 pasien.Karakteristik intervensi tidak
371
Gratcia Ayundini, Nuri Purwito Adi eJKI
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan secara statistik. Di sisi lain, setelah penggunaan
kesembuhan secara klinis pada kedua terapi beberapa saat dapat terdeteksi kuman yang
dengan CI 95% adalah 87% untuk kelompok yang resisten terhadap ofloksasin oral namun tidak pada
menggunakan pexiganan topikal dan 90% untuk pexiganan topikal.
kelompok yang menggunakan ofloksasin oral. Hasil Artikel penelitian ini dipilih karena valid. Pasien
mikrobiologi pada akhir terapi kelompok ofloksasin sesuai dengan kriteria inklusi yang terdapat dalam
dan pexiganan tidak berbeda bermakna secara penelitian ini dan tidak memiliki kriteria eksklusi. Terapi
statistik. Respon mikrobiologisnya sama yaitu 47% yang diberikan untuk mengatasi infeksi pasien adalah
pada masing-masing kelompok. Tidak terdapat antimikroba oral dengan spektrum luas. Hal tersebut
perbedaan bermakna antara skor total kesembuhan sesuai untuk pasien setelah mempertimbangkan
luka pada kedua kelompok baik berdasarkan infeksi keuntungan dan risikonya. Terapi antimikroba oral
maupun luas dan dalamnya luka. Pada kelompok dengan spektrum luas lebih dipilih untuk pasien ini
kontrol (ofloksasin) terdapat peningkatan resistensi karena lebih mudah didapat serta mempertimbangkan
kuman terhadap ofloksasin (p<0.001) sedangkan usaha untuk meminimalkan perburukan infeksi.
pada kelompok pexiganan tidak terjadi perubahan
signifikan untuk nilai MIC (p>0.05). Komplikasi Kesimpulan
pemberian obat pada penelitian ini adalah selulitis, Terapi antimikroba topikal dapat digunakan
infeksi memburuk, osteomielitis hingga amputasi sebagai terapi alternatif pada infeksi kaki diabetik
ekstrimitas bawah. Pada kelompok dengan ringan, namun perlu diperhatikan komplikasi yang
pexiganan terdapat 8,13% pasien yang mengalami lebih sering terjadi pada penggunaan antimikroba
komplikasi ini, sedangkan pada kelompok dengan topikal.
ofloksasin sebanyak 5.51%.
Daftar Pustaka
Diskusi 1. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Petunjuk Praktis
Pexiganan adalah antimikroba spektrum luas Pengelolaan DMTipe 2. Jakarta:PB PERKENI; 2002.
yang memiliki aktivitas melawan bakteri gram 2. Bakta IM. Kaki diabetes. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi
positif, gram negatif dan anaerob obligat yang B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu
biasanya menyebabkan infeksi kaki diabetik. penyakit dalam, jilid II edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan
Ofloksasin adalah antimikroba spektrum luas dari Departemen IPD FKUI; 2006. h.622-5.
golongan fluorokuionlon. 3. Lavery LA, Armstrong DG, Wunderlich RP, Mohler
MJ, Wendel CS, Lipsky BA. Risk factors for foot
Penelitian ini mendukung penggunaan
infections in individuals with diabetes. Diabetes Care.
pexiganan topikal sebagai terapi alternatif untuk
2006;29:1288–93.
ulkus kaki diabetik ringan. Dari dua percobaan 4. Lipsky BA, Berendt AR, Deery HGl. Diagnosis and
yang diadakan di tempat berbeda, keduanya tidak treatment of diabetic foot infections. Clin Infect Dis.
menunjukkan keunggulan yang bermakna secara 2004; 39:885–910.
statistik dalam penggunaan pexiganan topikal 5. Lipsky BA, Stoutenburgh U. Daptomycin for treating
dari ofloksasin oral. Pexiganan tidak lebih unggul infected diabetic foot ulcers: evidence from a randomized,
dalam menunjukkan kesembuhan secara klinis. controlled trial comparing daptomycin with vancomycin
Respons mikrobiologis pada kedua kelompok or semi-synthetic penicillins for complicated skin and
terapi ini sama, walaupun dalam eradikasi bakteri skin-structure infections. J Antimicrob Chemother. 2005;
ofloksasin oral lebih unggul namun tidak bermakna 55:240–5.
372