Anda di halaman 1dari 16

SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

(KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER)

Disusun Oleh :
Setyo Abdi Nugroho 20090317054

Dosen:
Dr. Nurdin, SE., M.Si/ Mukhlis Rasjid, Drs., MARS

MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM
BANDUNG
2018

1
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………........................ 6
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………. 6

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi elektronik registrasi. ……………………………… 7
2.2 Manfaat elektronik registrasi. ……………………………… 8
2.3 Pelayanan dengan elektronik registrasi. ……….…………… 8
2.4 Mengetahui keuntungan menggunakan elektronik registrasi. 10
2.5 Mengetahui kerugian enggunakan elektronik registrasi.…… 12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan ……………………………….………………… 14
3.2 Saran………………………………………….……………… 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….....….. 16

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang senantiasa telah
memberikan rahmat serta taufik dan hidayahnya kepada kami semua sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas sistem informasi rumah
sakit yang selesai tepat pada waktunya.

Mudah-mudahan makalah ini dapat menjadi bahan acuan kami untuk


meningkatkan prestasi serta meningkatkan belajar dengan tekun dan giat.

Kami pun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekeliruannya. Oleh karena itu, apabila ada kesalahan kami mohon saran
dan kritiknya baik dari mahasiswa maupun dosen supaya kami dapat menyempurnakan
makalah kami dengan lebih maksimal.

Semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan bagi pelaksanaan


pembangunan yang sedang berjalan di tanah air kami ini.

Bandung, Juli 2018

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era teknologi informasi dan era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai
kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang tidak bermutu maka masyarakat berhak
menuntut pada pemberi pelayanan kesehatan. Namun kondisi keterbukaan pada
masyarakat saat ini sepertinya belum didukung dengan kesiapan pelayanan
kesehatan, salah satunya dalam memenuhi ketersediaan alat dokumentasi yang
cepat dan modern dipelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas
dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit,
terutama pelayanan keperawatan. Dunia keperawatan di Indonesia terus
berkembang, seiring dengan meningkatnya strata pendidikan keperawatan di
Indonesia, disamping akses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu
membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan (Jasun, 2006).
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,
seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar,
yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi.
Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, maka
perlu dibuat suatu mekanisme pendokumentasian yang mudah dan cepat berkaitan
dengan dokumentasi proses keperawatan.

4
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat
dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan
keperawatan yang lebih baik. Metode pendokumentasian asuhan keperawatan saat
sudah mulai menunjukkan perkembangan, dari yang sebelumnya manual, bergeser
kearah komputerisasi. Metode pendokumentasian tersebut dengan menggunakan
Sistem Informasi Manajemen.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut
:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen keperawatan di
rumah sakit ?
2. Apa saja program yang dirancang dalam system informasi manajemen
keperawatan ?
3. Apa saja yang perlu disiapkan dalam penerapan system informasi
manajemen keperawatan di rumah sakit?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi Sistem informasi manajemen keperawatan
2. Mengetahui program dalam system informasi manajemen keperawatan
3. Mengetahui hal-hal yang perlu disiapkan dalam penerapan system informasi
manajemen keperawatan

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen Keperawatan

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu


informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan
proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989 dikutip oleh Hariyati,
RT., 1999)

Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995 dikutip oleh Hariyati,


RT., 1999) system informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar
dokumentasi , komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan,
mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas,
efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk
memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi
pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga
dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat,
terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.

Selanjutnya pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem


Informasi Manajemen Keperawatan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih
lengkap, bahkan menurut Jasun (2006) Sistem Informasi Manajemen Keperawatan
merupakan “papper less” untuk seluruh dokumen keperawatan

6
2.2 Program-program yang Di Rancang Dalam Sistem Informasi Manajemen
Keperawatan

Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam SIM Keperawatan
antara lain :

a. Standar Asuhan Keperawatan


Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan
mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American
Nursing Diagnosis Association, standar outcome keperawatan mengacu pada
Nursing Outcome Clasification dan standar intervensi keperawatan mengacu pada
Nursing Intervention Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes
Project. Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi dengan standar
pengkajian perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan
yang disusun oleh Doenges dan Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan
dengan mengacu pada kriteria yang ada dalam Nursing Outcome Clasification
(NOC) dengan model skoring.

b. Standart Operating Procedure (SOP)


Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan
yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail
dari NIC.

c. Discharge Planning
Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan
setelah pasien dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem, discharge planning sudah
tersedia uraian dimaksud, perawat tinggal print out yang selanjutnya hasil print out
tersebut dibawakan pasien pulang.

7
d. Jadwal dinas perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga
penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.

e. Penghitungan angka kredit perawat.


Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit,
dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga
perawat. Disamping itu, kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit
sangat sedikit. Sehingga penghitungan angka kredit banyak yang tertunda dan tidak
valid. Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan, angka kredit merupakan
rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses
harian, mingguan atau bulanan..

8
f. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.
Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat
sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan
standar asuhan keperawatan.

g. Daftar NIC terbanyak


Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-masing
diagnosa keperawatan yang ada.

h. Laporan Implementasi
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu
periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat
menjadi alat monitoring yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi
perawat. Laporan implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan shift.

i. Laporan statistik
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman
keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut.

j. Resume Perawatan
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus
dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat
secara global pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah
dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan dicetak saat pasien akan
keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk
pembuatan resume perawatan.

k. Daftar SAK
Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based
nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan
keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak

9
diadopsi hanya dari literatur yang tersedia. Dalam sistem informasi manajemen
keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.

l. Presentasi Kasus On Line


Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam
ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan
on line ketika pasien masih di rawat

m. Mengetahui Jasa Perawat


Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa
tindakan yang dilakukannya.

n. Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat Manajemen


perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
perawat, dan mengetahui pula masing-masing perawat telah melakukan aktifitas
keperawatan apa
o. Laporan Shift
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan
dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-
masing pasien.

p. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat


Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN atau
Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang
pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi atau belum

10
2.3 Hal-hal yang Disiapkan Dalam Penerapan Sistem informasi Manajemen Di
Rumah sakit

Menurut Jasun (2006) hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penerapan SIM
Keperawatan ialah :

a. Hard Ware
1. Perangkat keras berupa PC / CPU pada masing-masing ruang implementasi,
yang terhubung dengan jaringan.
2. Printer digunakan untuk mencetak dokumen yang telah dibuat.
3. Note Book atau Laptop digunakan untuk memasukan data-data saat
penglkajian di samping pasien. Dengan menggunakan Note Book
diharapkan pengkajian menjadi valid.
4. WiFi adalah perangkat keras untuk menghubungkan Note Book dengan
jaringan, sehingga tidak mengunakan kabe, tapi dengan wireless.
b. Soft Ware
Program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan perawat.

c. Brain Ware
Pembentukan Mind Set bukan sesuatu yang mudah bagi perawat. Istilah gagap
teknologi, tidak percaya diri dengan membawa Note Book ke hadapan pasien,
merasa repot dan lain-lain akan menjadi faktor penentu yang cukup signifikan bagi
keberhasilan penerapan SIM Keperawatan.

d. Skill
Ketrampilan perawat juga merupakan factor penting yang tidak bisa diabaikan,
mengingat standar yang dipakai adalah standar internasional. Bahasa label dalam
NIC adalah sesuatu yang baru, belum popular disamping membutuhkan
pemahaman yang cukup mendalam.

11
2.5 Pembahasan yang Terjadi Pada Kebanyakan Rumah Sakit

Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan


berbasis komputer, walaupun perawat umumnya masih menggunakan
pendokumentasian tertulis. Padahal pendokumentasian tertulis ini sering membebani
perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia
dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering
muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian
tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai
kelemahan yaitu sering hilang. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga
memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika
sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan.

Oleh karena itu pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem


Informasi Manajemen Keperawatan perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat
menjadi lebih lengkap, karena memuat berbagai aspek pendokumentasian yaitu
standart operating procedure (SOP), discharge planning, jadwal dinas perawat,
penghitungan angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak, daftar NIC
terbanyak, laporan implementasi, laporan statistik, resume perawatan, daftar SAK,
presentasi kasus on line, mengetahui jasa perawat, monitoring tindakan perawat &
monitoring aktifitas perawat laporan shift dan monitoring pasien oleh PN atau kepala
ruang saat sedang rapat

Namun dalam penerapan sistem pendokumentasian manajemen keperawatan


ini perlu mempertimbangkan kendala yang ada. Menurut Jasun (2006) kendala yang
dapat muncul antara lain : Pengadaan hardware membutuhkan dana yang cukup
banyak. Dengan seperangkat hardware untuk satu ruang (PC, Notebook, WiFi,
Printerdan PDA) minimal membutuhkan dana sebesar Rp. 21.000.000,- Maka solusi
yang dapat diambil adalah dengan pengadaan secara bertahap. Kemudian masalah
system baru dimana softare yang dibuat relative baru dan sangat teoritis. Dengan

12
demikian membutuhkan sosialisasi yang terus menerus dan komunikasi yang
berkesinambungan. Disamping itu, dorongan secara psikologis juga diperlukan, agar
perawat percaya diri menggunakan notebook di hadapan pasien.

Dengan memperhatikan hal-hal yang terkait dengan penerapan SIM


Keperawatan, maka “Komunitas Perawatan” menjadi kelompok yang sangat berperan,
yang merupakan motor penggerak profesi keperawatan di rumah sakit.

13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain
a. Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang
pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. Sehingga semakin meningkatnya mutu
dalam pelayanan terutama dalam manajemen keperawatan, semakin meningkat
pula mutu di sebuah rumah sakit
b. Sistem informasi manajemen berbasis komputer bermanfaat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan, dan dapat menjadi pendukung pedoman
bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan dan juga bisa
mengurangi “human Error” dalam hal pengumpulan data-data atau tindakan
tindakan yang dilakukan perawat dalam melayanai pasien di Rumah sakit.
c. Terlalu minimnya dana dan pelatihan yang dilakukan ke tenaga perawat dalam hal
SIM Asuhan Keperawatan berbasis komputer sehingga membuat sebuah rumah
sakit sulit menerapkan program ini di Rumah Sakit tersebut.

3.2 Saran
Profesi keperawatan perlu mengembangkan system pendokumentasian keperawatan
dengan menggunakan system informasi manajemen Asuhan keperawatan berbasis
komputer, sehingga memudahkan untuk menilai tindakan atau hal apa saja yang perlu
diperbaiki dalam hal pelayanan keperawatan di sebuah rumah sakit demi menunjang
kinerja dari Rumah sakit itu sendiri.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito. (1985). Nursing diagnosis application to clinical practice. J.B.


Lippincott Co.,. Philadephia .
2. Hariyati, S. T. (1999). Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari
perawat dan karakteristik perawat terhadap kualitas dokmentasi keperawatan
di RS.Bhakti Yudha, Tidak dipublikasikan
3. Sistem Infomasi Manajemen Berbasis Komputer Di Indonesia, Sudah Perlukah
? diakses dari http://www.fik.ui.ac.id/ tanggal 12 Maret 2008
4. Jasun, (2006), Aplikasi Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Nanda NOC
dan NIC Dalam Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Di Banyumas

15
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrahiim

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa karya ilmiah yang berjudul
:

SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT


(ELEKTRONIK REGISTRATION)

1. Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya tulis tersebut diatas adalah


benar ditulis oleh kami dengan referensi yang dinyatakan dalam daftar pustaka.
2. Menyatakan bahwa tulisan tersebut bukan merupakan hasil plagiat dengan cara
apapun yang tidak dibenarkan.
3. Menyatakan bersedia diberikan nilai E bila ternyata dikemudian hari karya
ilmiah tersebut ternyata hasil plagiat.

Bandung, 17 Agustus 2018


Saya yang menyatakan :
1. Setyo Abdi Nugroho 20090317054

16

Anda mungkin juga menyukai