html
Sumber : http://terorisjalanan.blogspot.com/2015/03/analisis-perekonomian-indonesia.html
PRINSIP-PRINSIP ANGGARAN
DAERAH
Perubahan dalam pengelolaan keuangan daerah harus tetap berpegang pada
prinsip-prinsip anggaran yang baik. Prinsip-prinsip anggaran daerah ini diperlukan untuk
mengontrol kebijakan keuangan daerah, mencakup: (Mardiasmo, 2002)
1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran.
Transparansi tentang anggaran daerah merupakan salah satu persyaratan untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan bertanggungjawab, mengingat
anggaran daerah merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah
kepada masyarakat, maka APBD harus memberikan informasi yang jelas tentang tujuan,
sasaran, hasil dari suatu kegiatan atau proyek yang dianggarkan. Selain itu setiap dana
yang diperoleh, penggunaannya harus dapat di pertanggungjawabkan.
2. Disiplin Anggaran
APBD disusun dengan berorientasi pada kebutuhan masyarakat tanpa harus
meninggalkan keseimbangan antara pembiayaan penyelenggaraan pemerintah,
pembangunan dan pelayanan masyarakat. Oleh karena itu anggaran yang disusun harus
dilakukan berlandaskan asas efisiensi, tepat guna, tepat waktu dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Efisiensi dan Efektivitas anggaran
Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat
menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna
kepentingan masyarakat. Oleh karena itu untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi
dan efektivitas anggaran, maka dalam perencanaan perlu ditetapkan secara jelas tujuan,
sasaran, hasil dan manfaat yang akan diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau
proyek yang diprogramkan.
4. Format Anggaran.
Pada dasarnya APBD disusun berdasarkan format anggaran detisit (deficit budget format).
Selisih antara pendapatan dan belanja mengakibatkan terjadinya surplus dan defisit
anggaran. Apabila terjadi surplus, daerah dapat membentuk Dana Cadangan, sedangkan
bila terjadi defisit, dapat ditutupi melalui sumber pembiayaan pinjaman dan alau
penerbitan obligasi daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada Tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang terdiri atas:
1. Penerimaan Pembiayaan
1). Sisa lebih perhitungan anggaran Tahun lalu (SILPA)
Sisa lebih perhitungan anggaran Tahun lalu merupakan selisih lebih antara realisasi pendapatan dengan
belanja Daerah yang dalam APBD Induk dianggarkan berdasarkan estimasi. Sedangkan realisasi SILPA
dianggarkan dalam perubahan APBD sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan Daerah tentang
penetapan perhitungan APBD tahun sebelumnya.
2). Pencairan dana cadangan
Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna mendanai kegiatan yang penyediaan dananya
tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibevbankan dalam satu tahun anggaran. Pembentukan dana cadangan
dianggarkan pada pengeluaran pembiayaan dalam tahun anggaran yang berkenaan ditetapkan dengan
peraturan daerah dan ditempatkan direkening sendiri. Pencairan dana cadangan digunakan untuk
menganggarkan pencairan dana cadangan dari rekening dana cadangan ke rekening kas umum Daerah
dalam Tahun anggaran berkenaan. Jumlah yang dianggarkan yaitu sesuai dengan jumlah yang telah
ditetapkan dalam peraturan Daerah tentang pembentukan dana cadangan berkenaan.
3). Penerimaan Pinjaman dan Obligasi
Penerimaan Pinjaman dan Obligasi digunakan untuk menganggarkan semua transaksi yang
mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang dari semua pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani
kewajiban untuk membayar kembali. Penerimaan Pinjaman dan Obligasi yang dianggarkan disesuaikan
dengan rencana penarikan pinjaman dalam tahun anggaran sesuai dengan perjanjian pinjaman.
4). Hasil Penjualan Aktiva Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan hasil penjualan Aktiva Daerah yang dipisahkan digunakan untuk menganggarkan hasil
penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan dapat berupa penjualan perusahaan milik Daerah/BUMD,
penjualan aktiva milik Pemerintah Daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil divestasi
penyertaan modal Pemerintah Daerah.
5). Penerimaan Kembali Pemberain Pinjaman
Penerimaan Kembali Pemberain Pinjaman digunakan untuk menganggarkan posisi penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada pemerintah pusat dan/atau pemerintah Daerah lainnya.
6). Penerimaan Piutang Daerah
Sumber : http://civicsedu.blogspot.com/2012/06/analisis-dana-perimbangan-keuangan.html
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD) hendaknya mengacu pada norma dan prinsip anggaran.
Transparansi dan akuntabilitas anggaran.Transparansi tentang anggaran daerah merupakan salah satu
persyaratan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik,bersih dan bertanggung jawab.Selain tiu setiap
dana yang diperoleh,penggunaannya harus dapat dipertanggungjawabkan.
Disiplin anggaran.APBD disusun dengan berorientasi pada kebutuhan masyarakat tanpa harus
menigggalkan keseimbangan antara pembiayaan penyelenggaraan pemerintah,pembangunan dan
pelayanan masyarakat.Oleh karena itu,anggaran yang disusun harus dilakukan berlandaskan azas
efisiensi,tepat guna,tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan.
Keadilan anggaran.Pembiayaan pemerintah daerah dilakukan melalui mekanisme pajak dan retribusi yang
dipikul oleh segenap lapisan masyarakat.Untuk itu,pemerintah wajib mengalokasikan penggunaannya
secara adil agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam pemberian
pelayanan.
Efisiensi dan efektifitas anggaran.Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk
dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna kepentingan
masyarakat.Oleh karena itu,untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan efektifitas anggaran,maka
dalam perencanaan perlu ditetapkan secara jelas tujuan,sasaran,hasil dan manfaat yang akan diperoleh
masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang diprogramkan.
Format anggaran.Pada dasarnya APBD disusun berdasarkan format anggaran surplus atau defisit (surplus
defisit budget).Selisih antara pendapatan dan belanja mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit
anggaran.Apabila terjadi surplus,daerah dapat membentuk dana cadangan,sedangkan bila terjaadi defisit
dapat ditutupi antara lain melalui sumber pembiayaaan pinjaman dan atau penerbitan obligasi daerah
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Buku Prof Nehen
2) Dana Perimbangan
Dana perimbangan terdiri atas : dana bagi hasil, dana alokasi umum
dan dana alokasi khusus, yang jumlahnya ditetapkan setiap tahun anggaran
dalam APBN.
a) Dana Bagi Hasil
Dana ini besumber dari pajak dan sumber daya alam.
Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak terdiri atas Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB)