PENDAHULUAN
1
Ilmu, yang dalam bahasa Inggris dinyatkan dengan science, bukan sekadar
kumpulan fakta, meskipun di dalamnya juga terdapat berbagai fakta. Selain fakta,
di dalam ilmu juga terdapat teori, hukum, prinsip, dan lain-lain yang diperoleh
melalui prosedur tertentu yaitu metoda ilmiah. Jadi, ilmu merupakan pengetahuan
yang didapatkan lewat metoda ilmiah (Jujun S.,2005 : 119). Sedangkan
pengetahuan dapat diperoleh melalui beberapa cara, yaitu pengalaman, intuisi,
pendapat otoritas, penemuan secara kebetulan dan coba-coba (trial and error)
maupun penalaran.
Ilmu atau sain berisi teori. Teori itu pada dasarnya menerangkan hubungan
sebab akibat. Sain tidak memberikan nilai baik atau buruk, halal atau haram,
sopan atau tidak sopan, indah atau tidak indah; sain hanya memberikan nilai benar
atau salah. Kenyataan inilah yang menyebabkan ada orang menyangka bahwa sain
itu netral. Dalam konteks seperti itu memang ya, tetapi dalam konteks lain belum
tentu ya.
2
BAB II
BERBAGAI PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN DAN
ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI SUATU SISTEM
Ilmu pengetahuan tidak terlepas dari istilah sain. Berikut ini berbagai
Latin scientia yang diturunkan dari kata sciere yang berarti mengetahui.
Namun, perlu diketahui bahwa dalam bahasa Inggris tidak ada hubungan
epistimologis antara ‘science’ dan ‘to know’ meski ada hubungan objektif
antara muatan kedua istilah ini. Van Laer (1995: 1) menyatakan hubungan
pengetahuan inderawi ini dibagi menjadi dua, indera eksternal dan internal.
dan peraba. Sedangkan indera internal secara tradisional dibagi atas indera
sentral atau sensitivitas umum, imajinasi, memori indera, dan indera estimasi.
3
objek tersebut dapat dipersepsi oleh indera. Pengetahuan yang dicapai oleh indera
menemukan titik kulminasinya pada tingkat inderawi dalam bayangan yang diproduksi
pengetahuan tunggal yang supra inderawi. Seseorang disebut intelek jika ia telah
mencapai realitas ekstra mental pada tahap abstrak atau universal. Pengetahuan bagi
seorang intelek tidak terbatas pada objek-objek tertentu dalam kekonkritannya, namun
mengekspresikan alam dalam suatu bayangan intelektual yang disebut ide atau konsep.
Ide atau konsep merupakan terminal operasi pertama pemikiran manusia. Pada
atau membagi isi yang dikandung oleh konsep sebagai subjek dan predikat, misalnya air
itu cair. Sedangkan menalar yang dilakukan seorang intelek merupakan proses
menurunkan proporsi baru dari proporsi-proporsi lain yang memiliki satu term umum.
3. Pengetahuan saintifik
Tidak semua pengetahuan dapat disebut saintifik. Berikut ini merupakan kriteria yang
a. Harus berada pada tahap intelektual. Persyaratan ini sangat elementer sehingga komentar
apapun akan nampak sangat mengganggu hal yang jelas. Tidak ada masalah beberapa
4
dari pernah mencapai tingkat universalitas yang diimplikasikan oleh pengetahuan
saintifik.
b. Harus pasti, paling tidak jika kepastian itu adalah mungkin mengenai objek yang
dipertimbangkan oleh orang yang mengetahui. Jika kepastian tidak dapat dicapai maka
seseorang harus dipuaskan, minimal untuk sementara, dengan pengetahuan yang semata-
mata mungkin.
c. Harus memberikan suatu kajian mendalam terhadap kausa-kausa dari objek yang sedang
dibahas. Oleh karena itu untuk bisa dikatakan saintifik, pengetahuan tidak bisa dibatasi
semata-mata hanya pada fakta-fakta, tetapi harus mencakup pondasi-pondasi dan kausa-
kausa yang mendukung fakta-fakta itu. Pembahasan itu akan berusaha mengetahui bukan
hanya kausa-kausa itu sendiri, tetapi juga memiliki pengetahuan tentang kausa-kausa qua
yaitu, memiliki pandangan mendalam tentang proses kerja dari kausa-kausa yang sedang
dibicarakan. Dalam banyak kasus kita mengetahui faktor-faktor yang harus dianggap
aktif dalam suatu proses, yang karenanya kausa-kausanya dalam pengertian yang biasa
dari istilah dari istilah itu; tetapi kita tidak memiliki kajian mendalam terhadap pengaruh
kausa semacam itu, misalnya, kita mengetahui bahwa entah bagaimana massa bumi
‘menyebabkan’ bodi-bodi tertarik olehnya, tetapi kita tidak tahu secara pasti bagaimana
massa menyebabkan efek ini. Pengetahuan dengan kajian mendalam terhadap kausa
semacam itu tentu merupakan sesuatu ideal yang ada dalam pikiran Aristoteles dalam
filosofis umum yang dipegang oleh seseorang mengenai nilai, sifat dasar, ruang lingkup,
5
4. Berbagai pengertian ‘sain’ dan ‘saintifik’
‘Sain’ dan ‘saintifik’ merupakan dua istilah yang mungkin bisa digunakan dalam
1) operasi aktual intelek manusia sebagai suatu sarana bagi manusia untuk mengetahui
sarana yang dalam waktu tertentu manusia memahami dan ‘mengetahui’ keadaan situasi-
situasi tertentu dalam pondasinya, dengan kata lain, sebagai suatu sarana dimana
manusia di sini dan sekarang memiliki suatu wawasan saintifik tertentu, misalnya
terhadap term matematika, problem fisik atau problem historik. Oleh sebab itu, apa yang
2) pengetahuan habitual yang dimiliki oleh seseorang mengenai kelompok problem atau
suatu bidang data pengalaman yang pasti, dan kelompok habitual untuk menyelesaikan
memiliki sain kimia, matematika, atau ekonomi. Masih dalam pengertian yang luas, kita
berbicara tentang ‘manusia sain’ atau ‘pemikiran saintifik’ berkenaan dengan seseorang
secara umum.
b. Pengertian objektif, istilah ‘sain’ dan istilah ‘saintifik’ dipergunakan untuk menunjukkan
pengertian tentang objek sain dalam pengertian subjektif. Dnegan kata lain, istilah-istilah
ini menunjukkan pengertian yang dipahami secara aktual atau secara habitual oleh
kognisi intelek dan, sebagaimana biasanya, disajikan dalam pemikiran manusia dan siap
untuk penggunaan lebih jauh. Orang-orang kuno menyebut hal ini dengan istilah
‘scientia quae scitur’, ‘sain yang diketahui’. Inilah pengertian’sain’ dalam beberapa
6
kalimat berikut ini: ‘dalam poin ini, sainnya lemah, tetapi dalam masalah itu sainnya
c. Istilah ‘sain’ juga dipergunakan untuk menunjukkan keseluruhan aktivitas kognitif, baik
yang bersifat intelektual maupun inderawi, sebagai sarana bagi manusia untuk bisa
memperoleh pengetahuan tentang diri dan dunia di sekelilingnya. Dalam pengertian ini,
istilah ‘sain’ sedikit atau banyak sinonim dengan istilah study of science. Dipahami
dengan cara ini, sain bisa ditempatkan sejalan atau bertentangan dengan istilah-istilah
lain yang menunjukkan bidang-bidang lain dari aktivitas manusia, misalnya, keimanan
dan sain, sain dan seni, sain dan teknik. Inilah pengertian istilah ‘sain’ juga dalam
dan pemikiran manusia’, ‘sain harus menaati hukum-hukum logika dan hukum batinnya
sendiri’, ‘sain telah menyibakkan banyak rahasia dunia’, ‘sain menghantarkan kepada
d. ‘Sain’ juga dipergunakan sebagai kata benda kolektif yang menunjukkan keseluruhan
bodi dari orang-orang yang dicurahkan kepada sain. Dalam pengertian ini istilah ini
memiliki tanggung jawab yang besar atau suatu tugas yang pasti berkaitan dnegan
e. Seringkali istilah ‘sain’ digunakan untuk menunjukkan bidang tertentu dalam bidang
pengetahuan manusia yang menunjukkan hubungan batin tertentu dan bisa dibedakan
Dalam hal ini, istilah ‘sain’ sekaligus menunjukkan sistem tertentu yang ada pada tesis-
tesis yang saling berhubungan dalam bidang khusus pengetahuan yang merupakan hasil
studi sain (sain dalam pengertian yang ke tiga) dalam suatu bidang studi tertentu. Jika
pengertian ini diberikan kepada istilah itu maka dimungkinkan untuk menggunakannya
7
dalam bentuk jamak; misalnya, sain-sain matematik, sain-sain eksperimental, sain-sain
fisik.
f. Akhirnya, istilah ‘sain’ dan ‘saintifik’ bisa digunakan dalam kaitannya dengan sesuatu
yang dalam satu atau lain cara benar-benar dikaitkan dengan sain dalam salah satu
pengertian yang disebutkan di atas. Misalnya, sebuah buku ‘saintifik’ atau sebuah karya
‘saintifik’ adalah buku yang mengkaji sain dalam pengertian yang ke lima; sebuah sikap
‘saintifik’ adalah sikap yang tepat terhadap sain dalam pengertian yang ke tiga; juga
Orang tidak harus pernah kehilangan pandangan tentang fakta bahwa dalam semua
kognitif manusia. ‘sain’ dan ‘saintifik’ adalah konsep yang selalu menuju, minimal
1. Ralp Ross dan Ernest van Den Haag, dalam bukunya The Fabric of Society,
menyatakan bahwa ilmu memiliki kriteria empiris, rasional, umum, kumulatif dan
2. Ashley Montagu dalam bukunya The Cultured Man, memberikan pengertian ilmu
pengetahuan sebagai pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari
pengalaman, studi dan percobaan yang telah dilakukan dipakai untuk menentukan
8
4. Pengertian ilmu pengertahuan menurut Helmy A. Kotto. Ilmu pengetahuan adalah
suatu proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan yang terus menerus sampai dapat
5. Dadang Ahmad S., merumuskan bahwa pengertian ilmu pengetahuan adalah suatu
sesuatu yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan semesta yang
sains baru dengan tujuan untuk memahami semesta untuk memanfaatkannya dan
metabolisme ragawi sebagai hidayah Sang Pencipta yang berasal dari proses interaksi
fenomena fitrawi melalui dimensi hati, akal, nafsu yang rasional, empirik dan hakiki
jawab kekhalifaan.
Kesimpulannya:
1. Ilmu pada dasarnya pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik yang
melalui proses berfikir. Itu artinya bahwa setiap ilmu merupakan pengetahuan tentang
2. Ilmu pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah
9
yang baru dikenalnya, ia akan mendapat pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma
masakan tersebut.
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari
sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
1. Asumsi
Asumsi adalah sesuatu yang dianggap sudah benar, tetapi perlu didampingi dengan
fakta empiris.
2. Hipotesa
Hipotesa merupakan suatu perkiraan awal yang belum diuji. Biasanya hipotesa
3. Prinsip
4. Teori
Teori adalah suatu penjelasan yang menjelaskan tentang sesuatu. Akan tetapi teori
5. Hukum
Hukum adalah teori yang sudah tidak dapat disanggah atau disangkal lagi. Akan
tetapi, apabila terdapat suatu teori yang lebih umum daripada hukum tersebut, maka
hukum tersebut tidak benar lagi dan digantikan oleh teori yang baru tersebut.
10
6. Aksioma/postulat
Postulat atau aksioma merupakan suatu pernyataan yang sudah tidak perlu dibuktikan
a. Deduktif, yaitu ilmu harus dapat menjelaskan sesuatu berdasarkan premis umum-
b. Probabilistik
Ilmu pengetahuan dapat menjelaskan berdasarkan pola pikir induktif dari sejumlah
kasus yang jelas, sehingga hanya dapat memberi kepastian (tidak mutlak) yang
c. Fungsional
Ilmu pengetahuan dapat menjelaskan letak suatu komponen dalam suatu sistem secara
menyeluruh
d. Genetik
2. Meramalkan (prediction)
Ilmu pengetahuan harus dapat menjelaskan faktor sebab akibat suatu peristiwa atau
3. Mengendalikan (controlling)
Fungsi ilmu pengetahuan dalam mengendalikan harus dapat mengendalikan gejala alam
berdasarkan suatu teori. Misalnya bagaimana mengendalikan kurs rupiah dan harga.
11
C. Syarat-syarat suatu Ilmu Pengetahuan
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang
sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji
objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan
karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah
harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari
kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode
ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu
secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat
umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya
universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari
mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
12
D. Pengertian Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani, "systema" yang berarti sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Idris dan Lisma (1987) menyatakan bahwa sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas
mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak secara acak yang saling membantu
untuk mencapi suatu hasil (product). Sebagai contoh, tubuh manusia merupakan suatu
sistem yang terdiri atas komponen-komponen, antara lain jaringan daging, otak, urat-urat
fungsi sendiri (fungsi yang berbeda-beda) dan satu sama lain saling berkaitan sehingga
merupakan suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua komponen itu berinteraksi
sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Amirin (1992)
menyatakan bahwa sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang komplek atau utuh.
Kemudian, Bakhtiar (2004) mengemukakan bahwa sistem adalah sejumlah satuan yang
berhubungan satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu
kesatuan yang biasanya berusaha mencapai tujuan tertentu. Pada bagian yang sama Bachtiar
menambahkan bahwa sistem adalah seperangkat ide atau gagasan, asas, metode, dan
2. Mempunyai batas, sehingga dapat dibedakan batas sistem yang satu dengan batas sistem
yang lain
3. Bersifat terbuka, artinya suatu sistem dapat dihubungkan dengan sistem yang lain,
13
4. Terdiri dari beberapa bagian yang disebut subsistem atau komponen.
5. Bagian-bagian dari suatu sistem merupakan satu kebulatan yang utuh dan padu.
6. Terdapat saling berhubungan dan saling ketergantungan baik di dalam sistem (intern
7. Melakukan proses kegiatan transformasi, yaitu merubah masukan (input) menjadi suatu
hasil (output).
umpan balik, maka dari itu sistem mepunyai kemampuan mengatur diri sendiri dan
Kesimpulannya:
himpunan atau panduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau
3. Sistem merupakan suatu himpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dna
4. Sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja sama untuk
mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan. Setiap
sistem pasti mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari semua komponen atau bagian-
14
Gambar 1. Komponen dan Alur Sebuah Sistem
Jelas bahwa pengetahuan apapun yang diberi nama ‘sain’ harus menunjukkan koherensi
tertentu. Ia harus membentuk suatu keseluruhan koherensi dari benda-benda yang saling
terkait dan bagian-bagiannya yang saling terkait yang ditata secara tepat. Perhitungan satu-
persatu fakta-fakta atau data-data yang tidak terkait, tidak peduli berapa banyak besar nilai
dari masing-masing fakta atau data itu untuk diketahui, tidak menimbulkan suatu sain.
Kemudian kita akan menentukan secara lebih pasti di dalam apa karakter sistematika ini
Walaupun memang jelas, tetapi poin ini perlu ditekankan. Sekarang ini orang seringkali
dianggap ‘saintifik’ dan ‘intelektual’ jika mereka mempunyai banyak informasi tentang
hampir semua pokok masalah di dunia ini, walaupun mereka tidak memiliki ide yang paling
Dalam buku The Idea of A University yang dikarang oleh Newman menyatakan,
seorang intelektual, sebagaimana yang sekarang dipahami oleh dunia, adalah orang yang
sarat dengan ‘pandangan’ tentang semua pokok bahasan filsafat, tentang semua masalah masa
kini. Hampir dianggap tidak beruntung jika tidak memiliki suatu pandangan disaat mencatat
15
suatu pertanyaan dari Personil Advent hingga Kolera atau Mesmerisme. Hal ini sebagian
menuntut’.
Menurut Newman, sain yang benar harus mengkritik pengetahuan jurnalistik populer
yang berasal dari berbagai surat kabar, majalah mingguan, resensi dan lain-lain. Andaikata
sekarang ini saja ia masih hidup tentu akan menamakan radio, film dan televisi.
Walaupun memiliki berbagai macam kapasitas, tetapi otak manusia tidak mampu
mencapai semua yang hal yang diketahui dalam berbagai kemungkinan aspek. Di masa-masa
awal matematika dan astronomi dianggap sebagai sain yang terpisah karena sifat dasar
karakteristik yang melekat pada metode dan objeknya. Selama masa itu total pengetahuan
baru maka semakin diharuskan untuk membagi bidang yang menonjol yang terbuka bagi
sain tertentu.
individual atau menjelaskan yang individual sebagai suatu bentuk konkrit dalam esensi
umum atau khusus yang sifat dasarnya dinyatakan dalam proposisi-proposisi universal. Jadi
kita melihat bahwa kognisi indrawi menjadi bagian dari esensi sain yang hasilnya dinyatakan
dalam statement universal. Prinsip-prinsip yang melandasi bangunan sain yang mungkin bisa
Suatu pernyataan adalah benar jika secara objektif ia sesuai dengan realitas yaitu jika ia
16
Suatu pernyataan disebut pasti atau mungkin karena alasan subjektif yaitu karena pikiran
tunduk kepada pernyataan itu secara mantap tanpa rasa takut dan salah. Mengenai pernyataan
saintifik yang ideal adalah pernyataan yang mungkin benar. Jika dalam suatu kasus tertentu
yang ideal itu berada diluar jangkauan maka pernyataan itu paling tidak hal yang harus
mungkin benar.
Tidak setiap pernyataan yang universal membentuk suatu sain. Konsep tentang kausa
harus dipahami dalam pengertian yang mungkin paling luas, sehingga konsep tidak boleh
dibatasi pada kausa efisien tetapi diperluas hingga mencakup kausa formal, material dan
final. Kausa material dan kausa final membentuk esensi benda-benda material didalam
kesatuan yang tidak terpisahkan. Sementara itu kausa finalis menyatakan diri dalam finalitas
realitas dalam. Dengan kata lain, pernyataan yang dihasilkan oleh penelitian saintifik otentik
harus merujuk pada kausa efesien dari fenomena-fenomena itu. Esensi benda yang dikaji dari
sifat dan aktivitasnya dan finalitas bathin dari esensi benda-benda itu. Berhubung pernyataan-
pernyataan sain menunjuk kepada esensi benda khusus atau umum maka keniscayaan tertentu
akan diimplikasikan dalam hubungan subjek dan predikat yang diekspresikan. Unsur yang
tidak permanen dalam data pengalaman disingkirkan dari kandungan kognitif melalui
abstraksi intelektual.
Tatanan logis merupakan pernyataan esensial bagi sain. Pernyataan dan kesimpulan
mengenai esensi dan kausa dari objek dalam bidang pengetahuan tertentu harus ditata dan
diklasifikasikan sesuai dengan prinsip tertentu dan mengikuti metode tertentu. Suatu unsur
esensial dalam sain itu sendiri haruslah penataan metodologis dan klasifikasi pernyataannya
dari titik pijak awal hingga kesimpulan sesuai dengan tatanan logika misalnya dari yang
17
diketahui hingga yang tidak diketahui. Berbagai macam metode sain bisa dibedakan. Karena
penilaian tentang justifikasi pernyataan-pernyataan itu. Kita harus mensyaratkan kepada sain
konklusinya.
Sain merupakan suatu sistem yang ditata secara logis atau minimal secara kemungkinan
benar dan pernyataan universal mengenai esensi, fondasi, kausa dan finalitas dari objek
dalam suatu bidang pengetahuan tertentu berkenaan dengan penyelidikan, argumen dan
Unsur atau aspek konstitutif terhadap karakter dan hakikat suatu sain adalah sebagai
berikut.
1. Abstraksi.
3. Setiap sain memiliki kawasan studi tertentu yang dikaji dari sudut pandang tertentu.
4. Setiap sain didasarkan pada fondasi tertentu yang memiliki titik pijak tertentu dan pra
anggapan tertentu.
5. Struktur dan karakter logika yang tepat bagi sain-sain menuntun bahwa metode-
6. Keselurahan prosedur suatu sain bertujuan untuk menyelidiki objek dalam bidangnya
menurut esensi, fondasi dan kausanya. Dalam penyelidikan ini, seringkali harus
berangkat dari suatu hipotesis dari fondasi dan kausa yang mungkin.
18
7. Dalam satu atau cara lain, setiap sain harus membuktikan kesimpulan-kesimpulannya.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui
dalam bidang ilmu tertentu. Pengetahuan apapun yang diberi nama ‘sain’ harus
benda-benda yang saling terkait dan bagian-bagiannya yang saling terkait yang ditata
secara tepat. Perhitungan satu-persatu fakta-fakta atau data-data yang tidak terkait, tidak
peduli berapa banyak besar nilai dari masing-masing fakta atau data itu untuk diketahui,
B. Saran
Untuk melengkapi perbaikan makalah, berikut ini kami paparkan beberapa saran
1. Masih banyak pengertian dari para ahli yang belum kami tuliskan, akan sangat
membantu jika para pembaca dapat menambahkan pengertian ilmu pengetahun dari
2. Contoh nyata dari ilmu pengetahuan adalah bagian dari sistem belum terlalu jelas
kami tuliskan, akan sangat membantu jika para pembaca dapat menambahkan
beberapa contoh nyata dari ilmu pengetahuan merupakan bagian dari sistem, yang
3. Kami mohon agar para pembaca dapat menambahkan jika masih ada materi yang
kurang dari sumber bacaan yang berbeda.
20
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, Tatang M. 1992. Pokok-pokok Teori Sistem. Jakarta: CV Rajawali.
Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat llmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Idris, Zahara dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widia
Sarana.
Jujun S. Suriasumantri. 2005. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
van Laer, Henry. 1995. Filsafat Sain Bagian Pertama. Ilmu Pengetahuan secara Umum.
Yogyakarta: Lembaga Penterjemah & Penulis Muslim Indonesia.
21