Anda di halaman 1dari 4

VACCINATION

26 APRIL 2018

JADWAL VAKSINASI IDAI 2017


Gambaran Umum

1. Tujuan Imunisasi adalah membentuk kekebalan demi mencegah penyakit pada


diri sendiri dan orang lain sehingga kejadian penyakit menular menurun dan
bahkan dapat menghilang dari muka bumi. Kekebalan dapat disalurkan oleh ibu
ke bayi yang dikandung tetapi tidak berlangsung lama, maka kekebalan harus
dibentuk melalui pemberian imunisasi pada bayi.
2. Upaya pencegahan melalui vaksinasi telah dilakukan sejak lima abad yang lalu.
3. Untuk membuat vaksin yang aman dan berkhasiat jangka panjang, diperlukan
suatu rangkaian penelitian yang cukup lama dan berhati-hati. Maka perlu
disyukuri bahwa para ahli selalu berusaha mencari vaksin yang terbaik untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
4. Untuk menjaga mutu, vaksin disimpan dan didistribusikan dalam suhu 2o - 8o C
sebelum digunakan (cold-chain atau rantai dingin). Selanjutnya cara pemberian
vaksin yang benar diperlukan untuk mendapatkan kadar kekebalan yang tinggi
dalam jangka panjang. Serta mengurangi efek samping.
5. Berbagai penyakit infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian dan
kecacatan dapat di cegah dengan pemberian imunisasi.
6. Saat pemberian imunisasi yang paling tepat adalah sebelum anak terpapar
penyakit berbahaya.
7. Untuk mendapat daya kekebalan yang prima, taatilah jadwal imunisasi.

Jenis vaksinasi :

- Mikroorganisme yang dilemahkan (inactivated):


o Bakteri : BCG
o Virus : Hep B dan Campak
- Mikroorganisme yang dimatikan (Live attenuated):
o Bakteri : Pertusis
o Virus : IVP

Kondisi yang Bukan Halangan untuk Melakukan Imunisasi:


* Gangguan saluran napas atas atau gangguan salurancerna ringan
* Riwayat efek samping imunisasi dalam keluarga.
* Riwayat kejang dalam keluarga.
* Riwayat kejang demam
* Riwayat penyakit infeksi terdahulu

2
* Kontak dengan penderita suatu penyakit infeksi
* Kelainan saraf menetap seperti palsi serebralsindrom Down
* Eksim dan kelainan lokal di kulit
* Penyakit kronis (jantung, paru, penyakit metabolik)
* Terapi antibiotika; terapi steroid topikal (terapi lokal, kulit, mata)
* Riwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa hari setelah lahir
* Berat lahir rendah
* Ibu si anak sedang hamil
* Usia anak melebihi usia rekomendasi imunisasi

Kondisi Dimana Imunisasi Tidak Dapat Diberikan atau Imunisasi Boleh Ditunda:

* Sakit berat dan akut; Demam tinggi;


* Reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktik;
* Bila anak menderita gangguan sistem imun berat (sedang menjalani terapi steroid
jangka lama, HIV) tidak boleh diberi vaksin hidup (Polio Oral, MMR, BCG, Cacar Air).

KIPI what to do?


KIPI adalah kejadian ikutan pasca imuniasi. Setiap imunasi mempunyai reaksi KIPI yang berbeda.
Hampir seluruh vaksin yang dilemahkan mempunyai KIPI berupa demam ringan hingga tinggi
dan rasa tidak nyaman pada area suntikan. Hal yang patut diketahui orang tua adalah apa yang
harus dilakukan jika terjadi KIPI pada anak

- Pantau suhu per 4 jam. Jika suhu > 38.5 tidak udah ragu untuk menggunakan obat
penurun demam. ( ini tetap Rational Used of Medicine )
- Jika suhu <38.5 kompres hangat saja setiap lipatan, berikan minum sesering mungkin.
jika masih menyusui berikan ASI sesering mungkin. Dan gunakan pakaian tipis dan suhu
udara yang sejuk
- Jika suhu >39 waspada terjadinya kejang demam terutama pada anak <3tahun segera
bawa anak ke provider kesehatan terdekat. Tetap tenang dan jangan panik
- Jika area suntikan bengkak, dapat di kompres dingin.

Debunk the Myth of Vaccination

- Haram karena menggunakan enzim babi


Benar menggunakan enzim babi untuk katalisator dalam prosesnya. Tapi enzim sudah
bersih saat produk akhir.
- Menyebabkan autism
Penelitian yang mengatakan menyebabkan autism tidak valid, status peneliti pembuat
journal tersebut dicabut sebagai dokter dengan tidak hormat.

3
- Dianggap tidak perlu jika sehat dan selalu makan-makanan yang bergizi
Menjaga daya tahan tubuh agar tidak sakit, sangat berbeda dengan vaksinasi. Perlu
dipahami mekanisme tubuh melawan penyakit infeksi adalah sebagai berikut:
1. Jika kita terkena infeksi, maka tubuh akan membuat antibody umum dan
antibody spesifik terhadap antigen mikroorganisme yang menyerang tersebut.
Contoh : jika terinfeksi bakteri A, maka antibody umum akan mengamankan
bakteri tersebut agar tidak menyebar (lokalisasi) tapi antibody tersebut tidak
dapat membunuh bakteri tersebut, hanya melokalisir saja. Setelah dilokalisir,
tubuh kita akan membuat antibody spesifik terhadap bakteri tersebut, agar
bisa dibunuh. Waktu yang dibutuhkan berbeda-beda tergantung tingkat
virulensi atau keganasan Mikroorganisme yang menyerang.
2. Jika tubuh kita sehat dan daya tahan tubuh sangat baik maka ini akan
mempercepat proses pembuatannya saja. Bukan berarti tubuh sudah
mempunyai seluruh antibody spesifik untuk melawan antigen mikroorganisme
apapun yang menyerang
3. Vaksinasi adalah memberikan antigen suatu mikroorganisme tertentu yang
telah dilemahkan atau telah mati, sehingga tubuh dapat membuat antibody
spesifik terhadap mikroorganisme tersebut. Tetapi, ada beberapa antibody
spesifik yang bertahan selamanya. Sehingga dibutuhkan booster atau
penyuntikan ulang. Sehingga kadar antibody spesifik tersebut tetap cukup.

Anda mungkin juga menyukai