Anda di halaman 1dari 25

Anxiety Disorders

Normal Anxiety

Anxiety merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang memanjang dengan


khas adanya ketakutan atau keprihatnan yang tidak jelas dan biasanya diikuti oleh autonomic
symptom.

Peripheral Manifestation of Anxiety


Diare Pupil dilatation
Sakit kepala Restlessness
Hyperhidrosis Tachicardia
Hyperreflexia Tingling
Hypertension Tremor increase urinary frequency
Palpitation

Anxiety memiliki fungsi mencegah damage dengan merubah tingkah laku seseorang
untuk mencegah atau menghindari bahaya. Anxiety juga muncul karena adanya
ketidakseimbangan tekanan dari luar (job, event) dengan keinginan (ego).

Pathological Anxiety

Epidemiologi

Merupakan kelompok terbesar dari psychiatric disorder. Dengan prevalensi 17,7%


dari populasi di USA. Wanita lebih beresiko daripada pria.

Dilihat dari Sudut Pandang Biologis

ANS

Anxiety akan meningkatkan symphatetic tone, terutama pada cardiovascular,


muscular, gastrointestinal dan respiratory.

Neruotransmiter
 Norepinephrine
Terjadi peningkatan bahkan ledakan aktifitas. Badan sel norephinephrinergic
berada di locus ceruleus dibagian rostral pons, dan axonnya memanjang ke
cerebral cortex, lymbic system, brain stem dan spinal cord

 Serotonine
Kadar serotonin meningkat. Badan selnya berada di raphe nuclei di rostral
brainstem, axonnya memanjang ke cerebral cortex, amygdala, hyppocampus dan
hypothalamus.

 GABA
Terjadi penurunan kadar GABA.

Genetic Study

Faktor genetik memiliki pengaruh yang cukup besar meskipun bukan menjadi faktor
utama yang signifikan.

Neuroanatomical Consideration

 Lymbic System
Terjadi peningkatan aktifitas septohippocampal pathway dan di cingulate gyrus.

 Cerebral Cortex
Terutama terjadi kelainan di frontal cerebral cortex

Brain-Imaging Study

Pada pemeriksaan CT dan MRI biasanya menunjukan peningkatan ukuran cerebral


ventrikel. Selain itu pada pemeriksaan EEG ditemukan gangguan aktifitas di frontal,
occipital dan temporal lobe.
Klasifikasi

Berdasaarkan DSM-IV-TR, terdapat 12 klasifiaksi anxiety disorder, yaitu :

a. Panic disorder with agoraphobia


b. Panic disorder without agoraphobia
c. Agoraphobia without history of panic disorder
d. Specific phobia
e. Social phobia
f. Obsessive-compulsive disorder
g. Post-traumatic stress disorder
h. Acute stress disorder
i. Generalized anxiety disorder
j. Anxiety disorder due to a general medical condition
k. Substance induce anxiety disorder
l. Anxiety disorder not otherwise sspecified.
Gangguan Kecemasan Pemisahan (separation anxiety disorder)

Gangguan kecemasan pemisahan (separation anxiety disorder) adalah gangguan masa


kanak-kanak ditandai dengan kecemasan yang berhubungan dengan pemisahan dari orang tua
atau orang lain yang memiliki peran orangtua.

Gejala

Beberapa gejala yang paling khas gangguan separation anxiety:

- Sebuah kekhawatiran yang tidak realistis dan abadi bahwa beberapa hal buruk bisa
terjadi pada ibu atau ayah atau pemberi perawatan jika anak daun
- Sebuah kekhawatiran realistis dan jangka panjang yang sesuatu yang buruk bisa
terjadi pada anak jika ia meninggalkan pemberi perawatan
- Penolakan untuk pergi ke sekolah untuk tinggal dengan pengasuh
- Penolakan untuk pergi tidur tanpa pengasuh menjadi terdekat atau tidur jauh dari
rumah
- Kegelisahan tentang menjadi sendiri
- Mimpi Scarey tentang menjadi terpisah
- Masalah yang terkait dengan tanda-tanda fisik dan gejala, misalnya sakit kepala dan
sakit perut, di hari-hari sekolah
- Amarah berulang atau memohon

Kriteria Diagnostik

A. Perkembangan yang tidak sesuai dan berlebihan atau atau kecemasan mengenai
pemisahan dari orang-orang kepada individu, sebagaimana dibuktikan oleh setidaknya
tiga dari berikut
1. distress berlebihan berulang saat mengantisipasi atau mengalami pemisahan dari
rumah atau dari sosok keterikatan besar.
2. khawatir berlebihan dan menetap tentang kehilangan sosok keterikatan besar atau
tentang kemungkinan bahaya kepada mereka, seperti sakit, cedera, bencana, atau
kematian .
3. khawatir berlebihan dan menetap tentang mengalami suatu peristiwa yang tak
diinginkan (misalnya tersesat, diculik, mengalami kecelakaan, menjadi sakit) yang
menyebabkan pemisahan dari seorang tokoh keterikatan besar .
4. keengganan persisten atau penolakan untuk pergi keluar, jauh dari rumah, ke
sekolah, bekerja, atau di tempat lain karena takut pemisahan
5. ketakutan terus-menerus dan berlebihan atau keengganan tentang menjadi
sendirian atau tanpa sosok keterikatan di rumah atau di lingkungan lain.
6. keengganan persisten atau penolakan untuk tidur jauh dari rumah atau pergi tidur
tanpa dekat sosok keterikatan Mayor.
7. mimpi buruk melibatkan perpisahan.
8. Mengeluhkan gejala fisik (misalnya sakit kepala, sakit perut, mual, muntah) ketika
perpisahan dari sosok keterikatan Mayor terjadi.
B. rasa takut, cemas, atau penghindaran persisten, yang berlangsung setidaknya 4
minggu pada anak-anak dan remaja dan biasanya 6 bulan atau lebih pada orang
dewasa.
C. gangguan menyebabkan distress klinis signifikan atau kegagalan di sosial, akademik,
pekerjaan, atau bidang-bidang penting lainnya.
D. Gangguan ini tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, seperti menolak
untuk meninggalkan rumah karena resistensi yang berlebihan terhadap perubahan
gangguan spektrum autisme, delusi atau halusinasi mengenai pemisahan dalam
gangguan phychotic, penolakan untuk pergi ke luar tanpa pendamping terpercaya di
agoraphobia, kekhawatiran tentang kesehatan yang buruk atau bahaya lainnya
menimpa penting dalam gangguan anxietas menyeluruh, atau kekhawatiran tentang
memiliki penyakit dalam gangguan penyakit kecemasan.
Selective Mutism

Selective mutism adalah gangguan berkomunikasi yang biasanya dijumpai pada anak
yang memilih tidak berbicara pada situasi tertentu atau orang tertentu, meskipun ia mampu.

Kriteria diagnostik

A. Kegagalan berbicara secara konsisten dalam situasi sosial tertentu di mana ada
harapan untuk berbicara (misalnya di sekolah) meskipun dapat berbicara dalam
situasi lain.
B. Gangguan yang memengaruhi prestasi pendidikan atau pekerjaan atau dengan
komunikasi sosial
C. Durasi gangguan ini setidaknya 1 bulan (tidak terbatas pada bulan pertama
sekolah)
D. Kegagalan untuk berbicara tidak disebabkan kurangnya pengetahuan atau sesuai
dengan, bahasa lisan diperlukan dalam situasi sosial
E. Gangguan tersebut tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan komunikasi
(misalnya gangguan kelancaran anak) dan tidak terjadi secara eksklusif selama
gangguan spektrum autisme, schizophernia, atau gangguan psikotik lain.
Fobia Spesifik

Ketakutan yang kuat, menetap pada suatu objek atau situasi, dan apabila social phobia
merupakan ketakutan yang kuat, menetap pada situasi dimana takut untuk dipermalukan.

Specific phobia lebih sering daripada social phobia.

Epidemiologi

Lebih sering wanita daripada pria, rasio 2:1

Berhubungan dengan substance-related disorder

Specific type

 Animal type
 Natural environment (ketinggian, badai, air)
 Blood-injection-injury type
 Situation type (pesawat, elevator, tempat pertutup)
 Other type (takut sesak, muntah atau takut sakit pada anak, takut suara keras or
costumed characteristic)

Kriteria diagnostik

A. Rasa takut yang jelas dan menetap yang berlebihan atau tidak beralasan, ditunjukan
oleh adanya atau antisipasi suatu objek atau situasi tertentu (misalnya, naik pesawat
terbang, ketinggian, binatang, mendapatkan suntikan, melihat darah)
B. Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respon kecemasan yang
segera, yang dapat berupa serangan panik yang berhubungan dengan situasi atau
dipredisposisikan oleh situasi. Catatan : pada anak-anak, kecemasan dapat
diekspresikan oleh menangis, tantrum, membeku, atau menggendong.
C. Orang menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan atau tidak beralasan. Catatan:
pada anak-anak, ciri ini mungkin tidak ada
D. Situasi fobik dihindari, atau jika tidak dapat dihindari dihadapi dengan kecemasan
atau penderitaan yang kuat
E. Penghindaran, antisipasi kecemasan, atau penderitaan dalam situasi yang ditakuti
secara bermakna mengganggu rutinitasnormal orang, fungsi pekerjaan (atau
akademik), atau aktivitas sosial atau hubungan dengan orang lain, atau terdapat
penderitaan yang jelas karena menderita fobia.
F. Pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, durasi sekurangnya adalah 6 bulan.
G. Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik berhubungan dengan objek atau
situasi spesifik adalah tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain, seperti
gangguan obsesif-kompulsif (misalnya takut pada kotoran pada seseorang dengan
obsesi tentang kontaminasi), gangguan stres pascatraumatik (misalnya, menghindari
stimuli yang berhubungan dengan stresor yang berat), gangguan cemas perpisahan (
misalnya menghindari sekolah), fobia sosial (misalnya menghindari situasi sosial
karena takut merasa malu), gangguan panik dengan agorafobia, atau agorafobia tanpa
riwayat gangguan panik.

Sebutkan tipe

Tipe binatang

Tipe lingkungan alam (misalnya ketinggian, badai, dan air)

Tipe darah, injeksi, cedera

Tipe situasional (misalnya pesawat udara, elevator, tempat tertutup)

Tipe lain ( misalnya penghindaran fobik terhadap situasi yang mungkin menyebabkan
tercekik, muntah, atau menularkan penyakit; pada anak-anak, penghindaran suara
keras atau karakter bertopeng)

Differential diagnose

Hypochondriasis → ketakutan mempunyai penyakit, takut mengidap sutu penyakit.

Obsessive compulsive disorder→ biasanya behavior dari penyakit ini dapat dibedakan
dengan specific phobia.

Paranoid personality disorder→ umunya ketakutan yang tudak dapat dibedakan dengan
specific phobia.
Prognosis

Menggangu kehidupan individu pada beberapa tahu terutama di sekolah, pekerjaan


dan kehidupan social.

Treatment

Pasen melakukan bermacam teknik: relaksasi, control bernafas dan cognitive approach.

Cognitive approach ; dengan berfikir realistis untuk mengidentifikasi suatu objek

Pharmacotherapy; dengan benzodiazepine.


Phobia

Ketakutan yang berlebih pada suatu objek yang spesifik, keadaan sekitar atau
terhadap suatu situasi.

Epidemiologi

5-10% phobia ini terlihat pada mental disorder.

25% populasi distress berhubungan dengan phobia.

Comorbidity

Other anxiety disorder

Substance-related disorder

Bulimia nervosa→ gangguan makan biasanya pada wanita, ketakutan karena takut gemuk,
missal melakukan puasa terus menerus, atau menggunakan pencahar.

Etiologi

Berasal dari seluruh tipe mental disorder dan causative heterogeneity

Factor genetic

Clinical feture

 Severe anxiety
 Panic attack
 Adanya stimulus
 Pada MMSE terlihat irasional dan ketakutan ego-dystonic pada situasi yang spesifik,
aktifitas atau objek
 Pada MMSE juga terlihat depresi

Psychodynamic

 Terutama pada defense machanisme, berisi : displacement, projection, dan avoidance.


 Environtmental stressor, berisi : penghinaan dan kritikan dari saudara yang lebih tua,
pertengkatan orang tua, atau perceraian orang tua, interact with a genetic-constituonal
diathesis.
 Dikarenakan dengan objek internal yang berhubungan dengan situasi social eksternal
 Pengharapan penghinaan, ejekan dan kritikan pada individu di lingkungan.
 Malu dan keadaan memalukan
 Anggota keluarga yang mendorong perilaku phobic dan menghalangi untuk treatment
 Self-exposure untuk situasi takut merupakan basic dari seluruh treatment

Differential Diagnose

 Shrizhophenia
 Panic disorder
 Agoraphobia
 Avoidant personality disorder
Fobia Sosial

Definisi

Fobia social adalah gangguan kecemasan social yang ditandai dengan ketakutan yang
berlebihan terhadap penghinaan dan rasa memalukan di dalam berbagai lingkungan social,
seperti berbicara di depan public dan sebagainya. Selain itu, fobia social merupakan suatu
keadaan yang kronis dan menimbulkan ketidakberdayaan yang ditandai oleh penghindaran
fobik terhadap sebagian besar situasi social.

Epidemiologi

Prevalensi enam bulan untuk fobia social adalah kira-kira 2 sampai 3 per 100 orang.
Dalam peneltian epidemiologis, wanita lebih sering terkena dari pada laki-laki, tetapi pada
sampel klinis seringkali terjadi hal sebaliknya, namun alasannya tidak diketahui. Onset usia
puncak untuk fobia social adalah pada usia belasan tahun, walaupun onset seringkali paling
muda pada usia 5 tahun dan paling lanjut pada usia 35 tahun.

Etiologi

Faktor Perilaku

Pada teori pembiasaan pelaku, kecemasan adalah suatu dorongan yang memotivasi
seseorang untuk melakukan apa yang dapat yang dapat menghilangkan pengaruh yang
menyakitkan. Seseorang belajar bahwa tindakan tertentu memungkinkan mereka menghindari
stimulus yang menyebabkan kecemasan. Pola penghindaran tersebut tetap stabil untuk jangka
waktu yang lama sebagai akibat penguatan yang diterima organisme dari kapasitas untuk
menekan aktivitas. Perilaku penghindaran tersebut menjadi terfiksasi sebagai gejala yang
stabil karena efektivitasnya dalam melindungi seseorang dari kecemasan.

Faktor Genetika

Sanak saudara derajat pertama dari seseorang dengan fobia social adalah kira-kira tiga
kali lebih beresiko menderita fobia social dibandingkan dengan sanak saudara derajat
pertama orang tanpa gangguan mental. Dan beberapa data awal menyatakan bahwa kembar
monozigot adalah lebih bersesuaian dibandingakan kemabar monozigot.
Faktor Neurokimia

Penggunaan antagonis adrenergic beta (C/: propanolol (inderal) untuk fobia kinerja
(perfance phobia)sebagai contohnya berbicara di depan public, telah mengembankna teori
untuk adrenergic phobia tersebut. Pasien yang mengalami phobia kinerja mungkin
melepaskan lebih banyak norepenefrin dan epinefrin, baik disentral maupun perifer,
dibandingkan orang nonfobik, atau pasien tersebut mungkin peka terhadap stimulasi
adrenergic tingkat normal. Beberapa peneliti menghipotesikan bahwa aktivitas dopaminergik
adalah berhubungan dengan pathogenesis gangguan.

Kriteria Dianostik Untuk Fobia Sosial

A. Ditandai dengan ketakutan atau kecemasan tentang satu atau lebih keadaan sosial
dimana individu terekspose terhadap kemungkinan pengamatan dari orang lain.
Contohnya meliputi interaksi sosial (seperti bercengkrama, bertemu dengan orang
yang baru dikenal), menjadi bahan observasi (sedang makan atau minum), dan tampil
di depan umum (berpidato)
B. Rasa takut individu yang mana dia akan menunjukan jalannya atau memperlihatkan
gejala cemas yang akan menjadi suatu evaluasi negatif (akan merasa terhina ataupun
malu, yang menjadikan penolakan atau menggangu orang lain)
C. Keadaan sosial hampir selalu memprovokasi ketakutan atau cemas.
D. Keadaan sosial dihindarkan atau tertahan dengan rasa takut dan cemas yang hebat.
E. Rasa takut dan cemas diluar dari proporsi dari ancaman yang sebenarnya dari keadaan
sosial dan konteks sosiokultulral.
F. Rasa takut, cemas atau penghindaran terjadi persistent, berlangsung selama 6 bulan
atau lebih.
G. Rasa takut, cemas atau penghindaran menyebaban keadaan distress klinis atau
penurunan dalam sosial, okupasional, atau area fungsional penting lainnya.
H. Rasa takut, cemas atau penghindaran tidak disebabkan oleh efek physiologis efek dari
suatu substansi (drug abuse, medikasi) atau keadaan medis lainnya.
I. Rasa takut, cemas atau penghindaran tidak lebih dijelaska oleh gejala atau keadaan
mental disorder lainnya, atau spektrum autism disorder.
J. Jika kondisi medis lainnya (parkinson diseases, obesity, cacat akibat luka bakar atau
jejas) terlihat, rasa takut, cemas atau penghindaran secara jelas tidak berhubungan
atau bersifat berlebihan.

Diagnosis Banding
Skizofrenia merupakan diagnosis banding untuk fobia social karena pasien
skizofrenik dapat memiliki gejala fobik sebagai bagian dari psikosisnya. Tetapi, tidak seperti
pasien skizofrenik , pasien fobik memiliki tilikan terhadapa irasionalitas ketakutan mereka
dan tidak memiliki kualitas aneh dan gejala psikotik lainnya yang menyertai skizofrenia.
Pasien dengan fobia social harus juga dipertimbangkan dengan gangguan panic, agora
fobia dan gangguan kepribadian menghindar. Pasien dengan fobia spesifik atau fobia social
yang tidak umum (nongeneralized social phobia) cenderung mengalami kecemasan jika
mereka berhadapan dengan stimulus fobik. Kecemasan atau panicnya terbatas pada situasi
yang dapat dikenali dan pada umumnya pasien tidak mengalami kecemasan abnormal jika
mereka tidak berhadapan dengan stimulus fobik atupun tidak disebabkan dalam
memperkirakan datangnya stimulus.
Seorang pasien agorafobik seringkali merasa nyaman dengan adanya orang lain di
dalam situasi yang menimbulkan kecemasan, sedangkan pasien denagn fobia social menjadi
lebih merasa cemas daripada sebelumnya jika ada orang lain. Pada gangguan panic dan
agoraphobia sering timbul gejala sesak nafas, rasa pening, rasa tercekik, dan ketakutan akan
kematian. Sedangkan pada social phobia biasanya timbul gejala muka kemerahan (blushing),
kedutan otot dan kecemasan tentang kecermatan

Prognosis
Tidak begitu diketahui tentang perjalanan penyakit dan prognosis dari fobia social
karena relative baru dikenali gangguan mental yang penting.

Treatment
Pengobatan fobia social menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi dan berbagai
pendekatan adalah diindikasikan untuk tipe umum dan situasi kinerja. Namun, beberapa
penelitian menyatakan bahwa pemakaian farmakoterapi dan psikoterapi menghasilkan hasil
yang lebih baik daripada tersebut sendiri-sendiri meskipun temuan itu tidak dapat diterapkan
pada semua situasi dan pasien.
Psikoterapi untuk fobia social tipe umum biasanya melibatkan suatu kombinasi
metoda perilaku dan kognitif, termasuk latihan ulang kognitif, densitisasi, session selama
latihan, dan berbagai pekerjaan rumah.
Untuk farmakoterapi, inhibitor monoamin oksidase, khususnya phenelzine (nardil)
adalah efektif untuk mengobati fobia social tipe umum, selain alprazolam, (xanax),
Clonazepam (Klonopin) dan kemungkinan inhibitor ambilan kembali serotonin. Biasanya,
dosis yang diberikan sama dengan yang digunakan dalam gangguan depresif dan respon
biasanya memerlukan 4-6 minggu.
Pengobatan fobia social yang disertai dengan situasi kinerja seringkali
melibatkanpemakaian antagonis reseptor adrenergic-beta segera sebelum pemaparan dengan
stimulus fobik. Dua senyawa yang paling luas digunakan adalah atenolol (Tenormin) 50-100
mg tiap pagi atau satu jam sebelum kinerja dan propanolol (20-40 mg). Teknik kognitif,
perilaku dan pemaparan dapat juga dalam situasi kinerja.
Panic Disorder

Dikarakteristikan oleh panic attack yang spontan dan kemunculannya tidak dapat diharapkan.
Dimana panic attack adalah suatu periode yang jelas dari rasa takut yang hebat dan hal ini
dapat terjadi beberapa kali dalam satu hari ataupun beberapa kali dalam satu tahun.

Panic disorder biasanya diikuti oleh agoraphobia, rasa takut akan kesendirian
ditempat umum. Panic attack daapat terjadi pada banyak mental disorder (contoh : depressive
disorder) dan medical condition (contoh : substance withdrawal / intoxication).

Epidemiology

Dari seluruh anxiety disorder 1,5 – 5 % diantaranya adalah panic disorder dan 3 –
5,6% merupakan panic attack. Panic disorder dapat terjadi 2-3 kali lipat lebih banyak pada
wanita daripada laki-laki. Panic disorder dapat terjadi pada orang dengan riwayat cerai dan
perpisahan yang terjadi dekat dengan periode panic attack. Terjadi pada young adulthood
dengan mean (rata-rata) 25 tahun tetapi panic disorder dan agoraphobia dapat terjadi pada
umur manapun.

Comorbidity

91% panic disorder dan 84% agoraphobia mempunyai paling tidak satu psychiatric
disorder lainnya. Pada DSM-IV TR disebutkan 10-15% panic disorder comorbid dengan
major depressive disorder.

Satu per tiga (1/3) dari agoraphobia dan panic disorder mengalami major depressive
disorder sebelum onset panic disorder dan dua per tiga (2/3) mengalaminya setelah atau saat
sedang mengalaminya.

Anxiety disorder sering terjadi pada orang dengan panic disorder dan agoraphobia.
Dimana 15-30% panic disorder comorbid dengan social phobia, 2-20% dengan spesifik
phobia, 15-30% dengan generalized anxiety disorder, 2-10% dengan posttraumatic stress
disorder dan sampai 30% dengan obsessive-compulsive disorder. Comorbid lainnya adalah
hypochondriasis, personality disorder dan substance related disorder.
Ethiology

 Biological factors
Symptoms panic disorder berhubungan dengan abnormalitas biological di struktur
otak dan fungsinya. Adanya dysregulasi dari PNS dan CNS pada patophysiology dari panic
disorder. ANS pada panic disorder dilaporkan adanya peningkatan sympatetic tone, dimana
pada stimulti berulang adaptasi dari ANS akan berjalan lambat dan pada stimulti moderate
adaptasi dari sympatetic akan berjalan cepat.

Major neurotransmitter system yang berperan pada panic disorder ini adalah
norepinephrine, serotonin, dan GABA. Serotonergic dysfunction bisa sebagai bukti pada
panic disorder.

 Panic inducing substance


Terdapat respiratory inducing factor yang nantinya akan menyebabkan perubahan
pada keseimbangan asam basa (contoh : CO2, sodium lactate dan bicarbonate). Peningkatan
PCO2 dan brain lactate nantinya akan menyebabkan hyperventilation karena hypersensitive
suffocation alarm system dikarenakan peningkatan substansi tadi.

Terdapat pula neurochemical panic inducing substance yaitu diantaranya yohimbine,


GABAb receptor inverse agonist, caffeine dan isoproterenol. Nantinya substansi ini akan
mempengaruhi norepinephrine, serotonergic dan GABA reseptor pada CNS.

 Brain imaging
Pasien dengan panic disorder ada pathological feature (terutama) daerah temporal
(kebanyakan bagian kanan), dimana nantinya akan berpengaruh pada hippocampus dan pada
PET scan terdapat pula vasokontriksi dari vascular otak.

 Mitral valve prolapse


 Genetic factors
Panic disorder kemungkinan dapat diturunkan. Dimana first relative degree dari panic
disorder akan mengalami risiko 4-8 kali lebih banyak untuk mengalami panic disorder
ketimbang first relative degree dari orang dengan psychiatrc disorder.

 Psychososial factors
Ada dua teori yaitu teori cognitive-behavior dan psycoanalitical. Pada teori cognitive-
behavior ini, anxietas dapat berasal atau dikarenakan proses pembelajaran anak secara
kognitif dari tingkah laku orang tua.

Sedangkan pada tori psycoanalitical, anxietas terbentuk dikarenakan defence


mechanism yang tidak berhasil melawan impuls yang menyebabkan anxietas.

Clinical Feature

10 menit setelah peningkatan symptoms terjadilah panic attack yang dapat


dikarakteristikan dengan rasa takut yang berlebih dan merasa bahwa kematian atau
kemalangan akan segera datang. Biasanya tidak dapat menyebutkan apa penyebab ketakutan,
terlihat bingung dan sulit untuk berkonsterasi. Terdapat tachycardia, dyspnea dan berkeringat.

Panic attack dapat berlangsung 20-30 menit tetapi juga dapat sampai satu jam. Pada
pemeriksaan Mental Status Examination terdapat rumination, kesulitan dalam berbicara dan
gangguan ingatan. Pasien dengan panic disorder dapat terjadi atau menderita depressive dan
depersonalization.

Diagnosis

Untuk diagnosis dapat dilihat dari DSM IV TR berikut ini :

Kriteria Diagnostik untuk Serangan Panik


A. Serangan panik yang tidak diduga-duga yang terjadi berulang. Serangan panik terjadi
tiba-tiba, berupa rasa takut yang hebat dan rasa tidak nyaman yang mencapai
puncaknya dalam hitungan menit, dan didalamnya terdapat empat atau lebih gejala-
gejala yang terjadi sebagai berikut :
1. Palpitasi, pounding heart, atau percepatan heart rate.
2. Berkeringat
3. Bergetar atau berguncang
4. Sensasi pemendekan nafas atau rasa tercekik
5. Rasa tersedak
6. Rasa tidak nyaman atau nyeri dada
7. Mual atau abdominal distress
8. Merasa pening, limbung, pusing kepala atau lemas lesu
9. Rasa kedinginan atau panas
10. Paresthesias (baal atau sensasi kesemutan)
11. Derealisasi (merasa tidak nyata) atau depersonalisasi (menjadi terpisah dari
dirinya sendiri)
12. Merasa takut kehilangan kontrol atau menjadi gila (going crazy)
13. Merasa takut mati
B. Setidaknya satu dari serangan diikuti satu bulan atau lebih oleh satu atau kedua hal
sebagai berikut :
1. Khawatir yang menetap tentang serangan panik tambahan atau akibatnya (seperti
kehilangan kontrol, serangan jantung, atau “going crazy”)
2. Perubahan maladaptive pada perilaku, berhubungan dengan serangan (perilaku
yang dibuat untuk menghindari terjadinya serangan panik, seperti menghindari
exercise atau situasi yang tidak familiar).
C. Gangguan tidak diakibatkan oleh efek fisiologis suatu substansi (drug abuse,
medikasi) atau gejala medis lainnya (hyperthyroidism, cardiopulmonal disorder)
D. Gangguan tidak lebih baik dijelaskan oleh situasi ketidaktakutan mental sosial, seperti
pada sosial anxiety disorder; sebagai respone phobia objek atau situasi, seperti pada
specific phobia; sebagai respone obsessive pada OCD; sebagai respone terhadap
traumatic event, seperti pada posttraumatic stress disorder; sebagai respone terhadap
pemisahan dari figure penempelan, seperti separation anxiety disorder.

Agoraphobia

A. Ditandai dengan takut dan cemas tentang dua atau lebih dari lima situasi sebagai
berikut :
1. Menggunakan transportasi publik (automobile, bus, kereta, kapal, pesawat)
2. Berada di tempat terbuka (tempat parkir, pasar, jembatan)
3. Berada di tempat tertutup (tempat belanja, bioskop, theater)
4. Berdiri dalam barisan atau dalam keramaian
5. Berada sendirian diluar dari rumah.
B. Ketakutan dan cemas seorang individu dalam situasi tersebut terjadi akibat pikiran
akan sulit melarkan diri ataupun tidak akan adanya bantuan pada keadaan dimana
gejala serangan seperti serangan panik dapat terjadi atau ketidakmampuan lainnya
atau gejala yang memalukan (takut terjatuh dalam keadaan lebih tua, fear of
incontinence)
C. Situasi agoraphobia hampir selalu memprovokasi ketakutan dan kecemasan
D. Situasi agoraphobia meliputi penghindaran aktivitas, membutuhkan keberadaan
pendamping, tertahan dengan rasa takut dan cemas yang hebat.
E. Rasa takut atau cemas diluar dari proporsi keadaan bahaya yang jelas ditunjukan oleh
situasi agoraphobic dan terhadap kontek sosiokultural.
F. Rasa takut, cemas atau penghindaran persisten, sampai dengan 6 bulan atau lebih
G. Rasa takut, cemas atau penghindaran mengakibatkan distress signifikan klinis atau
penurunan dalam sosial, ppekerjaan, dan area fungsi penting lainnya.
H. Jika keadaan medis lainnya (seperti IBD, parkinson disease) terdapat, rasa takut,
cemas dan penghindaran jelas berlebihan.
I. Rasa takut, cemas, dan penghindaran tidak lebih baik dijelaskan dengan gejala atau
gangguan mental lainnya, sebagai contoh, gejala bukanlah terbatas pada phobia
spesifik; jangan hanya melibatkan situasi sosial (seperti pada social anxiety disorder);
tidak berhubungan secara ekslusif dengan obsessions (seperti pada OCD); merasa
cacat atau tercela dengan tampilan fisik (seperti pada dysmorphic disorder);
mengingatkan terhadap traumatic event (seperti pada posttraumatic stress disorder),
atau takut untuk berpisah (seperti pada separation anxiety disorder)

Management

Management untuk panic disorder dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
pharmacotherapy dan psycotherapy.

 Pharmacotherapy
Pharmacotherapy agent yang sering digunakan adalah golongan benzodiazepine
karena rapid onset untuk panic disorder. Yang paling sering digunakan adalah alprazolam.
Dapat pula digunakan obat golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor), yaitu
paroxetine.

 Psychotherapy
Generalized Anxiety Disorder

Orang yeng terlihat cemas hamper dalam semua situasi telah diklasifikasikan
menderita generalized anxiety disorder. DSM-IV-TR mendefinisikan generalized anxiety
disorder sebagai kelebihan kecemasan pada beberapa banyak event atau aktivitas untuk
waktu yang lama paling sedikit 6 bulan. Kecemasan ini biasanya berasosiasi dengan somatic
symptomps seperti muscle tension, irritability, susah tidur dan restlessness.

Epidemiology

Wanita dengan pria perbandingannya 2:1, tetapi ratio yang mendapat perawatan pada
disorder ini 1:1. Pada pasien anxiety disorder 25% pasien mempunya generalized anxiety
disorder.

Cormobidity

Generalized anxiety disorder memungkinkan tejadinya mental disorder yang lain,


biasanya social phobia, specific phobia, panic disorder atau depressive disorder.
Kemungkinan 50-90 persen pasien dengan generalized anxiety disorder mempunya mental
disorder lain. 25% mempunya panic disorder.

Etiology

Generalized anxiety disorder belum diketahui, tetapi ada yang menyebutkan adanya
factor biologi dan psikososial.

Diagnosis

Kriteria Diagnostik

A. berlebihnya cemas dan takut selama beberapa hari minimal 6 bulan pada beberapa
kegiatan (seperti pada saat bekerja atau penampilan sekolah)
B. individu tersebut sulit untuk mengontrol rasa takut/cemasnya
C. cemas dan takut berhubungan dengan 6 gejala (dengan sedikitnya gejala tersebut
muncul beberapa hari tidak sampai dengan 6 bulan)
D. cemas, takut dan gejala lainnya menyebabkan stress yang signifikan dan gangguan
pada kehidupan social, pekerjaan dan fungsi penting lainnya
E. gangguan ini tidak berhubungan dengan substansi yang menyebabkan perubahan
fisiologis (seperti kecanduan obat-obatan) atau kondisi medis (seperti hipertiroid)
F. gangguan ini tidak dapat dijelaskan dengan gangguan mental lainnya (seperti cemas
atau takut yang mempunyai serangan panic pada gangguan panic, evaluasi negative
pada gangguan cemas social [social-phobia], kontaminasi atau obsesi pada gangguan
obsesif-kompulsif, separasi dari sosok yang menempel pada gangguan cemas
separasi, mengingatkan pada kejadian trauma pada gangguan stress pasca-trauma,
bertambahnya berat badan pada anorexia nervosa, complain fisik pada gangguan
somatic, penerimaan penampilan pada gangguan bentuk tubuh, mempunyai nyeri
yang serius pada gangguan cemas nyeri atau adanya delusi pada schizophreniaor
delusional disorder)

300.02 (F41.1) : Generalized Anxiety Disorder

Clinical Feature

Primary symptom yaitu anxiety, motor tension, autonomic hyperactivity dan cognitive
vigilance. Anxietynya berlebih dan bertetangan dengan kehidupan orang lain.

Motor tension restlesness, headache

Autonomic hyperactivity  shortness of breath, palpitation, excessive sweating

Cognitive vigilance  irritability

Differential Diagnosis

Diagnosis lainnya yang mungkin sama hypochondriasis, somatization disorder, dan


personality disorder. Karena kemungkinan adanya mental status disorder dapat didiagnosis
adanya panic disorder, phobias dan obsessive-compulsive disorder.

Course dan Prognosis

Pasien biasanya dating untuk berobat pada umur 20 tahun. Tetapi hanya sepertiga
orang pasien yang berobat ke psikiatri. Kebanyakan pasien berobat ke dokter umum dan
dokter-dokter spesialis yang lainnya untuk mengobati gangguan somaticnya. Generalized
anxiety disorder ini adalah kondisi yang kronik yang mungkin tidak akan hilang.

Treatment

Pengobatan yang paling efektiv adalah dengan mengkombinasikan psikoterapi,


pharmakoterapi dan dukungan dari luar, Psikoterapi yang utama untuk gangguan ini adalah
dengan cognitive-behavioral, supportive dan insight oriented. Dengan farmakoterapi biasa
digunakan benzodiazepines, buspirone, dan selective serotonin reuptake disorder.
Substance/Medication-Induced Anxiety Disorder

Kriteria Diagnostik

A. serangan panic atau cemas yang dominan sebagai gejala klinis


B. terdapat bukti dari riwayat, pemeriksaan fisik atau hasil laboratorium baik (1) dan (2)
1. gejala pada kriteria A muncul ketika atau sesudah intoksikasi zat atau withdrawal
dari penggunaan medikasi
2. berperannya substansi/medikasi yang dapat menimbulkan gejala pada kriteria A
C. gangguan ini tidak dapat dijelaskan dengan gangguan cemas yang bukan diinduksi
oleh zat ataupun obat. Seperti bukti pada gangguan cemas independen dapat diikuti
hal berikut
D. gangguan tidak dapat dibedakan selama pengobatan delirium
E. gangguan menyebabkan stress yang signifikan dan gangguan pada kehidupan social,
pekerjaan dan fungsi penting lainnya.

--0—(--0--) : Medication-induced Anxiety Disorder

Spesifik jika : dengan onset selama intoksikasi; dengan onset selama withdrawal; dengan
onset setelah penggunakan medikasi.
Anxiety Disorder Due to Another Medical Condition

Kriteria Diagnostik

A. serangan panic atau cemas yang dominan sebagai gejala klinis


B. terdapat bukti dari riwayat, pemeriksaan fisik atau hasil laboratorium bahwa
gangguan merupakan konsekuensi langsung dari patofisiologi dari kondisi medis
C. gangguan tidak dapat dijelaskan oleh gangguan mental lainnya
D. gangguan tidak dapat dibedakan selama pengobatan delirium
E. gangguan menyebabkan stress yang signifikan dan gangguan pada kehidupan social,
pekerjaan dan fungsi penting lainnya.

293.84 (F06.4) : Anxiety Disorder Due to Medical Condition

300.09 (F41.8) : Other Specified Anxiety Disorder

300.00 (F41.9) : Unspecified Anxiety Disorder

Anda mungkin juga menyukai