Anda di halaman 1dari 21

SILABUS MEMUPUK TANAMAN

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis pupuk organic dan an organic


Materi Pembelajaran :
 Unsur hara tanaman
 Pupuk dan pemupukan
 Klasifikasi pupuk
 Prinsip-prinsip pemupukan
Kegiatan Pembelajaran :
 Menjelaskan pentingnya unsure hara bagi pertumbuhan tanaman
 Menjelaskan pengertian pupuk, manfaat pupuk dan klasifikasi pupuk
 Mengiidentifikasi jenis-jenis pupuk
 Mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan dari pupuk organik dan an organic
 Menjelaskan prinsip-prinsip pemupukan.
Indikator :
 Manfaat unsur hara bagi pertumbuhan tanaman dapat diidentifikasi dengan tepat
 Pengertian pupuk, manfaat pupuk dan klasifikasi pupuk dapat dikemukakan secara
terperinci
 Jenis-jenis pupuk diidentifikasi untuk dapat diketahui perbedaan dan karakteristiknya.
 Kelemahan dan keunggulan dari pupuk organic dan an organic dapat diidentifikasi
dengan tepat sehingga dapat ditentukan pupuk mana yang akan digunakan sesuai dengan
kebutuhan tanaman akan pupuk.
 Prinsip-prinsip pemupukan dijadikan pertimbangan pada saat akan melakukan
pemupukan pada tanaman.

Penilaian: lisan, tertulis, penugasan/pengamatan


Alokasi Waktu : TM : 8 jam, PS : 8 (16), PI :

BAHAN AJAR
A. Mengidentifikasi defisiensi unsur hara
Pemupukan yang tepat dan benar akan mempercepat dan memperkuat tanaman, menambah daya
tahan tanaman terhadap hama dan penyakit tertentu, meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil
pertanian. Tanaman tidak ubahnya seperti manusia yang jika tidak mendapat cukup makanan akan
menjadi lapar dan pertumbuhannya menjadi kurang baik. Demikian juga halnya tanaman,
tersedianya kondisi yang memenuhi persyaratan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang baik.
Salah satu hal yang memepengaruhi kondisi tersebut adalah keadaan unsur hara, untuk itulah kita
harus mengetahui unsur hara yang di butuhkan tanaman dan kegunaannya.

Ada enam belas (16) unsur hara yang di butuhkan tanaman yang di peroleh dari udara, air, tanah,
dan garam-garam mineral atau bahan organik. Unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), di
ambil tanaman dari udara, Sedangkan Unsur Nitrogen (N), Fospor (P), dan Kalium (K), Kalsium (Ca),
Magnesium (mg), Sulfur (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Boron(B),
Molibdenum (Mo), Klorin (Cl), diambil dari dalam tanah.

Nitrogen, Fospor dan Kalium merupakan unsur makanan yang utama dan dibutuhkan dalam jumlah
yang besar, Kalsium, Magnesium dan Sulfur yang disebut bahan unsur sekunder dibutuhkan dalam
jumlah yang sedang atau sedikit saja tetapi tetap memegang peranan penting dalam perkembangan
dan pembentukan jaringan-jaringan tanaman. Unsur lainnya dibutuhkan dalam jumlah yang sangat
kecil dan di sebut sebagai unsur makanan mikro.

Kegunaan unsur hara N, P, K, dan S bagi tanaman adalah sebagai berikut :

1. Unsur hara Nitrogen (N) : Membuat tanaman menjadi lebih hijau, segar banyak mengandung
butir-butir hijau daun yang penting dalam proses potosintesis, mempercepat pertumbuhan
tanaman (tinggi), jumlah anakan, cabang, menambah kandungan protein makanan.
2. Unsur hara Fospor (P) : Memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang baik sehingga
dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat dan kuat,
meningkatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titk tumbuh tanaman,
memacu pertumbuhan tanaman generatif yaitu memepercepat pertumbuhan bunga dan
masaknya buah dan biji.
3. Unsur hara Kalium (K) : Memepercepat proses fotosintesis, memacu pertumbuhan tanaman
pada tingkat permulaan, memperkuat ketegakan batang.
4. Unsur hara Belerang (S) : Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun lebih hijau,
menembah kandungan protein dan vitamin, berperan dalam sintesis minyak yang berguna
dalam pembuatan gula dan memacu pertumbuhan tunas produktif.
Bila semua unsur hara yang di butuhkan terutama N, P, K, dan S cukup tersedia di dalam tanah dan
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi, maka maka
dapat diharapkan hasil yang labih baik. Tetapi sebaliknya, bila unsur-unsur tersebut terdapat dalam
jumlah yang kurang atau tidak seimbang maka tanaman akan tumbuh merana dan menimbulkan
akibat-akibat negatif lainnya.

Setiap unsur hara mempunyai fungsi tersendiri dan memepengaruhi proses-proses tertentu dalam
perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Jadi jika terjadi kekurangan salah satu unsur, maka
fungsi dan proses tersebut akan terganggu pula.Gejala kekuranagn ini cepat atau lambat akan
terlihat pada tanam tergantung pada jenis dan sifat tanaman.

Bila tidak ada faktor lain yang memepengaruhi maka tanda-tanda kekurangan unsur hara sebagai
berikut :

1. Kekurangan Unsur Hara Nitrogen : Seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan,


pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, daun tua berwarna kekuning-kuningan,
perkembangna buah tidak sempurna atau tidak baik seringkali masak sebelum waktunya dan
dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, mulai dari daun bagian bawah
terus kebagian atas.
2. Kekurangan Unsur Hara Fospor : Sistem perakaran tanaman miskin dan tidak berkembang,
dalam keadaan kekurangan yang parah, daun, cabang, dan batang berwarna ungu dan hasil
tanaman yang berupa bunga, buah, dan biji merosot.
3. Kekurangan Unsur Kalium : Daun mula-mula mengkerut dan mengkilap, selanjutnya pada
bagian ujang dan tepi dun mulai terlihat warna kekuning-kuningan yang menjalar di antara
tulang daun kemudian tampak bercak-bercak coklat dan mengakibatkan mati, pada tanaman
buah-buahan buah mudah gugur, tanaman mudah rebah dan patah, pertumbuhan tanaman
lambat dan kerdil dan daun sebelah bawah seperti terbakar pada tepi dan ujungnya, kemudian
berjatuhan sebelum waktunya.
4. Kekurangan Unsur Hara Belerang : Daun hijau kekuning-kuningan dan pertumbuhannya lambat,
batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil dan jumlah anakan terbatas.
5. Kekurangan Unsur Hara Kalsium : Kecuali perubahan warna, tenunan di beberapa tempat mati,
pada ujung dan tepi daun muda terjadi warna kekuning-kuningan, kuncup yang tumbuh
kembali, akan mati dan pada umumnya tanaman menjadi lemah.
6. Kekurangan Unsur Hara Magnesium : Gejala terlihat pada daun-daun yang tua, daun-daun pada
umumnya menjadi lemah, pembakaran oleh sinar mata hari mudah terjadi karena daun tidak
memepunyai lapisan lilin dan pada tanaman biki-bijian, daya tumbuh biji kurang.
7. Kekurangan Unsur Hara Mangan : Gejala terlihat pada daun muda, kecuali perubahan warna
dan pembentukan biji kurang baik.
8. Kekurangan Unsur Hara Besi : Gejala terlihat pada daun muda, tenunan tidak mati, tulang daun
yang berwarna hijau berubah menjadi kuning kemudian putih,
9. Kekurangan Unsur Hara Molibdenum : Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada
tanaman melon, dan mati pucuk yang mati dapat menyebabkan kematian tanaman.
10. Kekurangan Unsur Hara Seng : Adanya pemutihan pada bagian tengah daun, daun-daun muda
menunjukan garis kuning dan terus menguning dan tanaman kerdil.
11. Kekurangan Unsur Hara Tembaga : Daun berukuran besar dan berwarna hijau gelap, ranting
berwarna coklat dan mati dan buah kecil dan berwarna coklat.
12. Kekurangan Unsur Hara Boron : Pertumbuhan kerdil, pertumbuhan tidak sempurna dan tangkai
daun membentuk celah dan garis-garis tidak teratur.

B. Menentukan Jenis Pupuk, Jumlah, Waktu, dan Cara Pemupukan


Dalam pengertian kehidupan sehari-hari pupuk adalah bahan yang di gunakan untuk memperbaiki
kesuburan tanah sedangkan pemupukan adalah penambahan bahan ke tanah agar tanah menjadi
subur. Pemupukan di artikan sebagai penambahan zat hara tanaman ke dalam tanah.

Namun respon tanaman terhadap pemberian pupuk akan meningkat bila mengunakan jenis
pupuk, dosis, waktu, dan cara pemberian yang tepat. Pemupukan pada tanaman bertujuan untuk
memelihara dan memeperbaiki kesuburan tanah baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Pemupukan juga akan memperbaiki PH
tanah dan lingkungan.

Selama perkembangan dan pertumbuhannya dari mulai berkecambah sampai menghasilkan buah
dan bagian yang lainya yang bisa di panen tanaman membutuhkan unsur hara atau makanan.

Pemupukan pada tanaman dapat dikatakan berhasil baik bila kita mengetahui unsur hara apa
yang kurang tersedia dalam tanah atau unsur hara apa yang di butuhkan oleh tanaman. Gejala
kekurangan unsur hara dapat di lihat dengan tidak normalnya pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Disamping mengetahui unsur hara apa yang kurang, Perlu juga di ketahui jumlah yang
benar-benar efektif. Kebutuhan tanaman akan pupuk di tentukan oleh keadaan iklim, umur, dan
jenis pupuk yang digunakan.

Jenis pupuk yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi khususnya tanaman
melon yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.

1. Pupuk Organik
Pupuk dapat dapat di bedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah
pupuk langsung didapat di alam misalnya fospat alam : pupuk organik (pupuk kandang), pupuk
hijau, pupuk kompos.

a. Pupuk Alam : Pupuk Hijau : Pupuk hijau ialah tanaman atau bagian tanaman muda yang di
benam kedalam tanah untuk menambah bahan organik dan unsur hara tanaman terutama
unsur hara Nitrogen. Beberapa fungsi unsur hara nitrogen antara lain : Menambah unsur
hara Nitrogen, Fospor, Belerang, dan unsur hara makro, memberi pengaruh yang baik bagi
kehidupan organisme dalam tanah, memperkaya tanah dengan humus atau bahan organik
tanah dan memperbaiki struktur tanah.
b. Pupuk kandang : Pupuk kandang ialah pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak baik
dalam bentuk padat atau cair. Beberapa fungsi pupuk kandang antara lain : Menambah unsur
hara tanaman, memperbaiki struktur tanah, menambah kandungan humus atau bahan
organik tanah dan memperbaiki kehidupan jasad renik
c. Pupuk Kompos : Pupuk kompos adalah bahan organik yang telah mengalami proses
pematangan sedemikian rupa sehingga mengalami perubahan menjadi bahan yang
mempunyai perbandingan C/N yang rendah C.N tanah, yang di maksud dengan perbandingan
C/N adalah perbandingan unsur C dan perbandingan unsur N.
Kompos di buat dari bahan organik yang mengandung C/N tinggi, misalnya jerami, batang
jagung, dan daun-daun kering. Bahan organik yang telah dikomposkan dengan baik, bukan
saja akan memeperbaiki, memperkaya bahan makanan untuk tanaman terutama berperan
besar terhadap perbaikan sifat-sifat tanah.

Ketiga jenis pupuk alami ini memang banyak keuntungan dan manfaatnya baik bagi tanaman
maupun tanah. Meskipun demikian ada juga beberapa kelemahannya yaitu : Umumnya sedikit
sekali mengandung unsur hara sehingga dalam pengunaannya membutuhkan jumlah yang
banyak, dapat membawa tanaman biji pengganggu kalau biji ini dibiarkan akan tumbuh
menyaingi tanaman pokok, Kadang-kadang mengandung bibit penyakit penganggu yang dapat
membahayakan tanaman, karena proses penularannya lambat, diperlukan waktu yang agak lama
dalam perlakuannya.

Bahan organik mutlak dibutuhkan di dalam tanah sebagai unsur hara tanaman. Sumbangan
bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman karena pengaruhnya terhadap sifat-aifat fisik,
kimia dan biologis pada tanah. Bahan organik memiliki peranan kimia di dalam menyediakan
unsur hara makro khususnya mikro untuk tanaman, peranan biologis di dalam mempengaruhi
organisme micro flora dan micro fauna serta peranan fisik di dalam memperbaiki struktur tanah.
Bahan organik berasal dari sisa-sisa tanaman atau hijauan dan kotoran hewan disebut juga
pupuk alami atau pupuk organik seperti pupuk hijau, kompos dan kandang.

Karena untuk memperoleh pupuk hijau dan kompos dalam jumlah banyak cukup sulit, maka
lebih praktis menggunakan pupuk kandang. Namun yang perlu di perhatikan adalah tingkat
kemasakan dari pupuk yang akan digunakan,dengan tingkat kemasakan yang rendah berarti
seresahnya belum terdekomposisi, hal ini memungkinkan nisbah C/N masih besar sehingga perlu
perlakuan khusus untuk menurunkan nisbah C/N misalnya dengan pemberian pupuk nitrogen,
dapat juga diberikan micro organisme penghancur seperti Biokomplek Vedca Cianjur dan EM- 4
yang mempunyai daya hancur cepat.

Pupuk kandang dapat berasal dari kotoran kerbau, sapi, kambing, ayam,dan lain-lain. Dosis
pupuk kandang yang dipergunakan sangat bervariasi dari satu tempat penanaman ke tempat
lain, namun yang banyak dilakukan sebesar 1-3 kg/tanaman. Pada budidaya tanaman
konvensional pupuk kandang/bahan organik dapat diberikan pada saat bersamaan membuat
bedengan, yaitu ditebarkan secara merata atau diberikan pada setiap lubang tanam namun juga
dapat diberikan pada waktu pemupukan susulan. Untuk pemupukan susulan melalui penyiraman
tanah/pengecoran. Dosis yang digunakan sebanyak 25-30 kg/satu karung setiap ha, cara
menggunakan pupuk kandang direndam, air hasil rendaman sebagai campuran pupuk lainnya.

Untuk tanaman secara hidroponik, pupuk kandang/pupuk organik yang telah terdekomposisi
dapat sebagai bahan membuat nutrisi tanaman hidroponik. Bahan organik tersebut dilarutkan
dalam air. Larutan bahan-bahan organik berarti juga larutanya ikatan-ikatan kimia sederhana
berupa ion positif dan negatif dalam air, hal ini memungkinkan terjadinya penyerapan unsur hara
oleh akar tanaman.
Pupuk Kandang

2. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang di buat di pabrik dengan jenis dan kadar unsur hara yang
sengaja di tambahkan dan pupuk tersebut dalam jumlah tertentu. Pupuk anorganik dapat di
bedakan menjadi pupuk majemuk yang lebih, mengandung unsur hara (NP, NK, dan NPK) dan
pupuk tunggal yang hanya mengandung unsur hara (NPK).

Pupuk anorganik partikelnya terdiri dari beberapa macam ukuran warna dan bentuk, ada
beberapa gelintir, kristal, cair, butiran. Kalau dibandingkan dengan pupuk alam, pupuk buatan
memepunyai beberapa kelebihan antara lain : dapat di berikan pada saat yang tepat, unsur hara
dapat diberikan dalam jumlah dan perbandingan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing
jenis tanaman, unsur hara dapat diberikan dalam bentuk mudah tersedia dan pemakaian,
pengangkutan, penyimpanan lebih mudah, lebih murah karena karena konsentrasinya tinggi.

Pupuk anorganik dapat digolongkan berdasarkan kandungan unsur hara kelarutan dan sifat
kemasamannya.

a. Berdasarkan kandungannya :
(1) Pupuk Tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur hara pokok N, P,
atau K. Contoh : Pupuk Nitrogen seperti ZA,Urea, dan Kalium Nitrat, Pupuk Fospor
seperti TSP, Pupuk Kalium seperti KCl dan ZK.
(2) Pupuk Majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara pokok N, K, P.
contoh : DAP, NPK, Kalium Anium Nitrat.

b. Berdasarkan kelarutan :
(1) Kelarutan cepat misalnya ZA, Urea,

(2) Kelarutan sedang misalnya DAP, NPK, ZK,

(3) Kelarutan lambat misalnya TSP, DSP, ESP.

c. Berdasarkan sifat keasaman :


(1) Pupuk masam yaitu pupuk yang dapat memasamkan tanah bila di gunakan terus
menerus misalnya ZA,

(2) Pupuk netral yaitu pupuk yang tidak mengubah keasaman tanah misalnya Urea, NPK,
dan DAP,

(3) Pupuk basa pupuk yang dapat mengurangi kemasaman tanah misalnya Fungsi
Magnesium Fospat

3. Jumlah Pupuk
Untuk menentukan jumlah pupuk yang di berikan adalah antara lain :

a. Jenis tanaman : Masing-masing tanaman membutuhkan unsur hara yang berbeda dalam
jenis dan jumlah, untuk dapat tumbuh subur dan menghasilkan.
b. Kesuburan tanah : Masing-masing tanah mempunyai nilai kesuburan yang berbeda. Tanah
dengan kesuburan rendah akan memerlukan pupuk lebih banyak di bandingkan dengan
tanah yang memepunyai nilai kesuburan tinggi.
c. Jenis pupuk : Kandungan unsur hara masing-masing jenis pupuk berbeda. Dengan
demikian dalam menentukan jumlah pupuk yang di perlukan dalam memenuhi kebutuhan
bahan makanan untuk setiap jenis tanaman, perlu di perhatikan persentase kandungan
unsur hara dari setiap pupuk buatan yang akan digunakan.
d. Faktor Ekonomis : Pemberian pupuk di harapkan akan menaikan hasil tanaman, namun
tidak berarti semakin banyak keuntungan yang di peroleh. Karena bila jumlah pemberian
pupuk telah mencapai titik maksimum, maka tiap pemberian pupuk berikutnya tidak akan
diikuti dengan kenaikan hasil seperti pemberian pupuk sebelumnya. Karena itu dianjurkan
untuk memberikan pupuk dengan jumlah yang optimal agar tercapai keuntungan yang
maksimal. Dengan kata lain perlu pertimbangan ratio biaya dan pendapatan pada setiap
pemberian pupuk.
4. Waktu Pemupukan
Pengambilan unsur hara makanan selama periode pertumbuhan tanaman tidaklah sama
banyaknya, Tergantung pada tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Ada waktu tertentu dalam
tumbuhnya tanaman sangat giat dan cepat sehingga pertukan zatnya pun intensif, pada masa
tersebut tanaman akan banyak mengambil unsur hara. Jelasnya bahwa tingkat banyaknya unsur
hara yang di serap tanaman tergantung dari keperluannya dalam berbagai proses fisiologisnya.
Secara garis besar saat pemupukan yang tepat tergantung pada :

a. Kebutuhan dan respon tanaman: Tanaman yang tumbuh merana, akan memerlukan
pemupukan yang lebih cepat dan lebih banyak dari pada tanaman yang tumbuh subur. Pada
saat pertumbuhan vegetatif tanaman banyak memerlukan unsur Nitrogen dan pada
pertumbuhan genertif banyak memerlukan unsur Fosfat.
Kelarutan dan macam pupuk : Ada jenis pupuk yang sukar atau lambat tersedianya untuk
tanaman dan ada yang cepat serta mudah tercuci oleh air yang meresap di dalam tanah.
Untuk jenis pupuk yang daya larutanya lambat seperti TSP, DAP, Fosfat alam sebaiknya di
berikan sebelum dan pada waktu tanam, sedangkan yang daya larutnya sedang atau cepat
seperti ZA, NPK, dan KCl di berikan pada waktu tanaman sedang tumbuh.

b. Keadaan Iklim : Sebelum unsur hara yang terkandung dalam pupuk tersedia untuk tanaman,
unsur tersebut harus melarut terlabih dahulu, karena itu perlu ada air yang cukup tetapi
tadak lebih. Karena itu pada waktu pemupukan dianjurkan tidak pada waktu hujan lebat atau
pada waktu terik mata hari.

5. Cara pemupukan
Cara pemberian pupuk harus dipilih dengan sedemikian rupa sehingga sesuai untuk unsur hara
tertentu dan jenis tanaman tertentu pula. Pada umumnya pemberian pupuk dapat dilakukan
dengan cara :
a. Disebar : Pupuk disebar merata pada waktu pembajakan/penggaruan terkahir, sehari
sebelum tanam atau pada waktu tanaman sedang tumbuh, kemudian di injak-injak agar
pupuk masuk ke dalam tanah.
b. Ditempatkan di antara larikan : Pupuk di taburkan di antara larikan tanaman dan kemudian
ditutup kembali dengan tanah.
c. Ditempatkan dalam lubang : Pupuk dibemamkan di dalam lubang di samping batang sejauh
kurang labih 10 cm dan di tutup kembali dengan tanah.
d. Di semprotkan melalui daun : Larutan pupuk dengan konsentrasi dengan sangat rendah dan
disemprotkan langsung kapada daun dengan alat penyemprot biasa.
Pada umumnya dalam budidaya tanaman hortikultura secara konvensional hampir tidak ada
yang tidak menggunakan pupuk organik, jenis pupuk tersebut di atas biasanya ditempatkan
pada media tanaman, ada pula jenis pupuk yang diberikan melalui daun. Pupuk daun yang
digunakan dapat berupa pupuk cair ataupun serbuk, melihat kadar yang dikandung kebanyakan .

Unsur makro dapat juga pupuk ini diklasifikasikan kedalam pupuk majemuk. Selain mengandung
unsur makro, pupuk daun juga ada yang mengandung unsur mikro sekaligus. Tetapi ada pula
yang hanya mengandung unsur mikro saja. Contoh beberapa pupuk daun yang dapat digunakan
untuk tanaman holtikultura adalah :

o pupuk daun padat seperti : Gandasil D dan B, Vitablom D dan B, Shell Foliar,dll
o pupuk daun cair seperti : Bayfolan,Wuxal, Metalik, dll
Pupuk daun mulai diberikan satu minggu setelah tanam. Pemberianya 10-15 hari sekali,dan dosis
yang digunakan sebanyak 1-2 gr/liter air atau sesuai kemasan. Pemberian pupuk daun
disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman. Pembelian yang berlebihan menyebabkan tanaman
tumbuh terlalu subur sehingga menjadi peka terhadap gangguan kerusakan.

C. PEMUPUKAN TANAMAN MELON


Dosis pupuk untuk tanaman melon bervariasi dan tergantung pada metoda tanam, jenis melon,
jenis tanah, dll. Dibawah ini terdapat formula dosis pemupukan pada tanaman melon. Sistem
MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) pada melon dengan dosis dan jenis pupuk yang digunakan
adalah: ZA 130 gr, Urea 60 gr, TSP 80 gr dan KCL 100 gr per tanaman, pemberian pupuk
diberikan secara total pada saat plastik mulsa belum dipasang. Untuk melon dengan dosis
dan jenis pupuk yang digunakan adalah ZA 130 gr, Urea 60 gr, TSP 40 gr dan KCL 130 gr.

Tabel: Dosis pemupukan melon tanpa MPHP(gram/tanamam)

Jenis dan Dosis Pupuk

Pemupukan melon

ZA Urea TSP KCL

Pupuk dasar 30 15 45 40

Susulan I 10 5 10 10

Susulan II 50 25 25 35

Susulan III 65 - - 15

Susulan VI 15 - -

Jumlah 170 45 80 100


Pemupukan Susulan

Tabel: Hubungan antara tingkat ketersediaan hara dalam tanah dengan kebutuhan hara tanaman
melon

Tingkat Ketersediaan Hara


Jenis hara tanah
Defesiensi : Jika kurang dari Cukup : Jika lebih dari

Nitrogen (NO3-N 15.0 25.0

Posphor (PO4-P) 8.0 15.0

Kalsium (K) 80.0 100.0

Seng (Zn) 0.4 0.6

Sumber : Tyler, 1981

Waktu pemberian pupuk dasar adalah 3 hari sebelum tanam, dapat diberikan dengan cara
dicampurkan merata dengan tanah maupun dengan cara koran. Pupuk susulan I diberikan pada
umur 7-10 hari setelah pindah tanam, jarak pupuk dengan batang tanaman 10-15 cm. Pada pupuk
susulan II diberikan pada umur 17-25 hari setelah tanam, jarak antar pupuk dengan batang
tanaman ± 20 cm. Pupuk susulan III pada umur 31-39 hari setelah tanam dan pupuk susulan IV
dilakukan pada umur 41-53 hari setelah tanam, jarak pupuk dengan batang tanaman ± 20 cm.

Apabila pemupukan menggunakan pupuk majemuk seperti NPK dengan dosis 500 kg/ha, dibagi
menjadi 3 kali pemberian yaitu yang pertama diberikan sebelum tanam, kedua diberikan pada saat
tanaman berumur ± 20 hari setelah tanam. Yang ketiga diberikan pada saat tanaman berumur ± 30
hari setelah tanam.
Beberapa contoh dosis pemupukan di atas dapat digunakan secara langsung namun pelaksanaannya
lebih baik mempertimbangkan faktor-faktor lain yang ada hubungannya dengan kondisi tanah yang
akan digunakan seperti : tingkat kesuburan, jenis tanah dan intensitas pemakaian tanah.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas bearti pelaksaknaan pemupukan dapat berkurang


ataupun bertambah. Faktor lain yang sangat penting adalah respon tanaman menyerap unsur hara.

Pupuk Buatan

Pencampuran Pupuk Buatan

Gambar. Pupuk Buatan/Kimia

Pupuk Daun
D. PEMUPUKAN TANAMAN SEMANGKA
Dosis pupuk untuk tanaman semangka bervariasi dan tergantung pada metoda tanam, jenis
semangka, jenis tanah, dll. Dibawah ini terdapat formula dosis pemupukan pada tanaman
semangka. Sistem MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) pada semangka dengan dosis dan jenis pupuk
yang digunakan adalah ZA 130 gr, Urea 60 gr, TSP 80 gr dan KCL 100 gr per tanaman, pemberian
pupuk diberikan secara total pada saat plastik mulsa belum dipasang.

Untuk semangka dengan dosis dan jenis pupuk yang digunakan adalah ZA 130 gr, Urea 60 gr,
TSP 40 gr dan KCL 130 gr.

Tabel Dosis pemupukan semangka tanpa MPHP(gram/tanamam)

Pemupukan Jenis dan Dosis Pupuk

semangka

ZA Urea TSP KCL


Pupuk dasar 30 15 45 40

Susulan I 10 5 10 10

Susulan II 50 25 25 35

Susulan III 65 - - 15

Susulan VI 15 - -

Jumlah 170 45 80 100

Tabel: hubungan antara tingkat ketersediaan hara dalam tanah dengan


kebutuhan hara tanaman semangka

Tingkat Ketersediaan Hara

Jenis hara tanah Defesiensi :


Cukup : Jika lebih dari
Jika kurang dari

Nitrogen 15.0 25.0


(NO3-N)

Posphor 8.0 15.0

(PO4-P)

Kalsium (K) 80.0 100.0

Seng (Zn) 0.4 0.6

Waktu pemberian pupuk dasar adalah 3 hari sebelum tanam, dapat diberikan dengan cara ditaburkan
secara merata dengan tanah maupun dengan cara per lubang tanam. Pupuk susulan I diberikan pada
umur 10 - 15 hari setelah pindah tanam, jarak pupuk dengan batang tanaman 15-20 cm. Pada pupuk
susulan II diberikan pada umur 25-30 hari setelah tanam, jarak antar pupuk dengan batang tanaman 15 -
20 cm. Pupuk susulan III pada umur 40 - 50 hari setelah tanam.

Apabila pemupukan menggunakan pupuk majemuk seperti NPK dengan dosis 500 kg/ha, dibagi menjadi
3 kali pemberian yaitu yang pertama diberikan sebelum tanam, kedua diberikan pada saat tanaman
berumur ± 20 hari setelah tanam. Yang ketiga diberikan pada saat tanaman berumur ± 30 hari setelah
tanam. Beberapa contoh dosis pemupukan di atas dapat digunakan secara langsung namun
pelaksanaannya lebih baik mempertimbangkan faktor-faktor lain yang ada hubungannya dengan kondisi
tanah yang akan digunakan seperti: tingkat kesuburan, jenis tanah dan intensitas pemakaian tanah.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas bearti pelaksaknaan pemupukan dapat berkurang
ataupun bertambah. Faktor lain yang sangat penting adalah respon tanaman menyerap unsur hara.

E. RANGKUMAN
Dalam kompetensi memberi pupuk pada tanaman buah-buahan (melon dan semangka) peserta
akan memperoleh pengetahuan antara lain: Memahami pengambilan sampel daun dan tanah;
Memahami Identifikasi kekurangan unsur hara; identifikasi pupuk; penetuan Jenis Pupuk, Jumlah,
Waktu, dan cara pemupukan; dan Ketrampilan yang akan diperoleh antara lai: identifikasi pupuk;
penetuan Jenis Pupuk, Jumlah, Waktu, dan cara pemupukan; dan memupuk melon dan semangka.
F. LATIHAN
1. Bagaimana prosedur untuk menentukan kebutuhan pemupukan tanaman? Jelaskan!
2. Jelaskan tanda-tanda tanaman kekurangan unsur hara N, P, dan K!
3. Apa yang anda ketahui tentang jenis pupuk? Jelaskan!
4. Metoda apa yang sesuai untuk pemupukan dasar? Jelaskan!
5. Jelaskan langkah-langkah dalam pemupukan sistem cor pada tanaman melon dan semangka
6. Apa yang anda pikirkan dampak penggunaan pupuk yang berlebihan?

G. JAWABAN

1. Prosedur untuk menentukan kebutuhan pemupukan tanaman antara lain :


a. Menyelidiki tanda-tanda kekurangan pada tanaman yang sedang tumbuh
b. Analisa Tanah : Analisa tanah bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah pupuk yang harus
di berikan pada lahan pertanian agar dapat memnuhi kebutuhan tanaman.
c. Analisa tanaman : Analisa tanaman dilakukan secara kimiawi terhadap tanaman-tanaman kering
atau bagian tanaman lainnya di laboraturium.
d. Melalui percobaan : Cara ini merupakan yang terbaik karena dapat dikatahui secara pasti pupuk
apa dan berapa jumlahnya yang di perlukan oleh tanaman pada lahan tertentu.

2. Tanda-tanda kekurangan unsur Hara:


a. Nitrogen : Seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan, pertumbuhan tanaman lambat
dan kerdil, daun tua berwarna kekuning-kuningan, perkembangna buah tidak sempurna atau
tidak baik seringkali masak sebelum waktunya dan dalam keadaan kekurangan yang parah, daun
menjadi kering, malai dari daun bagian bawah terus kebagian atas.
b. Fospor : Sistem perakaran tanaman tanaman miskin dan tidak berkembang, dalam keadaan
kekurangan yang parah, daun, cabang, dan batang berwarna ungu dan hasil tanaman yang
berupa bunga, buah, dan biji merosot.
c. Kalium : Daun mula-mula mengkerut dan mengkilap, selanjutnya pada bagian ujung dan tepi dun
mulai terlihat warna kekuning-kuningan yang menjalar di antara tulang daun kemudian tampak
bercak-bercak coklat dan mengakibatkan mati, pada tanaman buah-buahan mudah gugur,
tanaman mudah rebah dan patah, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil dan daun sebelah
bawah seperti terbakar pada tepi dan ujungnya, kemudian berjatuhan sebelum waktunya.

3. Jenis pupuk berdasarkan asalnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.
a. Pupuk organik seperti: pupuk hijau , kandang, dan kompos
b. sedangkan pupuk anorganik bila dilihat dari:
1) kandungannya seperti:
a) Pupuk Tunggal yaitu Pupuk Nitrogen seperti ZA,Urea, dan Kalium Nitrat, Pupuk Fospor
seperti TSP, Pupuk Kalium seperti KCl dan ZK.
b) Pupuk Majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara pokok N, K, P.
contoh : DAP, NPK, Kalium Anium Nitrat.
2) kelarutan :
a) Kelarutan cepat misalnya ZA, Urea,
b) Kelarutan sedang misalnya DAP, NPK, ZK,
c) Kelarutan lambat miasalnya TSP, DSP, ESP.
3) sifat keasaman :
a) Pupuk masam yaitu pupuk yang dapat memasamkan tanah bila di gunakan terus
menerus misalnya ZA,
b) Pupuk netral yaitu pupuk yang tidak mengubah keasaman tanah misalnya Urea, NPK,
dan DAP,
c) Pupuk basa pupuk yang dapat mengurangi kemasaman tanah misalnya Fungsi
Magnesium Fospat.
4. Metoda yang tepat untuk pemupukan dasar adalah apabila menggunakan mulsa plastik dengan
cara pupuk di tebar diseluruh permukaan bedengan apabila tidak menggunakan mulsa plastik
pemberian pupuk dengan cara diberikan pada calon lubang tanam yaitu pupuk dicampur secara
homogen dengan tanah
5. Langkah-langkah dalam pemupukan dengan cara Cor adalah:
a. Hitung kebutuhan pupuk organik dan anorganik (konsentrasi 10 gr NPK/ liter air, 20 gr P.
Kandang)
b. Ukur/timbang pupuk
c. Siapkan dan ukur airnya aduk pupuk sehingga larutan menjadi homogen
d. Larutan pupuk siap diberikan pada setiap tanaman (dosis per tanaman ± 250 cc/tanaman
e. Sisa bahan yang sudah/telah digunakan dikembalikan ketempat semula
f. Kembalikan peralatan pada tempat semula

6. Dampak penggunaan pupuk yang berlebihan dapat menyebabkan:


a. Keracunan tanaman yang menyebabkan tanaman dapat mati
b. Terjadinya akumulasi pupuk yang berlebihan di tanah
c. Merusak struktur tanah dan menyebabkan mikrobia tanah banyak yang mati
d. Recovery tanah membutuhkan waktu yang lama
e. Biaya meningkat

H. LEMBAR KERJA
1. Lembar Kerja: Pemupukan Dasar
a. Tujuan Setelah melakukan sesi ini peserta/siawa diharapkan mampu
melakukan pemupukan pada tanaman melon dan semangka sistem
cor dengan benar

b. Alat dan bahan  Cangkul


 Pupuk kandang/ kompos
 TSP
 NPK
 Dedak
 Kapur
c. Keselamatan - Gunakan Pakaian Praktik
Kerja  Hati-hati menggunakan bahan kimia dan barang
tajam
d. Langkah kerja  Gemburkan tanah dengan dicangkul atau
dibajak menggunakan traktor, kedalaman olahan antara 20
- 30 cm.
 Taburkan pupuk dasar di atas bedengan atau
dengan cara pemberian pada tiap lubang tanam.
 Pemberian pupuk kandang/kompos dapat
dilakukan pada waktu kegiatan penggemburan tanah,
tercampur secara merata, pemberian pupuk kandang pada saat
penggemburan sebanyak 60%, dan 40% diberikan pada setiap
lubang tanam, sedangkan untuk pupuk dasar seperti NPK 10 kg,
pupuk kandang 3-4 ton, TSP 25 kg dan kapur berkisar 40/1000
m2.

2. Lembar Kerja: Pemupukan Sistem Cor Pada Tanaman Melon dan Semangka
a. Tujuan Setelah melakukan sesi ini peserta diklat diharapkan
mampu melakukan pemupukan pada tanaman melon
dan semangka sistem cor dengan benar

b. Alat dan - Pupuk anorganik/NPK


bahan - Pupuk Organik/P. Kandang
- Ember ukuran 10 lr
- Alat ukur
- Timbangan
- Gayung dan gelas aqua bekas
- Alat penumbuk
- Alat pengaduk
c. Keselamatan - Gunakan Pakaian Praktik
- Hati-hati menggunakan bahan kimia
Kerja

d. Langkah Kerja - Hitung kebutuhan pupuk organik dan


anorganik (konsentrasi 10 gr NPK/ liter air, 20 gr P.
Kandang)
- Ukur/timbang pupuk
- Siapkan dan ukur airnya aduk pupuk sehingga
larutan menjadi homogen
- Larutan pupuk siap diberikan pada setiap
tanaman (dosis per tanaman ± 250 cc/tanaman
- Sisa bahan yang sudah/telah digunakan
dikembalikan ketempat semula
- Kembalikan peralatan pada tempat semula
DAFTAR PUSTAKA

1. Ade Iwan setiawan. 1996. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya, Jakarta

2. Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Investasi Agribisnis Komoditas

3. Ekawati.E., dan Ngadjijo. 1999. Budidaya Tanaman Melon. Dikmenjur, Jakarta


4. Goeswono Soepardi. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB, Bogor.

5. Hendro Soenarjono, Menuju Sukses Usahatani Semangka. 1996. Trubus

6. Moeh d. Baga Kalie. 1985. bertanam semangka. Penebar swadaya

7. Setiadi. 1999. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya. Jakarta.

8. Rahmat Rukmana. 1994. Budidaya Tanaman Semangka Hibrida. Kanisius, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai