Anda di halaman 1dari 2

Tempuyung (Sonchus arvensis L.

) telah dikenal dapat mengobati penyakit batu ginjal


berdasarkan penelitian yang dilakukan Prof. Dr. M. Sardjito sejak tahun 1949, hingga dipasarkan
jamu Calcusol yang berisi ekstrak daun tempuyung 500 mg. Keji beling (Sericocalyx crispus (L.)
Bremek) digunakan secara empirik oleh masyarakat untuk mengobati batu ginjal dan efek
tanaman ini dalam melarutkan batu ginjal berkalsium telah diteliti oleh Kusumowati (2000) dan
Afrizal (2008). Demikian pula dengan daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus), Cahyono
(1990) telah meneliti pengaruh infus daun kumis kucing terhadap kelarutan kalsium batu ginjal.

Penggunaan masing masing fitoterapi untuk Saluran kemih (Batu Ginjal)

1. Daun Tempuyung

Daun tempuyung sebanyak 15-60 g direbus, lalu diminum

2. Akar alang-alang

Akar alang-alang direbus dengan 4 gelas air hingga tinggal 2 gelas, dapat ditambahkan
madu selanjutnya diminum. ini digunakan untuk peradangan ginjal, infeksi saluran
kemih.

3. Daun kumis kucing

Daun kumis kucing disedu dengan air panas yang mendidih, airnya langsung diminum,
dapat ditambahkan irisan kunyit dan daun meniran, diminum pagi dan sore hari.

4. Temulawak

Temulawak diparut / ditumbuk halus, ditambah air matang lalu diperas kemudian airnya
diminum

5. Adas
Buah adas sebanyak 3 – 9 g direbus, minum atau buah adas digiling halus, lalu diseduh
dengan air mendidih untuk diminum sewaktu hangat. Daun dimakan sebagai sayuran atau
direbus, lalu diminum.

6. Keji Beling

Siapkan 10 gram daun kering atau 30 gram daun keji beling segar. Cuci sampai bersih,
lalu rebus dalam 250 ml air bersih sampai tersisa 150 ml. setelah dingin, saring. Bagi
untuk 3 kali minum dan habiskan dalam sehari.

Daftar Pustaka

Badan POM RI.2008. Direktorat Obat Asli Indonesia. Jakarta: Badan POM.

Winarto, W.P., dan Tim Karyasari, 2004, Daun Dewa Budidaya dan Pemanfaatan Untuk Obat,
Cetakan II, 3, 4, 45, Penebar Swadaya, Jakarta.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid 1-4. (terjemahan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan), Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya, hal. 622,461-
462,1767,116,601,1478, 592-594, 895, 651,633

de Guzman, C.C. and Siemonsma, J.S., (Eds), 1999, Plant Resources of South-East Asia 13:
Spices, PROSEA, Bogor, Indonesia, p. 148, 164, 83, 104,189

Anda mungkin juga menyukai