Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN DIREKTUR .......................................

NOMOR : 32 Tahun 2016

TENTANG
KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN

DIREKTUR .......................................

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu


pelayanan ........................, maka diperlukan asesmen pasien
yang efektif dan tepat;
b. bahwa proses asesmen pasien yang efektif akan
menghasilkan keputusan mengenai kebutuhan penanganan
pasien sesegera mungkin dan berkesinambungan;
c. bahwa agar asesmen pasien di ........................ dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya Kebijakan
Direktur ........................ sebagai landasan bagi
penyelenggaraan asesmen pasien di ........................;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur .........................
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 49, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia
Nomor 3637);
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Memutuskan …………. 2
MEMUTUSKAN
Menetapka :
n : Kebijakan asesmen pasien .......................................
KESATU sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan asesmen
: pasien ....................................... dilaksanakan oleh Bidang
KEDUA Pelayanan dan Keperawatan .......................................;
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila

1
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
: ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
KETIGA

Ditetapkan di :
Pada tanggal : 22 Oktober 2016
DIREKTUR ........................,

2
Lampiran I : KEPUTUSAN DIREKTUR ........................
NOMOR : 32 Tahun 2016
TANGGAL : 22 Oktober 2016
TENTANG : KEBIJAKAN ASESMEN
PASIEN .......................................

KEBIJAKAN ASESMEN
PASIEN .......................................

1. Rumah Sakit menjamin semua Pasien yang dilayani rumah sakit harus di
identifikasi kebutuhan pelayanannya melalui suatu proses asesmen yang baku.
2. Asesmen pasien gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap dilaksanakan oleh
dokter, perawat, staf lain yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien.
3. Isi dari asesmen awal pasien gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap adalah
evaluasi faktor fisik, psikologis, sosial dan ekonomi, termasuk pemeriksaan fisik
dan riwayat kesehatan yang akan menghasilkan suatu diagnosis awal.
4. Kebutuhan medis dan keperawatan pasien disusun skala prioritasnya, di mana
didapatkan melalui asesmen pasien dan didokumentasikan dalam rekam medis.
5. Asesmen awal medis dan keperawatan pasien gawat darurat berdasarkan
kebutuhan dan kondisinya.
6. Pasien yang perlu tindakan operasi baik untuk pasien gawat darurat atau pasien
yang direncanakan operasi, dilaksanakan asesmen medis dan diagnosis pra
operasi yang dicatat / didokumentasikan sebelum tindakan.
7. Temuan dari semua asesmen di luar rumah sakit harus dinilai ulang dan
diverifikasi pada saat pasien diterima sebagai pasien rawat inap.
8. Asesmen awal medis dan keperawatan harus lengkap dalam waktu 24 jam
setelah pasien masuk rawat inap atau lebih cepat tergantung kondisi pasien.
9. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien masuk rawat inap/
sebelum tindakan pada rawat jalan di rumah sakit tidak boleh lebih dari 30 hari.
10. Asesmen medis yang dilakukan sebelum 30 hari sebelum rawat inap, setiap
perubahan penting dari kondisi pasien harus dicatat dalam rekam medis.
11. Asesmen gizi dilakukan bila pada asesmen awal didapatkan pasien dengan
risiko nutritional.
12. Apabila pada asesmen awal diidentifikasi ada rasa sakit maka dilakukan
asesmen lebih mendalam.
13. Rumah sakit mempunyai asesmen khusus atau tambahan untuk populasi
dengan kebutuhan khusus.
14. Pasien yang akan meninggal atau mendekati kematian dilakukan asesmen ulang
pada pasien tersebut.
3
15. Bila asesmen khusus teridentifikasi adanya kebutuhan maka pasien dapat
dirujuk ke pelayanan lain baik di dalam atau di luar rumah sakit.
16. Pada asesmen awal ditentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien
(discharge planning) termasuk juga pasien dengan kondisi kritis yang dimulai
segera setelah pasien diterima sebagai pasien rawat inap.
17. Asesmen ulang pasien dilakukan untuk menentukan respon terhadap
pengobatan, perencanaan pengobatan lanjutan atau pemulangan pasien.
18. Asesmen ulang dilaksanakan bilamana terjadi perubahan yang signifikan pada
kondisi pasien.
19. Selama fase akut perawatan dan pengobatan di asesmen ulang oleh dokter
sekurang-kurangnya setiap hari, termasuk akhir minggu.
20. Regulasi rumah sakit untuk pasien non akut, ditetapkan berdasarkan keadaan
pasien dan jenis penyakit pasien.
21. Semua asesmen pasien dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten dan
ditetapkan secara tertulis oleh Direktur ........................ dalam bentuk Surat
Penugasan Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis.
22. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil dari proses asesmen, setiap
diagnosis yang telah ditetapkan, rencana pelayanan dan pengobatan dan
diikutsertakan dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan yang perlu dipenuhi.
23. Semua jenis pemeriksaan laboratorium ........................ berpedoman pada
standar nasional, perundang-undangan dan peraturan yang berlaku untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
24. Laboratorium ........................ belum menyediakan pelayanan bidang diagnostik
spesialistik seperti parasitologi, virology dan toksikologi.
25. Bila diperlukan, ........................ mempunyai akses dan menetapkan daftar
nama ahli dalam bidang diagnostik spesialistik seperti parasitologi, virologi, atau
toksikologi.
26. Pelayanan radiologi dan pelayanan diagnostik imajing ........................
berpedoman pada standar nasional, perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku untuk memenuhi kebutuhan pasien.
27. Instalasi Radiologi ........................ belum menyediakan pelayanan bidang
diagnostik spesialistik seperti ahli fisika radiasi, spesialis radiologi onkologi atau
kedokteran nuklir.
28. Bila diperlukan, ........................ mempunyai akses dan menetapkan daftar nama
para ahli dalam bidang diagnostik spesialistik seperti ahli fisika radiasi, spesialis
radiologi onkologi atau kedokteran nuklir.
RS menetapkan pelayanan laboratorium untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
semua
jenis pemeriksaan sesuai dengan standar nasional, undang-undang dan peraturan.

DIREKTUR ........................,

4
5

Anda mungkin juga menyukai